an accident
Seasons
CHAPTER 6
Udara menjelang musim dingin tahun ini lumayan menusuk kulit, dan Amber berkali-kali mengeratkan mantel tebal yang melekat ditubuhnya. Ia menghembuskan nafas lega sambil menggosokan kedua telapak tangannya saat memasuki ruangan studio besar tempat fashion show akan diadakan. Key dan Nicole berjalan didepannya dan Amber mencoba membuat seolah dua orang itu tak terllihat olehnya.
Amber berkeliling keruang makeup dibelakang panggung dan memperhatikan deretan busana yang akan diperagakan pada fashion show kali ini, koleksi terakhir musim gugur brand mereka tahun ini. Jemarinya dapat merasakan permukaan pakaian-pakaian dengan mode yang menurut Amber akan disukai pasar. Namun Amber merasa ada yang memperhatikan gerak-geriknya.
Dalam keadaan ramai seperti ini tak akan mudah menemukan orang yang memperhatikannya, atau bisa saja itu hanya perasaannya saja. Acara rehearsal akan segera dimulai, Amber melangkah keluar dari backstage untuk berdiri dibagian depan panggung didepan deretan kursi penonton. Ia melihat Nicole melangkah ke arahnya sambil melambai.
Sudah setengah acara berjalan lancar, namun mendadak sebuah kejadian terjadi dalam sekejap mata saat Amber dan Nicole sedang berdiskusi sambil mengomentari keseluruhan acara. Tiang lampu sorot panggung yang berada tepat disebelah Amber dan Nicole berdiri tiba-tiba jatuh. Amber belum sempat bereaksi apa-apa, sementara ia bisa mendengar teriakan Nicole disampingnya saat tubuhnya ditarik dan terjatuh kelantai. Namun Amber tak merasakan sakit apa-apa.
Amber tak tahu apa yang terjadi setelahnya, matanya masih terpejam dan nafasnya memburu. Kejadian tersebut terlalu cepat dan belum dicerna otaknya. Namun satu hal mengusik pikirannya saat hidungnya mencium aroma yang sangat familiar baginya serta hembusan nafas hangat menerpa lehernya. Satu per satu indera milik Amber kembali pulih, ia menyadari suara kacau didalam studio, dan ia merasakan satu tangan melingkar dipinggangnya dan sebelah lagi memegang kepalanya, memeluk tubuhnya dengan erat namun terasa lembut, melindungi kepalanya agar tak terbentur.
“Are you alright? Kau terluka?” Amber tersentak saat suara milik Key itu dibisikkan tepat disamping telinganya. Apa yang terjadi? Kenapa ia bisa mendengar suara Key sangat dekat dibisikkan ditelinganya. Amber bertanya-tanya dikepalanya. Gadis itu melepas pelukan seseorang yang memeluknya yang ternyata adalah Key. Kemudian orang-orang segera berlarian kearah Key dan dirinya. Amber baru tersadar saat ia melihat darah segar mengalir dari belakang kepala lelaki itu. “Key!!”
Nicole duduk dikursi penonton dengan segelas air ditangannya, jemarinya gemetar mengingat betapa nyarisnya kejadian tadi. Pikirannya melayang pada kejadian 15 menit yang lalu yang membuat satu studio panik saat tiang lampu sorot itu jatuh ke arah dirinya dan Amber. Namun satu hal yang membuat Nicole syok yaitu saat dirinya ditarik oleh salah seorang staf yang kebetulan berdiri didekatnya, sementara Amber diselamatkan oleh Key. Entah dari mana Key muncul, ia berlari kearah Amber dan menutupi seluruh tubuh gadis itu dengan tubuhnya, Key menjadikan dirinya pelindung Amber yang menyebabkan dirinya lah yang akhirnya tertimpa tiang berukuran cukup besar itu.
Tiang tersebut mengenai punggung dan bagian belakang kepala Key, semakin membuat suasana di studio panik. Saat ini Key dan Amber dibawa kerumah sakit karena tampaknya luka yang didapat Key lumayan serius. Nicole berfikir kenapa Key mengorbankan dirinya demi menyelamatkan Amber? Sementara ada dirinya disana. Pertanyaannya kenapa? Bahkan Key dan Amber tidak terlalu dekat selama ini. ‘Ah, mereka sudah pernah kenal dulunya’ pikir Nicole.
Tetap saja kejadian tadi menarik perhatian seluruh orang di studio sehingga acara gladi bersih itu terpaksa dibubarkan, mengingat korban kecelakaan ini tak lain adalah Key yang notabene putra tunggal dari presdir disini. pertanyaan yang sama mungkin menggerogoti benak semua ornag yang melihat kejadian tersebut, semua pasti bertanya-tanya bagaimana bisa Key berlari mengorbankan dirinya untuk melindungi wanita tomboy itu. Karena posisi Key yang juga tidak tergolong dekat dengan tiang itu jadi sebenarnya tak ada alasan kenapa dia harus berlari dan akhirnya terluka.
“Aku baik-baik saja..” Key berkata dengan lirih saat dirinya berhasil kembali siuman. Ia dapat mendengar suara Amber menangis didalam tidurnya. “Apa kau bodoh? Kenapa kau berlari padaku dan membuat dirimu terluka” Amber tak mampu berkata-kata, ia sangat pucat saat melihat darah segar mengalir dari kepala lelaki itu beberapa waktu yang lalu. “Lihatlah dirimu saat ini, jika ada yang melihat kita sekarang mereka pasti akan salah paham mel
Comments