Amber kini sedang duduk di ranjang, ia menggigit bibir bawahnya tak tega untuk membangunkan Kris yang tidur di sampingnya dengan sangat lelap. Kehamilan Amber kini sudah menginjak 2 bulan lebih dan tanda tanda ngidam sudah ia rasakan namun hatinya tak enak hati untuk meminta sesuatu pada suaminya yang sudah terlelap begitu nyenyak. Tangan kecil Amber menyentuh pipi kiri Kris dengan lembut, Kris seperti malaikat jika sedang tertidur.

"Kau belum tidur?" Tanya Kris yang masih menutup kelopak matanya. Amber menjauhkan tanganya dari pipi Kris. Amber hanya menjawab dengan diam. Sebenarnya Amber sangat ingin sekali meminta sesuatu dari Kris. Kris pun mendudukan dirinya lalu menatap Amber yang sepertinya sedang kebingungan.

"Kau kenapa?"tanya Kris lembut

"Gwenchana, kau tidur saja lagi." Balas Amber memaksakan senyuman. Kris merasa ada yang ganjal dengan tingkah Amber

"Kau menginginkan sesuatu?" Tanya Kris nampaknya Kris merasa Amber sedang mengidam sesuatu karena selama Amber hamil, Amber tak pernah meminta apapun darinya mungkin ini saatnya ia mengabulkan permintaan Amber dan demi anaknya juga yang sedang dikandung Amber

"Aniya, aku belum mengantuk" balas Amber sambil tersenyum

"Aku tau kau sedang menginginkan sesuatu. Kau mengidam?" Tanya Kris

"A-aniya"

"Ayolah Amb, jujur saja. Kau takut jika aku marah? Aku tak akan pernah marah kepadamu. Wajar jika kau menginginkan sesuatu, kau kan sedang hamil muda. Katakan kau menginginkan apa? Aku akan mengabulkanya" ucap Kris mencoba untuk membuat Amber jujur padanya

"Aku.......aku ingin kau......"

#_#_#_#_#_#_#_#_#_#_#

"Hahahahahahaha!!!" Suara tawa Amber begitu menggema di kamar mereka. Bukan tanpa sebab Amber tertawa, namun ini karena ulahnya yang meminta sang suami untuk menari ballet lengkap dengan busananya layaknya ballerina sungguhan. Kris menari nari asal ia mencoba untuk mengikuti gerakan ballerina. Amber yang sedang duduk di ranjang pun tertawa terpingkal pingkal melihat aksi sang suami yang biasanya Kris selalu dengan image cool, pendiam, dan berwibawa namun kini ia tampak sangat cantik memakai pakaian ballet. 

"Ahahahahaha......Kau liatkan nak?" Tanya Amber pada jabang bayinya walaupun sebenarnya janinnya belum bisa melihat

"Kau lucu Kris. Sangat lucu aku tak menyangka kau sangat mahir menari ballet" Ucap Amber menyudahi acara menertawakan suaminya. Kris berjalan malas ke arah ranjang dan duduk di tepian ranjang menatap Amber yang kini wajahnya sudah sangat bahagia. Kris nampaknya masih menekuk wajahnya. Bahkan Kris rela harus mencari baju ballet itu, untung saja tetangga di apartemen nya adalah seorang ballerina walaupun beda lantai.

"Huh....kau puas?" Tanya Kris lemas. Demi apapun ia tak akan pernah lagi memakai pakaian laknat itu. Itu sungguh menjijikan bagi Kris. Amber melihat Kris lesu, mencoba mendekati suaminya itu dan mengecup singkat bibir Kris lalu tersenyum tanpa dosa pada suaminya.

"Gomawo appa, aku sangat senang" ucap Amber lalu tersenyum pada Kris . Kris otomatis tidak bisa melampiaskan kekesalannya karena memakai baju ballerina ini, karena Kris pikir apa salahnya jika sang istris meminta sesuatu yang jelas jelas adalah keinginan sang calon anak mereka?. Akhirnya Kris luluh dengan ucapan dan ciuman singkat Amber. Dulu ia tak pernah sedikitpun merasakan hatinya sangat bahagia, namun kini berbeda setelah ia dan Amber berbaikan dan melupakan masa lalu mereka.

"Hmm... itu sudah kewajibanku menuruti kemauan istri tercinta ku yang sedang mengidam ini. Maafkan appa ya, appa berat hati untuk melakukan ini untuk mu" ucap Kris seraya mengelus perut Amber yang masih rata.

"Aku maafkan appa. Dan terimakasih atas hiburannya" balas Amber lalu tersenyum sangat tulus pada Kris. Tak bisa dipungkiri, senyuman Amber kini membuat bibir Kris ikut melengkungkan sebuah senyumannya.

"Gomawo eomma. Saranghae" ucap Kris

"Nado Saranghae" balas Amber dan detik berikutnya wajah mereka sudah tak ada jarak lagi. Mereka melampiaskan rasa bahagia mereka dengan ciuman yang sangat lembut dan p