Mian.. updatenya telaaaattttt~~~

Ok..ok… pada tenang semuanya.. ini dia lanjutan chapter sebelumnya..  Happy Reading …^_^

Soyu jatuh terduduk sembari menangis dalam kesendirian yang sunyi. “wuss~” terdengar suara angin yang bertiup menerbangkan kelopak-kelopak bunga sakura.

“kenapa…kenapa hanya aku? Pada akhirnya semua yang terjadi hanya akan membuatku semakin menderita..meskipun sejak awal aku telah mengetahui hal ini akan terjadi.” Gumamnya pelan di tengah kesendiriannya di taman itu.

Disaat yang bersamaan.. tempat dimana sehun dan bora berada..

“huh..hu..huh…” sehun dan bora duduk bersandar ke dinding di dalam ruang music, tempat dimana bora membawa sehun melarikan diri dan bersembunyi dengan nafas yang masih terengah-engah.

Sehun tersenyum manis menatapku. Ia tidak berbicara sedikitpun. Hanya terus menatapku dan tersenyum-senyum tanpa sebab. Sementara aku, hanya bisa menyernyitkan dahiku saat melihat kelakuannya yang sangat aneh dimataku.

“mwo?” tanyaku heran.

“aniyo..” jawab sehun sembari menggelengkan kepalanya.

“dasar aneh..” ucapku sembari mengalihkan pandanganku darinya.

Saat itu, meskipun aku telah mengalihkan pandanganku darinya. Namun sehun tetap saja menatapku dengan senyum bodoh di wajahnya.

“berhenti menatapku! Kau ini benar-benar..!” ucapku sembari meliriknya.

Ia hanya diam dan melanjutkan kegiatannya yang sedari tadi hanya menatapku dengan senyuman bodoh di wajahnya.

“sudah ku katakan jangan menatapku kan!!” ucapku sembari menutup matanya dengan telapak tangan kananku.

Saat itu, tiba-tiba sehun meraih tangan kananku dan menggenggamnya dengan kedua tangannya. Ia menggenggam tangan ku dengan erat dan kemudian menciumnya.

“ya!! apa yang kau lakukan?!” pekikku saat melihat kejadian itu sembari berusaha menarik tanganku lepas dari genggamannya. Namun, sehun tetap menahan tanganku dengan erat dan berkata,“gomawo sudah mengakuinya.” Dengan senyum di wajahnya.

“ha? Mengakui apa?.” Tanyaku bingung.

“bukankah kau tadi baru saja mengungkapkan perasaanmu padaku di depan kai hyung dan soyu? Dengan mengatakan ‘yang satu ini.. aku tidak bisa memberikannya’. Ah~ ternyata kau benar-benar tidak rela ya kalau aku di