3 - Miss Someone

Unfathomable Friends

MISS SOMEONE

 

Aku, Baekhyun, Hyemi dan Sehun berada dalam Mazda RX 8 milik Baekhyun hendak menuju apartemen Chanyeol. Baekhyun yang mengambil alih kemudi, aku duduk di kursi penumpang sementara Hyemi dan Sehun di kursi belakang.

“Oppa, kau hebat sekali! Gerakanmu sempurna hampir tidak ada yang salah.” Hyemi bersandar pada tubuh tegap Sehun, meletakkan kepalanya pada bahu Sehun. Mereka berdua sedang melihat video latihan menari Sehun siang tadi.

“Yehet!!” Sahut Sehun bersemangat.

“Oppaaaaaaaaaaa~” Hyemi menepuk pipi Sehun pelan.

Wae?” Sehun memprotes Hyemi.

“Kurasa aku hmmmm aku tidak menari sebaik Oppa.” Hyemi menatap Sehun dengan tatapan perlu belas kasihan.

“Aaaaaah, jagiyaaaaaaaa kau melakukannya dengan baik.” Sehun mengelus puncak kepala Hyemi.

“Oppa, kau harus mengajariku lagi, ne?” Hyemi menegakan badannya menghadap Sehun.

“Ah Sehun-ah kau juga harus mengajari Chanyeol, dia lebih lebih lebih buruk dari Hyemi.”  Baekhyun tertawa.

“Aku tahu itu, terakhir kali dia menari pada drama musikal tahun lalu dia malah merusak mikrofonnya” Sehun tertawa keras.

Drama musikal memang bukanlah salah satu dari sekian banyak keahlian Chanyeol. Chanyeol menyanyi cukup baik, tapi tidak untuk menari. Tentu saja wajah tampannya lah yang selalu kami butuhkan disini.

“Jadi, apa yang membuat kau memilihnya Baek?” Aku memiringkan wajahku pada Baekhyun yang sedang menepuk-nepuk setir di depannya sambil tertawa, kurasa dia sedang membayangkan kejadian yang dialami Chanyeol tahun lalu.

“Sutradara Kim bilang ini hadiah untuk Chanyeol karena ini performnya yang terakhir.”

Baekhyun menjawab di sela-sela tawanya. Dia tertawa sangat puas kali ini, tiba – tiba seorang anak kecil menyebrang jalan di depan kami, Baekhyun langsung menginjak rem saat kecepatan mobil masih dalam keadaan maksimum, badan kami sedikit terpental dari kursi, beruntung sabuk pengaman melindungi kami.

“Hey anak kecil! Bisakah kau menyebrang dengan benar?” Baekhyun membuka kaca jendela disampingnya dan berteriak pada anak tersebut. Anak tersebut tidak bergeming, dia melanjutkan menyebrang tanpa melihat kearah Baekhyun sedikitpun. Suara klakson dari mobil – mobil di belakang kami mulai bersahutan.

“Baek, dia hanya anak kecil” Aku mencoba meredam emosinya.

“Baek, fokus menyetir!” Hyemi memukul bahu Baekhyun dari belakang.

Appoooo~” Baekhyun memegang bahunya yang sama sekali tidak sakit. Baekhyun menginjak pedal gas dan kembali menyetir.

 

***

 

“Yeolieeee!!” Aku berteriak dan mengetuk keras pintu apartemen Chanyeol.

“Min Gi-ah kau akan membuat seluruh penghuni apartemen ini keluar.” Hyemi menegurku.

“Hyemi, kita sudah 10 menit menunggunya disini!” Aku memutar bola mataku.

“Yeolie, buka pintu!!! Kita ada di depan pintu!” Baekhyun berbicara pada Chanyeol di telepon.

“Akhirnya dia mengangkat teleponnya” Hyemi mengelus dadanya.

Pintupun akhirnya terbuka, tampak seorang Park Chanyeol dengan kaos putih polos yang kebesaran dan boxer Spongesbobnya. Matanya sedikit merah dan rambutnya berantakan. Pemandangan yang tidak bagus untuk dilihat, adakalanya orang tampan tidak selalu tampan.

“Aigoooooo, kau tidur? Come on, Chanyeol! Ini bahkan baru jam 8 malam.” Sehun menepuk bahu Chanyeol.

“Wow Spongesbob! Aku pikir hari ini jadwalmu untuk menggunakan boxer Dora The Explorer” Baekhyun melewati Chanyeol yang masih berdiri di ambang pintu sambil memukul pantat Chanyeol.

Shut up! Boots!” Chanyeol balas memukul pantat Baekhyun.

Kami bergantian memasuki apartemen Chanyeol. Beginilah apartemen seorang pria yang tinggal sendiri, komik – komik yang berserakan, baju kotor yang meluap dari keranjang cucian, piring dan gelas kotor diatas meja menghiasi ruangan yang lebarnya 6x6 meter ini. Ruangan ini menjadi ruangan multifungsi  sebagai kamar tidur, ruang berkumpul gang kami, ruang makan, ruang belajar, hanya kamar mandi saja yang tidak termasuk fungsi ruangan ini. Sampai sekarang aku tidak mengerti mengapa Chanyeol tinggal dalam kondisi seperti ini.

“Apa yang membawa kalian kemari huh?” Chanyeol merebahkan kembali badannya diatas tempat tidur kemudian Baekhyun pun segera bergabung.

Aku dan Hyemi duduk di sofa yang menghadap tempat tidur Chanyeol, entah mengapa posisinya seperti ini padahal televisi berada di belakang sofa, apa Chanyeol lebih senang menonton tempat tidur dibanding televisi atau kepala Chanyeol bisa memutar 360 derajat sehingga badannya menghadap tempat tidur sedangkan kepalanya menghadap televisi, ah entahlah.

“Chanyeol! pintu kamar mandinya tidak bisa dibuka, ah aku ingin buang air kecil.” Sehun yang sedang gelisah menahan rasa ingin buang air kecilnya beberapa kali memutar knop pintu kamar mandi.

“Ah itu kadang – kadang memang macet.” Chanyeol sama sekali tidak menggubris Sehun ia masih berbaring santai diatas tempat tidurnya.

“Jebaaaaaaaaal Yeollieeeeeee~” Sehun berjongkok di depan pintu kamar mandi menhan rasa ingin buang air kecilnya, dan memalukan bukan jika ia mengompol disini.

“Oppa, biar kucoba.” Hyemi beranjak dari duduknya mencoba membuka pintu kamar mandi.

Sehun semakin gelisah, beberapa tetes keringat sudah terlihat di keningnya “Palli palli!!.”

Sementara Chanyeol dan Baekhyun sedang asik memainkan ponsel diatas tempat tidur. Adakalanya persahabatan penuh dengan ujian seperti ini, menghadapi dua makhluk yang  senang menjahili sahabat sendiri, kali ini Sehun yang menjadi korbannya.

“Aaaaaah~” Hyemi tersenyum ketika pintu kamar mandi terbuka.

“Gomawo jagi.” Sehun melesat menuju kamar mandi, kemudian membanting pintu kamar mandi sangat keras ketika menutupnya.

“Sehunnie, ku pastikan sekarang kau terkunci didalam karena kau menutupnya seperti itu” Chanyeol yang masih memainkan ponselnya berkata santai pada Sehun.

Mwo????????????” Teriak Sehun dari dalam kamar mandi.

Aku dan Baekhyun kali ini tidak bisa menahan tawa, poor you Sehunnie.

Akhirnya Chanyeol dengan terpaksa bangun dari tempat tidurnya untuk membuka pintu kamar mandi dengan kekuatan ekstra. Setelah beberapa menit menyedihkan di hidup Sehun karena terkunci di kamar mandi, ia sekarang berbaring diatas sofa mendaratkan kepalanya di pangkuan Hyemi, aku yang tersingkirkan dari tempatku memilih duduk diantara Baekhyun dan Chanyeol yang kini duduk bersila diatas tempat tidur sambil membaca script drama musikal kami, beruntung ukuran tempat tidur Chanyeol ini doublebed.

“Yeolie, kau tentu tahu sekarang hampir natal dan kita akan memainkan drama musikal lagi.” Baekhyun mengambil bantal di belakangnya.

Arraseo, peran apa untukku sekarang? Pohon? Tiang listrik? atau Menara?” Chanyeol mengambil kembali ponselnya.

“Peranmu menjadi kurcaci Yeol!” Sehun tertawa sambil memegang perutnya.

“Seharusnya itu menjadi bagian Baekhyun!” Chanyeol masih memainkan handphonenya, ternyata dia sedang asik memainkan kakao racing games. Tidak adakah seseuatu yang lebih produktif yang bisa dia lakukan?

Pabo ya!” Baekhyun melempar bantal yang sedang dipeluknya ke wajah Chanyeol.

“Kau tidak menerima kenyataan Baek!” Chanyeol tertawa.

“Ya! Aku tidak sependek itu, lagi pula aku tampan dan pandai bernyanyi.” Kata Baekhyun percaya diri.

“Aku tampan dan pandai menari.” Balas Sehun.

“Aku lebih tampan dan hmmmm aku pandai melakukan rap.” Chanyeol menganggukan kepalanya beberapa kali.

Pria sepeti apa mereka memuji diri mereka sendiri, seolah yang terbaik diantara seantero pria yang ada di dunia. Jika saja ada bola basket disini aku ingin sekali melemparnya tepat pada wajah mereka.

“Aku juga bisa melakukannnya.” Balas Baekhyun.

Baekhyun beranjak dari tempat tidur menuju meja disampingnya mengambil topi milik Chanyeol kemudian memakainya. Baekhyun menggunakan kaos dan kemeja yang tidak dikancingkan, kemudian dia menaikan kemeja hingga menutupi kepalanya. Baekhyun memulai pertunjukan rapnya. Ia membawakan rap lagu Growl – EXO, didepan kami sambil menari gaya rapper, dia juga menggoyangkan pantatnya ke kiri dan kanan. Baekhyun memang selalu menjadi moodbooster bagi kami semua, kami hanyut dalam gelak tawa melihat penampilan Baekhyun.

“Cukup Baek!” Aku menghentikan penampilan Baekhyun.

“Baek, kau tetap tidak lebih baik dari Kris.” Hyemi berkomentar sambil tertawa kecil

“Seseorang menyebut nama Kris disini?” Sehun bangun dari pangkuan Hyemi dan memutar bola matanya.

Ani ani.” Hyemi menggeleng. Please, Hyemi semua orang disini jelas - jelas mendengar kau menyebut nama Kris.

“Aku mencium aroma cemburu disini,” Chanyeol menghubungkan handphonenya dengan charger, akhirnya Ia membiarkan handphone beristirahat.

Kris atau Yi Fan, rapper terkenal di universitas itu adalah kakak tingkatku dulu di sekolah menengah. Sebelum aku berteman dekat dengan alien – alien ini, dulu Kris lah yang paling dekat denganku. Kris menjadi salah satu alasan Hyemi bersikukuh ingin bersahabat denganku, ya sebelum Hyemi berkencan sengan Sehun, Hyemi menyukai Kris. Namun karena beberapa alasan, akhirnya Kris memilih berkencan dengan teman sekelasnya.

“Jagi, aku tidak bermaksud apa – apa, hey jangan marah.” Hyemi menangkupkan telapak tangannya di kedua pipi sehun. “Jagiyaaaaaa, smile to me pleaseeeeeeee..” Hyemi memiringkan wajahnya menghadap Sehun.

“Aku tidak marah, Jagiyaaaa~”  Sehun tersenyum, matanya menjadi semakin sipit dan hanya tampak seperti sebuah garis.

“Ah kyeoptaaaaaaaaa~” Hyemi mencium pipi Sehun.

Menyesal dengan apa yang dikatakannya Chanyeol sama sekali tak memandang Hyemi dan Sehun apa yang mereka lakukan seperti dunia hanya milik mereka saja. Begitupun aku merasakan apa yang kiranya Chanyeol rasakan. Mengapa harus membawa mereka kesini?

“Uh apa yang mereka lakukan!” Aku melanjutkan membaca scriptku.

Sekarang tanpa embel – embel Kris-pun Hyemi tetap menjadi sahabatku, Hyemi bukanlah tipe seseorang yang memanfaatkan walaupun kadang – kadang dia bertindak kekanak-kanakan, alien yang satu ini selalu ada disampingku terutama untuk masalah cinta, karena 3 alien lainnya masih belum ahli sebagai seorang pendengar yang baik.

 

“Yeol, drama musikal kali ini berjudul Another Cinderella Story, drama ini menceritakan kehidupan Cinderella yang agak berbeda dengan cerita aslinya, tapi tetap bertema romantis. Kita telah membagi peran bagi masing – masing anggota, dan kau hmmmmm..” Baekhyun melepaskan topinya dan merapikan kembali kemejanya.

“Jadi apa peranku?” Tanya Chanyeol

“Pangeran.” Baekhyun tersenyum menunjukan deretan giginya.

Chanyeol membulatkan matanya menatap Baekhyun yang berdiri didepannya. “Mwo? Baek, kau bercanda hah?”

“Tidak, ini serius Yeol! Sutradara Kim sendiri yang memilihmu.” Baekhyun menepuk bahu Chanyeol.

“Ah, ini sulit bagiku. Kau tau aku sangat pintar menari.” Chanyeol menurunkan volume suaranya.

“Hey, aku akan mengajarimu dengan penuh kesabaran Yeolie.” Sahut sehun sambil memegang dadanya.

“Tenang saja tariannya tidak terlalu rumit dan untuk menyanyi tidak ada lagu yang sulit.” Baekhyun kembali mengambil duduk disampingku.

Chanyeol terdiam, tawaran Sehun untuk mengajarinya merupakan salah satu konklusi dalam masalahnya menari. Chanyeol tidak memiliki pilihan lain.

“Ah baiklah aku akan berusaha. Min Gi-ya apa peranmu?” Chanyeol berbalik padaku.

“Aku hmmmmmm aku-” Aku ragu-ragu menjawab pertanyaan Chanyeol.

“Dia Cinderella-nya Yeol.” Kata Baekhyun.

“Dia?” Chanyeol mengarahkan telunjuknya kearahku.

Aku menyelak tangan Chanyeol. Wae? Ini bukan keinginanku, aku bernasib sama sepertimu.”

“Ya Tuhan Baek, aku tidak bisa serius berlatih dengannya” Chanyeol mendesah.

“Cukup! kita pasti bisa melakukannya tidak ada lagi peran yang diganti.” Baekhyun menyerahkan sebuah script pada Chanyeol.

“Aku akan berusaha yang terbaik untuk drama musikal kali ini, karena jika ini sukses Sutradara Kim akan mengajak kita ke New York untuk melihat Broad Away.” Baekhyun melemparkan script yang lain pada Sehun dan Hyemi.

Daebak! Aku akan bekerja keras untuk ini.” Timpal Sehun

“Baek tunggu, siapa yang berperan menjadi Angelo?” Aku menaikan sebelah alisku.

“Hyemi sebagai Jessica, Sehun sebagai Frederich, Jongdae sebagai Edward, Junmyun sebagai Michael, Yeon Ri sebagai Cathrine, kau mendapat peran apa Baek?” Chanyeol menambahkan.

“Uhm Min Gi-ya kita masih kekurangan satu pemain, kita tidak bisa menggunakan adik kelas kita karena mereka akan tampil di tempat lain dalam waktu yang bersamaan” Baekhyun menggaruk kepalanya. “Dan Chanyeol, aku bertugas mengaransemen musik dan mengkolaborasi kan semua musik, aku tidak bisa mengambil peran.” Tambah Baekhyun.

Arraseo.” Chanyeol mengangguk.

“Min Gi-ah, bisakah kau mencarikan peran Angelo untukku?” Baekhyun bertanya padaku.

Ne, aku akan mencarikannya untukmu secepatnya.” Jawabku.

“Baik, jadwal latihan akan aku beritahu besok.” Baekhyun membereskan isi tasnya.

Percakapan mengenai drama musikal di apartemen Chanyeol pun diakhiri, kami dalam perjalanan menuju apartemen Sehun untuk mengantarnya pulang. Jalanan sudah terlihat sepi, bahkan beberapa kali Baekhyun menerobos lampu lalu lintas. Keadaan di dalam mobilpun tidak kalah sepi karena Sehun dan Hyemi yang sudah tertidur, mereka pasti kelelahan akibat latihan menari tadi siang. Aku dan Baekhyun tidak berbicara satu sama lain hanya mendengarkan lagu – lagu Girls Generation dari tape di mobil Baekhyun, perlu diketahui Baekhyun adalah seorang fanboy dari Girls Generation. Baekhyun menepikan mobilnya di depan gedung apartemen Sehun.

“Sehun-ah, Sehun-ah-” Aku menepuk-nepuk bahu Sehun.

“Sehun, ini sudah didepan apartemenmu. Bangunlah!” Baekhyun berteriak.

Sehun akhirnya terbangun, mengucek-ngucek kedua matanya “Aaaaaah, dia tidak pulang.” Sehun melirik ke arah Hyemi yang sedang tertidur pulas di pangkuannya.

“Bawa saja dia ke apartemenmu, ini sudah terlalu larut untuk pulang.” Kataku melihat Hyemi yang sedang tertidur pulas.

“Bilang pada Ayahnya dia menginap di apartemenmu, ne?” Pinta Sehun.

Ne.” Jawabku cepat.

Sehun menggendong Hyemi ala piggyback kemudian memasuki apartemennya, dia berbalik ke arahku dan Baekhyun yang masih memperhatikan mereka memastikan mereka masuk, dia melambaikan tangannya ke arah kami, pintu apartemen pun menutup dengan otomatis menghilangkan Hyemi dan Sehun dari pandangan kami. Apartemen Sehun ini boleh dibilang apartemen sekelas real estate. Tidak kalah dari Baekhyun, Sehun pun berasal dari keluarga kaya raya, bahkan sebagai hadiah ulang tahunnya bulan April lalu Sehun mendapatkan sebuah rumah mewah lengkap dengan isi dan fasilitas lainnya.

 

“Baek, kita mau kemana?” Aku menyadari Baekhyun mengemudikan mobil tidak menuju apartemenku.

“Suatu tempat” Baekhyun tetap memerhatikan jalan.

“Aku sedang tidak ingin minum Baek!” Aku memiringkan badanku menghadap Baekhyun.

“Aish, kita tidak akan pergi ke Bar bodoh!” Baekhyun menyentakku.

 

Hampir tengah malam, tidak ada orang berlalu lalang, jalanan tampak semakin kosong, Baekhyun menepikan mobilnya di pinggiran sungai Han. Baekhyun mematikan mesin mobil kemudian keluar dari mobil. Aku heran dengan tindakannya, inikah yang sering ia lakukan ketika ia bilang ‘aku sedang berada di suatu tempat’ saat meneleponku tengah malam.

Aku mengikuti Baekhyun keluar dari mobilnya, hembusan angin malam terasa sangat dingin, tidak ada siapa – siapa disini selain kami. Baekhyun duduk diatas rumput memeluk kakinya yang ditekuk, memandangi kerlap – kerlip lampu kota yang jauh disana. Aku menghela nafas, tidak mengeti apa yang Baekhyun ingin lakukan disini. Aku bergegas melangkah kearahnya kemudian duduk disampingnya dengan posisi yang sama.

“Baek-”

“Min Gi-ya, aku merindukan Ibuku.” Baekhyun berkata dengan suara pelan. “Kemarin aku bermimpi ibuku mengajakku kesini.” Baekhyun melanjutkan kata – katanya.

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, jarang sekali melihat Baekhyun dengan kondisi seperti ini. “Baek, ibumu sudah berada di tempat yang paling indah. Dia lebih sudah lebih dulu bahagia dibanding kita.” Aku melirik ke arah Baekhyun.

“Aku tidak punya siapa – siapa, Ayahku selalu sibuk mengurus perusahaan sementara Hyung sibuk bermain dengan para perempuan, aku tidak memiliki keluarga.” Baekhyun berkata parau.

“Hey, jangan berkata seperti itu Baek-”

“Kau tahu? Mengapa aku tidak suka berada dirumah? Aku muak melihat Hyung dan Ayahku sendiri.” Baekhyun menenggelamkan kepalanya kedalam pangkuannya.

Dengan ragu – ragu aku memeluk pundak Baekhyun dengan tangan kiriku. Aku mendekatkan posisi dudukku dengannya dan berbisik padanya. “Kau masih punya kita, Aku, Hyemi, Sehun, dan Chanyeol. Kita sudah seperti keluarga bukan?”

Baekhyun menegakkan kepalanya.

“Aku tahu. Aku iri pada kalian yang memiliki keluarga.” Baekhyun memiringkan wajah ke arahku.

“Baek, kau harus bersyukur. Diluar sana bahkan lebih banyak orang yang benar – benar tidak memiliki siapa – siapa.” Aku mengelus puncak kepala Baekhyun.

Baekhyun diam, hanya menatap kosong pemandangan gemerlap kota di depan kami. Selama ini aku sudah cukup mengenal Baekhyun. Mood Baekhyun dapat berubah dengan cepat, sebelumnya ia tengah tertawa keras bersama kami di apartemen Chanyeol, tapi sekarang ia seperti pepohonan saat musim dingin, tidak ada bunga yang memberi keindahannya, layu, bahkan hampir bobrok ketika menahan salju yang ada diatasnya. Tidak ada lagi keceriaan yang beberapa saat lalu tergambar di wajah Baekhyun.

“Sekarang giliranmu untuk merasa beruntung.” Aku melepaskan gelang keberuntungan yang Baekhyun berikan padaku beberapa hari yang lalu, dan memakaikannya pada Baekhyun.

“Ini milikmu Min Gi-ah,” Baekhyun menatap gelang yang sudah melingkar di tangannya.

“Kau bilang ini gelang keberuntungan, aku sudah mencobanya, belakangan ini aku beruntung untuk beberapa hal, dan sekarang aku ingin kau merasa beruntung memiliki teman – teman seperti kita.” Jelasku.

“Bodoh!” Baekhyun berdeham dan tersenyum.

Aku membalas senyumnya. “Ah, disini indah sekali aku harus mengabadikannya.” Aku bergegas menuju mobil mengambil kameraku yang kutinggalkan disana.

“Hey apa yang akan kau lakukan?” Sahut Baekhyun

“Aku ingin mengambil beberapa foto.” Jawabku sambil berlari.

Aku kembali dengan kamera yang kugantungkan di leherku. Aku berjalan – jalan disekitar pinggiran sungai mengambil beberapa foto jembatan, air mancur, dan kerlap – kerlip lampu kota.

“Waaaaaaaaaah!” Baekhyun melihat hasil fotoku dari belakang.

“Reaksi yang berlebihan, Baek!” Aku kembali mengambil foto bayangan jembatan yang terlihat diatas air sungai.

“Kau tau ada objek yang lebih bagus ada disini!” Baekhyun berdiri disampingku memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana

“Tunjukkan padaku.” Aku berbalik pada Baekhyun.

“Aku!” Dia tersenyum.

“Aku ingin muntah Baek!” Aku memegang perutku dengan kedua tanganku.

“Ya! Berikan aku kameramu!” Baekhyun merebut kamera dari tanganku. “Ayo kemari kita berfoto bersama” Baekhyun menarik tanganku.

“Baek, kita harus berbalik agar pemandangan lampu kota bisa menjadi latar belakangnya.” Tawarku.

“Ah, baiklah.” Kami memutar balik posisi kami. Satu tangannya memegang kamera dan satunya lagi memeluk pundakku. “Ready, hana dul set say cheseeeee~” Baekhyun mengarahkan kamera nya kearah kami dan mengambil foto kami.

 

“Waaaah kebetulan kau terlihat tampan!” Ujarku. Baekhyun hanya tersenyum.

“Baek, aku tidak ingin melihatmu seperti tadi lagi, oke?” Aku memeluk Baekhyun.

“Aku adalah yang paling beruntung kan.” Baekhyun balas memelukku erat.

Aku tidak menjawab hanya menganggukan kepalaku. Kali ini aku tau dibalik canda dan tawa Baekhyun terdapat perasaan kehilangan yang amat dalam, kehilangan akan sosok Ibu. Aku ingin sekali mengatakan bahwa aku membenci senyumnya kali ini, aku tahu dia berusaha berpura – pura. Aku ingin sekali dapat menghilangkan segala beban yang ada dihatinya. Aku menyesali diriku sendiri yang tak cukup membantunya.

 

Anyeoooooong ^^

Next chapter will show Luhan and Kyungsoo again, then will Baekhyun feel allright again??? See yaaaaaaaaaaaaaa :)))))

Don't be a silent readers guys ~ your comment really supporting me yeaaaaay! :D

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
autumndoor
Editing is going on. Sorry :(

Comments

You must be logged in to comment
baekness58 #1
Chapter 15: waw.. mengharukan banget. cara ngelamarnya baekhyun dann ternyata anaknya pun ikut2an juga.
tentang percakapan minhyuk dan baekhyun, aku terharu dengernya
bener2 aku pengen nangis bahagia
apalagi yang minhyuk minta dikasih liat peri cahaya sama kata2 terakhir
itu bener2 kena banget di hati /? itu juga kalimat yang bener2 pas buat nutup cerita ini. keep writingg!!
gogigirl #2
Chapter 15: Ceritanya bagus.. Suka
baekness58 #3
Chapter 14: ini bener2 chapter yang aku suka banget.. baekhyun sweet bener dah. trus yang baekhyun nyium min gi itu seneng nya ga main beneran dah. seneng banget mereka uda balik. min gi juga uda bebas dri keterpurukannya itu. yaampun kalimat terakhir bener2 dah. sekarang yang pikirannya bermasalah baekhyun atau min gi ni hahhahahhahha
carikan pasangan buat chanyeol oke.
ggamjjongin
#4
Chapter 14: ini lucuuuu >< sweet bgt sih mereka berdua. heueueueueu
baekness58 #5
Chapter 13: Aduh aku penasaran banget
Cepet next chapter yaaa
jesikamareta10 #6
Chapter 13: aku menunggu kelanjutannya, penasaran deh min gi bisa ngomong gak ke baekhyun
jesikamareta10 #7
Chapter 12: baeki kok kabur gitu aja sih, kan jadi gtw perasaan min gi gimana
xhxrat_ #8
Chapter 13: Next chapt thor~~
kyungie12_ #9
Chapter 12: mudah mudahan min gi bisa sama baekhyun endingnya amin
cepat lanjutkan ya thor
hwaiting
ggamjjongin
#10
huft.... luhan.... huft...