CHAPTER 10

Entah sejak kapan Amber benar-benar terhanyut dalam lamunannya. Ia tak menyadari Hyuna yang menanyakan beberapa hal padanya, bahkan Hyunseung, sebelum akhirnya mereka berdua menyerah dalam misi membuyarkan lamunan gadis itu. Seolah Amber sudah tertarik ke dalam dunia entah berantah dalam fikirannya.

Saat mata coklat miliknya kembali fokus kearah depan, ia menyadari tak ada lagi mobil milik eomma Key melaju didepan mobil Hyunseung. Detik kemudian Amber kembali memejamkan matanya, ia tak habis pikir dengan dirinya saat ini.

Sebuah perasaan kacau memenuhi pikirannya saat ini. Amber ingin segera menyendiri disudut kamarnya dengan segelas susu hangat atau sekaleng bir.

Memorinya beberapa jam yang lalu membuat kepalanya berputar. Key.. Nicole.. ia tak ingin memikirkan semuanya saat ini.

Dengan langkah gontai namun setitik perasaan lega dihatinya saat Amber berdiri didepan pintu apartemennya. Seolah ia telah meninggalkan apartemennya untuk waktu yang lama, Amber sangat ingin segera masuk, berendam di bathtub dan bergelung ditempat tidur sampai pagi datang.

Namun semua rencananya itu harus tertunda beberapa menit. Sebuah pesan masuk ke ponselnya, dari Key.

Hey, are u alright? Take a good rest, call me when you up.

Amber hanya menatap ponsel digenggamannya itu tanpa berniat membalas pesan tersebut. Ia tak akan berbohong bahwa dirinya sangat senang lelaki itu mengiriminya pesan, yang berarti kejadian saat camping itu bukan mimpi belaka.

Namun sebuah keraguan yang terus berputar dikepalanya semenjak diperjalanan pulang tadi membuat Amber tak tahu jawaban apa yang akan diberikannya. Seperti seolah keraguan itu kembali membuatnya asing dengan Key.

Sebuah keinginan untuk menelpon lelaki itu dan mendengarkan suaranya seperti sebuah tawaran yang menjanjikan ditengah kemelut pikirannya. Tapi Amber memutuskan untuk melempar sembarangan ponselnya ke atas ranjangnya sebelum melangkah ke kamar mandi untuk berendam dalam air hangat. Berharap air hangat akan membuat dirinya sedikit lebih baik.

*

Key tak tahu apa yang dilakukannya saat ini. Ia bahkan tidak sedang dalam masalah, malah sebaliknya. Dirinya merasa sangat senang dan lega, karena hubungannya dan Amber kembali membaik. Dan tak ada yang bisa membuatnya merasa sesenang ini dari 4 tahun yang lalu.

Namun ia menemukan dirinya didepan bar dengan segelas minuman keras dihadapannya. Key merasakan Nicole yang terlihat sudah mabuk disampingnya. Wanita itu tampak tersenyum bodoh sambil menatap kearahnya. Membuat Key merasa sedikit jengah.

Jika bukan karena Nicole memaksanya untuk menemaninya ke club mungkin Key sudah berbaring dikamarnya dengan santai. Namun Nicole terlihat sedih sepanjang perjalanan mereka pulang, oleh sebab itu Key tak tega untuk menolak ajakan Nicole untuk menemaninya minum.

Tidak seperti biasa Nicole bukan tipikal yang mudah untuk mabuk, malam ini ia bahkan baru meminum beberapa gelas  namun saat ini wanita itu sudah merebahkan kepalanya ke meja bar dan menatap Key dengan tatapan aneh.

Key mengedarkan pandangannya kesekeliling bar, yang tidak terlalu ramai malam ini. Ia kembali melirik Nicole sekilas dan memutuskan untuk memesan beberapa gelas lagi untuk dirinya sebelum memutuskan untuk membawa Nicole pulang.

Sepertinya Key keliru menghitung berapa gelas yang sudah dihabiskannya malam ini. Ia merasa baru meminum beberapa gelas saja dan tak mungkin membuatnya mabuk. Namun berbanding terbalik dengan tubuhnya, kepalanya pusing dan pandangannya berputar-putar, sebelum akhirnya semua gelap.

*

Key melangkah memasuki kantor tim nya dan segera menuju ruangannya diatas. Key duduk dikursi kerjanya, melepas kacamata hitamnya dan memijit pelipisnya. Sakit kepala bekas mabuk semalam masih menghantuinya pagi ini.

Ada yang aneh dengan dirinya, Key yakin ia tak minum terlalu banyak semalam. Tapi kenapa efeknya masih sangat kuat pagi ini.

Suara langkah kaki terdengar diluar pintunya,itu pasti Amber. Karena hanya ruangan gadis itu yang berada disamping ruangannya, kecuali ada meeting pagi ini. Tapi meeting tak akan ada tanpa dirinya. Jadi Key yakin itu pasti Amber.

Ia membuka ponselnya dan mengerutkan kening melihat tak satupun pesan masuk dari Amber. Apa gadis itu kembali mengabaikannya? Setelah apa yang terjadi diantara mereka selama camping?

To: Amber

Why you didn’t reply my message?

5 menit berlalu dan tak ada jawaban apapun membuat Key geram. Ia mencari celah apa yang kira-kira membuat gadis itu kembali mengabaikannya.

Kemudian suara pintu ruangannya diketuk tiga kali mengalihkan pandangan Key dari layar ponselnya. “Come in!” serunya.

Amber melangkah masuk keruangannya, membuat Key tak sadar menganga.

“Oh, and now you come. You were ignoring my message” ujar Key serius. Gadis itu tak menjawab dan melangkah mendekat sebelum mendudukkan dirinya dengan santai dikursi dihadapan Key.

“Your mom ask me to choose among these 3 pictures to be a cover” Amber menyerahkan 3 lembar foto hasil pemotretan beberapa hari yang lalu. Dengan hyuna sebagai model, ia mengenakan 3 setelan musim dingin yang terlihat mewah. Masing-masing foto menampilkan 3 pakaian berbeda, yang masing-masingnya merupakan rancangan Amber, Key dan Nicole.

“Kenapa kau tidak memilih sendiri?” tanya Key sambil melihat ketiga foto itu sambil mengangguk puas melihat hasilnya. “Semuanya bagus, aku tak tahu harus memillih yang mana” jawab Amber dengan santai.

Key meliriknya sekilas dan kembali memfokuskan matanya pada ketiga foto tersebut. Dalam hatinya ia senang saat gadis tomboy itu bersikap santai padanya.

“Ya, kau benar, semuanya terlihat bagus untuk dijadikan cover. Bagaimana jika kita memilih punyamu saja?” ujar Key. “Kenapa harus punyaku?” tanya Amber penuh selidik, “Kau harus menilai dengan p