Chapter 12

**BlooMiNG bEfOrE FaLLing**

 

           Sudah satu minggu lamanya UAN yang menjadi momok bagi muri-murid SMA berlalu.Serasa mimpi bagi adinda bisa melewati hari yang bersejarah itu.

            Bulan inipun menjadi bulan ke-4 siwon pulang ke Korea.Adindapun memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya.Terlalu berat untuknya tetap di rumah mereka,tempat yang telah memberinya berjuta kebahagian dan juga mengajarkan tentang rasa sakit yang sesungguhnya.

            Tidak mudah bagi keluarga adinda untuk menerima keadaannya dan Siwon juga keputusannya untuk meninggalkan Adinda.Meskipun adinda sendiri sebenarnya belum bisa menerima kenyataan ini tapi baginya sudah tidak mungkin lagi melupakan Siwon karena bukti cinta mereka kini sudah semakin nyata.Bulan ini usia kandungannya memasuki bulan ke 5.

            Kadang terasa aneh saat melihat pantulan bayanganku dicermin,seperti kecebong.Kadang aku berpikir apakah aku masih secantik dulu,jika Siwon masih di sini bersamaku tentunya aku merasa menjadi orang yang paling cantik di dunia ini.

            Kuelus lembut perutku yang sudah membuncit.Berharap kelak anak dalam kandunganku bisa bahagia.Untuk itulah aku berniat mempertemukan mereka sebelum anak ini lahir ke dunia ini.

            Dua bulan lagi Siwon dan Yoona akan menikah.Meskipun berat tapi aku akan datang walaupun pada akhirnya kedatanganku nanti akan membawa beban untuk Wonnie .Tapi tidak apa-apa toh ini semua demi anak kami.

            Lamunanku buyar saat tiba-tiba saja ada seseorang yang mengusap kepalaku.

            ”Kok malah bengong gitu...”sapa Donghae.Entah sudah berapa lama dia ada di dekatku,aku sama sekali tidak menyadarinya.

            ”Aduh.....biasa aja kali kalau lihat cowok ganteng..ga’ usah sampe bengong gitu.......”ucapnya sambil terkekeh...

            ”Idih.....apaan sih.Jadi orang kok PD banget,habis makan apa kamu..”sambutku tak kalah iseng.

            ”Rahasia.......ntar kamu nyontek lagi....”

            ”Kayak ujian aja..pake acara nyontek segala...”kamipun tergelak bersama sama.

            Tak pernah ku bayangkan bisa tertawa selepas ini setelah apa yang aku alami.Semua ini berkat Donghae,karena keberadaannya yang selalu menemani dan mendukungkulah aku bisa kembali menatap hari esok.Terimakasih Hae untuk semua yang telah kamu berikan padaku.

            ”Aku akan datang ke pernikahanya Wonnie..”ucapku perlahan.Senyum yang tadi menghiasi bibirnya menghilang entah kemana.Matanya tajam menatapku seolah tak percaya aku mampu mengucapkannya.

            Namun tatapannya kembali redup,seolah berharap aku menarik kembali kata-kataku.....

            ”Apakah harus.........?????!!!!!” ucapnya lirih

            ”Entahlah.....aku sendiri ga’ yakin....tapi apapun yang terjadi nanti aku harus pergi karena ini semua demi anakku..” tiba-tiba saja Donghae menggenggam tanganku,diremasnya tanganku sampai terasa sakit.....

            ”Jangan pergi....tetaplah di sini....” tak pernah ku bayngkan sebelumnya kalau Haeakan melarangku pergi.Melihatnya yang sendu hampir saja aku membatalkan niatku..

            ”Tidak apa-apa.....aku sudah siap kok dengan apapun yang terjadi nanti....” ku balas genggaman tangannya,berharap dia akan memberiku kepercyaan padaku sekali lagi.

            Seketila itu Donghae menghempaskan tangannya...

            ”Tapi aku yang tidak siap.....aku udah ga’ kuat lagi kalau harus melihatmu menangis seorang diri lagi...melihatmu kehilangan semangat hidup dan juga senyummu...sudah cukup.Lupakanlah Siwon.....” sejenak keheningan menyelimuti kami.tidak sepatah katapun yang mampu adinda ucapkan.

            ”Ingatlah disini ada aku yang akan ikut terluka jika kamu menderita.Apa aku tidak bisa menggantikannya...” sesaat Ainda  merasa jantungnyaberhenti berdetak.Tak pernah dia menyangka Donghae masih menyimpan rasa itu.Tapi tatapan matanya menyakinkan adinda  kalau yang dia dengan adalah hal yang sebenarnya.

            Sesak terasa dadaku,terasa begitu tipis udara yang ada di sekitarku.Kebimbangan kembali menyelimuti hatiku.Apkah aku memang harus pergi menjemput kehancuranku atau tetap di sini dan mengubur semuanya.

            Entah sejak kapan butiran kristal bening mulai berjatuhan di pipi Adinda.Jujur aku sudah tidak sanggup lagi kalau harus bertemu dengan Wonnie sekali lagi,aku sendiri tidak yakin kalau aku akan sanggup berdiri lagi jika kami benar-benar bertemu.

            Kututup mataku,meyakinkan diriku dengan apa yang telah aku pilih.

            Adinda menggenggang erat tangan Donmghae,”Kamu tahu kan,tidak ada seorangpun yang mampu menggantikan posisi seseorang di hatimu.Apa lagi bagiku untuk melupakan Wonnie,apa lagi kalau anak ini udah lahir,Wonnie akan semakin nyata bagiku..” Donghae hanya tertunduk,seolah menyesali semua ucapannya.

            ”Aku tidak akan menyuruhmu membunuh perasaanmu,karena saat kamu sudah memilih seseorang maka tidak akan mudah untuk berbalik lagi meskipun di luar sana masih banyak yang lebih baik dari aku...”

            Tidak ada respon apapun dari Donghae,dia hanya menunduk sambil meremas jemarinya.Entah apa yang dipikirkannya saat ini.

            ”Tapi aku juga tidak akan memberi harapan apapun,karena aku sendiri tidak yakin apakah masih ada sisa serpihan hatiku yang bisa kubagi dengan orang lain.Aku sudah terlalu sakit untuk kembali memulai semuanya dari awal lagi..”,Adinda mengheka nafas dalam setelah menghabiskan kalimatnya.Tidak mudah mudah baginya untuk berbicara soal cinta saat ini,saat dimana hatinya masih berusaha mengumpulkan serpihan-serpihan yang bagaikan debu itu.

            Sunyi.Hanya hembusan angin yang terdengar di sekeliling mereka.Membawakan cerita yang mereka bawa dari seberang sana

            Donghae akhirnya memutuskan untuk memecah kesunyian terlebih dahulu,karena sepertinya Adinda enggan untuk melakukannya,”Ok,aku akan mengizinkanmu pergi,tapi dengan satu syarat...”.ucapkan donghae yang tiba-tiba membuat perhatiannya tertuju pada Donghae.Wajahnya sarat akan pertanyaan.Seakan mengerti kebingungan adinda,Donghaepun menjawab,”Aku harus ikut bersamamu..”,ucap Donghae dengan tegas,karena dia tidak ingin mencari alasan lagi untuk mencegahnya ikut pergi.

            Tidak ada jawaban yang keluar dari mulu Adinda membuat Donghae menjadi cemas,”Ayolah Din...”,rengek Donghae karena sudah merasa frustasi dengan sikap Adinda yang terus menatapnya tajam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

            Melihat sikap donghae yang seperti anak kecil itu membuat Adinda tertawa.Aish anak ini sama sekali tidak berubah.Sekarang giliran Donghae yang kebingungan,”Ok..kamu boleh ikut,puas sekarang..”,kata Adinda di sela tawanya.Donghae yang merasa kegirangan langsung memeluk Adinda dan kemudian mencium pipinya.

            UPZZ.....

            Tiba-tiba suasana menjadi sangat canggung diantara mereka.Suasanapun menjadi lebih panas walaupun pada saat itu angin tengah berhembus kencang sehingga membuat mengibas-ibaskan tangannya dengan grogi.

=============================================================================================================== ^ ^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
andrianggita #1
Chapter 15: update again :D
wlndessy
#2
Update pleeaseeee :)
homare #3
umm...kira-kira cuma 20 kok.....
odianakilang #4
gw bisa bantu translate ... cm kalo kebanyakan chapter suka males :P jdi ... ada brapa chapter nih?
babydaewon
#5
hha~ setuju! -w-
homare #6
Hu'um...bener tuh...
Masak dari jaman kucing lum pake sandal ampe sekarang
kita terus yang translate.....
xixixixi....
babydaewon
#7
iya iya. b.ing ku ancur abis. =,=
gantian aja. biar orang luar aja yg nge'translate. #LOL#
homare #8
uqe2....mksih...
Habis b.ing ancur bgt sih...
daripada ug' mudeng mending aq tulis gini z..
xexexe...
babydaewon
#9
Kkk~ Baru dapet nih di AFF pakai Bahasa Indonesia. Hwaiting, author! ^^