gwanghwamun guy

americano in autumn
Please Subscribe to read the full chapter

Chwang

 

 

Aku menatapnya jengah, dia masih menatapku tidak percaya meminum beberapa kaleng bir yang kusembunyikan dibalik mantel. Beberapa kali aku bersendawa namun  Kami masih memilih diam, dalam suasana canggung yang aneh.


“Kau pingsan selama hampir 12 jam, kibum yang memberitahuku.”


“Kyuhyun?”

Akhirnya pria gila dan merepotkan ini mengingat kekasihnya


“Dia baik-baik saja dia diapartemenku bersama henry dan jonghyun. Dia masih belum tahu keadaanmu sejak ciuman itu.”


Dia membuang nafasnya kasar tangannya meremas erat selimut dengan tengang, memilih mantap platfom rumah sakit membosankan.


“Dia melihatnya?”
Lirik sedikit serak,


“Aku menghalanginya, membawa dia pergi hingga penyakitmu sembuh. Dia kacau karena sikapmu jadi aku membuatnya sibuk dengan editing.”


Aku tahu sepertinya siwon tidak terlalu kaget dengan editing, atau mungkin dia tak terlalu ingin membahasnya. Dia tersenyum tipis, bola matanya menatap sedikit gelisah tak ingin pandangan kami bertemu.


“Kau tidak perlu berterima kasih, lagi pula mungkin dikepalamu kenapa kibum menghubungikukan?”


Akhirnya dia manatapku, dasar tidak sopan sudah berapa lama sih dia di US? Tingkahnya seperti mafia.


“Aku sama sekali tidak ingat apa yang terjadi setelah di gwanghwamun, namun aku ingat beberapa hal yang masih acak.” Rambutnya ternggelam diantara jemarinya, menyisir perlahan.


“Apa kau ingat jika kibum kekasihmu?”
Gerakannya terhenti,

 

“Ne?”

 

“Wah, amnesiamu benar-benar parah ya. Dia itu anak dari seorang psikater. Well,  Aku tidak terlalu mengerti detail hubungan kalian, namun setelah kalian putus kau tak datang kesana lagi. ”


“Apa kau pernah menjadi kekasihnya juga?”
Tanyanya polos


“Yak!!! Aku hanya sesekali menemani ayahku pergi kesana, jadi jangan berpikiran buruk jika kami saling kenal, namun sebaiknya jauhi dia.” Ujarku sedikit jengkel, terkadang si choi ini seenaknya sendiri membuat spekulasi.


“kenapa semua orang menganggap seperti dia sebuah penyakit”


Aku menatapnya malas, haruskah aku menjelaskan jika dia lebih tepatnya adalah salah satu sumber penyakit mentalnya,


“Anggap saja begini pertama karena aku tak menyukainya, kedua dia menjadi sedikit gila setelah ayahnya bunuh diri. Aku sudah menelepon sekertarismu mungkin sebentar lagi dia datang, aku juga berbohong jika kau ada meeting mendadak diluar kota kepada kyuhyun dan keluargamu.”


Aku terhenti diambang pintu tanpa menatapnya.


“Dan kontrol emosimu baik-baik.”
 


----><----


River flows _ Yiruma

 


Nada indah mengalun teratur, semakin tinggi nada, dia merusak susunan melody bercampur dengan emosi, semakin cepat dengan pengiring yang mengikutinya.  Nada yang seharusnya indah dan menyenangkan kini terkesan tergesa-gasa penuh kesedihan.


Pangan iris karamel itu bertemu dengan pria jangkun bersandar pada tepi pintu, tak ada senyuman manis seperti biasa, mereka tampak dingin membuat henry seperti manusia yang tidak diharapkan ditempat itu. 


“Aku lapar,”
Lirih changmin menunjukkan paper bag penuh bahan makanan. Si pucat beralih memandang henry.


“Ah, ne. Aku akan masak special hari ini.”


Buru-buru henry mengambil barang bawaan changmin dengan kikuk, 


“Kenapa lama sekali?”


“Aku tersesat,” jawabnya dengan senyum lebar,


Kyuhyun mendesah kesal, apa dia lupa cara menggunakan google maps? Haruskah dia meminta hyungnya agar menyediakan tutorial cara penggunaan ponsel pintar.

“Sudah kubilang ajak jonghyun juga.”


“Mana tega kau membangunkan dia yang masih pulas setelah dia ada konser hingga larut malam?”


Layaknya sebuah guest house, apartemen changmin beralih menjadi persinggahan teman band jonghyun dan tim editing kyuhyun, entah apa dapat dikatakan tim editing jika anggotanya adalah changmin dan henry.


“Apa kau tidak kuliah hari ini?”


“Jadwalku sedang kosong, jika kau ingin membicarakan tentang proses editing kita atau sesuatu hal-”


Changmin menggantung kalimatnya, dia memang tidak tahu entah kyuhyun sudah melihatnya ataupun belum, yang jelas kyuhyun bukan orang pintar menyembunyikan perasaannya.


“Aku baik-baik saja chwang,”


Selalu, dibalik kata baik-baik saja akan selalu terselip sesuatu.


“Bagaimana jika ke kedai ice icream?”


Dia tersenyum tipis.

 


----><----

Won

 

 

Ireene berkata jika yesung hyung mengambil cuti mendadak  menghadiri pemakaman saudara jauhnya beberapa hari. Tak masalah bagiku, lagi pula ireene yang terbilang masih baru pada nyatanya cukup handal dapat menghandle semau kebutuhan aktivitasku.


Sejak malam ireene menajdi waliku di rumah sakit, rasanya semakin banyak hal yang tak beres pada diriku. Kadang kala tubuhku bergetar hebat tiba-tiba, atau kepalaku mendadak pusing hebat.


“Sajangnim, Ny. Choi ingin bicara dengan anda.”


“Bukankah kau bilang sudah memberitahunya jika akau lembur kerja?”


“Ummm..., Sajangnim?”


Teleponnya masih berdering hebat menganggu kesunyian ruang kerja.


“Huufftt..... Sambungkan.”


Umma berteriak cukup kencang memarahiku karena lagi-lagi tak hadir dalam acara makan keluarga. Lagi pula hari itu aku seperti orang bodoh pingsan hampir 12 jam. Kali ini umma memaki hyung yang seenaknya melamar jaejoong hyung.


Bagi umma jaejoong hyung lebih berharga dari anak sulungnya, entah aku pada urutan keberapa dalam hidupnya.


Sudah dua hari aku mematikan ponselku, aku juga tidak masuk kuliah beberapa hari. kibum terus menerus menghubungiku, beruntung seperti biasa keluargaku tak terlalu peduli dengan keadaanku.


“Sajangnim, ada yang-”


“Apa lukamu sudah sembuh?”


Aku melihat sudut bibirnya membiru, moodnya sedang tidak baik aku hanya menatapnya apa yang dia ingin lakukan.


“Kyunie yang memukulku, maksudku aku yang terjatuh dengan jebakannya. Kau tak akan percaya jika tangan lentiknya melakukan hal kekerasan secara langsung. Tapi demi dirimu dia menggunakan otaknya memanipulasi orang untuk memukulku.”


Berulang kali dia menggaruk tengkuknya canggung, aku tidak begitu paham apa yang dia maksud, namun aku yakin jika ini berhubungan dengan itu.


“Aku sudah ingat,”


Donghae terdiam, aku mengambil cup coffee yang dia bawa.


“Aku memiliki malam yang panjang.”


Sejak terakhir kali bertemu kibum aku mulai mengingat apa yang terjadi beberapa tahun silam, dengan sisa-sisa ingatanku yang masih kacau, aku mengingat hal yang mengerikkan.


Dengan hanya mengingatnya saja nafasku tersenggal, dengan apa yang ada dalam diriku apa masih bisa? Bagaimana jika kyuhyun tahu? Dengan diriku yang menjijikan.


“Tak seharusnya kau bekerja, ”


Aku tersenyum dengan perhatian tulus sahabatku, sedikit banayak aku jadi menegrti kenapa dia begitu frustasi ketika aku menyukai dongasengnya.


“Keluargaku akan curiga jika aku banyak cuti.”


Seperti biasa, aku tak mau keluargaku terutama dia, pria tua itu tahu terlalu banyak tentangku. Lagi pula apa mereka peduli?


“Mereka sudah tahu kecuali Appamu.”


Ujar dongahe kalem, tanpa ekspresi membuatku sulit melihat emosinya.


“Donghae-ah bisa tolong aku?”

 


----><----
(At Gwanghwamun_Kyuhyun)
Chwang.
At kona beans

 

 

Mataku menatapnya heran yang tersenyum kekanakan, dengan imutnya dia tertawa ria dan berkata ‘Surprise!!!’ Meja kecil kafe ini penuh dengan kekasih ehem maksudku makanan. Dia benar-benar tahu seleraku.


“Ike myoya?”
Tanyaku heran namun bersiap menyantap.


“Kau dapat salam dari umma, ini anggap saja-”
Tunggu, jangan bilang jika dia,


“Hey aku bukan penyedia jasa sewa apartement, Bahkan jika kau ingin pindah kesana aku tak masalah.”


Namja evil yang mendadak jadi serba tidak enak hati, benar-benar bukan kyuhyun. Aku menatapnya jatam meminta penjelasan, yah aku tahu aku tak pernah terlihat menyeramkan dimatanya.


Dia menghela nafas dengan putus asa, merogoh ranselnya mengeluarkan sebuah map yang hanya menampilkan sebuah logo dari lembaga yang sangat kami kenal. Ya ampun, cho kyuhun lupa cara menggunakan sisi rasionalitasnya.


“Kau benar-benar tidak beres.”


Ujarku sarkartis,


“Dari pada kau mengungkit berkas ini lebih baik katakan padaku kenapa kau ada di gwanghwamun saat itu? Bagaimana jika tidak ada dirimu saat itu? Bagaimana jika aku sendirian?”


Heol, si pucat ini pintar sekali mengalihkan perhatian. Jika saja dia tahu,


Aku bahagia pada waktu itu , sekali lagi dapat melihatmu di jalan di Gwanghwamun, aku selalu berharap kau berdiri di sana suatu saat. Aku menarik nafasku dalam, mencoba tetap tenang,


Jujur saja aku sedikit emosional,


“Katakan apa yang kau pikirkan,” ujarku dingin, bagaimanapun aku tak akan pernah dapat mengatakan alasan sebenarnya.


Dia terdiam, menompang dagunya matanya menatap ice cream didepannya namun menerawang jauh.


“Aku melihat matanya, dia tak berbohong padaku namun dia meninggalkan aku. Aku tak mengerti.”

Diwaktu yang sama moment bahagiaku adalah suatu luka baginya, aku jadi napak jahat jika aku egois. Bagaimanapun menghalangi dua orang saling mencintai tak baik bukan?


“Lalu apa yang membuatmu ragu?”


“Aku merasa seperti daun maple yang terbang pada musim gugur tak tentu arah.” 

Aku mengerti bagaimana dia dapat menyelesaikan triloginya, dia telah memahami rasa dari tokohnya.


At gwanghwamun trilogi merupakan curahan perasaanku yang tak tersampaikan, yang bodohnya pria pucat ini malah menganggap aku sedang membuat cerita novel.


“Apa kau sedang curhat dan akan menjadikan kisahnya menajdi salah satu novelmu?”


Rasanya aku ingin menertawakan diriku sendiri, harusnya kyuhyun yang berkata seperti itu.


“kau menyebalkan.” Ujarnya kesal mengerucutkan bibirnya.


“Hey, Jika kau merasa terikat padanya kenapa tak menemuinya, dia mungkin tipe pria yang tak dapat mengatakan semua yang dia pikirkan. Atau mungkin juga dia ingin melindungimu dari sesuatu.”


Dia menepis jarak diantara kami, merengkuh tubuhku dengan erat, dan hangat. Aku hampir lupa bagaimana rasanya dipeluk olehnya, wangi sampoo yang dia gunakan, aroma tubuhnya yang selalu sama dan memabukkan.


Aku mengingatnya dengan mudah semua ini, semua akan kurekam dengan baik,


Kyuhyun memeluku meluapkan rasa rindunya pada kekasihnya, dia memelukku yang tak pernah dia rindukan.


Pada akhirnya kisahku tak lebih dari pria gwanghwamun, menunggu seperti orang bodoh di tempat itu, basah kehujanan menunggumu yang tak pernah datang.

 

 


----><----
Parking area
Kyu

 

 

Mungkin ucapan changmin kini ada benarnya, entah mengapa ucapan hae hyung menjadi terngiang d

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
queenie2975 #1
Chapter 4: Please translate to english
rikha-chan #2
Chapter 1: Mereka naksir orang yang sama.
Awas jangan sampe berantem ya.
eommahee daebak...
rikha-chan #3
Kyumbul kesayangan semua orang kayaknya..
Numpang baca. ^_^v
kyukyu2434 #4
Chapter 18: yahhh kok hiatus:(((
Dubu_Choi1213 #5
Chapter 16: Makin bingung sama jalan ceritanya :'(
tiba2 kok siwon bisa hilang ingatan, padahal di chap awal siwon inget sama kibum, duh puyeng :(
Cheondhe #6
Chapter 17: Sebenarnya saat diawal awal cerita ini membuatku terkesan karena ff ini memiliki jalan cerita yang Bagus. Tapi entah karena otakku yang lambat dan sulit memahami jadi aku merasa semakin ke sini ceritanya hanya seperti prolog, sangat banyak part yang membuatku sulit mengerti jalan ceritanya. Saya harap kamu tidak tersinggung dg apa yang saya katakan, jika kamu merasa tidak nyaman saya bisa menghapusnya.
rhina_ELF #7
Chapter 17: Pnsran euy next chap gmn yah...soalnya itu siwon ama kibum knpa yah next chap slalu dtgu authir nim
d-april #8
Chapter 17: well, apa yang terjadi setelah Kibum menculik Kyu?
aku masih sedikit bingung dengan cerita antara Siwon & Kibum ^^
sujado
#9
thank you
kyuona #10
Chapter 17: 2 chapter lagi end?? Seperrjnya setelah itu saya akan baca ulang lagi... Karna klo bacanya pas ingoing itu sering lupanya jadi gak greget klo gak baca ulang.. Next chapter situnggu yaa