Seminggu telah berlalu sejak kejadian di lapangan tenis waktu itu. Rasanya takdir seperti sedang mempermainkanku saat ini. Entah ini adalah sebuah pertanda baik ataupun buruk, aku juga tak dapat mengerti. Yang ku tahu hanyalah sehun terlihat semakin keren dan entah kenapa aku merasa sangat lega ketika kulihat dia dalam keadaan sehat.

“sudah kuduga.. kau pasti sedang duduk di taman belakang sambil baca buku seperti biasanya.” Ucap hyorin yang datang menghampiri bora sembari menghela nafas.

“bukankah cuaca hari ini sangat bagus? Sayangkan jika disia-siakan.” Ucap bora tersenyum sembari menutup buku yang tengah dibacanya.

“yah..yah..yah.. terserahlah.. aku emang nggak pernah bisa mengerti dengan apa yang kau bicarakan.” Tanggap hyorin sembari duduk di samping bora.

“hmmm.. jadi apa terjadi sesuatu padamu? Tidak biasanya kau terlihat lesu.” Tanya bora tersenyum.

“yah.. seperti yang kau lihat, aku hanya sedikit mengantuk.” Ucap hyorin sembari menguap.

“oh iya... aku mau bertanya sesuatu padamu.” ucap hyorin kembali dengan antusias.

“hmm... tanya apa?”

“apa kau mengenal yang namanya sehun itu? Bukankah waktu kita berada di lapangan tenis dia menantangmu untuk bertanding? Dia bilang akan membuatmu mengingat semua hal tentangnya. Jadi... apa kau punya hubungan special dengannya? Kenapa kau tidak pernah cerita jika kau mengenal namja sekeren dia..” hyorin melancarkan rentetan pertanyaan dengan antusias.

“hmm.. aku rasa dia salah orang.” Jawab bora singkat.

“aish~.. dasar pembohong. Kau pasti sedang menyembunyikan sesuatukan? Jika kau melepaskan namja sekeren dia. suatu saat kau pasti akan menyesal.”