Annyeong~ chingudeul…. ^_^

Miane… updatenya lelet, lamban, lama,.. kkk.. aigo~

Nah.. akhirnya ini dia kelanjutan dari chapter sebelumnya… ^_^

“wussh~” suara angin musin semi yang bertiup menerbangkan kelopak-kelopak bunga sakura. Disaat aku tengah duduk tepat di bangku taman yang berada di bawah pohon sakura itu.

Seketika disaat yang bersamaan, sehun tiba-tiba berjalan mendekatiku dan berdiri tepat diantara kelopak-kelopak bunga sakura yang tengah berterbangan di sekitarnya.  

“so beutiful..” gumam ku pelan saat ku lihat kelopak-kelopak bunga sakura yang berterbangan di sekitar sehun.

Sehun berdiri sembari melihat kearah ku dengan senyuman. “tuk..tuk..tuk..” bunyi langkah kakinya yang perlahan berjalan mendekat kearah ku.

“apa aku boleh duduk di sampingmu?.” Tanya sehun dengan senyum manis pada ku.

“haruskah aku melarangmu untuk duduk?” Tanya ku kembali dengan nada datar.

“ah~ gomawo.. telah mengizinkanku untuk duduk didekatmu.” Ucapnya dengan senyum sambil tertawa kecil dan duduk tepat di samping ku.

Untuk sesaat aku dan dia hanya saling terdiam sembari memandangi kelopak-kelopak bunga sakura yang bertebaran karena tertiup oleh angin.

“ach~” aku menghela nafas dalam.

“emm..kenapa kau menghela nafas?.” Tanya sehun heran sembari memandangi ku dari samping.

“aniyo~” jawab ku tanpa memandang kearahnya.

Mendengar jawaban ku, sehun kemudian memalingkan pandangannya dari ku dan berkata, “ bora~ gomawo..”.

Seketika angin musim semi kembali bertiup dan menerbangkan kelopak-kelopak bunga sakura. Dan disaat yang bersamaan aku berpaling melihat kearah sehun sembari menyernyitkan dahiku, karena tak mengerti maksud dari ucapannya.

“jika saja kemarin kau tidak datang padaku. Mungkin… sekarang aku tidak bisa lagi melihat dirimu yang begitu indah diantara kelopak-kelopak bunga sakura yang bertebaran disekitarmu seperti saat ini.” Ucap sehun kembali sembari melihat kearahku dan menyentuh rambutku yang tergerai.

Mendengar hal itu, seketika detak jantungku kembali berdebar dengan sangat cepat dan kuat. Rasanya, benar-benar sangat sakit dan juga menyesakkan. Dan aku mulai sulit untuk mengontrol diriku sendiri di hadapan sehun.

Wajahku mulai merona merah dan bahkan telingaku juga ikut memerah. perasaanku benar-benar terasa aneh saat ini.

“bora.. kau merona” ucap sehun tiba-tiba sembari tertawa kecil saat menatapku.

“sial.. apa yang harus kulakukan?.” Pikirku dalam hati saat ku dengar sehun mengatakan hal itu.

“cih~ apa maksudmu?. Menjengkelkan!” ucapku mengelak sembari beranjak pergi.

Saat itu, tiba-tiba sehun menarik tanganku hingga membuatku berpaling kearahnya dan memelukku dengan sangat erat.

“aku selalu menyukai dirimu yang seperti ini. Yang selalu Berbohong utk menutupi perasaanmu yang sebenarnya, yang selalu menghindar tiap kali kau merasa malu, dan yang selalu bersikap dingin untuk menjauhkanku darimu. Karena kau sudah menyadari bahwa kau sebenarnya menyukaiku.” Ucap sehun sembari mendekapku dengan erat.

Mendengar hal itu, seketika aku berfikir dalam hati, “mungkin.. itu benar.”

“bora.. tetaplah berada disisiku untuk selamanya seperti ini. Aku.. tidak ingin orang lain selain kau.” Ucap sehun kembali sembari mengeratkan dekapannya.

“apa yang harus kulakukan? Rasanya jantungku akan meledak dan wajahku terasa sangat panas.” Pikirku dalam hati sembari menggigit bibir