Next morning.

              06:30 mungkin terlalu pagi untuk orang orang yang bekerja,karena mereka masuk kerja jam 8 dan ini masih terlalu pagi untuk Kris bangun dari tidurnya. Ia terbangun karena suara suara yang berasal dari dapur. Di bangunkannya tubuhnya dengan malas sambil berdecak. Ia membuka pintu kamarnya dan segera menuju kearah sumber suara. Dilihatnya sang istri dengan susah payah menyiap kan sarapan pagi untuk mereka. Mulai dari omlet yang terjatuh ke lantai karena terlalu tinggi melemparnya keudara,memasak ayam yang sedikit gosong dibagian sana sini,dan yang paling parah sang istri memasak air hingga tak ada air yang tersisa. Menguap

"Ya! Bisa tidak kau tidak berisik?" Ucap Kris dingin dengan nada kesal

"Eh?kau sudah bangun? Mau aku siapkan air hangat?" Tanya amber dengan spatula ditangan kanannya

"Tidak usah,kau sedang apa huh?"tanya Kris

"Aku? Aku membuat sarapan" jawab Amber dengan cengirannya

"Sudahlah kau tidak usah memasak,karena aku tak yakin masakan mu enak" sindir Kris

"Tidak,aku pasti membuatkan yang enak kok" kukuh Amber 

"Lebih baik kau mengganti celemek mu itu dengan baju karate. Kau kan 'namja' mana mungkin bisa memasak?" Hina Kris sambil tersenyum meremehkan

"Bisakah kau tidak berucap seperti itu? Aku masih seorang yeoja" ucap Amber mengecil. Ia menahan suara bergetarnya yang hendak menangis 'lagi'

"Oh ya kau seorang yeoja? Aku tak yakin" balas Kris masih dengan senyuman meremeh kannya dan berjalan kembali menuju kamarnya.

          Amber kembali menangis dalam diam. Hingga ia melupakan masaknnya yang sudah hampir gosong. Ucapan Kris sangat membuatnya terpojokan dan sakit hati. Mengapa bisa ia menikah dengan orang seperti Kris? Yang selalu menghinanya, saat ini saja baru hari pertama ia ingin menjadi istri yang baik tapi, Kris sama sekali tak menghargai kerja kerasnya. Memang Amber tidak bisa memasak namun ia berusaha keras agar dirinya terbiasa dengan peralatan dapur.

           Amber menghapus air matanya dengan kasar lalu menghela nafasnya panjang ia mencoba menguatkan hatinya 'aku pasti bisa' ujar Amber dalam hati lalu kembali memasak dengan perasaan hancur namun ia tetap berusaha tegar.

#_#_#_#_#_#_#_#_#

Kkrreekk

     Kris keluar dari kamarnya sudah memakai kemeja dengan jas diluarnya dan tak lupa sesekali Kris membenarkan dasinya. Dilihatnya Amber sedang menata masakannya di meja makan dengan keringat yang terlihat didahinya.

"Eo?kau ingin bekerja? Bukankah ada cuti untuk nikah?"tanya Amber yang melihat Kris sudah sangat rapih

"Ya memang ada, tapi aku akan sangat bosan jika hanya berdua denganmu" jawab Kris dengan wajah datarnya lalu duduk di salah satu kursi dan melihat hidangan yang dibuat amber. Ia tidak yakin dengan masakan Amber

Kris hanya menatap makanan itu dengan wajah datarnya

"Kau ingin apa? Biar aku yang mengambilkannya " tanya Amber namun Kris sama sekali tak menjawab ia malah beranjak dari duduknya dan mengambil tas kerjanya lalu pergi menuju kantornya tanpa sepatah kata pun.

Sedangkan amber hanya menghela nafas. Ia duduk memandangi masakannya dengan tatapan kecewa. Ternyata menikah itu tidak seindah yang dibayangkannya dan tidak sebahagia seperti di novel atau pun flim dan drama yang ia tonton 

Ini sangat sulit untuk Amber karena dirumah tangganya, hanya amberlah yang berusaha membuatnya nyaman. 

'Ya tuhan kuatkan aku' ucap Amber dalam hati lalu diambilnya masakannya tersebut dan memakannya,memang tidak terlalu enak seperti buatan victoria teman sekaligus kakak angkatnya saat dipanti namun tak apalah masakannya tidak seenak buatan victoria mungkin ini baru awalnya saja.

Setelah memakan masakannya sendiri, Amber segera mencuci peralatan masaknya dan piring yang sudah digunakan. Setelahnya, ia berniat untuk kembali bekerja di perusahaan Mr.Wu.

#_#_#_#_#_#_#_#_#

"Pagi" sapa Amber pada karyawan lain dengan senyuman yang selalu m