pagi ini, Amber mendapatkan surat berwarna coklat dan bentuknya lumayan besar. diambilnya surat itu dari tukang pos tersebut dan menandatangani nya tak ada keanehan atau curiga dihati Amber. ia pun kembali menutup pintu apartemennya dan melihat amplop itu yang tidak ada nama pengirimnya namun Amber mencoba berpikiran positif. dibukanya amplop coklat itu dengan perlahan dan menarik isi didalamnya.

DEG

mata Amber langsung berkaca kaca, hatinya seperti tertusuk benda tajam yang sangat lancip, lututnya pun seketika melemas melihat apa yang di pegangnya sekarang. Amber tak bisa percaya akan ini semua. isi didalam amplop itu sangat membuat Amber semakin terpuruk. ia tak tau lagi harus berbuat apa.

tes

     air mata itu kembali turun dengan derasnya membasahi pipi Amber. sungguh ini adalah kenyataan terburuk dalam hidupnya sekarang.

     kris baru saja keluar dari kamarnya dengan senyum mengembang di pipinya saat melihat Amber namun senyuman itu kembali hilang saat dilihatnya Amber tengah terpaku ditempatnya dengan tetesan air mata. Kris mengerutkan dahinya lalu menghampiri Amber yang nampak tidak dengan kondisi yang baik.

"Amber ?!" panggil Kris. mendengar suara panggilan itu, Amber segera memasukan kembali isi amplop itu dan menyembunyikannya dibalik punggungnya tak lupa ia cepat-cepat menghapus air matanya dan memasang senyum palsu di wajahnya

"Ne Kris?" tanyanya. mencoba bersikap seperti biasanya seolah tak ada kejadian apa pun

"Kau kenapa menangis?" tanya Kris keningnya pun berkerut.

"Ah, aniya ini bukan menangis aku barusaja kelilipan oleh semut yang masuk kemataku" ucap Amber lalu mengusap usap matanya agar Kris percaya padanya.

"Oh, lain kali hati hati ne?" ucap Kris menyarankan dan lebih mendekat ke arah Amber lalu menyamakan tingginya dengan sang istri. sontak Amber melangkah mundur karena Kris semakin mendekatinya sampai akhirnya punggungnya menyentuh dinding dan tak bisa kemana-mana. Amber semakin panik kala Kris semakin mendekati wajahnya dan .....

hhuuufff ...

     Kris meniup mata Amber yang tadi baru saja diusap usap yang beralasan kelilipan. setelahnya Kris melangkah mundur dan menatap wajah shock Amber dan kini tampak semburat merah dipipi sang istri yang membuat kris terkekeh. Amber kira Kris akan menciumnya ternyata hanya ingin meniup mata Amber yang kelilipan

"Kau sangat lucu" ucap Kris dan berjalan meninggalkan Amber.

* - * - * - * - * - * - * - * - *

     kini keduanya tengah menyantap sarapan yang Amber buat dengan keheningan yang menyelimuti keduanya tak ada satupun yang ingin berbicara terlebih dahulu mereka sibuk dengan kegiatannya masing masing. terutama Amber yang masih saja melamun memikirkan isi surat itu rasanya ia ingin sekali berbicara serius dengan Kris tentang isi surat itu namun Amber tak berani untuk mempertanyakan kebenaran surat itu. Amber hanya mengaduk aduk makanannya sambil menatap kosong entah kemana. Kris yang memperhatikan pun berhenti dengan kegiatanya sejenak. ia tatap Amber yang sedang melamun dan seperti tak ada semangat hidup lagi. 

"Amber !?" panggil Kris namun tak ditanggapi oleh sang pemilik nama.

"Amber !?" 

"....."

     dan akhirnya pun Kris mencoba memanggil nama Amber sambil memegang tangan Amber mencoba menyadarkan lamunan sang istri dan Amber pun tersadar dari lamunanya

"Ne? Whaeyo?" tanya Amber langsung menampakan wajah cerianya

"Kau tak apa? Sedari tadi hanya melamun"

"Um ... aku sedang tidak nafsu makan"

"Kukira kau sedang memikirkan sesuatu sampai melamun seperti ini"

' ya, aku sedang memikirkan sesuatu. kau pun pasti tau apa yang dipikirkanku '  lanjut Amber dalam hati ia tak mung