5 - Busy days

Unfathomable Friends

 

BUSY DAYS

 

Kini Aku, Baekhyun dan Chanyeol masing – masing tengah melahap semangkuk ramyun di sebuah kedai dekat apartemenku. Rencana awalnya Baekhyun ingin menjelaskan mengenai peranku dan Chanyeol dalam drama musikal, namun karena perut kami sudah tidak bisa diajak berkompromi akhirnya disinilah kami sekarang berteman mangkuk – mangkuk ramyun dan kaleng – kaleng Cola.

“Dimana Sehun dan Hyemi?” Chanyeol menyeruput mie yang menjulur dari mulutnya.

“Hari ini hari jadi mereka, tidak ada yang bisa mengganggu mereka.” Baekhyun meneguk kaleng Cola-nya.

“Huh!” Chanyeol menaruh sumpitnya kedalam mangkuk yang telah kosong.

“Kau iri?” Aku membuka kaleng Cola-ku.

Ani, begitu menyenangkan kah memiliki seorang kekasih?” Chanyeol menopang dagu menatapku.

“Ah tentu saja, Junmyun selalu melakukan hal – hal yang romantis padaku, memberiku bunga dan coklat, pergi bersama menghabiskan waktu di atap Universitas, makan malam di cafe, tapi itu dulu.” Aku meneguk Cola-ku kemudian meletakannya diatas meja.

Mendadak aku terhanyut nostalgia ketika aku dulu berkencan dengan Junmyun. Tepatnnya ketika aku menginjak tahun ke 2 di Universitas, Junmyun menyatakan cintanya padaku, kami berkencan selama kurang lebih 6 bulan setelah itu kami berpisah, Ayah Junmyun yang merupakan seorang Professor sekaligus dewan kehormatan Universitas melarang Junmyun berkencan dengan siapapun, akhirnya Junmyun memilih menuruti ayahnya dan meninggalkanku.

“Ah, aku masih ingat wajahmu ketika kau tiba – tiba datang ke apartemenku sambil menangis histeris, Junmyun meninggalkanku, eotokkhe??” Baekhyun menirukan perkataan ketika itu sambil merengek – rengek.

“Diam Baek!” Aku membekam mulut Baekhyun dengan telapak tanganku sementara Chanyeol hanya tertawa puas.

“Cukup Baek! Kita tidak boleh membuatnya hanyut dalam nostalgia.” Chanyeol yang duduk dihadapanku dan Baekhyun mengangkat tangannya.

“Sekarang giliranku Baek, hmmmmm ini serius. Aku ingin bertanya sekali bolehkah?” Aku memiringkan badanku menghadap Baekhyun.

“Kau sudah bertanya sekali. Sudah kan?” Baekhyun meneguk sisa Cola miliknya.

“Baeeeeeeeeeeeeeeeeek!”Aku mencubit perut Baekhyun.

Baekhyun berteriak dan memukul tanganku. “Oke, apa yang ingin kau katakan?” Ucap Baekhyun.

“Mengapa kau mengakhiri hubunganmu dengan Yeon Ri? Asal kau tahu itu membuatku sulit.”  Tanyaku.

Baekhyun tersedak mendengar pertanyaanku dan menepuk – nepuk dadanya, dengan sukarela Chanyeol memberikan Baekhyun sebotol air mineral miliknya.

Hey! Calm down, dude.” Ucap Chanyeol.

“Kau masih mencintainya ne?” Aku tertawa.

“Aku sama sekali tidak menyukai Yeon Ri. Apa dia melakukan sesuatu yang buruk padamu?” Baekhyun mengalihkan tatapannya padaku.

“Asal kau tahu, setiap dia bertemu denganku dia seperti ingin memakanku hidup – hidup. Dia selalu merasa cemburu padaku karena kita sering bersama.” Jawabku.

“Aaaaaaaaah, kau bisa memakannya lebih dulu Min Gi-ya.” Baekhyun tertawa.

Aku terdiam mendengar jawaban Baekhyun, dihadapanku Chanyeol menirukan gaya seekor serigala yang akan memangsa korbannya sambil mengaum, dan yang serigala yang dimaksud itu tak lain adalah aku -____-

Baekhyun semakin tertawa keras akibat kelakuan Chanyeol, aku tidak habis fikir bisa bertahan selama hampir 4 tahun bersama orang – orang idiot ini.

Kami bertiga berjalan ditengah remang – remang suasana jalan, sesekali Baekhun menendang – nendang kaleng Cola kosong miliknya, sementara Chanyeol disampingku terus menerus bercerita tentang kabar terbaru idolanya, Sandara Park.

Aku membiarkan Chanyeol terus mencerocos, tanpa mepedulikannya. Pikiranku sekarang berpusat pada Eomma, aku tidak bisa menahan rasa kekhawatiranku padanya walaupun Appa sudah menjelaskan jika Eomma dalam keadaan yang baik, tapi ada sesuatu yang mengganjal dipikiranku tentang Eomma.

Aku menghembuskan nafasku ke udara, tidak terasa kami sudah sampai di depan gedung apartemen. Baekhyun mengambil sepeda motornya yang ia parkirkan di depan gedung, tanpa perlu aba – aba Chanyeol segera naik.

“Min Gi-ah besok pagi ada latihan, aku akan menghukummu jika kau terlambat.” Kata Baekhyun sambil memanaskan sepeda motornya.

Ne, Baek aku tidak akan terlambat.” Jawabku

Anyeooooooooong~” Chanyeol melambaikan tangannya segera setelah Baekhyun menggas sepeda motornya. Aku membalas lambaian tangan Chanyeol dan memasuki apartemen.

 

***

 

Setelah latihan selesai, dengan tergesa – tergesa aku memasukan semua barang kedalam tas-ku, aku berpamitan pada Sutradara Kim dan anggota lainnya. Aku segera menuju perpustakaan untuk menemui Kyungsoo.

“Kyungsoo-ssi!” Aku menghampiri Kyungsoo yang sedang berdiri di depan perpustakaan.

“Min Gi-ssi, kau tepat waktu.” Kyungsoo tersenyum.

“Tentu saja, aku tidak akan merusak hari pertama kerjaku.” Aku membalas senyuman Kyungsoo.

Kajja!” Kyungsoo bergegas melangkah, aku berjalan disampingnya.

Kami sudah sampai di cafe tujuan kami, cafe ini di desain dengan sangat manis. Dinding yang dilapisi wallpaper bermotif polkadot berwarna rose, kursi – kursi dan meja yang terbuat dari kayu ditata dekat jendela, sementara dibagian dalam terdapat beberapa sofa untuk para pengunjung yang datang berkelompok. Selain itu terdapat beberapa frame berisi gambar karikatur pasangan kekasih pada beberapa dinding, dan di pojok sebelah meja kasir bertengger sebuah balon tokoh My Melody menggunakan sebuah apron dengan cake ditangan kanannya yang tingginya hampir sama denganku, Kyungsoo bilang dia adalah maskot cafe ini.

Setelah diwawancarai oleh pemilik cafe, aku diterima sebagai seorang pekerja paruh waktu sama seperti Kyungsoo. Aku akan mulai bekerja mulai pukul 6 sore hingga 10 malam, beruntung jadwal kerjaku tidak bentrok dengan jadwal kuliah maupun latihan. Sang pemilik cafe memberikanku sebuah seragam berupa rok selutut berwarna pink pucat dengan atasan kemeja putih bertangan pendek dengan kerah dan bagian tangan berwana sama dengan roknya. Selain itu aku juga diwajibkan memakai apron dan topi chef berwarna pink. Seragam yang Kyungsoo kenakan tak jauh berbeda denganku, hanya ia menggunakan celana panjang dan warna pink diganti dengan warna biru langit, Kyungsoo terlihat sangat lucu dengan seragam itu, benar – benar berbanding terbaik dengan usianya.

Hari ini aku belum ditugaskan bekerja layaknya pegawai lainnya, hari ini adalah training untukku dengan Kyungsoo sebagai tutornya. Kyungsoo mengajari ku banyak hal mulai dari persiapan awal cafe dibuka, tempat menaruh barang – barang yang dibutuhkan, melayani para pengunjung, menyiapkan pesanan makanan, dll. Training hari pertamaku diakhiri dengan pelajaran menggunakan mesin kasir, hari pertama cukup melelahkan karena pada akhirnya aku bekerja di dapur untuk menyiapkan setiap makanan yang dipesan dan cafe ini ternyata banyak dikunjungi. Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, saatnya cafe ditutup.

“Kyungsoo-ya, terima kasih kau sangat membantu.” Aku menarik tirai untuk menutup jendela cafe.

“Sama - sama, Min Gi-ya.” Kyungsoo menaikkan satu persatu kursi keatas meja.

Kyungsoo bilang ini adalah hal yang wajib dilakukan oleh pekerja paruh waktu setelah cafe ditutup, menutup tirai, menaikan kursi, kemudian membersihkan lantainya. Aku menyapu dibagian kiri sementara Kyungsoo dibagian kanan cafe.

“Uhm, Kyungsoo-ya aku ingin mengatakan sesuatu padamu.” Cafe ini tidak terlalu luas, aku yakin Kyungsoo yang ada di seberangku bisa mendengar kata – kataku.

“Katakan saja.” Kyungsoo menghentikan kegiatannya menyapu, kemudian memperhatikanku.

“Hmmmm, karena kau mengenal Chanyeol dan Chanyeol adalah sahabatku, aku ingin kau tidak memberi tahu Chanyeol jika aku bekerja disini, arra?” Kataku.

Wae?” Kyungsoo mengerutkan alisnya.

“Aku hanya tidak ingin merepotkan mereka. Jika aku menceritakan masalahku pada mereka, mereka pasti segera ambil tangan.” Aku meneruskan menyapu.

“Mereka?” Kyungsoo semakin penasaran.

“Sahabatku tidak hanya Chanyeol, mereka sudah sangat banyak membantuku dan kurasa untuk masalahku yang satu ini aku bisa menyelesaikannya sendiri.” Kyungsoo mengambil sapu ditanganku kemudian melanjutkan menyapu bagianku, dia melakukannya dengan cepat mungkin karena sudah terbiasa.

“Termasuk Luhan?” Kyungsoo meletakkan sapu di belakang meja kasir.

“Tentu saja dia sahabatku juga, tapi dia jelas sudah tahu kan aku bekerja disini, sampaikan saja pesanku pada Luhan agar dia juga menutup mulutnya.” Aku menghampiri Kyungsoo.

“Luhan bercerita banyak tentangmu, ketika ia pertama kali bertemu denganmu hampir semalaman ia membicarakan tentangmu.” Kyungsoo melepas apron dan topinya.

“Benarkah?” Mataku membulat.

“Tentu saja, sekarang karena aku sudah sedikit mengenalmu, Luhan memang benar kau adalah orang yang ramah, baik, dan menyenangkan.” Kyungsoo tersenyum.

“Aish, kau ini, kau juga orang yang sangaaaaaaaaat baik Kyungsoo-ya, kau menjadi malaikat untukku.” Aku tersenyum lebar.

Jinjja??” Kyungsoo tertawa kecil

Aku ikut tertawa dan mengagguk, “Kajja, ini waktunya pulang.” Kyungsoo menepuk bahuku.

Setelah mengganti seragam, Aku dan Kyungsoo mengunci pintu cafe dan berjalan menuju halte bis. Aku dan Kyungsoo naik bis yang sama hanya aku turun lebih awal dari Kyungsoo. Selama dalam perjalanan kami sedikit berbincang mengenai asal – usul masing – masing. Kyungsoo mengatakan jika namaku sangat Korea dan aku menggunakan Bahasa Korea dengan sangat baik dibanding Luhan, tentu saja karena ayahku orang Korea. Selain itu dia juga bercerita jika dia adalah orang mudah merasa gugup dan sedikit pemalu, dia senang karena keramahanku akhirnya menghilangkan rasa canggung diantara kami. Kyungsoo berteman dengan Luhan sejak duduk di bangku sekolah menengah, dia mengenal Luhan sama baiknya denganku. Kebersamaan beberapa menit itu membuatku mengenal seorang Do Kyungsoo.

 

***

 

Dua minggu berlalu sejak hari pertama kerjaku, Baekhyun terkadang menyerangku dengan pertanyaannya salah satunya, Kenapa aku selalu terburu – buru pergi setelah latihan? Tugas akhir seringkali kujadikan alasan pada Baekhyun. Lain lagi dengan Hyemi yang memprotesku akibat selalu mengabaikan panggilan atau pesannya.

Luhan seringkali mengunjungi cafe hanya ditemani laptop untuk mengerjakan proyeknya, setelah itu biasanya kami pulang bersama, Aku, Kyungsoo, dan Luhan. Ketika menaiki bis, Kyungsoo seolah menyadari keinginan Luhan untuk lebih banyak bicara denganku dan selalu menyediakan tempat disamping Luhan untukku. Semakin sering aku bersama dengan Luhan membuatku seperti tertarik ke masa lalu, walaupun sekarang usia kita sudah berbeda.

Hari ini hari libur kerja, latihan dan kuliah akhirnya aku dapat beristirahat sepanjang hari. Pagi ini aku tidak berencana melakukan kegiatan apapun, aku masih terbaring diatas kasurku sambil membaca Novel Sherlock Holmes favoritku. Namun, kegiatan malas – malasanku ini terganggu oleh suara ketukan pintu. Aku berjalan dengan lemah menuju pintu, aku masih mengenakan celana pendek dan kaos yang ukurannya terlalu besar ini, dan mandi pagi tidak ada dijadwalku hari ini. Sang pengetuk pintu seperti tidak sabaran, ia mengetuk pintu lebih keras dari ketukan sebelumnya. Dengan rasa malas yang teramat besar aku membuka pintu.

“Luhan?” Aku menaikkan sebelah alisku.

Luhan berdiri di depan pintu dengan senyum bahagianya. Ia mengenakan dengan kaos v-neck berwarna biru dongker, tas gendong yang bergelayut di sebelah pundaknya, wajahnya terlihat sangat cerah, rambut yang tertata rapi dan terakhir aroma parfum mint-nya mampir dihidungku, sungguh sangat berbanding terbalik dengan penampilanku sekarang.

"Dimana mantelmu? Kau tidak kedinginan huh?" Aku bertanya.

"Aku sudah memasukkannya kedalam tasku sambil menunggumu membukakan pintu." Luhan menunjukan tasnya padaku.

Aku mengangguk, masih memperhatikan Luhan dari ujung kaki hingga ujung kepala, benar yang dikatakan Kyungsoo beberapa hari yang lalu jika Luhan memang memiliki banyak alasan untuk disukai para gadis, lihat saja penampilannya sekarang gadis mana yang tidak terpesona melihatnya.

“Boleh aku masuk?” Luhan menepuk pipiku.

“Ah ne ne, tentu saja, masuklah.” Aku mempersilahkan Luhan masuk.

Luhan duduk di satu-satunya sofaku, ia memperhatikan setiap sudut apartemenku. Aku berjalan menuju dapur membawakannya sekotak orang juice dan satu toples kue coklat.

Luhan bangkit dari duduknya memerhatikan beberapa koleksi buku dan novelku di dalam lemari di samping kanan kemudian ia berjalan ke sampingnya mengambil foto dalam frame yang terpajang diatas nakas sebelah lemari.

“Ini yang kau bilang sahabat alienmu itu?” Luhan menunjukan foto yang diambilnya padaku. Tentu saja aku sudah menceritakan banyak hal pada Luhan terutama cerita mengenai persahabatanku bersama Baekhyun, Chanyeol, Sehun dan Hyemi.

“Ya, kau bisa melihat Baekhyun dan Chanyeol disitu.” Aku meletakan kue dan orange juice diatas meja kemudian duduk di sofa.

Luhan mengangguk, kembali meletakkan foto tersebut dan duduk disebelahku.

“Hey, apa yang membawamu kemari?” Aku memiringkan kepalaku menghadap Luhan.

“Aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu.” Luhan tersenyum.

“Kita sudah banyak menghabiskan waktu bersama.” Aku menepuk pundak Luhan

“Uh, bed hair, bad smell!” Luhan mengacak rambutku dan mendekatkan hidungnya padaku.

“Hentikan! Kau saja yang datang terlalu pagi.” Aku mendorong Luhan.

“Mandilah! Palli! Kita lakukan sesuatu yang menarik hari ini.” Luhan tersenyum.

“Menarik????” Aku menatap Luhan bingung

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
autumndoor
Editing is going on. Sorry :(

Comments

You must be logged in to comment
baekness58 #1
Chapter 15: waw.. mengharukan banget. cara ngelamarnya baekhyun dann ternyata anaknya pun ikut2an juga.
tentang percakapan minhyuk dan baekhyun, aku terharu dengernya
bener2 aku pengen nangis bahagia
apalagi yang minhyuk minta dikasih liat peri cahaya sama kata2 terakhir
itu bener2 kena banget di hati /? itu juga kalimat yang bener2 pas buat nutup cerita ini. keep writingg!!
gogigirl #2
Chapter 15: Ceritanya bagus.. Suka
baekness58 #3
Chapter 14: ini bener2 chapter yang aku suka banget.. baekhyun sweet bener dah. trus yang baekhyun nyium min gi itu seneng nya ga main beneran dah. seneng banget mereka uda balik. min gi juga uda bebas dri keterpurukannya itu. yaampun kalimat terakhir bener2 dah. sekarang yang pikirannya bermasalah baekhyun atau min gi ni hahhahahhahha
carikan pasangan buat chanyeol oke.
ggamjjongin
#4
Chapter 14: ini lucuuuu >< sweet bgt sih mereka berdua. heueueueueu
baekness58 #5
Chapter 13: Aduh aku penasaran banget
Cepet next chapter yaaa
jesikamareta10 #6
Chapter 13: aku menunggu kelanjutannya, penasaran deh min gi bisa ngomong gak ke baekhyun
jesikamareta10 #7
Chapter 12: baeki kok kabur gitu aja sih, kan jadi gtw perasaan min gi gimana
xhxrat_ #8
Chapter 13: Next chapt thor~~
kyungie12_ #9
Chapter 12: mudah mudahan min gi bisa sama baekhyun endingnya amin
cepat lanjutkan ya thor
hwaiting
ggamjjongin
#10
huft.... luhan.... huft...