Day 34

Notre Kaléidoscope

=34=

 

Sepulang sekolah aku dan anak-anak sableng mampir ke kedai mie paling enak sedunia yang terletak tepat di seberang sekolah. Tidak seperti biasanya, Chanyeol ikut dalam kawanan kami. Dia bilang ada baiknya bersosialisasi dengan orang lain agar jiwanya selalu sehat. Aku tidak keberatan dengan keberadaan Chanyeol. Pun dengan Jongin, Jongdae, Sehun, dan Taehyung. Malah kami berencana mengakrabkan diri dengannya lebih jauh lagi dengan membiarkannya membayar makanan kami kelak. Sebenarnya setengah jiwa Chanyeol sudah berpihak pada kami sejak musim panas tahun lalu ketika kami liburan bersama di pondok keluarga Sehun, tapi belakangan ini dia agak menjauh dan lebih memilih menghabiskan waktu dengan buku. Kayak dia bisa menghasilkan anak saja dengan kertas-kertas itu, tsk.

Kedai mie langganan kami cukup unik. Terutama jajangmyeon-nya yang punya level kepedasan tertentu dari skala 1-7. Tak heran jika aku bisa melihat asap mengepul di atas kepala orang-orang yang keluar dari kedai ini. Kalau tidak ada kepulan asap, mungkin ada ingus yang kejar-kejaran pada hidung kiri dan kanan pengunjung kedai yang kebanyakan siswa-siswi sekolahku. Sejauh ini belum ada manusia yang menggelepar-gelepar di atas tanah setelah memakan jajangmyeon pedas, jadi bisa kupastikan mie di sini 100 persen aman untuk kesehatan.

“Ahjumma! Pesan 6 mangkuk jajangmyeon level 5, 3 piring tteobokki, dan 6 es teh gak pake lama!” Jongdae setengah berteriak saat kami mengambil posisi di sudut ruangan dekat jendela.

“Yah! Apa-apaan level 5? Kau mau kami mati mencret, eoh?” protes Sehun.

Aku sedikit terbelalak juga. Terakhir kali makan level 4, aku buang air sebanyak tiga setengah kilogram dalam 24 jam. “Aish, tidak bisakah kita makan yang normal saja?” keluhku sambil mengeluarkan ponsel. Melihat tidak ada sms masuk dari cewek gila membuatku senyumku bertransformasi menjadi adonan donat yang diberi ragi, mengembang sempurna.

“Ckckck, dasar manusia-manusia cemen dan lembek seperti pantat. Sekolah saja ada tingkatannya dan tidak ada dari kalian yang ingin tinggal kelas kan? Maka dari itu makan mie juga harus bisa naik tingkat. Segala sesuatu di dunia ini pasti ada levelnya. Pangkat... peringkat... dari bayi pun kita sudah harus bersaing di dunia sinting ini—” jelas Jongdae dengan gayanya yang sengak dan minta disumpal kaos kaki buluk. Detik berikutnya dia menyenggol lututku.

“Ya ya ya, berikan ponsel kalian. Tidak ada yang boleh membuka ponsel ketika berkumpul. Jangan di-silent, kita lihat tangan siapa yang paling tidak tahan bercumbu dengan layar ponsel maka dia akan mentraktir semua makanan kita,” lanjut Kim Jongdae, memerintah.

“Pasti Baekhyun akan kalah lagi. Sejak punya pacar, ponselnya selalu berdering,” sahut Jongin yang kemudian memberikan ponselnya pada Jongdae, begitu pun anak-anak yang lain. “Aku salut jempolnya tidak melempem atau matanya makin sipit karena tersambar radiasi.”

“Enak saja, aku jamin kali ini aku akan menang. Tidak ada tanda-tanda kehidupan dari cewek gila itu hahaha.”

“Bukankah itu aneh? Bisa jadi dia sedang merencanakan sesuatu yang buruk padamu,” ujar Sehun, “siapa tahu dia sedang merencanakan penyiksaan model baru seperti mengajakmu bermain catur di rumah om-om pedofil.” Kelingking anak itu mengorek-ngorek lubang hidungnya sendiri, membuatku ingin ikutan mengupil.

Seharusnya aku tidak terkejut mengetahui cara berpikir Sehun, tapi aku mengabaikannya dan mulai mengupil. “Tidak akan,” kataku sambil memfokuskan diri untuk mengambil sebongkah berlian dalam hidungku. “Ini kan hari Kamis di akhir bulan. Dia tidak masuk sekolah.”

“Omong-omong kau kuat makan pedas kan Yeol?”

“Kurasa aku bisa mencobanya,” jawab Chanyeol diiringi cengiran lebarnya yang ia tunjukkan pada Jongdae, “tapi apa hubungannya makan mie level terpedas dengan pangkat?”

Kulirik Jongdae dan Jongin yang saling memandang. Aku masih sibuk menggali harta karun.

“Bayangkan skenario bosmu mengajak makan malam untuk membicarakan kenaikan pangkatmu. Dia suka makanan super pedas dan memesan semua makanan dengan rasa pedas. Apa kau akan menolak? Tentu tidak!”

Chanyeol mengangguk pelan. “Tapi tidak setiap orang dari kita saat ini akan memiliki bos yang suka makanan pedas, lagipula kita kan bisa berkata jujur.”

Aku menepuk wajahku pelan dengan tangan yang tidak sedang mengupil tentunya. Sepertinya mengundang Park Chanyeol ke dalam kerumunan bukanlah ide terbaik di dunia. Dia dan pemikiran dangkalnya selalu berhasil membuat suasana berubah menjadi aneh. Untungnya anak-anak yang lain tidak menyadari keganjilan Chanyeol. Pembicaraan telah beralih kepada sekelompok anak cewek yang duduk di seberang meja kami, terhalang oleh meja yang ditempati sepasang kekasih.

“Di antara cewek-cewek itu, siapa yang paling mungkin jadi pacar kalian?” tanya Taehyung sambil menyeringai lalu mengangkat telapak tangannya untuk menutup kedua mataku dan sedikit mendorong kepalaku ke belakang, membuat jari kelingkingku keluar dari lubang hidung. “Khusus jomblo. Jangan maruk kau Byuntae!”

Aku mendengus kemudian menghalau tangan Taehyung menjauh dari wajahku. Pandanganku teralih menuju meja para gadis yang sedang cekikikan. Seringai kecil langsung tumbuh di wajahku. “Lagipula mereka bukan seleraku,” cibirku pelan.

Belum sempat aku melanjutkan ucapanku, pesanan kami telah tiba. Sehun telah menggosok-gosokkan tangannya ke celana, menghilangkan bekas galian tambangnya. Aku akan melakukan hal yang sama namun tanganku sudah bersih begitu saja tanpa hasil tambang apapun. Bahuku terangkat tidak peduli kemudian mulai mengaduk mie di hadapanku. Semua orang tiba-tiba bertingkah seperti tidak pernah makan selama empat juta tiga ratus dua puluh lima ribu tujuh puluh satu tahun.

“Aku rasa cewek yang pipinya tembam itu manis—slurppp.” Chanyeol mengarahkan dagunya kepada cewek yang ia maksud.

“Ah, tapi sepertinya dia terlalu banyak makan—slurpp—” Jongin mengunyah makanannya sebelum lanjut berbicara, “—coba pikirkan kerugian yang kau dapat. Bagaimana jika dia tiba-tiba kelaparan dan menguras dompetmu? Atau bagaimana jika dia tiba-tiba pingsan dan kau tidak kuat mengangkatnya? Aku lebih suka yang rambutnya dikuncir.”

Aku mengangguk setuju, walau bagaimana pun juga Jongin ada benarnya. “Kalau aku lebih suka wanita dewasa.”

“Pasti gara-gara pikiran kalian sudah terlalu butek,” ujar Taehyung yang duduk di sebelahku. Dia tengah menyumpit jajangmyeon pedasnya. Sepertinya ada sesuatu yang menempel di punggung tangannya. Mataku memicing ke arah tangan Taehyung. Aku nyaris tersedak saat menemukan hasil galian lubang hidungku nyasar di sana.

Aku langsung menegak es teh dan memutuskan untuk pura-pura tidak melihat.

“Memangnya kenapa kau suka nuna-nuna, Baek?” Jongdae tampak penasaran. Bulir-bulir keringat mulai memenuhi jidatnya.

“Karena mereka akan mengurusku dengan baik. Mereka juga tidak akan banyak cing-cong seperti anak cewek seumuran kita, pikiran nuna-nuna pasti sudah jauh ke depan dan tentu saja mereka dewasa dalam bertindak. Terlebih...,” aku menghentikan ucapanku sejenak karena lidahku terasa panas, “...mereka tidak akan banyak tanya soal kado yang kita berikan. Kita tidak perlu keluar banyak uang karena jelas uang mereka lebih banyak dari kita. Ibaratnya kalau—hah—sialan efek pedasnya mulai terasa!”

“Siapa memangnya nuna-nuna idamanmu?” giliran Jongin bertanya dengan mata merah berkaca-kaca.

“Kim ...haaaaeyeon,” jawabku sambil mengipasi-ngipasi lidahku dengan sendok es teh yang sudah habis.

Wuedan, lidahku terasa terbakar huh huh. Ayo kita lakukan huu haa bersama. Satu, dua, tiga! Huuuu ...haaa ...huuu ...haaa ....”

Aku mengikuti Sehun yang mengercutkan bibirnya hingga mengeluarkan bunyi ‘huuu’ panjang kemudian membuka mulut lebar-lebar sambil menjulurkan lidah untuk mendapatkan bunyi ‘haaa’. Kami berenam pun melakukan ‘huu haa’ penghalau rasa pedas tanpa mempedulikan tatapan aneh orang-orang yang melihat kami.

“Huuu ...haaa ...huuu ...haaa ....”

“Huuu ...haaa ...huuu ...haaa ....”

“Huuu ....h,”

Tiba-tiba Sehun, Jongin dan Jongdae yang duduk di hadapanku langsung menutup mulutnya. Mereka tampak terkejut melihat sesuatu di belakangku. Perasaan tidak enak langsung mencuat kemana-mana dari hatiku.

“Baekhyun?”

Aku menoleh ke belakang. Jantungku seperti baru saja melakukan lompat tali.

Gadis itu tersenyum ketika aku mengangguk dalam gerakan slow motion.

“Mulai sekarang ...,”

Oh tidak. Rasanya begitu deja vu!

“—kau adalah narasumberku,” kata gadis itu. Ia mengeluarkan ponselnya kemudian menyodorkannya padaku. “Aku butuh nomormu agar nanti bisa menghubungimu.”

Aku menatap ponsel berwarna putih itu. Apakah ini mimpi? Apakah aku ada di alam bawah sadar? Apakah gadis yang barusan bicara itu benar-benar ...Taeyeon nuna?

Tanpa sadar ingusku mulai meluncur nakal dari lubang hidung sebelah kiri.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Petrichor79
Moga-moga endingnya udah fix dan gak ada perubahan lagi fufufu~

Comments

You must be logged in to comment
yeollshin
#1
Chapter 20: Ff ini udah complete kah? atau masih ada harapan akan ada update lagi??? I'm dying because of waiting ㅠㅠㅠㅠ
yeollshin
#2
Chapter 20: baca lagi baca lagi baca lagi. Gak ada bosennya baca ini, malah makin nambah kadar kecintaanku sama cowok sableng itu kkkk. Dan sebenernya ini tuh moodbooster banget. Bikin suasana lebih ceria (walaupun masih harus jadi cengeng tiap baca surat hyerim). Selagi baca... masih terus berharap dan bertanya-tanya, yaluhan kapan ini update lagi ㅠㅠ kangeeeeen authornim :(
bloomblebee
#3
Hai!! *waves* i'm new reader >_< tertarik banget baca ini tapi belum ada waktu. Alu subscribe dulu ya ^^ tapi agak kesel karna commentnya spoiler semua jadi terbaca deh -_- tapi tenang, aku bukan tipe spoiler kok hehe ><
TOP_CLASS #4
Chapter 20: Author kenapa bikin penasaran lagiiii ??? T.T kirain udah selese, sekarang jd penasaran lg dehhh
yeollshin
#5
Chapter 20: Tunggu..... i-ini prolog??? Seneng banget ini update dan membawa.... Prolog??? Terus cerita yg kemaren apa? Pra-prolog?! Jadi yg kemaren itu mimpi?? kehidupan baekhyun dan si cewek gila selama ini cuma mimpi?? Ahhh ini teka-teki dan bikin penasaran sebenernya cerita aslinya kaya gimana... Next chapternya ditunggu :)
AreumdaunBaek
#6
Chapter 20: Aaak...ditunggu update.nya authornim..^^
jeanitnut
#7
Chapter 19: hello authornim! new reader here.

ini mungkin fanfic indo yang kubaca lagi setelah berhenti selama hampir setahun uggh. dan sejujurnya aku tipe pemilih banget kalo fict indo hehe pas baca you used jagiya instead of baby rasanya udah mau berhenti aja karena aku ngerasa aneh banget bacanya maafkan. tapi nyatanya aku menemukan diriku sampai chapter terakhir dan aku sendiri kaget lol

aku suka gimana kamu bikin cerita ini acak dan itu unik banget. meski di part awal udah hari ke 260 aku masih belum menemukan kejanggalan. lalu di tengah-tengah udah feeling kalo the sassy girl sakit udah yakin 133654775699% tapi ternyaata.....
twist banget endingnya.

penggambaran karakter tokohnya omg aku suka semua dan siapa siapa aja tokoh disini itu bias aku TuT baekhyunnya lucu banget dan emang dia pacarable banget. aku berharap sisi baekhyun yang lain bakal ditunjukin (re: the hottest guy) tapi mungkin akan susah karena seluruh cerita menggunakan baekhyun pov.

plotnya twist dan terstruktur. rasanya masuk akal kenapa selama ini the girl semangat dan tetep bisa main basket karena dia memang gak sakit. yaah aku masih berharap bakal ada penjelasan tentang banyak hal. seperti apa hubungan the girl dan taeyeon, bagaimana perasaan dia sesungguhnya ke baek, apa semua yang ia lakukan selama ini murni seperti yang kakaknya inginkan. perhaps, you will write from diff pov? ehehehe

diksinya oke banget untuk cerita comedy fluff gini cocok sama temanya. tanpa mengurangi feel yang didapet. i found out i was crying at the midnight when they went back to neverland. dan cerita persahabatan exo member disini punya poin plus plus sendiri menurutku. menghibur dan khas remaja banget. dan aku suka istilah random(??) yang kamu pake untuk menggambarkan perasaan baekhyun. cute.

banyak typo, banyak yang belum jelas, tapi fict ini tetep worth untuk dibaca apalagi kalo lagi stress beraaat. good job authornim. ditunggu fictnya yang lain. maaf kalo komennya agak annoying (banget). tons of love<3
AreumdaunBaek
#8
Chapter 19: Fin?? Kayaknya kenal nama ini deh? di S.A.Y-kah?
whatever....mbak..aku suka tulisanmu yang mengaduk-aduk hatiku.
sequel peuhliiiiiis....
jraena #9
Chapter 19: Lanjut di sini lagi authornim, yang tadi kepenuhan wkwk
Pendapat udah, tinggal kritikan dikit deh '-' eh bukan kritik sih, soalnya karyamu ini bener-bener keren, aku cuman mau nambahin saran sedikit aja biar lebih sempurna hehe
Penulisan bahasa asingnya jangan lupa di italic alias di garis miringin yaa, soalnya aku sering nemu bahasa inggris yang ngga di miringin. Dan aku juatru nemuin bahasa baku yang malahan di miringin hehe. Cuman itu aja sih, selebihnya udah bagus. Sama masih ada typo sedikit, ya secuil aja sih. Tapi typo ya hal yang wajar, jadi di maklumin hehe. Udah sih, segini aja komentar aku. Maaf kalo kepanjangan authornim. Maaf juga kalo ada yang ngga berkenan di hati '-' jujur ini pertama kalinya aku ngasih komentar secara langsung alias ninggalin jejak setelah membaca. Biasanya aku siders wkwk, tapi udah tobat kok, sekarang udah ngga gitu lagi. Terlebih setelah membaca karyamu yang membuatku terkagum-kagum, benar-benar berdosa rasanya kalau tidak rcl wkwk. Sekian authornim, aku nungguin tulisan berikutnya ya ^^ terus berkarya~