Dear Marc

americano in autumn
Please Subscribe to read the full chapter

 

원won

 

You always make me impressed, 

 

begitulah kira-kira yang dapat aku gambarkan dari makhluk indah disampingku ini. Kami berada di aula gereja tempat kami bertemu pertama kali digereja ini, cuaca sangat dingin namun namja keras kepala ini bersih keras untuk bersantai disini dengan bibir mengerucut memunggungiku memberi jarak.

 

"Hyung, you lie to me." bibir cherry itu mengerucut.

 

"Anniyo, Mungkin aku salah melihat jadwal. Mianhae."

 

Dengan santainya aku, Seorang choi siwon yang menjunjung tinggi nilai disiplin mengaku salah melihat jadwal, yang benar saja. Karyawanku telat beberapa menit saja sudah berdoa mengucur keringat agar tak kudepak, dengan kata lain hal ini memang kurencanakan.

 

"Untung saja kita masih menemui beberapa pelatih vokal sehingga dapat latihan."

 

Nada kesalnya masih ssangat ketara namun terdengar mengemaskan, gas berwarana putih mengepul saat dia mengeluarkan kekesalannya. Dia pasti kedinginan.

 

"Jika dirimu bersih keras ingin disini pakailah ini,"

 

Sebelum suhu tubuhnya turun drastis aku lebih baik mencegahnya, matanya nengerjap lucu. Terkejut karena aku tiba-tiba melilitkan syal hitamku yang kontras dengan kulit pucatnya. Sekejap jarak dekat kami membaut aku menghirup aroma lembut tubuhnya. lily, vanilla dan apel, lembut ,manis dan segar.

 

"Aku masih ingin menikmati akhir musim gugur." Keukuh kyuhyun berpaling membuat nada seolah kesal, menyembunyikan wajahnya yg semakin memerah dibalik syal.

 

Ya, kami memang menikmati akhir musim gugur, mengingat bulan ini sudah memasuki bulan desember yang pastinya musim dingin akan segera datang. Pada realitanya hanya kyuhyun yang menikmati akhir musim namun aku lebih terpesona dengan sosok yang kini memejamkan mata indahnya. 

 

“Apa hyung begitu menyukai sung si kyung sunbaenim?”

 

 mata itu masih terpejam menikmati semilir angin mengugurkan keheningan canggung diantara kami.

 

“Beberapa lagunya menjadi salah satu favoriteku.Guess what,” 

 

aku membisikan kata terakhir mencoba menggodanya.sebenarnya aku mengenal sung si kyung karena note yang dia tulis di novelnya, tak tahukah betapa lama aku mencari tentang dirimu kyu? 

 

“Shirreo.” cebiknya kesal

 

Seperti yang kuduga, aku tak tahan untuk tersenyum mendengar jawabannya. Sepertinya aku harus melanjankan strategi kedua.

 

“Jika kau berhasil menebak, Aku akan memberimu kado natal meski lebih awal.” Mata itu terbuka melebarkan irisnya berbinar menatapku penuh minat, setertarik itukah? matanya menyiratkankepolosan, pantas donghae sangat over protektive.

 

“Deal with it!”

 

<(‘  )~))))))<

 

At DC, 5 years ago

 

Tubuhnya yang menjulang tinggi, menembus suhu dingin DC, Lembaran kertas dan buku-buku tebalnya berhamburan menabrak seseorang.

 

“t, i am late!”

 

Namja tinggi tersebut melangkah kakinya cepat di lorong – lorong gedung, mencoba menangkap yang dia cari dengan matanya. Kaki jenjang tersebut berhenti, merapikan coat dan mengatur nafasnya didepan sebuah pintu.

 

“I’m sorry Jean. I fell asleep at library.”

 

“You repeat it as always Max, ah, i think you’re not gonna follow my class, so i gave your seat to mark, you can  find another replacement.” Nada malas itu menanggapinya panjang lebar, yang artinya max harus mencari bangku pengganti lagi. Sedikit memusingkan menjadi murid Acceleration program.

 

“Sorry.” bisik seorang namja yang kini duduk disampingnya.

 

“i’m used to it.” Jawab max singkat, sibuk menata buku-bukunya.

 

“I’m Markus Cho, you can call me Mark.” Namja tinggi mengalihkan fokusnya seketika mendengar nama dari namja disampingnya, melebarkan irisnya menatapnya lekat.

 

“Kyuhyun?”

 

~(“-”)~

 

창 Chwang

 

Sekolah telah sepi, tentu saja hanya beberapa kelas saja yang masih melangsungkan kelas khusus. Sebut saja acceleration class program, Aku Shim Changmin atau mereka memanggilu Maximus Shim merupakan murid termuda dalam Acceleration class namun sayangnya hal itu tidak bertahan lama saat seseorang datang dengan tidak terduganya.

 

“Chwang!”

 

Baru saja aku membicarakannya, dia sudah muncul lagi. Siapa lagi yang memanggilku dengan nama koreaku jika bukan dia, Kyuhyun. My childhood.  Tubuh gempalnya tidak berubah, yang kuingat dia semakin manis saat dewasa. 

 

“Yak,tunggu aku. Apa kau memang sudah melupakan aku?”

 

“What do you talking about? and how did you get here after all these years have you gone?”

 

“Hey, you steal my words!”

 

“How can you keep nagging like that?” 

 

Menutup telingaku lalu meninggalkan kyuhyun, Menghindar dari dia yang masih berteriak entah kepada siapa. Yang kemudian aku yakin dia akan mengikutiku, aku tahu dia masih baru di DC, pasti dia tak tahu arah jalan pulang.

 

Dan disinilah kami, disebuah kompleks perumahan dengan kyuhyun yang bergelanyut dilenganku. Perbandingan proporsi tubuh kami masih sama, Jadi hal yang lumrah jika kyuhyun bersikap seperti ini. Langkah kyuhyun terhenti memberi pertanyaan dengan tatapannya, aku hanya mengarahkan kepalaku ke sebuah pagar dan menyeretnya masuk.

 

“Mom, I am home.”

 

“Welcome home chwang.”  Suara mom dari dapur membuatku memutar bola mataku, bagaimana bisa mommy menggunakan nama itu didepan kyuhyun yang tentunya membuat dia terkikik geli.

 

“I come with someone.”

 

“Your girlfriend? oh i am sorry i think you a girl, but i think you  look familiar.” mommy memincingkan matanya memfokuskan pada kyuhyun, seperti banyak orang lanjut usia lainnya mommy mengalami minusdan rabun jauh.

 

“Guess who?” Aku mengambil kacamata mommy yang terletak dekat meja nakasnya.

 

“Chwang sudahlah jangan mempermainkan ibumu. iyakan shim ahjumma?” tangan nakal itu mengambil kotak kaca mata dengan gesit, sebelum aku merebutnya benda tersebut sudah bertengger manis dihidung  mommy. Seketika mommy membulatkan matanya.

 

“omo!! kyu?!”

 

Setelah mommy menganiaya kyuhyundan memawancarainya. Kyuhyun dan mommy sibuk menata makanan, karena ada tamu khusus mommy langsung menggunakan meja ourdoor kami dihalaman belakang. Meski keadaan udara sangat dingin mommy bersih keras menggunakannya, Sementara mommy sibuk mengomeli kyuhyun agar tidak membantu dan aku menata kursi yang akan kita pakai.

 

Acara piknik dadakan kami berlangsung hikmat, dan tenang. Kulihat namja manis tersebut melahap berbagai makanan dengan brutal. Mungkin dia kelaparan karena aku mengajaknya memutari kompleks. Aku membawa 2 gelas mug coklat panas dan caramel machiatou.

 

“And what’s your story to be here?”

 

“Seperti yang kau ketahui aku menjalani acceleration program, ibuku membuka cabang bisnis disini. Jadi dia beberapa kali dalam seminggu datang menemuiku di apartement.”

 

“Mengejutkan kau tinggal sendirian di apartement, itu sebabnya kau tak menolak ajakan makan siang mommy?”

 

“Mungkin itu salah satu faktor kuat, untuk yang lain entahlah kau tahu jalan pikiran umma itu.... ummm.. Lalu bagaimana denganmu yang tiba-tiba waktu itu kau bilang pindah ke busan namun aku malah menemukanmu di DC?”

 

Dulu rumah kyuhyun dan rumahku tidak terlalu berjauhan, kami adalah teman sejak kecil namun keadaan membuat tiba-tiba semua berubah.

 

“Aku memang pindah ke busan, namun ayah bercerai lalu ibu menemukan pujaan hatinya membuat aku..., and well akhirnya tinggal disini. Apa kurang jelas?”

 

“Apa artinya kau mempunyai saudara tiri?”

 

Kyuhyun tahu aku paling anti memiliki saudara, bukan hal aneh dia menanyakan hal ini. Dia sangat mengerti aku yang introvert dan egois.

 

“Aku mempunyai seorang hyung,dia sedang di korea merintis karirnya. Dia orang yang baik, dia juga menyayangiku.”

 

“Semoga aku dapat bertemu dengan hyungmu.”

 

<(‘  )~))))))<

 

규 Kyu

 

Singkat cerita aku dan chwang pindah ke Boston kemudian masuk dalam universitas yang sama, tentu dengan jurusan yang berbeda. Dia terus merengek agar aku mengambil jurusan Bisnis, Chwang mengambil Harvard business school. Sedangkan aku lebih memilih Harvard graduate school of education sesuai dengan bidang yang akan kuteruskan.

 

Chwang sangat suka membunuh waktu disebuah kafe, mulai selesai kuliah hingga tengah malam. Beberapa kali pelayan kafe sampai mengusirku. Tiap kali bersamanya aku ditemani kisah-kisah chwang luar biasa indah, sayang sekali jika hanya untuk didengar lalu hilang. 

 

Diam-diam aku mulai mencoba merangkai kisah-kisah yang chwang ceritakan padaku, Sejujurnya dia mempunyai kemapuan untuk menjadi penulis hebat dengan kisah-kisahnya. Bahagianya diriku saat kutahu chwang sangat buruk dalam merangkai kata-kata, atau dia hanya malas  menggunakan otaknya yang ber IQ 155.

 

Aku mulai menunujukkan beberapa hasil tulisanku, dan tentu saja chwang menyambut dengan baik. Bahkan dia berencana akan mencetak dibeberapa perusahaan percetakan relasi bisnis milik ayah tirinya. Sejak saat itu aku mulai fokus dengan salah satu kesibukkanku, disisi lain chwang juga mulai sibuk dengan berbagai program bisnis milik ayahnya.

 

Kami, masih tetap meluangkan waktu bebrapa kali dalam seminggu untuk sekedar diriku yang mencari inspirasi dengan curhatan chwang atau membahas beberapa topik mengenai novelku. 

 

Tahun pertama perkuliahanku usai dan novel pertamaku rilis, bukan perkara mudah untuk merilis sebuah novel bagiku, pengawasan umma yang berlebihan mengenai banyak hal.

 

Umma tak pernah takut jika aku menjadi novelis akan menganggu kuliahku atau menuntutku agar menyelesaikan kuliahku dengan cepat dia hanya khawatir terhadapku.

 

Banyak sambutan baik yang aku terima, dan tentu saja aku menerbitkannya dalam dua bahasa, korea dan inggris. Dalam beberapa bulan kemudian novelku menjadi best seller, berkat banyak faktor bantuan yang aku terima namun peran utama inspirasiku dari sahabatku changmin.

 

Dan pagi ini heebum dan aku bertengkar hebat, aku memperjuankan hakku yang terjajah. Heebum menjajah semua surat yang masuk kedalam rumah, mungkin heebum menganggap semua kertas dan paket-paket tersebut berisi binatang yang akan menggantikan posisinya menjadi raja satwa di masion kami.

 

Ini surat pertama setelah hampir setahun aku tak berhubungan sama sekali dengannya, bukan kami yang saling menghindar namun sepertinya aku ditakdirkan untuk menghindarinya. Bahkan disaat hari kelulusan wisuda aku tak bertemu dengannya, bagaimana surat ini sampai? Well, alamat rumahku tak pernah berubah sejak kami pertama kali bertetangga.

 

<(‘  )~))))))<

 최 choi mansion

“Kenapa mendadak sekali?” Nada getir jungsoo memasuki kamar bungsu choi setelah membanting pintu melihat siwon sedang packing barang-barang miliknya.

 

“Aku hanya ingin mandiri umma, lagi pula jarak rumah ke kantor juga ke universitas cukup jauh. Ditambah kesibukkanku yang makin menjadi-jadi membuatku jarang pulang kerumah.”

 

Jelasnya panjang lebar sekali lagi meyakinkan umma agar mengerti, bukan pertama kali umma bersikap seperti ini jika siwon berniat pindah ke apartemen. Siwon memang memiliki apartemen yang dia gunakan untuk sekedar singgah ataupun menyendiri setelah seharian suntuk berada dikantor. 

 

Jarak rumah dengan kantor terbilang cukup jauh, dilain sisi siwon juga ingin belajar mandiri dan tentunya apa kalian ingat jika ia mempunyai pekerjaan baru sebagai sopir seorang dosen. Akan menjadi hal yang merepotkan jika harus pulang pergi dari rumah.

 

“Lalu siapa yang akan mengurusmu jika dirimu diapartemen?” Keukuh umma dengan pendiriannya.

 

“Apa umma lupa jika aku sudah bertahun-tahun hidup sendirian di US?”

 

“Kau baru 2 tahun disini. biarkan umma merawatmu.” Siwon menghela nafasnya, lagi- lagi ummanya akan membuat sebuah melodrama.

 

“Dia sudah dewasa, biarkan dia memilih jalan hidupnya.” Kangin datang merangkul jungsoo yang sudah bersiap dengan derai air mata yang menggenang.

 

“Rawat saja hyung umma, carikan dia calon kakak ipar.”

 

Yunho yang sedari tadi menjadi penonton melodrama hanya dapat memutar bola matanya mendengar lelucon adiknya.

 

“Lebih baik kau kuantar, biar appa bersama umma tetap berada di mansion.” Bukannya yunho melarang orang tuanya ikut mengantarkan siwon keapartemen, hanya saja ditakutkan ibunya akan membuat drama orkestra yang lebih heboh saat diapartemen.

 

Yunho membantu siwon mengangkat beberapa koper menuju bagasi, siwon mengekor hyungnya dengan membawa barang yang lain. jungsoo menatap putranya mulai mengemasi barang-barang siwon masih tergugu dalam dekapan kangin.

 

Melihat yunho kesulitan mengangkat koper, kangin melepaskan pelukan jungsoo lalu berlari menuju bagasi. Jungsoo yang mulai tenang mengikuti para putranya bersiap-siap. melambai-lambai memberikan salam perpisahan layaknya berlayarnya kapal titanic pikirnya begitu. 

 

Dengan pandangan masih kabur karena air mata, jungsoo menabrak sebuah rak buku membuat sebuah album jatuh menampakkan beberapa foto putra-putranya saat masih anak-anak. seketika membuat jungsoo berderai air mata kembali meratapi kepergian putrannya.

 

Nyanyian menyayat telinga  seriosa dari nyonya choi menjadi soundtrack lagu perpisahan choi siwon dengan mansionnya. Ketiga namja yang baru saja selesai packing hanya dapat menghela nafas panjang. kangIn memeluk siwon erat sebagai salam pepisahan dan Yunho masuk kedalam mobil menyalakan mesin.

 

“Kita berangkat lebih cepat sebelum umma melakukan aksi yang lebih heroik.”

 

Kedua choi bersaudarapun meninggalkan mansion.

 

<(‘  )~))))))<

 시원 apartement

Ruangan bergaya minimalis modern dengan aksen sedikit klasik ditambah warna interior dominan putih khas selera choi siwon, bukan pertama kali yunho datang ke apatemen siwon namun yunho selalu kagum dengan selera idealis siwon. Yunho meletakkan kardus dipojok ruangan sedang siwon yang usai sibuk menata beberapa pakaiannya ke almari pergi menuju dapur mengambil beberapa kaleng minuman.

 

“Apa kau mempunyai kekasih?”

 

Yunho menangkap minuman kaleng yang dilempar siwon, jika saja mereka dimansion siwon tak akan berani melakukan kebiasaannya selama di US. tata krama, begitulah khas keluarga choi.

 

“Aku?” cengok siwon didiringi backsound desis air dari kaleng minuman.

 

“Yah, karena kau tiba-tiba ingin tinggal diapartemen mungkin saja kau akan tinggal bersama kekasihmu.bukankah itu kini menjadi trend gaya pacaran masa kini.” yuhno terkekeh melihat cengok adiknya.

 

“Aku hanya sibuk dengan pekerjaan kantor.Bukankah hyung sendiri tahu aku single terlalu lama tak ada hati yang melirikku.” sebal siwon berretoris ria. Pada kenyataannya ribuan orang jatuh dalam pesonanya.

 

“Bagaimana dengan kuliahmu? Apa kau masih aktif menjadi anggota tim basket?”

 

Siwon, adiknya sangat menyukai basket, tidak jarang adiknya mendapat penghargaan pemain terbaik. Yunho kurang tahu apakah siwon masih bermain basket atau tidak selama program beasiswanya.

 

“Pekerjaan kantor menyita banyak waktuku aku hanya dapat mengikuti beberapa kegiatam mahasiswa dalam hal sosial.”

 

“Eoohh? sejak kapan adikku menyukai hal-hal kegiatan sosial?” 

 

Yang yunho ketahui siwon tidak terlalu menyukai hal-hal seperti itu. Yunho tahu betul perangai siwon saat menjadi CEO, meski menjadi mahasiswa dilain waktu wataknya yang dingin dan keras tidak dapat menghilang begitu sajakan? kecuali jika adiknya memiliki kepribadian ganda.

 

“Itu hanya sebagai salah satu tugas mata kuliah yang aku ambil.”

 

“Kau tidak pindah fakultas Ilmu sosialkan?” canda yunho

 

“Aku hanya mengikuti salah satu acara konser amal dipinggiran kota seoul.”

 

Flashback, mungkin itu yang dialami yunho sesaat. Tidak salah lagi itu merupakan salah satu acara dari namja manis yang berceloteh tentang rumitnya acara tersebut saat check up.

 

“Sepertinya aku juga menjadi sa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
queenie2975 #1
Chapter 4: Please translate to english
rikha-chan #2
Chapter 1: Mereka naksir orang yang sama.
Awas jangan sampe berantem ya.
eommahee daebak...
rikha-chan #3
Kyumbul kesayangan semua orang kayaknya..
Numpang baca. ^_^v
kyukyu2434 #4
Chapter 18: yahhh kok hiatus:(((
Dubu_Choi1213 #5
Chapter 16: Makin bingung sama jalan ceritanya :'(
tiba2 kok siwon bisa hilang ingatan, padahal di chap awal siwon inget sama kibum, duh puyeng :(
Cheondhe #6
Chapter 17: Sebenarnya saat diawal awal cerita ini membuatku terkesan karena ff ini memiliki jalan cerita yang Bagus. Tapi entah karena otakku yang lambat dan sulit memahami jadi aku merasa semakin ke sini ceritanya hanya seperti prolog, sangat banyak part yang membuatku sulit mengerti jalan ceritanya. Saya harap kamu tidak tersinggung dg apa yang saya katakan, jika kamu merasa tidak nyaman saya bisa menghapusnya.
rhina_ELF #7
Chapter 17: Pnsran euy next chap gmn yah...soalnya itu siwon ama kibum knpa yah next chap slalu dtgu authir nim
d-april #8
Chapter 17: well, apa yang terjadi setelah Kibum menculik Kyu?
aku masih sedikit bingung dengan cerita antara Siwon & Kibum ^^
sujado
#9
thank you
kyuona #10
Chapter 17: 2 chapter lagi end?? Seperrjnya setelah itu saya akan baca ulang lagi... Karna klo bacanya pas ingoing itu sering lupanya jadi gak greget klo gak baca ulang.. Next chapter situnggu yaa