singin' in the rain

americano in autumn
Please Subscribe to read the full chapter

Sebelumnya saya sangat berterima kasih kepada reader telah menyempatkan membaca karya saya. Maaf jika sering kali saya sering meminta untuk comment hanya untuk sekedar tulisan abal-abal ini.

____________________
Boston
3 years ago

 

 

Hujan merupakan sebuah siklus, dia akan menguap, mengendap ke udara  membentuk awan kelabu dan tumpah kedunia. Akhir maret seharusnya dimana salju masih memenuhi udara Boston. Nyatanya hujan datang lebih cepat, riak-riak bergemuruh, membawa sejuta memori, cerita bahkan bisikan dalam setiap tetesnya.


Sungguh melody yang indah,


“Apa kau gila membiarkan dirimu diguyur hujan seperti itu?”


“Aku menyukai hujan kyu.” 


ujarnya melankolis, tersenyum aneh menghindar dari ujung tajam payung.


“Perlu kau tahu tuan shim, jika bahan skripsi dan laptopmu tidak menyukai hujan seperti dirimu. Kecuali jika kedua benda milikmu itu waterprof.”


“Aaahh.., aku hanya sudah lama aku tak bermain bersama hujan.”

ujarnya retoris menatap awan kelabu kembali bagai sastrawan.


Dalam setiap kata melankolis changmin semakin membuatnya curiga jika seharusnya sahabatnya mengambil jurusan sastra. Sejak awal kyuhyun memang ragu siapa sebenarnya yang seorang penulis novel.


“Heol! Apa kau benar-benar mahasiswa ber-IQ 155? Apa kau sudah menjual otakmu?”


“Lihat saja jika nanti aku bertemu lagi denganmu asyik menari ditengah guyuran hujan. Di sini, di Boston.”


“Aku tidak melakukan hal yang bodoh chwang,”


Pria itu pergi, melangkah menghentak menciptakan riak-riak, meninggalkan payung hitam kesepian diujung sepatunya.

 

----><----
(singing in the rain_hyde) & (singin’ in the rain_gene kelly)
Chwang

 


Aroma ini, aroma yang sangat kukenal dan kunantikan. keajaiban kah? ini musim dingin bagaimana bisa ada hujan pada musim dingin, apa musim semi datang lebih awal. bagaimana bisa awan gelap berduyun-duyun menghalangi sang surya. ini hujan dengan rintik yang sunyi, membahagiakan hati kala kau bergunggam melewati kota-kota nanjauh memikirkan sosok yang kau rindukan diujung sana.


“i’m singin’ in the rain, just singin’ in the rain”


Senyumnya merebak, mengembang bagai musim semi. mengait jemari ragu menjadi optimis dalam derai guyuran tetes hujan. dia yang membiarkan awan badai menyelimuti dari semua orang ditempat ini. Dia tetap tersenyum dengan lesung pipi menawan bertahan berjalan menyusuri garisnya tanpa gentar.


what a glorious feeling, i’m happy again.


ah, dijalanan yang basah... payungpun berputar, gemerlap warna-warni. tiada yang berubah, aku berlari menyusurinya dipenuhi pertanyaan yang mengitari benakku.


i’m laughing to the clouds so dark up above


tiba-tiba, kuberhenti dan mengadah ke langit.  tetes hujan tumpah satu demi satu. Berkelip indah. Sampai kapanpun hujan akan membasahi hatiku, terselubung lembutnya yang kaucinta. 


cause sun’s in my heart and i’m ready for love


Suara manismu pun mengalir indah memanja gemericik dalam alunan hujan bersamamu. Mengalun gelak tawa, bahagia meluap-luap tanpa peduli hanya sebuah topi fedora dapat melindungimu.


Bahkan dia sudah melupakan cara menggunakan payung, dengan lincah kaki jenjang melompat menjauh mendekat, menghentakkan pantofel membuat cipratan menganggu jahil pengguna jalan.


Dia menari dengan nafas terengah, membawanya bergerak lincah seakan ada energi yang tak dimengerti. berlindung didalam hujan, dalam dekapan. Apakah waktu akan terlahir seperti ini kembali?


Bagai lukisan leonid afremov semua nampak begitu mengagumkan, dibawah sebuah payung hitam berlindung dua manusia, dibalik kelamnya bayangan payung tersirat berjuta rasa dalam kehangatan. Dengan sentuhan lembut, diantara ribuan tetes hujan yang menjadi saksi riuh suara hujan.


Kisah yang begitu indah, yang bahkan belum pernah keceritakan padamu. Kisah yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, kisahmu bersamanya.


Sampai kapanpun akan kubasahi hatimu dengan lembut hujan yang kucinta, meski kau selalu akan dalam dekapannya berlindung dari hujan. Aku percaya hujan akan selalu datang dalam musim gugur dan tak akan pernah kering. Ada bahagia meluap-luap melihatnu disana bersama tikaman rasa sakit yang tak kumengerti.


, i’m just singin’ in the rain because i’m a rain in autumn.


-Kita benar-benar bertemu pada hujan di Boston-

 

----><----

 

Tak henti-hentinya Yunho membungkukan badan mengucapkan terima kasih kepada setiap anggota orkestra konser henry, Jika bukan karena sepupu kyuhyun yang terlalu baik hati atau memang ketagihan manggung. Planning flashmob mungkin saja tak akan berjalan lancar.


“Hey aku siwon, kau pasti changmin.”


Pria ini tersenyum lebar, hingga lesung pipitnya, Iris kelam dengan garis mata yang tajam, tatapan khas garis keluarga yang sama seperti keluarga namjachingu hyungnya. Ciri khas Seorang Choi .


“Ah, iya aku shim changmin maaf siapa namamu tadi?”


“Ace, begitu mereka memanggilku. Maksudku siwon, choi siwon. Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Aku merasa aku pernah mengenalmu.”


Choi yang satu ini memiliki tatapan yang lebih hangat, kami berjabat tangan cukup lama, mencoba saling menerka menggali jurang ingatan yang hilang.


“Jadi kalian sudah bertemu, ini americano milikmu dan Caramel machiatou.”


Gummy smilenya membuyarkan suasana canggung, pria spesialist dalam hal minuman dengan telaten memberikan cup coffee. Dia dapat menjadi barista terkenal jika saja tidak menggunakan gaya selengekan dengan cerobohnya kopi panas itu mendarat di kemeja pria bermarga choi.


Buru-buru changmin mengeluarkan sapu tangannya membantu siwon, hyukjae yang panik hanya dapat mematung. Dengan seikit risih siwon mencoba menghindar, menepis lembut tangan changmin, sebelum-


“Sedang syuting drama? Siapa yang jadi pangeran kuda putih?”


-kyuhyun menyalah artikan apa yang mereka lakukan.
Dengan cepat changmin menarik tangannya mundur beberapa langkah menghindari tatapan membunuh dari sahabatnya.


“Chwang. Apa yang kamu lakukan padaku itu jahat, How can’t you-”


Oke, sekarang siapa yang berpikiran konyol? Apa ini efek jetlag? Atau karena dia terlalu lama bermain hujan, bisa saja otaknya melelehkan? Siwon meraup wajahnya kasar. Speachless.


“Kyu!! You don’t understand.”


“i wont hear!”


Bentaknya menutupi telinga, menjadi pusat perhatian. Kyuhyun meningalkan keramaian secara dramatis. Saat siwon akan mengejar, jaejoong memberikan tatapan mengancam jiwa kedua pria yang nampak frustasi. 


Ini akan menjadi drama yang panjang dan melelahkan.

 

----><----
won

 

Sudah 2 hari mereka tak saling tegur sapa, kali ini kyuhyun yang selalu menghindar. lucunya dia tak menolak morning kiss dari bibir joker nany dan saat malam tiba diam-diam dia menyerukkan kepalanya kedalam dada bidang namja atletis itu. dikala badai datang, siwonlah yang mencari kyuhyun. Dia mengerti jika pria berkulit pucat dengan sejuta egonya tak akan mengakui jika dia merinding dengan bunyi guntur.


Entah siapa yang memulai acara ‘we don’t talk anymore’ ini. Siwon tentu tidak mau menjadi charlie puth yang sok cuek, Dia tetap perhatian dengan sejuta perhatiannya yang hanya dibalas tatapan dingin.


Mengatarnya menghadiri acara fanmeet workshop trilogi bukunya, menjadi tempat berlindung menghindari Jiji, mengantarnya menghadiri gladi resik henry hingga konser pada hari H. dia datang dengan jas terbaiknya, semua usahanya nampak sia-sia saat dia masih enggan bicara.


“Apa kau diperlakukan sama?”


Keras desahannya menyaingin bunyi desisan kaleng coke, namja tinggi yang sibuk dengan tabletnya hanya meliriknya sekilas. memastikan.


“Bahkan lebih buruk dari yang kau banyangkan.”


Jika kalian pikir aku bisa dengan bebas pergi ke US dengan seenaknya meninggalkan tanggung jawabku, mengurus ribuan karyawan bukan hal yang gampang. Sedikit membuatku stress dan sulit mendapat cuti.


Tak ada bedanya sejak kemarin, selama kyuhyun mendiamkanku jaejoong tetap mengawasi seperti seorang mutan dari balik meja makannya. mengawasi tiap gerakan yang dilakukan tanganku, padahal Cuma mengeluarkan berkas dan laptop.


Pria jangkun itu tetap tak bergeming ditempatnya,
Hyukjae dan donghae bersiap untuk menjelajahi kota memberi tepukah semangat melirik apa yang aku kerjakan, yesung sudah pergi sejak tadi pagi bersama namja cerewet kesayangan jaejoong yang lain, meninggalkan setumpuk berkas proposal yang dia buat. Rasanya 24 jam tak cukup baginya. 


Seharusnya hari ini semua berkas sudah selesai, pria cerewet yang meminta standarisasi yang sesuai dengan perusahaannya memintanya uji coba ulang. Kini harus menyita waktunya seharian penuh, jadwal liburan yang dia susun hancur sudah.


Ditambah sikap kyuhyun yang luar rencananya.


----><----
Kyu

 

- Maaf aku tak dapat mengantarmu hari ini.
Aku ada keperluan mendadak.
Jangan lupa makan siang,
Aku membelikanmu waffle kesukaanku direstoran fav. di boston.
Misscall me three time if you in urgent.
And saranghae~


-Siwon,Choi-


Kyuhyun menatap post-it biru dengan tulisan Siwon yang dia rekatkan di box makanan menggunakan selotip. Setelah menghela napas panjang, Kyuhyun memutuskan untuk menutup kembali tempat makanan. Selera makannya hilang, dia merasa bersalah mendiamkan siwon dengan alasan konyol. Apalagi dengan semua perhatiannya.


Dia memang merencanakan rumor cerita segitiga yang malah membuat semua orang terlalu bereaksi berlebihan. Terutama jae noonanya, pria cantik itu tak berhenti mengumpatinya lewat pandangannya.


Dia hanya kesal saat siwon sama sekali tidak menahannya ketika dia pergi atau sekedar menghubunginya. Benar-benar tanpa kabar, dia menunggu putus asa seiring layunya lily dan caliac dirumahnya. Dirinya terlalu gengsi jika harus menghubungi siwon lebih dahulu, setidaknya henry yang malah merencanakan hal aneh bersama yunho hyung yang hanya dia setujui tanpa pikir panjang.


Dia meletakkan dagunya diatas meja dengan tetap menatap kertas berwarna biru, mencebik kesal. Seharusnya dia tahu jika siwon sangat sibuk, bahkan saat liburan dia harus menghadiri relasi bisnisnya.


“Siwon hyung kemana?”


“Dia mungkin pergi bersama changmin, berkencan mungkin.”
ujarnya cuek mengambil kaleng soda, menatap kyuhyun sekilas sibuk memencet tombol dial diponselnya.


“Ck, kau mulai menjadi paranoid seperti jae noona.”
Pria itu tersenyum jahil.


“Tentu saja pergi meeting, diakan seorang direktur. Dia pergi ke perusahaan jasa kebutuhan khusus milik Krei. Jika kau ingin kesana gunakan taksi saja.”


Dengan menggunakan ID card milik yesung, dengan mudah dia memasuki kawasan perkantoran yang tepatnya tempat garasi pesawat. Yang dia kira hanya akan menemui meja-meja kantor dan mesin fotocopy ataupun pembuat kopi otomatis di ujung ruangan, nyatanya malah menemui banyak percikan bunga api dan suara bising hantaman berbagai logam.


Matanya menatap beberapa gerombolan orang korea, dengan perlahan dia mendekat namun masih menjaga jarak. Ini pertemuan resmi, meski dia ingin menerjang siwon dengan pelukannya tentu dia masih waras agar tak membuat masalah.


Hatinya menghangat, perasaan lega saat menangkap refleksi punggung pria yang sangat dia kenal. Namun sesuatu yang lebih buruk dari rumor cinta segitanya baru dia sadari. Tangan itu bergelanyut manja dibahu kekar yang harusnya hanya dia yang boleh menyentuhnya. Bahu nyaman milik pria yang selalu memberikan perhatian kepadanya. 


Nafasnya menjadi tidak teratur, mencoba mengendalikan diri beberapa saat. Hingga kontrol dirinya hilang ketika lengan kekar mengangkat nya bridal style. Mengamuk seperti orang gila didepan kolega bisnis.

----><----
DC . Changmin’s home
Chwang

 

Dengan erat mommy memeluk jae hyung, ajakan bercandaku ditanggapi serius olehnya. Mommy melihatku sekilas tersenyum cerah memasuki kamar namun tak melepas genggamannya pada jae hyung. Sebegitu bahagialah memang mommy.


Sejak pernikahan mommy dengan kekasihnya, Jae hyung memang tidak menolak, dia hanya enggan berhubungan bersama mommy apalagi tinggal satu atap. Hubunganku sebagai saudara lebih erat dari yang mereka bayangkan. Karena jae hyung memilih untuk menjadi mandiri, dia pergi ke korea pulang saat merayakan chuseok ataupun natal.  


Rasanya diriku terlempar kenangan masa lalu, berbagai fotoku bersama Appa terpajang dengan rapi. Pasti mommy sering membersihkan kamarku. Seperti jae hyung, aku cukup enggan berhubungan dengan Daddy. Saat liburan aku lebih memilih mengunjungi Appa, entah hanya bermain baseball, memancing atau pergi ke kuil. Diriku masih penganut budha, mungkin ini salah satu sebab mommy berpisah dengan App

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
queenie2975 #1
Chapter 4: Please translate to english
rikha-chan #2
Chapter 1: Mereka naksir orang yang sama.
Awas jangan sampe berantem ya.
eommahee daebak...
rikha-chan #3
Kyumbul kesayangan semua orang kayaknya..
Numpang baca. ^_^v
kyukyu2434 #4
Chapter 18: yahhh kok hiatus:(((
Dubu_Choi1213 #5
Chapter 16: Makin bingung sama jalan ceritanya :'(
tiba2 kok siwon bisa hilang ingatan, padahal di chap awal siwon inget sama kibum, duh puyeng :(
Cheondhe #6
Chapter 17: Sebenarnya saat diawal awal cerita ini membuatku terkesan karena ff ini memiliki jalan cerita yang Bagus. Tapi entah karena otakku yang lambat dan sulit memahami jadi aku merasa semakin ke sini ceritanya hanya seperti prolog, sangat banyak part yang membuatku sulit mengerti jalan ceritanya. Saya harap kamu tidak tersinggung dg apa yang saya katakan, jika kamu merasa tidak nyaman saya bisa menghapusnya.
rhina_ELF #7
Chapter 17: Pnsran euy next chap gmn yah...soalnya itu siwon ama kibum knpa yah next chap slalu dtgu authir nim
d-april #8
Chapter 17: well, apa yang terjadi setelah Kibum menculik Kyu?
aku masih sedikit bingung dengan cerita antara Siwon & Kibum ^^
sujado
#9
thank you
kyuona #10
Chapter 17: 2 chapter lagi end?? Seperrjnya setelah itu saya akan baca ulang lagi... Karna klo bacanya pas ingoing itu sering lupanya jadi gak greget klo gak baca ulang.. Next chapter situnggu yaa