8 - Fire

Unfathomable Friends

Baekhyun bediri disana tangannya memeluk sebuah kotak berisi setumpuk properti untuk drama musikal sementara satu tangan lainnya menjinjing sebuah kantong plastik berisi 3 porsi jjangmyun. Tatapan yang tidak terdefinisi ada dalam mata Baekhyun, beberapa spekulasi tentang Aku dan Luhan mungkin ada dalam pikirannya. Kupikir Baekhyun tidak masalah dengan ini, dia sudah tahu jika aku dan Luhan berteman baik dan mungkin ia akan mengira jika pelukan Luhan adalah pelukan persahabatan.

“Biar aku bantu Baek”Aku berjalan menghampiri Baekhyun mengambil kantong plastik yang dijinjingnya.

Aku berjalan memasuki studio, tetapi tidak ada derap langkah yang mengikutiku, Baekhyun masih mematung disana dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

“Wae? Masuklah” Tegurku.

Baekhyun menghelas nafas dan mengikuti langkahku memasuki studio.

“Siapa yang mengijikan dia datang kesini huh? ”Baekhyun  meletakkan kotak tersebut diatas lantai kasar.

Aku yang sedang memasukkan barang – barangku kedalam tas tersentak dengan pertanyaan Baekhyun. “Jika yang kau maksud itu Luhan, dia kesini untuk bertemu Chanyeol” Jawabku pelan.

Tapi sebenarnya, aku lah yang menghabiskan beberapa menit bersama Luhan disini.

“Chanyeol? Dimana Chanyeol?” Baekhyun berjalan menghampiriku kemudian duduk disampingku.

“Ada beberapa urusan bersama Jong In, dia menitipkan beberapa berkas padaku untuk di berikan pada Luhan”.

Tapi yang terjadi lebih dari itu, lebih dari sekedar memberikan beberapa lembar kertas pada Luhan.

“Uhm” Baekhyun berdeham, ia duduk disebelahku. “Kau belum makan ne?” Baekhyun mengeluarkan dua porsi Jjangmyun dari dalam kantong plastik.

“Ah Gomawo” Aku mengambil Jjangmyun dari tangan Baekhyun.

“Satu lagi milik Chanyeol, dia kurang beruntung memilih pergi bersama si Kkamjong”

“Jong In yang memintanya” Aku tertawa kecil

“Hey bagaimana kau tahu Aku dan Chanyeol masih disini?” Tanyaku.

“Hanya menebak – nebak saja” Baekhyun berkata kurang jelas.

“Jika kami sudah pulang, Jjangmyun ini akan sia - sia”

“Wae? Aku akan menghabiskannya sendiri” Baekhyun menelan Jjanngmyun miliknya.

“Rakus sekali” Aku menggeleng tak percaya.

Baekhyun memasukan melahap dengan semangat Jjangmyun miliknya, sementara aku seperti kehilangan selera makan, tentu saja karena kejadian beberapa saat lalu bersama Luhan, sangat mengganggu pikiranku.

“Uhm, bagaimana ibumu?” Baekhyun bertanya disela – sela kesibukan makannya.

“Eomma baik, beberapa hari yang lalu kami berbicara di telepon” Aku tersenyum.

Baekhyun melahap jjangmyun terakhirnya. Kemudian meneguk sekaleng Cola yang ia keluarkan dalam tasnya.

“Semoga ibumu segera pulih”  Baekhyun tersenyum memiringkan wajahnya menatapku.

“Hmmm, akupun berharap begitu. Jika Eomma benar – benar sudah pulih Natal nanti aku akan meminta Eomma dan Appa datang ke Korea” Ucapku.

“Untuk melihatmu bermain drama musikal?” Baekhyun mengelap sisa cola di pinggir bibirnya menggunakan telapak tangannya.

“Ya, aku berencana membelikan mereka tiket pesawat kesini”  Jawabku.

“Hmmm bagus” Baekhyu mengangguk-nganggukan kepalanya.

“Hey, bagaimana Ayah dan Kakakmu?” Tanyaku penasaran.

“Appa pergi ke Amerika selama beberapa bulan kedepan” Baekhyun menghela nafas. “ Dan Hyung uhm aku tidak tahu aku tidak mempedulikannya karena dia juga tidak mempedulikanku” Baekhyun menggeleng dan mengangkat bahu.

“Jangan berkata seperti itu Baek” Aku menepuk pundak Baekhyun.

“Kau tidak tahu siapa dia” Baekhyun mencubit hidungku.

“Aku tahu dia Baek” Aku melepaskan tangan Baekhyun dari hidungku.

“Huh?” Baekhyun mengangkat sebelah alisnya.

“Byun Baekboem” Jawabku singkat.

“Kau hanya mengetahui namanya” Baekhyun tertawa.

“Ani, aku tahu seperti apa rupa-nya” Jawabku penuh semangat.

“Tapi kau tidak tahu seperti apa sifatnya” Bekhyun menatapku dengan tatapan

“Akuuuuu uhm, baiklah aku menyerah” Senyum bodoh terpancar dari wajahku.

 

***

 

Hari ini Aku, Baekhyun dan Chanyeol memutuskan menjenguk Sehun di apartemennya setelah latihan selesai untuk memastikan kondisinya. Beruntung hari ini shift kerja ku di pindahkan ke pagi hari dan latihan dimulai siang hari sehingga aku tidak perlu berbohong lagi pada mereka. Perjalanan malam hari menuju Apartemen Sehun sedikit macet, aku pergi bersama Chanyeol menggunakan satu – satunya Ninja 250 R miliknya. Sementara Baekhyun menyusul dari apartemennya. Di tengah perjalanan tidak ada percakapan diantara kami, karena masing – masing dari kami sudah cukup lelah karena seperti biasa Aku dan Chanyeol selalu mendapat tambahan waktu latihan dari Jong In. Telingaku sudah bosan mendengar keluhan Chanyeol setiap harinya tentang Jong In, seperti kejadian tadi siang di studio musik.

“Min Gi-ah, bisakah kau katakan pada Si Hitam itu jika kita butuh istirahat. Kurasa aku sudah mengeluarkan 1 liter keringat” Chanyeol mendengus kesal, melempar handuknya ke sembarang arah.

“Yeollie, ikuti saja apa yang dikatakannya” Jawabku datar.

“Kau-kau sekarang berpihak padanya?” Suara Chanyeol naik beberapa volume.

“Aku pikir dia seorang pekerja keras. Dia hanya ingin yang terbaik untuk penampilan kita. Aku juga sama lelahnya sepertimu Yeol” Jawabku tanpa sedikitpun melihat ke arah Chanyeol.

“Ah! jika sekali lagi kau membelanya, kulitmu akan menghitam sepertinya” Chanyeol mengacungkan jari telunjuknya di depan wajahku, kemudian melanjutkan kata – katanya penuh semangat “Dan kau tahu? Aku selalu ingin tertawa jika ia sedang mencontohkan sebuah gerakan padaku,  dia selalu mencoba agar terlihat seksi, kau harus memperhatikannya, lihatlah bibir bawahnya yang agak tebal itu” Chanyeol terkikik sambil memegang perutnya.

“Chanyeoooooool” Aku berbisik didekat telinga Chanyeol. Dari cermin di depan kami aku bisa melihat seseorang sedang memperhatikan kami dari jarak beberapa langkah, dia pasti mendengar semua pembicaraan kami, sosok itu tentu sangat familiar ia adalah tokoh utama dalam pembicaraan kami, Jong In. Chanyeol yang sibuk tertawa tentu tidak menyadari kehadiran Jong In.

“Hmm?” Chanyeol menegakkan kepalanya melihatku kemudian mengalihkan pandangannya pada cermin di hadapan kita karena sosok Jong In kini sudah terlihat sangat jelas seiring dengan langkahnya menghampiri kami. Chanyeol membeku entah kata seperti apa yang dapat menjelaskan ekspresi wajah Chanyeol sekarang, cemas, panik, terkejut, malu dan lemas menjadi satu.

“Aku pikir selain kau harus memperbaiki gerakan menarimu, kau juga harus memperbaiki ucapanmu, Pangeran” Jong In berdeham melewati kami dengan dingin.

“Sial! Min Gi-ya bunuh aku sekarang sebelum dia membunuhku” Jong In keluar dari studio musik, Chanyeol meninju bayanganya pada pada cermin dihadapannya. Ekspresi penyesalan kini terlihat di wajah Chanyeol, Jong In bukanlah orang yang mudah dipastikan ia akan membuat Chanyeol mengeluarkan lebih dari 1 liter keringat ketika berlatih nanti.

Mimpi buruk itu benar – benar terjadi, Jong In membuat Chanyeol mengulangi beberapa kali gerakannya, bahkan sesekali menyentak Chanyeol. Tentu saja Chanyeol tidak dapat berkutik disamping rasa bersalahnya tehadap Jong In, Sutradara Kim juga ada disamping Jong In untuk mengawasi latihan kami.

 

***

Sesampainya disana, Baekhyun sudah menunggu kami di lobby apartemen. Kami pun menuju apartemen Sehun, terlihat Hyemi dan Sehun yang sedang duduk bersebelahan di sofa, menonton sebuah film, membelakangi kami yang baru saja datang dari pintu depan. Mereka terkikik tertawa melihat adegan lucu dalam film tersebut, mereka tidak menyadari kedatangan kami karena suara volume TV dan tawa mereka jelas mengalahkan kata – kata ‘Kami datang’ yang kami ucapkan dengan nada yang lemas.

“Hey kalian berdua!” Teriak Baekhyun. Memukul kepala Hyemi dan Sehun dari belakang.

“Whoaaaaa? Bagaimana kalian ada disini?” Sehun terkejut dan berbalik kebelakang melihat kami yang datang dengan wajah kusut.

“Teleportasi” Jawab Chanyeol ringan, sambil mematikan TV.

“Ah, Yeol mengapa kau mematikan TV nya?” Hyemi mendongkak menatap Chanyeol.

“Hyemi, moodnya sedikit kurang baik” Sahutku.

Tanpa perlu izin dari Sehun, Chanyeol masuk ke dalam kamar Sehun merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur nyaman dan mahal milik Sehun, yang tentu saja tidak bisa ia rasakan di apartemennya sendiri. Aku dan Baekhyun bergabung dengan sepasang kekasih ini, duduk di sofa sebelah mereka.

“Min Gi-ah apa yang terjadi?” Tanya Hyemi

“Uhm, hanya masalah kecil” Aku tertawa kecil. Aku menceritakan kejadian tadi siang antara Aku, Chanyeol dan Jong In. Mereka yang mendengarkan ceritaku kemudian tertawa terbahak – bahak.

“Park Chanyeol, stupid giant!” Sehun tertawa semakin keras.

“Oppa, hentikan” Hyemi membekam mulut Sehun.

“Hey, kakimu sudah baikan?” Baekhyun menyentuh tumit Sehun yang masih dibalut perban.

“Ah! Jangan sentuh bagian itu Baek!” Sehun menyelak tangan Baekhyun.

“Reaksi yang berlebihan Sehun-ah” Baekhyun menyandarkan badannya pada badanku dan meletakkan kepalanya dipundak kiriku.

“Byun Baekhyun, kau berat sekali!” Aku menggeser sedikit posisi dudukku.

“Hey, berat badanku sama sekali tidak melebihi ambang batas” Baekhyun memukul kepalaku. “Dan kau bisa melihat jika badanku six-pack sekarang” Jawab Baekhyun antusias.

“One-pack Baekhyun” Jawabku datar.

“Haruskah aku membuktikannya padaku?” Baekhyun menegakkan posisi duduknya hendak membuka kaos yang ia gunakan.

“Jangan coba – coba Baek!” Kutunjukkan jari telunjukku didepan wajah hidung Baekhyun.

“Ah, aku tahu aku terlalu seksi dan menggoda” Goda Baekhyun padaku disertai senyuman nakalnya.

“Jung Hyung Don lebih seksi darimu Baek!” Tegasku.

“Astaga! Kau memandingkanku dengannya huh? Lihat aku tidak segemuk itu!” Baekhyun membentak.

“Tapi kau tetap berat Baek! Lebih berat dariku!” Aku balas membentak Baekhyun.

“Kau seharusnya membandingkanku dengan seseorang yang mirip denganku seperti..” Baekhyun mengetuk-ngetukan jari telunjuk dikeningnya “Ah, Siwon superjunior!”Baekhyun tersenyum puas.

“Baek, itu termasuk pencemaran nama baik untuk Siwon” Aku tertawa meledek Baekhyun.

Baekhyun mendengus kesal, memberiku pukulan – pukulan kecil di lengan “Hey, kau menonton Boys Before Flowers kan?” Tanya Baekhyun.

“Wae?” Aku mengangkat sebelah alisku.

Baekhyun menepukkan kedua tangannya dengan keras “Kau sangaaaaaaat mirip dengan ibunya Goo Jun Pyo!”

“Baek, aku tidak setua itu!”Aku menatap marah Baekhyun.

“Ah, kau harus sering – sering melakukan perawatan lihat ada keriput disini dan disini juga” Baekhyun menyentuh dahi dan pipiku dengan telunjuknya.

“Baekhyuuuuuun!” Aku menyelak tangan Baekhyun kasar, mencubit hidung Baekhyun.

“Kalian datang untuk menjengukku kan? Bukan untuk bertengkar” Sehun berinterupsi ditengah percekcokanku dengan Baekhyun.

“Sebenarnya kalian uhm- kalian terlihat serasi” Hyemi tertawa.

“Ya! Hyemi!” Baekhyun menyentak Hyemi.

“Sehun-ah, kapan kau kembali berlatih?” Tanyaku.

“Kalian sudah tahuu jika aku diberi waktu satu minggu untuk beristirahat, berarti awal minggu depan aku baru dapat berlatih dan melatih lagi” Jawab Sehun.

“Oppa akan cepat pulih jika ia beristirahat dengan baik” Hyemi mendekatkan posisi duduknya dengan Sehun dan merangkul lengan Sehun.

“Hyemi sejak kapan kau ada disini?” Tanyaku.

“Uhm sejak hari pertama Oppa cedera” Jawab Hyemi cepat.

“Merepotkan sekali merawatnya ne?” Baekhyun berdecak.

“Ani, aku selalu senang berada di samping Oppa” Hyemi tersenyum dan mengeratkan rangkulannya pada Sehun.

“Kurasa kalian sangat direkomendasikan untuk mengikuti We Got Married” Baekhyun tertawa.

“Baek, kita sama sekali bukan selebriti” Jawab Hyemi sambil mempoutkan bibirnya.

“Ani ani” Sehun menggeleng, kemudian menghela nafas ”Untukku uhm.. Let’s Get Married for Real” Sehun mengalihkan pandangannya pada Hyemi.

“Mwo???” Hyemi terkejut dan membulatkan matanya, pipi Hyemi sedikit bersemu merah.

“Woooooooah, Mr.Oh is the sweetest maaaaaan~” Aku berkomentar.

“Ani, Mr. Oh is the best wooer” Hyemi melepaskan rangkulan nya pada Sehun dan memukul lengan Sehun.

Baekhyun tertawa “Mr.Oh is going to die

“Hey, Hyemi aku serius! Uhm anggap saja aku sedang melamarmu” Sehun satu – satunya yang tidak tertawa, mencoba meyakinkan kami dengan kata – katanya.

“Aku akan menolakmu Oppa” Jawab Hyemi enteng.

“Baiklah, kau tahu jika aku bukan orang yang senang melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya” Sehun mengalihkan pandangannya dari Hyemi dan memasang muka dingin.

“Oppaaa” Hyemi terlihat menyesal dengan jawaban entengnya beberapa saat lalu.

“Wae Hyemi?” Kata Sehun datar.

“Oppaaaaaaaaa~” Hyemi meggoyang-goyangkan pundak Sehun dan merengek seperti anak kecil.

“Kau sangat jelek lebih jelek dari Baekhyun. Aku hanya bercanda Hyemi” Sehun menatap Hyemi dan tertawa keras. Sehun menggelitik pinggang Hyemi, Hyemi tertawa sembari mencoba menyelak tangan jahil Sehun. ‘Baiklah anggap saja aku dan Baekhyun tidak ada disini’ gumamku dalam hati.

“Hey Sehun! Kau tau jika aku mempunyai banyak fangirl!” Protes Baekhyun menghentikan Sehun dan Hyemi.

“Tapi kurasa mereka semua penyandang tunanetra” Jawabku singkat

“Ah benar sekali Min Gi-ya!” Sehun kembali tertawa.

“Baiklah aku lebih baik pergi dari sini, aku tidak ingin berbicara pada orang – orang dengan nilai IQ minus” Baekhyun bernajak dari kursinya mengambil mantel dan tasnya menuju pintu.

“Baek, tunggu!” Aku berteriak. Bergegas mengikuti Baekhyun.

 

***

Baekhyun masih berdiri di depan pintu apartemenku ketika aku hendak masuk kedalam.

“Untuk apa kau berdiri disana? Masuklah jika kau ingin masuk” Kataku.

Baekhyun akhirnya mengikuti langkahku kedalam apartemen, ia bekeliling mengamati apartemenku yang sudah cukup lama tidak ia kunjungi, ia berhenti di depan lemari es dan menengok isi lemari es ku yang jelas – jelas kosong. “Sudah lama kita tidak menghabiskan waktu bersama karena tugas sialanmu itu, dan Aku lapaaaaar”

“Aku hanya ingin cepat lulus kuliah dan aku belum membeli makanan” Aku berjalan melewati Baekhyun mengambil segelas air.

“Aish, baiklah delivery ayam satu – satunya pilihan” Baekhyun menutup pintu lemari es.

“Apa mereka bekerja 24 jam? Ini sudah lewat tengah malam” Aku menatap Baekhyun bingung.

“Tentu saja bodoh!” Tegas Baekhyun sambil menelepon.

Aku duduk diatas karpet dihadapan Baekhyun. Menopang dagu diatas meja sementara Baekhyun sedang dalam salah satu momen seriusnya.

Beberapa menit menunggu makanan datang Baekhyun mengisi waktunya dengan memperbaiki beberapa notasi musik pada kertas miliknya, sesekali ia mengacak rambutnya atau menggigit bagian ujung atas pensilnya, aku hanya tertawa melihatnya karena aku sama sekali tidak bisa membantu. Ini adalah salah satu momen dimana Baekhyun berhenti bicara, Baekhyun harus mendapat banyak tugas seperti ini kurasa. Tiba – tiba suara ketukan pintu mengejutkan kami berdua.

 “Ah, ayamku sudah datang” Dengan penuh semangat Baekhyun menuju pintu untuk menyambut sang pengantar ayam. Tapi bukan seperti yang ia harapkan, orang lain berdiri disana dengan wajah sama terkejutnya dengan Baekhyun, dia adalah Luhan.

“Kau?” Luhan menaikkan sebelah alisnya “Baekhyun ne? Apa yang kau lakukan disini?” Tanyanya.

“Luhan -” Aku yang berada di belakang Baekhyun tidak kalah terkejutnya.

“Kau? Luhan? Apa yang kau lakukan disini?” Baekhyun memutar bola matanya.

“Apa yang kau lakukan? Mengulangi pertanyaanku huh?” Luhan mencerocos Baekhyun.

“Aku pikir pertanyaan itu juga pantas untukmu” Balas Baekhyun.

Aku menyalip dan berada diantara Baekhyun dan Luhan memberi jarak bagi mereka berdua yang terlihat seperti ingin membakar satu sama lain. “Hey! Apa yang kalian bicarakan, Luhan masuklah”

“Baiklah, aku pergi” Ucap Baekhyun hendak keluar dari apartemenku.

Aku menarik tangan Baekhyun, kulihat sang pengantar ayam berjalan di lorong menuju kami yang sedang berkumpul di depan pintu yang cukup sempit ini “Baek apa yang kau lakukan, ah itu ayamnya sudah datang” Aku menunjuk sang pengantar ayam yang dengan wajah tanpa dosanya tersenyum lebar pada kami yang sedang dalam situasi menegangkan.

Aku tidak mengerti ada apa dengan Luhan dan Baekhyun, Luhan menjadi topik yang sensitif bagi Baekhyun, Baekhyun-pun menjadi topik yang sensitif untuk Luhan. Ini pertemuan kedua mereka sejak Luhan mengembalikan handphoneku beberapa bulan lalu. Kesan pertama pertemuan mereka memang tidak terlalu bagus dan kurasa masih terbawa sampai sekarang.

Akhirnya aku berhasil membawa Baekhyun kembali kedalam apartemenku, Baekhyun duduk berhadapan dengan Luhan sementara aku duduk pada sisi lain diantara Baekhyun dan Luhan.

“Min Gi-ah, aku punya sesuatu untukmu” Luhan merogoh tasnya hendak mengeluarkan sesuatu.

“Hm? Apa?” Tanyaku

“Lihatlah” Luhan meletakkan sebuah foto diatas meja.

“Ah, ini foto ketika uhm kelas 2 sekolah dasar kurasa, aku sedang ikut lomba menyanyi, ne?” Aku tersenyum.

“Ne, kau terlihat lucu dan uhm cantik” Luhan membalas senyumku.

“Kurasa seseorang disebelah kirimu itu lebih cantik” Baekhyun menunjuk seseorang yang berdiri disamping ku pada foto itu.

“Baek, itu Luhan” aku mencubit tangan Baekhyun.

“Oh, kau tetap cantik hingga sekarang” Baekhyun membekam mulutnya menahan tawa.

“Tapi aku tidak menggunakan eyeliner sepertimu” Balas Luhan.

“Aku tidak tahu alasan kenapa kau memiliki wajah seperti perempuan, tapi kuharap kau bukanlah seseorang yang melakukan transgender” Cerocos Baekhyun.

“Mengapa kau terus mengatakan jika aku cantik dan seperti perempuan? Apa kau tertarik padaku? Seharusnya kau memberitahuku jika kau adalah penyuka sesama jenis” Luhan berbicara dengan nada tinggi.

“Diamlah!  Aku tidak pernah mengijinkan kalian bertengkar di sini” Teriakku.

“Aku pikir kita sering bertengkar disini” Baekhyun memutar bola matanya.

“Itu karena mulut lancangmu” Sahut Luhan.

“Dan kau-” Baekhyun dipastikan akan mengeluarkan kata – kata yang lebih menjengkelkan Luhan, aku segera memotong perkataan Baekhyun  “Baiklah tuan – tuan aku sama sakali tidak ingin mendengar percakapan bodoh kalian. Hmmm kopi atau teh?” Tawarku

“Teh, aku ingin teh hangat saja” Jawab Baekhyun

“Aku juga” Jawab Luhan.

Aku beringsut dari tempat duduk-ku, tapi tiba – tiba Baekhyun menahanku “Hey, aku saja yang akan membuatnya” Kata Baekhyun penuh percaya diri.

“Kau yakin Baek?” Aku menaikkan sebelah alisku.

“Kau tidak akan meracuniku kan?” Tanya Luhan dengan wajah meremehkan.

“Kau sudah beracun tidak usah ku beri racun!” Baekhyun menyentak Luhan.

“Kau benar – benar, Hey kau! Gunakan gelas yang bersih!” Balas Luhan.

Baekhyun tidak membalas kata – kata Luhan ia berjalan santai menuju dapur sambil bersiul ria.

Aku yang khawatir Luhan akan tersinggung dengan kata – kata Baekhyun mencoba menjelaskan pada Luhan “Luhan, Baekhyun memang seperti itu, jika kau meledeknya maka dia akan meledekmu dua kali lipatnya” Jelasku

Luhan hanya mengangguk. Baekhyun kembali dengan satu gelas teh dan satu gelas kosong. Ah tentu saja Baekhyun tidak akan melakukannya dengan benar, mengapa aku harus mempercayainya.

“Silahkan nyonya” Baekhyun menyodorkan gelas kosong pada Luhan.

“Kau gila? Ini gelas kosong” Luhan menatap Baekhyun dengan tatapan marah.

“Kau bilang gunakan gelas yang bersih kan? Itu sangaaaaaaaaaat bersih” Jawab Baekhyun.

“Byun Freaking Baekhyun!” Teriak Luhan.

Luhan berdiri dan berjalan meunuju  dapur untuk membuat tehnya sendiri.

“Hey itu bukan namaku!” “Awwwww Nyonya Lulu ternyata orang yang pemarah” Baekhyun berteriak dari ruang tengah.

Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku, aku ingin sekali mencubit, memukul atau meninju Baekhyun saat ini.

“Baek, mengapa kau melakukan ini huh? Dia temanku dan dia menjadi temanmu juga” Kataku.

“Wae? Aku hanya memberinya sedikit pelajaran” Protes Baekhyun.

Aku menghela nafas , butuh kesabaran tingkat tinggi berbicara dengan Baekhyun “Baek, kau dapat melakukan hal menyebalkan padaku, tapi tidak pada Luhan, dia orang yang baik Baek percayalah”

“Hey, aku hanya bercanda! Kau tentu tahu siapa aku” Baekhyun tampak tidak senang dengan perkataanku.

“Terserah kau Baek!” Aku mengalihkan pandanganku ke arah lain.

“Baik aku pergi!” Baekhyun berdiri dan mengambil kunci sepeda motornya diatas meja.

“Baekhyun!” Teriakku, aku menyusul Baekhyun ke ambang pintu.

“Aku tahu aku hanya pengganggu disini, ne?” Baekhyun menatapku.

“Baekhyun, tolong-” Aku memegang pundak Baekhyun.

Baekhyun melepaskan tanganku dari pundaknya “Selamat malam Min Gi”. Baekhyun menutup pintu dengan kasar.

“Dia pergi huh?” Tanya Luhan, kini ia kembali dengan segelas teh hangat buatannya sendiri.

“Ne” Jawabku.

Aku dan Luhan duduk bersebelahan diatas karpet dan menyandarkan punggung kami pada sofa di belakang kami, meja di depan kami penuh  dengan kertas – kertas milik Baekhyun dan ayam milik Baekhyun yang sama sekali belum ia sentuh.

“Maaf untuk kata – kata dan perbuatannya, Baekhyun memang senang bercanda dan-”

Luhan memotong kata – kataku “Aish, untuk apa kau meminta maaf untuknya?”

“Karena dia temanku” Jawabku singkat.

“Tidak apa – apa aku mengerti” Luhan meletakkan tehnya diatas meja.

Aku melihat jaket Baekhyun yang tergeletak disampingku “Ah, dia tidak membawa jaketnya, dia pasti kedinginan” Aku mencari – cari handphoneku diantara kertas – kertas yang berantakan segera setelah aku menemukannya aku segera menelepon Baekhyun, Baaekhyun beberapa kali menolak panggilanku namun aku tetap mencobanya.

“Apa kau harus sekhawatir ini?” Luhan menjauhkan handphoneku dari telingaku.

“Lu, udara di luar sangat dingin dia pulang menggunakan sepeda motor, meskipun apatemen kami hanya berbeda beberapa blok tapi-”

Potong Luhan “Dia akan baik – baik saja. Kurasa dia tidak suka aku ada disini”

“Hm?” Aku menaikkan sebelah alisku. Menatap Luhan bingung.

“Ah ini sudah terlalu malam aku lebih baik pulang” Luhan merapikan isi tasnya.

“Ini hampir pagi Lu” Aku tertawa kecil.

“Masih ada beberapa jam untuk tidur. Tidurlah” Luhan tersenyum.

“Uhm, ne” Aku mengangguk  “Ah sebenarnya apa tujuanmu kesini?” Tanyaku.

“Ani, aku hanya ingin menemuimu dan uhm aku-” Luhan berhenti di tengah – tengah kalimatnya pandangannya beralih kesembarang arah

“Luhan, wae?” Aku memiringkan wajahku menatap Luhan.

Luhan masih terdiam, ia mendekatkan dan berbisik di telingaku “Saranghae” Luhan memberiku ciuman singkat di pipi. Tidak ada kata – kata yang dapat aku keluarkan dari mulutku. Luhan berdiri dan berjalan menuju pintu sementara aku masih membeku di tempatku. Luhan berbalik menatapku sebelum ia keluar “Selamat malam” Luhan memberikan senyuman termanisnya. Pintu tertutup menghilangkan Luhan dari pandanganku.

“Apa yang ia lakukan huh?” Aku memegang sisa ciuman Luhan di pipiku.

 

***

 

Satu minggu telah berlalu sejak kejadian canggung antara aku dan Luhan di apartemen. Aku sedang dalam jadwal pekerjaan paruh waktuku, akhir - akhir ini pekerjaan paruh waktuku benar – benar menyita waktu, bahkan hari ini dan kemarin aku harus membolos latihan drama musikal, Kyungsoo masih dapat mengikuti latihan karena shiftnya yang diubah oleh sang pemilik cafe. Aku mengabaikan setiap telepon atau pesan dari Hyemi, Sehun, Chanyeol, dan Baekhyun sejak dua hari lalu, aku tidak tahu alasan seperti apa yang harus kukatatkan agar mereka percaya.

Satu minggu pula Luhan tidak menelepon atau mengirimiku pesan singkat. Aku pernah sesekali mencoba menghubunginya namun nomornya tidak aktif. Kebetulan pagi ini aku dan Kyungsoo berada shift yang sama, sehingga aku mempunyai kesempatan untuk menanyakan kabar Luhan.

“Kyungsoo-ah” Panggilku pelan.

“Hmmm, wae?” Kyungsoo sedang sibuk menata cake di dalam etalase cafe.

“Apa Luhan baik – baik saja?” Tanyaku.

“Seminggu yang lalu ia pulang hampir pagi, ia sedikit kacau dan  demam. Tapi esoknya orang tua Luhan memintanya pulang ke Ilsan” Jawab Kyungsoo

“Ilsan?” Aku menaikan volume bicaraku. ‘Seminggu yang lalu? Hampir pagi? Tentu saja itu hari dimana Luhan datang ke apartemenku’ gumamku dalam hati.

“Heem. Mungkin dia juga akan menemui kekasihnya” Kyungsoo menutup pintu etalase dan menatapku.

“Ke-ka-sih?” Aku tergagap.

“Ne, Luhan mempunyai kekasih ia tinggal di Ilsan, mereka berkencan sejak uhm 3 tahun lalu” Suara Kyungsoo begitu terdengar jelas di telingaku. Aku menjatuhkan daftar menu yang kupegang ke lantai, tatapanku kosong, ‘Luhan, kau berbohong padaku’.

“Hey, kau baik – baik saja? Luhan juga menceritakannya padamu kan?” Kyungsoo menggoyang – goyangkan pundakku.

“Ah, ne” Aku tersenyum palsu di hadapan Kyungsoo.

“Luhan mempunyai masalah dengan Ga Eun. Ga Eun dan Luhan sudah lama tidak berkomunikasi, semenjak Ga Eun pergi ke Amerika beberapa bulan lalu. Luhan sangat murung kala itu, tapi semuanya berubah ketika ia bertemu dengamu, Luhan kembali tersenyum dan bersemangat” Kyungsoo mengambil daftar menu yang kujatuhkan.

Pikiranku kacau, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan “Ituuuuu aku pikir-”

“Aku pikir Luhan menyukaimu” Tegas Kyungsoo.

“Kyungsoo...” Kataku pelan.

“Wae? Kau membuatnya melupakan Ga Eun” Jawab Kyungsoo.

“Ini tentu bukan sesuatu yang seharusnya terjadi Kyungsoo, Luhan masih mempunyai seorang kekasih” Balasku.

“Aku tahu, tapi Luhan terlalu naif jika hanya menamaimu sebagai seorang teman. Aku ini seorang namja aku dapat melihat dengan jelas bagaimana ia bersikap padamu, itu terlalu jelas Min Gi” Kyungsoo menatap ku lurus.

“Kyungsoo, aku tidak pernah ingin merusak hubungan seseorang” Aku menghela nafas dan menunduk menatap sepatuku.

“Kau tidak merusak apapun” Kyungsoo menepuk pundakku.

Aku mengalihkan pandanganku pada Kyungsoo “Aku adalah seorang yeoja, aku tahu bagaimana perasaan Ga Eun jika ia mengetahui Luhan menyukai orang lain selain dirinya”

“Sekarang aku ingin bertanya padamu, apa kau menyukai Luhan?” Pertanyaan yang paling aku takutkan keluar dari mulut Kyungsoo.

Aku terdiam menggigit bibir bagian bawahku dan memegang erat apron yang ku kenakan dengan kedua tanganku.

“Min Gi-ah...” Panggil Kyungsoo lembut.

“Aku tidak tahu Kyungsoo” Aku menutup mataku dan menggeleng.

“Jadi bagaimana perasaanmu pada Luhan?” Kyungsoo kembali bertanya.

Aku menghela nafas, mencoba menterjemahkan isi hatiku tentang Luhan “Terkadang ia membuatku merasakan hal – hal yang dirasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta, aku juga merasa nyaman berada di dekatnya, tapi aku tetap tidak bisa mengatakan jika aku menyukainya lebih dari seorang teman”

“Wae?” Tanya Kyungsoo penasaran.

“Aku tidak tahu” Aku menggeleng.

“Hmmm, kau akan mendapatkan jawabanmu sendiri” Kyungsoo merangkul pundakku sebentar kemudian pergi menuju dapur untuk membawa sisa cake yang belum dipajang.

 

***

Hari ini moodku sangat buruk, aku sangat kecewa dengan Luhan, untuk apa dia berbohong padaku. Ini benar – benar tidak bisa dipercaya, Luhan orang selama ini kupercayai ternyata telah membohongiku. Aku melamun menatap mesin kasir dihadapanku, aku tidak tahu berapa menit sudah aku habiskan terdiam disini.

“Min Gi-ah seseorang yang duduk didekat pintu belum mendapatkan daftar menunya” Kyungsoo membuyarkan lamunanku.

“Ah, ne ne” Aku berjalan menuju orang yang dimaksud, seorang pria yang tengah membaca majalah yang menutupi wajahnya.

“Tuan, ini daftar menunya silakan” Aku meletakkan daftar menu diatas meja.

Saat aku mengembalikan pandanganku padanya, ia sudah meletakan majalahkan diatas meja. Aku benar – benar terkejut melihat seseorang yang berada dihadapan ku sekarang “Sehun-ah”

“Kau- apa yang kau lakukan disini?” Sehun mengerutkan keningnya

“Eh- Um- Aku-” Lidahku kaku, tidak ada yang bisa aku katakan.

“Kau tidak mengikuti latihan karena kau bekerja disini huh?” Tanya Sehun .

“Sehun-ah, mianhae” Aku menunduk.

“Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi!” Sehun menaikkan nada bicaranya.

“Sebenarnya, aku uhm butuh uang untuk membayar uang kuliahku” Jawabku pelan.

“Kenapa kau tidak mengatakannya pada kami huh?”

“Aku hanya tidak ingin merepotkan kalian, kalian sudah banyak sekali membantuku, aku ingin berusaha menyelesaikannya sendiri”

“Hey, kami ini temanmu-”

“Tunggu, dengan siapa kau datang kesini?”

“Tentu saja aku bersama Hyemi”

“Jinjja? Dia tidak boleh tahu tentang ini. Aku harus bersembunyi Sehun” Aku membulatkan mataku dan mulai panik

“Uhm- Kau terlambat”

Hyemi mengerutkan aliskan dari jauh, dia sudah melihatku dari jauh. Hyemi tepat dihadapanku sekarang.

“Hyemi” Panggilku pelan.

“Apa yang kau lakukan dengan pakaian seperti ini?” Hyemi memperhatikanku dari ujungkaki hingga kepala.

“Aku-”

Hyemi memotongku “Kau bekerja disini?”

“Hmm, ne”

Nada bicaranya mulai meninggi “Sejak kapan?”

“Sebulan yang lalu”

Kali ini Hyemi benar – benar marah “Kau menyembunyikan ini dariku? Dari kami huh? Kau pembohong kau bilang sibuk mengerjakan tugas akhirmu tapi sekarang kau sedang berada disini dengan seragam lucu mu itu huh!”

“Hyemi, aku dapat menjelaskan semua ini” Kataku sambil memegang tangan Hyemi.

Hyemi melepaskan pegangan tanganku “Berikan aku alasan yang layak Park Min Gi!”

“Aku butuh uang” Jawabku singkat.

“Mengapa kau tidak menceritakannya pada kami? Asal kau tahu ketika kau menyembunyikan masalahmu dari kami membuat kami merasa sama sekali tidak penting bagimu!”

“Ani, Hyemi Maksudku-”

“Membolos latihan dan melupakan Ulang tahun Chanyeol karena kau sibuk bekerja disini?” Hyemi menghela nafas sebelum melanjutkan kata - katanya “Kau tahu betapa marah dan kecewanya Sutradara Kim pada Baekhyun? Itu karena kau tidak hadir dalam latihan, dia mengira Baekhyun lah yang membuat setiap anggota datang seenaknya untuk latihan. Dan kau tahu kami menunggumu berjam-jam untuk merayakan ulang tahun Chanyeol, tapi kau sama sekali tidak mengangkat telepon kami, kau lupa kan kemarin ulang tahun Chanyeol?” “Jawab aku!”

Benar kemarin adalah 27 November ulang tahun Chanyeol, ‘Bodoh kenapa aku bisa melupakannya!’ gumamku dalam hati. Dan ini adalah alasan mengapa kemarin ada 32 panggilan tak terjawab dari Hyemi.

“Mmi-mianhae, jeongmal mianhae Hyemi” Aku tidak dapat menahan perih dalam pelupuk mataku lagi, beberapa tetes air mata penyesalan jatuh dari pelupuk mataku.

“Itu sama sekali tidak menjawab pertanyaanku. Kau egois!”

“Hyemi!” Teriak Sehun

“Wae? Sehun, dia lebih mementingkan dirinya sendiri, dia sama sekali tidak peduli dengan kita!”

Kyungsoo yang menyadari adanya keributan, datang menghampiri kami.

“Hey siapa dia? Kyungsoo kau disini? Kau juga bekerja disini?” Hyemi mengangkat sebelah alisnya menatap heran Kyungsoo.

“Hye-mmi, Se-hun, uhm aku dapat menjelaskan ini” Kyungsoo terlihat sangat gugup.

“Ah arraseo. Aku sudah mendapatkan jawabannya” Hyemi mengangguk.

“Kau sudah menemukan teman barumu ne? Dia lebih membantu mu ne? Ah atau jangan – jangan Luhan cinta pertamamu itu juga ada disini?” Hyemi menatapku dengan tatapan marah.

“Ani” Aku menggeleng.

“Aku tidak percaya!”

“Hyemi, tolong dengarkan aku-”

“Cukup! Baekhyun harus tahu semua ini. Pergilah bersama teman – teman barumu! Kau sudah melupakan kami ne?”

“Hyemi, kumohon” Aku memegang pundak Hyemi.

“Hyemi, kau salah paham” Tambah Kyungsoo

“Aku tidak ingin berbicara denganmu Kyungsoo!”

“Sehun, kajja!” Hyemi melepaskan tanganku dari pundaknya

Sehun masih terdiam di tempatnya “Sehun!” Ulang Hyemi

Hyemi bergegas berjalan melewatiku, diikuti Sehun. Sebelum sampai di pintu Sehun berbalik dan berkata  “Min Gi, kita harus bicara nanti”

Aku terdiam lemas di tempatku, akhirnya kebohongan ini terbongkar, Hyemi sangat marah padaku ia pasti sangat kecewa padaku. Kyungsoo menarikku menuju dapur menyadari beberapa pasang mata sudah memperhatikan kami sedari tadi.

“Hey, kau baik – baik saja?” Tanya Kyungsoo.

Aku mengambil nafas panjang “Ne, aku akan bicara pada mereka nanti”

 

Next part will be update as soon as i can :)

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
autumndoor
Editing is going on. Sorry :(

Comments

You must be logged in to comment
baekness58 #1
Chapter 15: waw.. mengharukan banget. cara ngelamarnya baekhyun dann ternyata anaknya pun ikut2an juga.
tentang percakapan minhyuk dan baekhyun, aku terharu dengernya
bener2 aku pengen nangis bahagia
apalagi yang minhyuk minta dikasih liat peri cahaya sama kata2 terakhir
itu bener2 kena banget di hati /? itu juga kalimat yang bener2 pas buat nutup cerita ini. keep writingg!!
gogigirl #2
Chapter 15: Ceritanya bagus.. Suka
baekness58 #3
Chapter 14: ini bener2 chapter yang aku suka banget.. baekhyun sweet bener dah. trus yang baekhyun nyium min gi itu seneng nya ga main beneran dah. seneng banget mereka uda balik. min gi juga uda bebas dri keterpurukannya itu. yaampun kalimat terakhir bener2 dah. sekarang yang pikirannya bermasalah baekhyun atau min gi ni hahhahahhahha
carikan pasangan buat chanyeol oke.
ggamjjongin
#4
Chapter 14: ini lucuuuu >< sweet bgt sih mereka berdua. heueueueueu
baekness58 #5
Chapter 13: Aduh aku penasaran banget
Cepet next chapter yaaa
jesikamareta10 #6
Chapter 13: aku menunggu kelanjutannya, penasaran deh min gi bisa ngomong gak ke baekhyun
jesikamareta10 #7
Chapter 12: baeki kok kabur gitu aja sih, kan jadi gtw perasaan min gi gimana
xhxrat_ #8
Chapter 13: Next chapt thor~~
kyungie12_ #9
Chapter 12: mudah mudahan min gi bisa sama baekhyun endingnya amin
cepat lanjutkan ya thor
hwaiting
ggamjjongin
#10
huft.... luhan.... huft...