Day 278 (Part 2)
Notre Kaléidoscope=278=
I think I’m slowly starting to forget about you
Seeing as how I can sometimes laugh about it
With a bit more time, I think I can be happy to see you the next time we meet
Amidst all that, you’re still in my heart
As I look through our pictures one by one
I think maybe you’re not like me,
that you’re alone and having a hard time
Kepada yang berhak tahu,
Byun Baekhyun
Ada beberapa hal yang ingin kusampaikan padamu. Ada beberapa hal yang kuinginkan darimu. Bolehkah aku mengatakan apa yang kuinginkan darimu terlebih dulu? Pertama, kau tidak boleh menangisiku. Kau tidak boleh menangisi kepergianku, Baekhyun, kau dengar itu kan? Kau akan menurut padaku kan? Kedua, aku ingin kau memaafkan semua perbuatanku yang... keterlaluan. Apa yang telah kulakukan padamu selama ini... apa yang telah kukatakan padamu... apa yang telah kupaksakan padamu... maafkan aku. Maafkan aku, Baekhyun. Maafkan aku...
Aku merindukannya. Aku merindukannya hingga tidak tahu harus bagaimana kecuali mengikuti Jung Soojung menuju sebuah pusara. Ini benar-benar konyol. Kenapa semuanya jadi begini? Apakah Tuhan menghukumku karena menjual video xxx? Atau karena aku selalu membual tentang perasaanku pada cewek itu? Kaki kami berhenti di depan sebuah pusara. Jung Soojung mulai terisak lagi, aku tidak tahu berapa liter air mata yang bisa dikeluarkan manusia tetapi Jung Soojung menangis lebih banyak dariku. Aku tidak lagi menangis seperti anak cengeng. Dia memintaku berkali-kali dalam suratnya untuk tidak menangis.
....jangan menangis untukku. Aku tidak pantas mendapatkan itu, Baekhyun. Kau bukan lelaki cengeng, kau lelaki dengan harga diri tinggi, kan? Aku tidak ingin kelopak matamu bengkak seperti perawan yang ditinggal perang oleh tunangannya. Oh ya ampun, Baekhyun! Aku tahu kau akan menangis marah dan kecewa, tapi inilah kenyataan yang harus kita hadapi.
“D-dia tidak menunjukkan tanda-tanda pengidap kanker darah. Demi apapun, dia hanya seorang gadis sepertiku yang baru belajar menghadapi dunia, merasakan cinta pertama, menjadi remaja normal seperti yang lainnya hiks—”
“Tenanglah, Soojung-ssi. Kau telah menangis berkali-kali, kau harus mengistirahatkan matamu,” kata Park Chanyeol sambil menepuk-nepuk bahu Jung Soojung.
Kematian adalah hal yang paling menakutkan, Baekhyun, tetapi di sisi lain juga menenangkan. Ah, akhirnya rasa sakit itu berakhir, penderitaan itu pasti selalu berujung. Siapa sangka harapan orang-orang di sekelilingmu lama kelamaan menjadi beban, hm? Ketika semua angan-angan akan kehidupan yang panjang itu hilang, mereka tidak akan melepasmu semudah itu, mereka akan mempertahankanmu hingga akhirnya kau lelah dan mereka tersadar bahwa kematian adalah satu-satunya jawaban.
Aku membisu. Kenapa dia memilih waktu yang tidak tepat untuk pergi? Di saat orang-orang sedang mengepak barang untuk ke luar kota atau menyeberangi lautan, menghabiskan liburan musim panas terakhir sebelum dikekang oleh soal-soal latihan ujian. Pandanganku terpaku pada sebuah nama di pusara itu. Tidak ada yang salah, sungguh, nama yang tertulis di situ benar-benar nama pacarku. Kata Soojung, pemakamannya terjadi seminggu setelah liburan kami diumumkan.
Dia menyimpan semua hanya untuk dirinya saja. Karena tidak ada seorang pun dari kami yang benar-benar mengenalnya.
Forget me now
I feel foolish leaving you
You’d better not be happy
Kau ingat apa yang kukatakan tentang kisah Daehyun dan Hakyung. Aku tahu kau pasti mengingatnya. Jangan seperti Daehyun, dia lelaki terbodoh yang pernah ada di galaksi ini. Baekhyun kami bukan lelaki bodoh, kan? Aku meminta tolong padamu, lupakan aku. Kalau kau tidak melupakanku, kau akan menjadi lelaki paling bodoh melebihi Daehyun. Lupakan aku seperti sebuah kartu nama yang diberikan orang asing padamu. Kau akan menyimpannya dalam saku, membiarkan kartu nama itu berjalan bersamamu dan menemanimu selama beberapa jam, kemudian kau pulang ke rumah dan menggantung celanamu, kartu nama itu masih tetap bersamamu sebelum akhirnya kau benar-benar lupa hingga kau mencuci semua pakaianmu.
Forget me now
Why is everything so black for me now?
I’m worried that you’re happy without me
Kupejamkan mata, kubiarkan udara di sekitar pemakaman merasuki paru-paruku sehela demi sehela. Kata-kata yang ditulis pacarku perlahan mulai bermunculan lagi. Paragraf itu, paragraf yang membuatku merasa konyol, yang sama sekali tidak masuk akal bagiku. Aku tidak tahu kapan tepatnya, tetapi kedua lututku sudah mendarat di tanah. Entah kenapa kerikil-kerikil itu berubah menjadi begitu tajam. Kedua tanganku terkepal sangat erat, kepalaku diam-diam tertunduk dan bahuku bergetar pelan ketika aku merapatkan kelopak mataku seerat yang aku bisa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku akan membantumu melupakanku, saatnya kau tahu kenyataan. Aku bisa merasakan kau akan membenciku setelah ini. Kau akan merasa bodoh dan konyol, tetapi Baekhyun, ini memang yang sebenarnya terjadi, ini adalah kebohongan terakhirku padamu. Aku tidak seperti yang kau pikirkan selama ini. Gadis yang belakangan ini mengisi hari-harimu adalah kakakku. Gadis yang bersemayam dalam pusara itu adalah saudara kembarku. Dan aku... aku hanya menggantikan dirinya untuk sementara waktu.
Namanya adalah Jung Eunji. Dia orang paling ceria dan dia hanya melakukan hal-hal yang dia inginkan atau yang menurutnya benar. Semua orang menyukainya, Baekhyun, kau juga menyukainya. Begitupun aku. Kami sangat mirip hingga ayah selalu memasukkan kami ke sekolah yang berbeda. Ini bukan yang pertama kali, kami sering bertukar peran saat SMP karena dia lebih suka bermain daripada belajar. Penyakit itu datang pada kakakku setelah kelulusan SMP. Kupikir dia akan baik-baik saja jika menjalani pengobatan. Kau tahu? Kehidupannya berubah drastis. Ayah semakin melarangnya melakukan ini-itu, bahkan dia tidak diizinkan melanjutkan ke SMA sepertiku. Rumah sakit adalah tempatnya menghabiskan liburan musim panas.
Suatu malam dia menangis di balik selimutnya. Aku tidak pernah melihatnya menangis seperti itu. Dia bilang padaku kalau dia ingin hidup normal, dia ingin menjadi kapten basket yang ditakuti saat SMA, dia ingin menjadi remaja normal pada umumnya sebelum dia mati. Aku menawarkan diri untuk menjadi dirinya. Satu-satunya yang bisa kulakukan untuk kakakku adalah mewujudkan impiannya menjadi remaja normal. Kupikir tidak ada salahnya karena aku... aku sama sekali berbeda dengannya. Kami adalah dua sisi mata uang yang bertolak belakang, beberda, tetapi tidak bisa dipisahkan. Sepanjang malam itu kami mengobrol panjang-lebar membicarakan apa saja yang akan kami lakukan di SMA.
Ingat ibu tiriku? Wanita itu sangat baik, Baekhyun-ah. Dia membantuku masuk SMA atas nama kakakku tanpa sepengetahuan ayah. Aku berlatih dengan keras agar terpilih menjadi kapten basket. Aku berlatih segalanya agar bisa menjadi seperti kakakku. Aku selalu bercerita tentang hari-hari yang kulalui padanya dan dia akan mendengarkan dengan antusias.
Bagaimana kami bisa menemukanmu, apa kau bertanya-tanya? Ah, kau pasti lupa pertemuan pertama karena itu sudah sangat lama. Saat itu usia kita baru lima atau enam tahun. Kau pernah tersesat di taman bermain, kan? Coba kau ingat-ingat bagaimana caramu menemukan ibumu. Kalau aku tidak salah, kau bertemu dengan anak perempuan yang sama-sama tersesat, benar? Bedanya, kau menangis seperti bayi sedangkan anak perempuan itu biasa aja. Dia adalah kakakku. Dia adalah anak kecil yang memarahimu karena begitu cengeng dan lembek. Kakakku bercerita bahwa kau tidak bisa berhenti menangis saat menunggu di pusat informasi bersamanya. Aku penasaran apa yang kalian ceritakan sambil menunggu karena kakakku sudah lupa persisnya. Dia hanya ingat sebuah perasaan... untuk melindungimu karena kau sangat cengeng!
Aku tidak berniat untuk mencarimu. Aku menemukanmu. Entah ini takdir atau kebetulan saja, siang itu aku menghabiskan makan siang tak jauh dari mejamu. Aku mendengar semua obrolanmu dengan teman-temanmu itu, aku mendengar namamu. Byun Baekhyun. Dan semua terjadi begitu saja...
Semua tentangmu kuceritakan pada kakakku. Di sela-sela pengobatannya yang selalu dimulai pada hari Kamis, aku tidak pernah lupa menyebutkan namamu saat bercerita. Setiap hari, setiap percakapan yang kita lakukan, setiap hal yang aku paksakan. Dia tertawa lebih sering karenamu. Percaya atau tidak, kau berhasil membuatnya bangkit dari masa-masa kelam. Video-video yang kita rekam bersama, foto-foto yang kita ambil, hal-hal bodoh yang kita lalui, dia sangat bahagia hanya dengan mendengarnya. Seakan-akan dialah yang menjalankan semua itu. Aku tidak menyesal, sama sekali tidak menyesal dengan keputusanku bertukar peran.
Suatu hari dia depresi. Dia berada dalam titik terendah kepercayaan diri. Dia iri, Baekhyun. Dia iri kepada gadis lain di luar sana. Pertanyannya padaku begitu menyakitkan. Kenapa harus dia? Kenapa bukan aku? Aku terkejut, sungguh terkejut. Aku hanya bisa memeluknya dengan erat sambil menangis dan berbisik... jika aku bisa menggantikannya, aku akan menggantikannya. Dia akan menjadi gadis paling bersinar yang disukai banyak orang, Baekhyun. Aku sungguh-sungguh. Aku membuktikan perkataanku dengan memangkas rambutku seperti rambutnya sehingga dia tidak akan malu lagi kalau berjalan-jalan tanpa penutup kepala atau wig bersamaku.
Kupikir dia akan bertahan lebih lama. Sesekali dia berbisik padaku bahwa dia lelah dengan semua usaha yang kami lakukan. Dia ingin kami melepasnya sehingga dia bisa tenang. Dia telah pergi Baekhyun. Dia meninggalkanku, sama seperti ibuku. Ayah... ayah akhirnya tahu tentang penyamaran kami, dia sangat marah dan sedih. Dia ingin aku menjadi diriku sendiri karena hanya akulah yang tersisa. Aku tidak ingin membuat ayah kecewa lebih jauh, Baekhyun. Aku harus kembali menjadi diriku, aku harus menghidupi hidupku sendiri. Jangan beritahu teman-temanku, kumohon. Aku tidak sanggup bertemu dengan mereka setelah semua yang kulakukan. Sama halnya seperti aku tidak berani bertemu denganmu lagi.
Terakhir, aku tidak tahu bagaimana cara kakakku tetap mengingatmu hingga akhir hayatnya. Aku rasa dia menyukaimu, benar-benar menyukaimu. Aku hanyalah perantara, aku bukan siapa-siapa. Jadi, aku mohon padamu... lupakan aku seperti kartu nama tadi, lanjutkan kehidupanmu dengan baik dan sehat. Jika ada kesempatan untuk bertemu, kita akan bertemu lagi nanti. Suatu saat.
Yang mengharapkanmu hilang ingatan,
H.R
Jung Hyerim
Let there be lonely days only for me
My love is still in your heart somewhere
For the last time would you do it for me?
Please forget about me now
Forget me now, now everything
While I haven’t forgotten about you, I’m trying to be happy
For me, so I can be happy
Leave me now
My love, while we still feel love for each other
Leave so that it won’t be any harder for us
(c) Gummy - 날 그만 잊어요 Forget Me Now
Comments