cozy pains

americano in autumn
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

여 Ye

 

Jarang sekali CEO muda itu meminta saranku, dia memang masih terbilang baru untuk menjabat menjadi seorang CEO namun aku sudah lama mengenal wataknya. Youngwoon selalu memintaku  melakukan ini itu untuk siwon, membuat dia menjadi pribadi yang dingin tak peduli.

 

3 hari ini dia membawa sebuah benda yang cukup membuatku terkejut, sebuah novel. Hari ini usai dia memecat sekertaris untuk yang entahlah, bukan hal yang aneh jika choi siwon memecat orang yang tak disukainya, meski dengan alasan yang tak masuk akal sekalipun.

 

karena pekerjaan hyuna membereskan berkas menjadi kosong, terpaksa aku yang mengambil alih. Tangan jahilku menyentuh obyek benda yang dia bawa akhir-akhir ini, terdapat beberapa lembar foto disebuah gereja, juga catatan kecil terselip diantara lembaran dan yang menarik adalah pembatas daun maple. Setertarik itukah dia dengan musim gugur ? Yah asal membuat temperamennya membaik itu tak masalah. Asal dia tak menyruhku menggantikannya sesuka hatinya tentu aku senang.

 

Ponselku bergetar dalam saku jas, pasti dia. Karena nada deringnya memang kusendirikan. Apa aku terlihat terlalu jomblo ngenes? Lupakan.

 

“Hari ini kau yang gantikan aku rapat pleno, Aku ada urusan.” nada dingin dan aku yakin dia sedang menahan diri tak meremukkan sesuatu.

 

“Nde.” Baru saja aku mengeluhaknnya dia melakukan lagi, apa dia memasang cctv.

 

“Apa kau mempunyai tempat disekitar seoul untuk mendinginkan kepala?” aku seketika berhenti mencari cctv dalam ruangannya, tunggu pertanaan apa tadi apa dia membuat lelucon. Aku menemukan sebuah brosur kecil terselip diantara halam novel tersebut, mungkin acara gladi resik bazar amal tidak buruk.

 

“hmmm..., Anda dapat pergi ke gereja pinggiran seoul, disana cukup sepi dan pem- tuuut tuut tuuut.” Percayalah ini bukan pertamakalinya aku seperti ini, maka dari itu aku menjawabnya asal. 

 

 

Semoga saja dia tidak tersesat.

 

(--“)

 

 

규 Kyu

 

“Biga,”

 

 

 lirih bibir pinkys mengalun, doe eyes menatap taman aula gereja dengan ribuan tetes hujan, tangannya terulur meraih butiran air yang turun dari langit, jari-jari lentik terpanjat dengan rasa dingin menjalar membuatnya menari indah. Bau tanah dan aroma pohon maple,

 

 hujan musim gugur. 

 

“Kau bisa kedinginan jika berada diluar.” 

 

Suara seseorang yang akhir-akhir ini  membuat dia terserang wabah ear worm menggelitik telinganya.

 

“Rasanya dingin hyung, namun aku menyukainya.” 

 

Kedua doe eyes kini terpejam ,sensasi benda cair ini membuatnya nyaman. dingin dan menyegarkan.

 

“Benarkah?” 

 

Pria itu menatap lekat setiap lekuk garis wajah pria pucat, mengagumkan, warna bibirnya kontras dengan warna kulitnya merekah indah tersenyum.

 

“Ne, cobalah.” pria pucat itu senang, dapat berbagi perasaan sederhana namun berkesan. sudut bibirnya makin tertarik , menunggu suara husky membuat susunan vokal melodi. Gemericik lincah air hujan meredam hingar-bingar aktivitas manusia, menggema diantara kami. Iris coklat karamel itu dengan nakalnya menangkap sosok yang kini terpejam dengan damai, mengadahkan tanganya menangkap butiran-butiran bening.

 

Surai hitamnya mergoyang indah menyambut angin besama partikel kecil embun menyentuh rahang tegas dengan dimples yang sangat ingin aku sentuh. hell, how can i being that’s water?.

 

(--“)

 

한 Han

 

Perjalanan dinas mendadak, ini diluar rencanaku. Baru beberaja jam yang lalu aku singgah dirumah kini aku harus terbang ke tiongkok mengurus salah satu cabang korean crammed School di negara tirai bambu tersebut. 

 

Bukan atas keinginanku yang mendirikan salah satu yayasan pendidikan yang cukup bergengsi, Ini semua karena heenim sebagai salah satu bentuk kesungguhanku benar-benar serius melamar heenim yang pada dasarnya mereka, Tuan dan Nyonya Kim mempermasalahkan kewarganegaraanku dan tentunya kefasihanku berbahasa korea.

 

Margaku menjadi Cho sejak aku menikahi heenim, kugunakan marga dari ayahku yang memang orang korea. namun semua murid dan mahasiswa masih tetap dengan marga Tan. Yang merupakan marga warisan nenek buyut.

 

Entah ide dari mana aku tiba-tiba mendirikan sekolah khursus bahasa korea ini, kulihat donghae yang membuatku menertawakan diriku sendiri, bukan salah donghae jika ayahnya yang seorang dosen sastra cina sedang kemampuan anaknya setara dengan anak sd di tiongkok.

 

Karena akulah yang jarang menyempatkan waktu bagi buah hati dan keluargaku, bahkan kyunie pun belajar dengan kemampuannya sendiri. Putra bungsuku yang jenius ini jugalah yang membuat aku dan heenim semakin dewasa dalam pernikahan, Pada masa awal pernikahan memang tidak mudah untuk mentoleransi segala berbedaan diantara kami.

 

Karena donghae dan kyunie yang hadir dalam hidup kami, aku belajar menjadi semakin dewasa dan menjadi yang terbaik bagi istriku. 

 

Yah, dia terlelap dibahuku dengan anggunya. Sudah lama aku tak pernah bersama dia dalam perjalanan dinas, sekali lagi karena kesibukanku dan kesibukannya sebagai CEO. Sekaligus liburan menhabiskan waktu hanya berdua.

 

(--“)

 

원 Won

 

“Biga,”

 

Gunggamku, nada lembut air hujan yang bertemu dengan kaca-kaca tinggi gereja menyapaku. Perasaan hangat merayapi membuat moodku cerah bagai musim semi.

 

I am feeling so lucky’ a good things will be coming. Aku bahagia, tentu saja sangat. Where are you? derap langkah kaki menuntunku pada satu tujuan, surai eboni dengan mocca coat, merasa seperti melihat cover sebuah novel, dengan dia sebagai aktor utama. 

 

 and i always found you. Tentu saja aku menemukanmu, disana.

 

Butiran-butiran dingin dengan lancang menyentuh jemari pucat menari indah meremang dengan dinginnya hujan musim gugur. Ujung hidung dan sisi pipinya merona indah dengan warna pinkys disekitarnya, apa dia kedinginan?

 

“Kau bisa kedingian jika berada diluar” 

 

Bibir plumpy dengan nakalnya malah mengacuhkanku, membela hujan yang membuatnya meremang. “rasanya dingin hyung, namun aku menyukainya.”

 

Rasa penasaranku muncul, namun tanganku berjingkat dengan dinginnya musim gugur, kualihkan diriku mengamati makhluk yang kini terpejam dengan senyum merekah. Jika bukan tempat ini masih didepan umum, siwon pasti sudah mencicipi benda lembut merekah penuh tersebut.

 

tetes demi tetes lembut mengalir menuju sela-sela jari berakhir diujung , rongga dada memenuhi semilir angin membawa beberapa air menygarkan menyentuh wajahku. desiran halus dari nafas hangatnya sedikit menyentakku, namun aku mengacuhkannya.

 

Aku tahu dia menatap lekat wajahku, telalu percaya diri? tidak, namun aku tahu betul bagaimana dia merona kala aku menatapnya terlalu dekat, bahkan saat dipanggung dia malah memejamkan matanya erat berusaha menyembunyikan semburat merah saat aku mencoba mengintip wajahnya disaat memberi hormat.

 

“Aku akan mengantarmu, aku membawa mobil.” 

 

Aku yakin dia terkejut, disisi lain lama-lama aku tak tahan juga mata bulat itu menatapku lekat seperti ini.  kudengar langkah kakinya reflek mundur, kubuka mataku disambut dengan ekspresi bingung yang menggemaskan membuatku terkekeh.

 

“Aku tadi tak sengaja mendengar ryeowook menawarkan tumpangan kepadamu, kau tahu mungkin ada beberapa orang lainnya yang menumpang dan itu merepotkan ryeowook aku hanya menawarkan solusi,...       jika kau tak keberatan.” 

 

Sejak kapan aku peduli dengan sipendek itu, ini hanya argumentasiku saja.

 

sejenak dia berubah ekspresi, bibir merahnya itu mengerucut alisnya saling bertautan membentuk beberapa lekukan diujung pangkal hidung. Sedang mode berfikirkah? 

 

“ baiklah.”

 

 Satu kata final dari bibirnya membuat kembang api meledak dalam rongga dadaku. Ku gapai jemari lembut itu.

 

“Kajja.”

 

(--“)

 규 Kyu

Tangan hangat itu menunntunku melewati lorong-lorong tepi bangunan gereja, jalan berkelok-kelok yang tentu saja membuatku pusing. well, sebenarnya dimana dia memarkir mobilnya?  Apa dia melewati jalan yang sama saat aku bertemu dengannya ditaman gereja?

 

Kini dia berhenti, aku merapatkan tubuhku kearah tembok, menghindari cipratan air hujan. Aku melihat sebuah mobil diantara rimbunan pohon maple, apa dia baru pertama kali datang hingga tak tahu dimana letak parkir. dia melepas genggaman tangannya, menatapku dengan sangat dekat membuatku makin merapatkan diri dengan tembok.

 

“Tunggu disini sebentar.” 

 

Berlari menembus guyuran hujan. kulihat dia melepas jasnya lalu mengambil sesuatu didalam mobil, lalu berlari  menghampiriku. Bukan, 

 

bukan menhampiriku 

 

namun langsung menerjang berdiri didepanku dengan kedua lengan mengurung diriku. Deru nafasnya yang memburu, rambutnya yang basah membuat kesan berantakan, dada bidangnya yang semakin terlihat dibalik kemeja putih yang basah. Apa yang dipikirkan orang ini? Apa dia mencoba membuatku jantungan setiap dengan bentuk perilakunya. 

 

“Apa yang kau lakukan?” Antara rasa khawatir dengan sikapnya dan khawatir apa yang akan dia lakukan selanjutnya.

 

“Aku mencari ini, maaf aku tak menemukan payung.” 

 

Dia menunjukkan sebuah coat hitam ditangan kanannya, lengannya yang panjang merentangkan merangap tubuhku dengan coat gelapnya, kemudian dia berjongkok didepanku.

 

“Yak, Kenapa kau berjongkok, aku sudah memakai coat milikku kenapa kau memakaikan padaku?” jujur aku bingung dengan apa yang dilakukan, apa dia tak kedinginan.

 

“Aku tak ingin kau kehujanan, lagi pula jalanan becek lebih baik kau naik kepunggungku, Cepatlah apa kau membiarkanku berjongkok kedinginan?”

 

Satu hal lagi yang aku tahu dari siwon, dia sangat bossy. Siapapun yang bekerja dengannya satu kantor akan merasa sedikit terganggu dengan sifatnya yang satu ini. Tubuhnya dingin, aku mengeratkan pelukankanku menghangatkan badannya. dari punggungnya aroma maskulin menyapa indra penciumanku. Aku harus berterima kasih kepada park ahjussi, karena dia berhalangan aku dapat merasakan kesempatan langkah ini.

 

“kyuhyun.” 

 

sapa suara berat siwon diantara deru hujan, aku berdehem menanggapinya.

 

“kau berat.”

 

 Dia terkekeh diakhir kalimatnya, membuatku merasakan getaran perutnya menahan tawa. Jika seseorang mengatakan aku, berat, gemuk atau hal sejenisnya jujur aku merasa sedikit jengkel, kulepas salah satu lenganku mengarahkan pada pinggangnya lalu membuat sebuah cubitan kecil dengan efek yang besar.

 

kami terhuyung hampir terjatuh, aku memekik reflek mengeratkat pelukkanku, sedang siwon hyung malah semakin tetawa lepas, tertawa menyaingi deru rintik hujan.

 

 Punggungnya yang lebar membuatku nyaman dalam piggybacknya, tanpa sadar aku menyandarkan  kepalaku membuatku mendengar alunan denyut jantung berdetak kencang. 

 

Who’s heart are beating so loud? 

 

 

(--“)

 

normal pov

 

Sementara siwon menetralkan detak jantungnya, dia menyibukkan diri menghidupkan penghangat dalam mobilnya. Dan keadan kyuhyun tak jauh berbeda, nafasnya ikut memburu meski dia tek mengeluarkan banyak tenaga.

 

“Aren’t you cold?” 

 

seharusnya kyuhyunlah yang bertanya seperti itu, tidak tahukan dirinya sedang dalam keadaan basah kuyup. Namun kyuhyun sedang merajuk, dia sangat sensitif jika ada orang berkomentar tentang berat badannya.

 

“I’m not as heavy as that.” 

 

Pipi bulatnya menggembung, plumpy lips are conical cute. membuat siwon semakin ingin menggodanya.

 

“Yes, of course you’re not as heavy as blue whales or a submarime, just for someone-  pria ini menggantung kalimatnya.

 

“someone what?” sahut kyuhyun jengkel.

 

“for someone who has a beautiful voice, you are the best thing that i had ever meet.” lihatlah bagaimana choi siwon mempermainkan kyuhyun membuat pria pucat menahan senyumannya.

 

“for someone who playing piano-....  kyuhyun mengingat melody piano yang pria itu mainkan, mencoba menggabarkan betapa dia mengaggumkan. Namun suara manis khas musim gugur dari pria salah satu idolanya membuat dia buyar konsentrasi,

 

sung si kyung!!!.“

 

“wooaahh, apa aku sehebat sung si kyung?”

 

Sepertinya siwon masih dalam mode melamun menunggu kata-kata manis kyuhyun, namun yang kita lihat adalah salah satu bentuk kenarsisannya.

 

“Your phone, Choi siwon-ssi.”

 

Tunjuk jemari lenti kearah sumber suara, dashboard.

 

“Ah, nde.”

 

siwon yang sadar, menggapai dashboard mobil dengan kikuk sedang kyuhyun menahan tawa membungkam mulutnya mengalihkan pandang ke rimbunan pepohonan pinggiran kota seoul.

 

(--“)

 

“Why you didn’t tell me?”

 

“telling about what?” 

 

Jawab siwon bingung, pria atletis membawa dua cup ketempat favorite mereka. Cafe tempat mereka menyadari akan banyak hal, banyak keterikatan yang entah disengaja atau memang takdir. Kali ini kyuhyun menyadari satu hal lagi dari pria bermarga choi didepannya.

 

“kau teman hyungku, Cho Donghae.”

 

“Apa karena panggilan telepon yang aku terima?”

 

Tebak siwon, namun bukan itu alasan kyuhyun berspekulasi.

 

Sebenarnya kyuhyun tidak terlalu peduli dengan panggilan telepon pada saat dia menyetir, karena pada saat yang sama dia mengirim pesan untuk hyungnya jika dia pulang naik taksi. Kyuhyun memang berbohong, namun ini cara agar hyungnya tidak membuat keluarganya panik. Mata bulatnya tak sengaja menangkap benda miliknya dalam dashboard yang beberapa minggu lalu dipinjam oleh hyungnya.

 

“Padahal aku hanya menebak lewat kamera yang berada di dashboard mobilmu.”

 

Siwon kehabisan kata-kata kehabisan alasan untuk menghindar, meraba tengkuknya dan membasahi bibirnya. Kebiasaan saat dia merasa gugup.

 

“Aku ingin memberitahumu sejak lama, hanya saja aku bingung bagaimana meyampaikannya. Aku juga tidak menyangka dirimu tidak mengenaliku.”

 

Kyuhyun percaya siwon menyatakan hal sebenarnya, iris kelamnya menatap langsung irisnya meyakinkan tak ada unsur kebohongan. Disisi lain kyuhyun juga baru menyadari jika siwon adalah masi. Pria  aneh mirip kuda yang sering diceritakan hyungnya. Ternyata sangat tampan.

 

“Hyung tak pernah menyebutkan nama aslimu, lagi pula aku tak pernah menemukan fotomu bersamanya. Dia selalu menyebutmu ma-si”

 

Kyuhyun mengenja kata MA dan SI, dengan jelas dan fasih.

 

“masi?” 

 

Antara kesal, jengkel dan terkejut, siwon menaikan sebelah alis tebalnya dengan ekspresi terkejut  . Ternyata sahabat amisnya memperkenalkan dirinya sebagai salah satu mamalia tercepat, dan suka meringik tidak jelas itu.

 

“Ne, Jika dipikir-pikir. ekspresi hyung saat ini sangat mirip kuda.”

 

Kyuhyun tertawa tak tahan melihat ekspresi lucu siwon, jika dipikir hyungnya genius dalam memberi julukan.

 

(--“)

 

원 won

 

Karena dalam perjalanan salah satu perut kami menggonggong dengan keras, yang aku tahu itu suara perut kyuhyun, namun jika aku menuduhnya dia pasti akan mengelak dengan segala kata-kata nakal terkesan evil namun menggemaskan.

 

Aku ingin menggodanya namun kuurungkan, ada sesuatu yang aku cemaskan. lebih baik aku menuju tempat kami biasa menikmati musim gugur.

 

Setelah membeli beberapa makanan, siwon dan kyuhyun ke kediaman keluarga cho, Jujur saja siwon agak khawati

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
queenie2975 #1
Chapter 4: Please translate to english
rikha-chan #2
Chapter 1: Mereka naksir orang yang sama.
Awas jangan sampe berantem ya.
eommahee daebak...
rikha-chan #3
Kyumbul kesayangan semua orang kayaknya..
Numpang baca. ^_^v
kyukyu2434 #4
Chapter 18: yahhh kok hiatus:(((
Dubu_Choi1213 #5
Chapter 16: Makin bingung sama jalan ceritanya :'(
tiba2 kok siwon bisa hilang ingatan, padahal di chap awal siwon inget sama kibum, duh puyeng :(
Cheondhe #6
Chapter 17: Sebenarnya saat diawal awal cerita ini membuatku terkesan karena ff ini memiliki jalan cerita yang Bagus. Tapi entah karena otakku yang lambat dan sulit memahami jadi aku merasa semakin ke sini ceritanya hanya seperti prolog, sangat banyak part yang membuatku sulit mengerti jalan ceritanya. Saya harap kamu tidak tersinggung dg apa yang saya katakan, jika kamu merasa tidak nyaman saya bisa menghapusnya.
rhina_ELF #7
Chapter 17: Pnsran euy next chap gmn yah...soalnya itu siwon ama kibum knpa yah next chap slalu dtgu authir nim
d-april #8
Chapter 17: well, apa yang terjadi setelah Kibum menculik Kyu?
aku masih sedikit bingung dengan cerita antara Siwon & Kibum ^^
sujado
#9
thank you
kyuona #10
Chapter 17: 2 chapter lagi end?? Seperrjnya setelah itu saya akan baca ulang lagi... Karna klo bacanya pas ingoing itu sering lupanya jadi gak greget klo gak baca ulang.. Next chapter situnggu yaa