Chapter 9

**BlooMiNG bEfOrE FaLLing**

 

           Fajar malai beranjak saat pagi mulai membuka matanya.Suara gerimis masih tersisa sebagai tanda kehadiran sang hujan.Angin yang bertiup perlahan membuat Suasana semakin dingin saja.Berbeda dengan wajah bumi yang segar karena hujan,adinda justru tidak ingin membuka matanya.Berharap waktu tidak akan datang menjemputnya lagi.Namun detik detik tetap setia menunggunya untuk tegar menghadapi kenyataan,menggelikan sekali saat kau harus tersadar hanya karena suara detak jarum jam.                                                       

            Meskipun berat adinda mencoba membuka matanya kembali.Tidak ada siapapun di kamar itu,adinda merasa seperti berada di tempat yang tidak dikenalnya saja.Kepulangan Siwon tadi malam terasa bagaikan mimpi indah yang hanya kebetulan lewat.Tapi sepucuk surat di atas bantal cukup untuk meyakinkan dirinya bahwa kehadirannya bukan hanya sekedar mimpi saja.Tidak banyak banyak kata yang diucapkan Siwon  untuk menghiburnya,yah hanya sekedar kata “MAAF” saja.

            Entah apa maksudnya menulis pesan itu tapi yang jelas bagi adinda itu seperti ucapan perpisahan.Padahal adinda sudah begitu lelah menangis tapi begitu membaca pesan Siwon airmata itu sudah tidak dapat dibendungnya lagi.Adinda baru menyadari jika airmata yang mengalir itu sangat hangat saat menyentuh pipi.Rasanya benci sekali bila menyadari disaat rapuh seorang wanita membutuhkan kasih sayang dari orang lain untuk membantunya kembali tegar.Entah sajak kapan adinda menjadi sangat tergantung pada orang lain seperti ini.

            Biasanya adinda akan sangat nyaman ketika sudah kembali menjejakkan kakinya di sekolah.Di tengah hiruk pikuk suasana adinda mencoba untuk kembali pada kenyataa tapi sepertinya sulit sekali.Karena setelah malam itu adinda tidak pernah bertemu dengan Siwon bahkan saat di sekolah.Donghae yang melihat keadaan adinda mulai menyadari kalau sesuatu telah terjadi padanya.

   “Ada apa.kok murung sih?”

Dengan lembut Donghae mencoba untuk membuka hati adinda.Tidak sedikitpun ada jawaban tapi matanya yang berkaca kaca sudah cukup untuk membuat Dinghae mengerti.Meskipun sudah tumbuh menjadi wanita dewasa tapi sepertinya dia tetap saja rapuh seperti dulu.

            Donghae sedikit terkejut saat adinda tiba tiba saja memeluk dirinya tapi apa boleh buat karena adinda akan merasa tenang kalau dipeluk di saat seperti ini.Ternyata debaran itu masih ada padahal waktu sudah lama berlalu.

   “Sudah tenang?”,tanya Dongahe ketika dirasany tangis Adinda sudah mulai mereda

   “Emm! Maaf ya sudah merepotkan”,meskipun sulit Adinda berusaha untuk memberikan senyum terbaiknya pada Donghae sambil menghapus jejak airmata yang tersisa di pipinya.

   “Dasar bodoh,itu nggak mungkinkan.Aku justru senang kalau dada ini masih berguna buat kamu”,mencoba menghangatkan suasana,Donghaepun mengetuk dahi Adinda yang sukses membuat Adinda berjingkat.

Untuk sesaat lamanya adinda merasa berdebar mendengar ucapan Donghae tapi dia tidak begitu ambil pusing karena di saat rapuh seperti sekaranghati seseorang akan mudah sekali tersentuh.Tapi…….

   “Sepertinya kamu sedang ada dalam masalah”,dengan lembut donghae membelai rambut Adinda.

   “A..aku tidak apa apa kok,Cuma lagi tidak enak badan saja”,ucapnya terbata-bata

Maaf ya Haeaku tidak bisa mengatakan hal ini sama kamu karena aku tidak ingin lagi membuat kamu kerepotan .Tapi Donghae bukanlah orang yang tidak peka dia sangat mengenal adinda lebih dari siapapun.

   “Tidak apa apa kalau kamu belum ingin cerita tapi ingat kamu jangan memaksakan diri karena aku akan selalu ada buat kamu,ok”

Seperti biasanya senyum Donghae selalu menenangkan,tangannya yang besar juga membelai kepalaku dengan lembut,kehangatannya sama sekali tidak berubah.

            Wonnie..saat ini dia sedang apa ya?

            Berpura pura bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.Apalagi sekarang adinda harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.Dia tidak memberitahu keluarganya tentang masalah ini karena hanya akan mempersulit nantinya apalagi ini adalah masalahnya dengan Siwon jadi sebisa mungkin dia tidak ingin melibatkan siapapun.

            Menyedihkan sekali sih di saat sedang hamil seperti ini dia harus berjuang sendirian padahal seharusnya dia bisa bermanja manja saat ini.Jika anak ini nanti lahir apakah ayahnya akan ada di sampingnya atau hanya akan ada namanya saja.Padahal dia lahir karena kasih sayang tapi saat dia lahir nanti apakah dia masih bisa mersakan kasih sayang itu?.Anak yang malang.

            Baru saja adinda akan melangkah pulang saat seorang wanita menghampirinya.

   “Maaf mengganggu”,sapa seorang wanita cantik.Sepertinya dia sedang kebingungan

   “Oh ya,ada apa?”

   “Saya tersesat,bisakah kamu mengantarkan saya ke alamat ini?”

Wanta itu menyodorkan sebuah kertas yang berisikan alamat yang ditujunya.Sepertinya dia WNA,jika dilihat dari fisiknya mungkin dia dari asia timur.Benar benar wanita yang sangat cantik dan anggun,beruntung sekali orang yang akan mendapatkannya kelak.

   “Aku tahu alamat ini,apakah kamu mau aku mengantarkanmu?”

   “Ah….benarkah,tentu saja aku mau.Terimakasih banyak”

   “Iya sama sama,lagi pula ini satu arah denganku jadi bisa sekalian”

Sebenarnya tempat itu sama sekali tidak dekat dengan rumahku,hanya saja aku tidak ingin cepat cepat pulang.Di rumah sangat menakutkan bahkan kalau bisa aku tidak ingin pulang lagi.

   “Kenalkan aku Im Yoonadari Korea”

   “Aku adinda,senang bertemu denganmu nona Im”

   “Panggil saja Yonnabiar tidak kaku”

   “Baiklah,ngomong ngomong kamu kenapa bisa tersesat,terus kenapa kamu Cuma sendirian di sini?

   “Ah..i..itu,sebenarnya hari ini aku datang lebih awal dari rencana karena aku ingin membuat tunanganku terkejut dengan kedatanganku,makanya sekarang aku sendirian”

Padahal dia ini wanita yang sudah dewasa tapi kenapa masih malu malu begitu hanya karena mengucapkan kata kata itu,wanita yang begitu aneh.

   “Wah..B.Indo lancar sekali,dulu pernah tinggal di sini?”,tanya Adinda sambil terkagum-kagum.

    “Sama sekali tidak ini adalah pertama kalinya aku datang ke Indonesia hanya saja tunanganku sering menggunakannya karena dia dulu pernah tinggal di sini makanya aku juga jadi bisa lancar”

            Yoonasangat ramah dan baik,ngobrol dengannya sangat menyenangkan sehingga tanpa sadar kami telah sampai di tempat  tujuan.Tadinya sih tidak mau mampir tapi karena terus dipaksa Yoonaakhirnya ikut juga.

            Seperti kebanyakan pasangan lainnya saat sudah lama tidak berjumpa mereka langsung main cium peluk di depan adinda.Adinda jadi merasa malu sendiri tapi entah sejak kapan rasa malu itu menjadi butiran kristal bening yang berlomba keluar dari matanya.Tenggorokannya terasa tercekik dan sulit utuk bernafas saat dia tahu orang yang dimaksud tunangan oleh Yoona adalah Siwon yang tidak lain adalah suaminya.

            Setelah sekian lama dia meninggalkanku kenapa malah seperti ini.Inikah yang telah membuatnya berubah menjadi dingin dan mencampakkanku.

            Siwon yang baru menyadari kehadiran adinda langsung melepaskan pelukannya.Dia merasa sangat terkejut,tidak pernah terlintas dalam benaknya kalau adinda akan berada di hadapannya saat ini.Hatinya terasa terkoyak saat mata sayu itu menatapnya dengan penuh air mata..Harus berapa kali lagi aku menyakitinya supaya aku merasa puas.Belum cukupkah aku telah menghancurkannya.

   “Maaf Yoonaaku harus pergi…”

Adinda langsung berlari meninggalkan mereka dengan membawa sisa serpihan hatinya yang telah hancur atau mungkin sudah tidak ada lagi.

    “Hei..adinda mau kemana…?”

Yoona yang terus memanggilnyapun tidak dihiraukannya lagi.Dia sudah tidak sanggup lagi melihat kenyataan yang akan dilihat jika terus berada di sana.

            Yang lebih menyedihkan lagi Siwon tidak mengejarnya sama sekali.Seandianya dia datang pasti adinda akan memaafkannya.Saat itulah adinda benar benar merasa kehilangan semua harapannya.Airmata yang tidak lelah mengalirpun seolah belum cukup untuk menceritakan luka hatinya.Rasa sakit yang dirasa sudah tidak terperi lagi.

 

=========================================================================

 

Sore telah beranjak malam namun adinda masih belum ingin pulang.Dengan tenaga yang tersisa adinda bisa sampai di pantai tempat dimana dia pernah mengukir kenangan indah bersama Siwon.Dingin udara malam tidak mampu menghilangkan rasa perih yang menyayat hatinya.Dengan diiringi alunan deburan ombak dan hembusan bayu adinda menyanyikan luka hatinya dengan tangisan yang terdengar seperti sebuah maha karya yang menyayat hati.

            Adinda tidak pernah menyadari kapan dia kembali melangkahkan kakinya tapi yang jelas saat tersadar dia sudah berada di depan pintu rumah Donghae.Sebenarnya dia sudah tidak ingin lagi melibatkan Donghae karena dia sudah cukup dibuatnya menderita dengan perjodohannya tapi dia sudah tidak tahu lagi harus kepada siapa mengadu selain padanya.  

            Bukan main kagetnya Donghae saat membuka pintu didapatinya adinda sedang menangis tersedu.Dia terlihat sangat lusuh.Apalagi saat melihat dirinya tangis adinda semakin menjadi sehingga tanpa sadar dia membawa adinda ke dalam pelukannya.Tidak seperti adinda yang biasanya pelukannya langsung dibalas dan bahkan lebih erat,apa yang sebenarnya terjadi pada gadis ini.

            Meskipun tangisnya sudah mereda tapi adinda masih belum mau melepaskan pelukannya.Walaupun Donghae merasa tidak enak hati karena memeluk istri orang tapi dia juga tetap membiarkan adinda berada dalam pelukannya karena dia terlihat sangat tertekan.Dia tidak ingin membuat adinda merasa lebih tertekan dengan ribuan pertanyaan yang memenuhi isi kepalanya makanya dia membiarkan adinda tertidur.

            Saat membuka matanya ribuan pertanyaan untuk adinda langsung menyergapnya.Matanya nanar saat mendapati adinda sudah tidak ada lagi di tempat tidur.Pergi kemana anak itu dengan kondisinya sekarang ini.

            Meskipun sudah mencari ke seluruh pelosok rumah tapi hasilnya tetap nihil,adinda sudah tidak ada.Sepucuk pesan yang ditemukannya akhirnya menjawab kekhawatirannya.

 

Hae aku pulang jadi jangan khawatir.Maaf aku belum bisa cerita sama kamu tapi suatu saat aku         pasti akan cerita.Terimakasih sudah menampungku tadi malam.

 

Adinda.

Ah…anak itu masih saja menganggapku orang lain.Apakah aku sudah tidak berguna lagi bagimu meskipun hanya sedikit saja.Padahal alasanku berada di sini Cuma karena kamu.Ternyata aku ini orang yang sangat rendahan mencintai gadis yang sudah menjadi milik orang lain.Meskipun tahu tidak akan berhasil tapi kenapa aku tetap saja belum merasa puas.

=============================================================================================================== ^ ^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
andrianggita #1
Chapter 15: update again :D
wlndessy
#2
Update pleeaseeee :)
homare #3
umm...kira-kira cuma 20 kok.....
odianakilang #4
gw bisa bantu translate ... cm kalo kebanyakan chapter suka males :P jdi ... ada brapa chapter nih?
babydaewon
#5
hha~ setuju! -w-
homare #6
Hu'um...bener tuh...
Masak dari jaman kucing lum pake sandal ampe sekarang
kita terus yang translate.....
xixixixi....
babydaewon
#7
iya iya. b.ing ku ancur abis. =,=
gantian aja. biar orang luar aja yg nge'translate. #LOL#
homare #8
uqe2....mksih...
Habis b.ing ancur bgt sih...
daripada ug' mudeng mending aq tulis gini z..
xexexe...
babydaewon
#9
Kkk~ Baru dapet nih di AFF pakai Bahasa Indonesia. Hwaiting, author! ^^