Chapter 8

a dream to find that

“Shin Seunghyun.” Seunghyun menyadari namanya disebut oleh orang yang tidak dia kenali. Dia pun menoleh, orang itu menghampirinya.

 

“Nuguya?” Seunghyun bertanya untuk mencaritahu siapa orang itu, tak ada jawaban. Orang itu malah tertawa singkat saat berhasil mendekatinya.  “Ada yang lucu?” Seunghyun kembali bertanya, berharap ada jawaban.

 

Tapi, bukan jawaban yang dia dapat. Orang itu mengatakan sesuatu yang tidak dapat dimengerti olehnya. “Kamu tidak mirip denganku sama sekali, tapi kenapa dia memberimu nama seperti namaku. Kamu lebih mirip dia.”

 

“Namamu dan namaku. Mirip dengannya. Apa yang sebenarnya sedang kamu bicarakan? Apa kamu mengenalku?” Seunghyun bertanya untuk yang kesekian kalinya.

 

Orang itu memandang Seunghyun. “Aku sangat mengenal kedua orang tuamu, tapi aku tidak bisa memberitahumu siapa mereka.”

 

“Waeyo andwe?” Seunghyun menjadi sangat tertarik apabila mendengar sesuatu yang berkaitan dengan orang tua kandungnya.

 

“Kenapa kamu tidak bisa memberitahuku?” tanya Seunghyun mengabaikan kalimat yang keluar dari orang itu.

 

Orang itu menghentikan obrolannya, dia menatap Seunghyun sesaat dan, “Mereka melarangku. Mianhae Seunghyun-ah,,, Jangan pernah membenci mereka. Hiduplah dengan baik. Leeteuk ahjussi sangat menyayangimu. Suatu saat dia pasti akan membiarkamu bertemu dengan kedua orang tuamu.”

 

Orang itu pergi begitu saja dan menolak memberitahu Seunghyun lebih banyak.

 

“Siapa namamu?” teriak Seunghyun bertanya.

 

“Song Seunghyun!” jawab orang itu. Dia melambaikan tangannya.

 

Song Seunghyun? Gumam Seunghyun di dalam hatinya.

 

Dia menatap punggung orang itu yang bergerak menjauh dan semakin jauh dari tempatnya berada. Hingga orang itu menghilang, Seunghyun masih duduk di tempatnya semula. Tidak bergerak dan tetap menatap tempat terakhir orang itu menghilang.

 

Suara berisik dari gedung sekolah tiba-tiba tidak bisa terdengar oleh telinganya. Gemuruh angin dan gemirisik daun kering dari pohon di belakangnyalah yang mampu dia dengar. Pendengarannya ditulikan oleh sesuatu.

 

Dari ujung kanan lapangan sekolah, Seunghyun melihat bayangan tipis seorang. Yeoja. Bayangan itu lama kelamaan lebih terlihat nyata. Dia berdiri di seberang sana dari tempat Seunghyun berada. Menggunakan seragam Karin yang berbeda dari seragam yang Seunghyun kenakan sekarang. Yeoja itu berdiri di sana tanpa ekspresi. Siapa dia?

 

Tidak hanya bayangan yeoja itu yang terlihat oleh penglihatan Seunghyun. Dia melihat bayangan lain yang kali ini semakin lebih nyata. Namja. Bayangan namja itu lebih menarik bagi Seunghyun. Membuatnya bergerak dari kursi taman untuk mengikuti ke mana banyangan namja cantik yang dia lihat.

 

“Seunghyun-ah, apa sore ini kita pergi ke perpustakaan?” Seunghyun bisa mendengarkan suara Dongrim di sisi kirinya dengan jelas, namun dia mengabaikannya. Dia tak sempat menggubris pertanyaan Dongrim karena terlalu sibuk mengamati bayangan di depannya. Takut bayangan itu akan hilang saat dia berpaling, maka dari itu dia tidak akan pernah berpaling.

 

Bayangan itu terus berjalan menuju lantai dua gedung sekolah, berbelok ke kanan dan masuk ke suatu kelas. Bukan kelas Seunghyun tentunya.

 

Dia, Seunghyun maksudnya. Dia melihat bayangan namja cantik itu bergerak masuk ke dalam kelas dan duduk di sebelah yeoja. Ekspresi yeoja itu tetap sama, datar. Si namja cantik berusaha mengajaknya bicara namun tak ada balasan dari si yeoja.

 

Seunghyun mengalihkan pandangannya ke sisi lain kelas. Memerhatikan kelas itu. Ada yang aneh saat dia memerhatikannya, ada banyak perbedaan antara kelas itu dan kelas yang sekarang ada di Karin. Dan, para siswanya, mereka begitu asing di mata Seunghyun.

 

Apa yang sebenarnya aku lihat? Tanyanya kepada dirinya sendiri.

 

Dipejamkannya matanya untuk menstabilkan semuanya. Mungkin dia terlalu lelah sehingga mengalami halusinasi. Dan, beberapa detik kemudian, saat dia membuka matanya kembali, bayangan orang-orang itu semakin jelas. Bahkan, dipenglihatannya, sekarang dia berada di Karin yang berbeda dari yang dia tahu. Dekorasi tempat itu. Susunan kelasnya. Siswa-siswanya,,, baru pertama kali dia melihatnya.

 

Aku ada di mana?

 

Seunghyun berlari kecil ke ujung sekolah. Di sana dia menemukan ruangan latihan tari. Seingatnya, ruangan itu adalah perpustakaan.

 

Dia mulai panik karena merasa tempat itu benar-benar asing.

 

Tap, tap, tap, suara gerakan kaki dari dalam ruangan latihan tari membuat Seunghyun menoleh. Dia mendapati yeoja tanpa ekspresi itu sedang berlatih menari bersama si namja cantik. Dia memerhatikan tiap gerakan mereka. Awalnya kedua orang itu berlatih dengan serius, tapi kemudian mereka meributkan sesuatu yang membuat si namja cantik marah dan keluar dari ruangan itu. Saat namja itu berlari, bahunya menabrak Seunghyun dan Seunghyun bisa merasaka hal itu.

 

Semuanya kembali seperti semula,,,

 

Ruangan di depan Seunghyun adalah perpustakan bukannya ruangan latihan tari.

 

“Kupikir kamu tidak akan ke sini hari ini.” Seunghyun melihat Dongrim di hadapannya. Begitu nyata dan seragam yang mereka kenakan sama.

 

“Wae?” tanya Dongrim menyadari keanehan sikap Seunghyun.

 

“No da molla,” sahut Seunghyun sangat pelan.

 

Dia mundur meninggalkan perpustakaan dan Dongrim. Dia berlari di koridor, menuruni anak tangga, keluar dari gedung sekolah dan terus berlari hingga akhirnya dia tiba di kantor Leeteuk.

 

JLEP! Seunghyun mengunci pintu itu rapat-rapat.

 

“Seunghyun-ah, kamu membuatku terkejut. Ada apa? Bukankah kamu tidak mau ke kantor ini selama jam pelajaran berlangsung?” cerocos Leeteuk tanpa memperdulikan ketakutan di wajah Seunghyun.

 

“Leeteuk-ssi,” ucap Seunghyun dengan nafas tak teratur.

 

“Ne,” sahut Leeteuk lembut. Dia tidak akan marah kalau cucunya memanggilnya seperti itu. Kadang Seunghyun ataupun Sehyun suka menggunakan cara seperti itu untuk memanggil Leeteuk. (Sehyun adalah dongsaeng tiri Seunghyun)

 

“Aku baru saja bicara dengan orang yang mempunyai nama sama denganku,” ujar Seunghyun, masih terengah.

 

Leeteuk mulai menyadari sesuatu. Dia menutup buku yang dia baca dan menegakkan punggungnya, menatap Seunghyun dengan seksama. “Seunghyun,” gumamnya menyebutkan nama orang yang tadi di taman bicara dengan Seunghyun.

 

“Kamu mengenalnya?” tanya Seunghyun, berharap iya.

 

Leeteuk memindahkan arah pandangannya dari mata Seunghyun. “Dia hanya pengawas para crew yang memasangkan kamera di sekolah ini,” jawabnya terdengar kaku.

 

Seunghyun menghampiri meja Leeteuk sambil mengatur nafasnya. “Jinjayo?” tanyanya seakan tidak percaya.

 

“Memangnya, ada apa dengan orang itu?”
 

“Dia bilang, dia mengenal orang tuaku namun dia tidak bisa memberitahuku. Lalu, dia pergi begitu saja dan kemudian aku melihat sesuatu yang aneh. Seperti bayangan di masa lalu namun begitu nyata. Aku baru saja melihat suasana Karin di masa lalu,” Seunghyun menjelaskan semuanya. “Leeteuk-ssi, orang tuaku masih hidup kan?”

 

“Kenapa kamu mengira mereka sudah meninggal?”

 

“Kalau mereka sudah meninggal, itu artinya yang kulihat tadi adalah hantu.”

 

“Mereka masih hidup Seunghyun-ah. Aku hanya tidak ingin memberitahumu siapa mereka. Sudahlah,,, hentikan pencarianmu. Aku tidak ingin tiba-tiba kamu pergi dan hidup bersama mereka begitu saja. Aku membesarkanmu hampir dua puluh tahun aku tidak akan membiarkan cucu yang kubesarkan dirampas orang lain.”

 

Seunghyun tahu itu, itulah alasan Leeteuk tidak mau memberitahunya siapa orang tua kandungnya. Orang tua itu terlalu takut ditinggalkan olehnya. Dia mengerti betapa sayangnya Leeteuk kepada dirinya.

 

Seunghyun mendesah, menahan emosinya agar tidak mengeluarkan argumennya kepada Leeteuk bahwa dia tidak akan pernah meninggalkannya kalau dia berhasil menemukan orang tua kandungnya.

 

“Hanya saja, kalau mereka meninggal aku akan menghentikan pencarianku dan aku juga akan berhenti menjadi siswa Karin School. Aku akan menghentikan semuanya kalau mereka sudah tidak ada di dunia ini,” kata Seunghyun.

 

“Andweyo,” ucap Leeteuk dengan tegas.

 

“Waeyo andwe?” tanya Seunghyun menatap tajam Leeteuk.

 

Leeteuk terdiam, cara tatapan itu begitu mirip dengan cara tatapan seseorang saat dia tidak menyukai orang lain.

 

“Waeyo andwe?” Seunghyun mengulang pertanyaanya.

 

Leeteuk tidak memberikan jawaban, dia hanya terdiam takjub dengan tatapan yang sama persis itu.

 

_DH2_

 

Kelas tambahan dengan mata pelajaran alat musik khusus untuk siswa Semester Spesial akan dimulai hari ini pukul 04.15 sore. Dimentori oleh Jungmo yang adalah guru Karin School sekaligus gitaris T-rax. Ke kelas itulah langkah Seunghyun menuju sekarang. Hanya ada beberapa siswa yang ada di dalam kelas, jauh berbeda dari jumlah siswa saat jam pelajaran biasa berlangsung.

 

Seunghyun duduk di salah satu kursi bersama gitar barunya yang dia dapat dari Zelo. Dan, menyapa Myung Soo yang duduk di sebelahnya.

 

“Apa kelas ini selalu sepi?” tanya Seunghyun kepada Myung Soo.

 

“Tidak kalau Jungmo songsaengnim mulai menyuruh kita memainkan gitar,” beritahu Myung Soo dengan tampang cuek.

 

Tak lama Jungmopun muncul di dalam kelas. Dia tersenyum senang melihat siswa bernama Seunghyun kini ada di kelas tambahannya. Saking senangnya, dia langsung memberikan tantangan untuk siswa itu. Menyuruh Seunghyun memainkan gitar akustiknya dengan tingkat kesulitan di atas rata-rata dari yang selama ini dia ajarkan kepada muridnya.

 

“Songsaengnim, kamu sedang bercanda?” seru Seunghyun kaget.

 

“Aniya,,,” jawab Jungmo dengan nada manis dan senyuman yang mengembang. “Lakukan, aku tahu kamu bisa melakukannya.” Ekspresi Jungmo berubah ketika mengucapkan kalimat terakhir.

 

“Tidak terlalu ahli sebenarnya,” aku Seunghyun bergumam jujur tentang keahliannya.

 

Seunghyun menggerak-gerakkan jarinya untuk pemanasan, dia memulai petikan halus yang tidak ada pada susunan kord gitar yang Jungmo tulis sendiri di atas kertas. Beberapa gerakan dia lakukan, dan pada akhirnya dia benar-benar menggerakkan jari-jarinya, menekan kunci yang benar dan memetik gitar yang sesuai dari perintah Jungmo. Menakjubkan, jari-jari panjangnya bergerak lincah dari satu senar ke senar lainnya. Dia mampu membuat senar bergetar lebih dari banyaknya dia menyentuh senar itu.

 

“Bagus,” ucap Jungmo menilai permainan Seunghyun.

 

“Bodoh kalau kamu menganggap permainanku bagus,” umpat Seunghyun tidak mengenal sopan santun.

 

“Hya, Seunghyun-ah jaga sikapmu!” tegur Myung Soo dari bangkunya.

 

“Arasseo ketua kelas!” sahut Seunghyun asal.

 

“Jadi, kamu tahu di mana kesalahanmu?” tanya Jungmo menatap Jungmo.

 

“Aku melakukan tiga kali kesalahan dan itu kamu anggap bagus?” Seunghyun terkekeh.

 

“Bagus,” gumam Jungmo tak jelas.

 

Seunghyun menggelengkan kepalanya. “Orang aneh,” ujarnya sangat pelan, lalu dia mendesah. “Hhhh,,, permainan Jonghoon hyung jauh lebih bagus dariku,” ujarnya bicara sendiri dengan nada rendah.

 

“Aku tahu itu,” cetus Jungmo.

 

Seunghyun kembali menoleh ke Jungmo. “Darimana kamu tahu permainan Jonghoon hyung lebih bagus dariku?” tanyanya curiga.

 

“Bukankah aku juri perlombaan kemarin,” kata Jungmo tetap tenang.

 

Seunghyun tertawa. “Hahaha,,, aku lupa,” ujarnya malu sendiri.

 

Jungmo menghembuskan nafas berat tanpa sepengetahuan Seunghyun. Dia hampir saja mengacaukan segalanya.

 

_DH2_

 

Kelas vocal, Kyuhyun_

“Don’t wanna be lonely, I wanna just fallin love. Gaudael saranghae so won’t you come into my heart?” (Dalmatian - The Man Opposed)

 

Dongrim memulai aksinya dengan vokal tunggal tanpa iringan suara alat musik apapun. Satu kelas terdiam mendengarkan dengan teliti, mencaritahu seperti apa warna suara Dongrim. Ini pertama kalinya siswa terbodoh di Karin School itu bersedia menyanyikan sebuah lagu di depan banyak orang.

 

Suaranya terdengar lantang(ga malu-malu pas nyanyi maksudnya) dan suaranya itu tidak termasuk suara pas-pasan.

 

Kemudian, Dongrim mulai menekan nuts-nuts dari piano klasik di depannya. Memainkan musik serasi dengan lirik-lirik yang keluar dari mulutnya.

 

“Lagu siapa ini?” tanya Kyuhyun menghampiri Dongrim setelah Dongrim menyelsaikan lagunya.

 

“Laguku,” ujar Dongrim bangga. Menunjukkan nada-nada yang dia ciptakan sendiri yang dia tulis di atas kertas.

 

Kyuhyun mencermatinya. “Ini bagus,” ujarnya menilai.

 

Dongrim tersenyum lebar.

 

“Apa itu alasan sekolah ini menerimamu?” tanya salah siswa di sana.

 

Dongrim mengangkat bahunya.

 

“Meskipun aku berteman akrab denganmu, tapi baru kali ini aku mendengar suaramu. Kamu menyembunyikannya?” tanya Juniel nyaring sambil berkacang pinggang.

 

“Heheee,, Mianhae chinguya,” kata Dongrim, lari ke samping Juniel dan menggandeng bahu yeoja itu.

 

Juniel mencibir. “Apa Changjo pernah mendengarmu bernyanyi?”

 

Dongrim mengangguk dan tersenyum secara bersamaan. “Hanya saja aku menyuruhnya tidak memberitahu siapapun kalau aku bisa bernyanyi.”

 

“Hya,,,” bentak Juniel memukul lengan Dongrim.

 

“Mianhae, aku berjanji lain kali akan bernyanyi untukmu!” seru Dongrim berjanji.

 

Seunghyun tersenyum saja melihat tingkah kedua sahabat itu. Dia tahu Juniel, Dongrim, Mir dan Changjo adalah teman karib dari mereka menjadi siswa tingkat Pertama. Tapi, senyum Seunghyun tiba-tiba lenyap saat dia melihat ekpresi Myung Soo yang tidak suka Dongrim bercanda dengan Juniel.

 

_DH2_

 

Apakah aku harus lebih keras terhadap Seunghyun? Kyuhyun bertanya kepada Leeteuk untuk mendapatkan ijin itu dan Leeteuk menjawabnya dengan anggukan.

 

Saat kelas vokal minggu berikutnya, Kyuhyun membentak Seunghyun yang tidak bisa mencapai nada tinggi, nada tinggi yang bahkan Dongrim pun bisa mencapainya.

 

“Kamu mencoba menyembunyikan kemampuanmu, Seunghyun-ah,” kata Kyuhyun tajam ke Seunghyun.

 

“Kamu tidak bisa memaksa siswamu, songsaengnim,” ujar Seunghyun melawan Kyuhyun.

 

“Aku bisa melakukan itu karena aku seorang guru di sini.”

 

“Apakah kamu tahu semua penduduk Korea akan protes dan membencimu karena cara mengajarmu yang salah,” ujar Seunghyun, berusaha menakut-nakuti Kyuhyun.

 

“Rekaman video ini akan diedit sebelum disiarkan Seunghyun-ah,” beritahu Kyuhyun berbisik.

 

Seunghyun menatap tajam Kyuhyun.

 

“Kamu semakin mirip seseorang,” gumam Kyuhyun.

 

“Eommaku?” ujar Seunghyun pelan.

 

“Kalau kamu sama sepertinya, seharusnya kamu terus berusaha meskipun kamu tidak mampu. Kedua orang tuamu adalah orang yang akan berusaha keras untuk mencapai mimpinya. Bukan sepertimu, diam di tempat menyembunyikan segalanya agar tidak ada yang memaksamu ikut berperang.”

 

“Kamu mengenal mereka?”

 

Pembicaraan ini tidak didengar siswa lain karena mereka berdua berbicara dengan nada rendah. Suasana hanya menegang karena ada siswa dan gurunya akan bertengkar. Myung Soo ingin menarik Seunghyun, memisahkan keduanya, namun Jiyoung menahannya.

 

“Iya Park Seunghyun,” jawab Kyuhyun, menggunakan marga dari Leeteuk kepada Seunghyun.

 

Pupil Seunghyun melebar. “Darimana kamu tahu?”

 

“Kamu pikir aku ini siapa?” ujar Kyuhyun balik bertanya. “Aku mengenal Leeteuk hyung bukan dari kemarin.”

 

Seunghyun mengangguk. “Sepertinya kamu tahu semuanya tentang orang tua kandungku, namun kamu tidak akan memberitahuku tentang apapun.”

 

Kyuhyun menatap lembut Seunghyun. “Seunghyun-ah, aku percaya kamu bisa melakukan lebih dari ini. Cobalah,,,,” kali ini Kyuhyun bicara dengan nada lebih nyaring agar seisi kelas bisa mendengar.

 

“Tidak sekarang,” jawab Seunghyun dingin. Dia melangkahkan kakinya keluar dari kelas tanpa meminta ijin terlebih dahulu dan tidak perduli kalaupun Kyuhyun tidak memperbolehkannya.

 

_DH2_

 

“Aku tahu yang kulakukan salah. Tidak seharusnya pergi menemui Myung Soo saat itu. Aku seharusnya mengindarinya, aku tidak mau menjadi pengganggu hubungan orang lain, Changjo-ya,,” Juniel terisak meluapkan suatu penyesalan kepada Changjo melalui telpon. Yeoja itu rela bolos jam pelajaran vokal demi bisa menelpon Changjo hanya untuk berbagi. Dia sudah tidak sanggup menyimpannya sendiri.

 

“Sejak hari itu, sejak aku pergi keluar asrama bersamanya dan mendengar semua perkataanya, tanpa kusadari aku menunggunya memilih aku atau Jiyoung. Aku tidak seharusnya bersikap seperti ini,,” Kini isak Juniel semakin nyaring, membuat Seunghyun yang jauh darinya bisa mendengar isakannya itu. Namja itu baru saja keluar kelas tanpa ijin setelah bertengkar dengan Kyuhyun. Dia berniat menenangkan diri di taman namun ada orang yang lebih dulu berada di tempat itu.

 

Seunghyun tak ingin menganggu orang lain, dia berniat pergi dari sana, menahan dirinya untuk tidak mendekati Juniel dan memeluk yeoja itu. Dia tidak pernah bisa menahan dirinya untuk tidak memeluk yeoja yang sedang menangis karena kasihan dengan yeoja tersebut.

 

“Myung Soo?” tanya Seunghyun lancang. Nama Myung Soo keluar dari mulut Juniellah yang membuatnya mendekat lagi. “Jadi, dugaanku selama ini benar. Namja yang pernah kamu ceritakan saat pajama party adalah Myung Soo. Dialah namja yang selalu menjadi topik pembicaanmu dan Changjo selama ini.” Namja itu(Seunghyun) terus mencerocos tak perduli tangis Juniel semakin deras.

 

“Seunghyun-ah,,, kenapa kamu selalu ada di saat aku menangis?”pertanyaan Juniel membuat Seunghyun bingung. “Apa kamu membuntutiku?”

 

“Aniya,,” bantah Seunghyun nyaring. “Hanya kebetulan saja melihatmu menangis. Uljimma, aku benci melihat yeoja menangis.”

 

Juniel memutuskan telponnya tanpa kesepakatan. Dia menyeka air mata di sekitar matanya dan menatap Seunghyun. “Jangan katakan kepada siapa pun tentang aku dan Myung Soo,” pintanya.

 

Seunghyun mengangguk. “Aku berjanji jadi berhentilah menangis.”

 

Kali ini Juniel yang mengangguk.”Gomawo Seunghyun-ah,,”

 

_DH2_

 

Rekaman kegiatan siswa Karin tidak hanya disiarkan begitu saja setiap harinya, akan sangat membosankan bagi para orang tua hanya melihat anak-anaknya belajar tanpa ada perkembangan apa pun. Maka dari itu, Leeteuk merencanakan sesuatu yang baru. Dua minggu sekali, siswa yang dipilih harus tampil live di aula utama dan itu akan disiarkan secara live pula. Seperti konser mini. Memberi kesempatan kepada semua siswa untuk tampil di depan layar dan menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka bisa.

 

“Apabila ada seorang komposer atau seniman lainnya yang memberikan pujian tanpa diminta setelah kalian tampil, kalian akan mendapatkan nilai tambahan. Dan, kritikan tidak akan mengurangi nilai kalian namun sekolah akan melakukan tindakan agar kalian tidak mendapat kritikan lagi dipertunjukkan berikutnya,” Boa menjelaskan tentang broadcast itu kepada seluruh siswa Tingkat Tiga melalui radio sekolah.  Kesempatan tampil live itu hanya diperuntukkan bagi siswa Tingkat Tiga dan siswa Semester Spesial.

 

“Aku akan menyebutkan beberapa nama yang harus tampil minggu depan. Kalian harus menemui mentor kalian dan berlatihlah seserius mungkin.” Boa menyebutkan beberapa nama siswa dan nama Seunghyun dan Minzy ada di dalamnya.

 

“Aigo,,, Kenapa aku dan Minzy ada di dalam satu team,” gerutu Seunghyun setelah mendengar pengumuman.

 

“Waeyo?” tanya Mir di sebelahnya.

 

“Kamu lupa, aku bertengkar dengannya beberapa waktu lalu,”

 

“Dan masih bertengkar?” potong Mir.

 

Seunghyun mengangguk.

 

“Aish,,, Kalian seperti sepasang kekasih saja,” cetus Mir asal.

 

Jiyoung yang duduk di bangku depan menengok. “Seunghyun-ah, kamu kencan dengan Minzy?” tanyanya nyaring, membuat semua siswa di kelas menoleh.

 

“Aniya!” bantah Seunghyun.

 

“Semua orang tahu itu tidak mungkin,” ujar Juniel ikut bicara.

 

“Waeyo?”

 

“Member 2ne1 tidak sebanding dengan levelmu,” ujar Juniel bermaksud menghina Seunghyun.

 

“Hya!” teriak Seunghyun dan melempari Juniel dengan gumpalan kertas.

 

“Meskipun kamu playboy, tapi kamu tidak akan bisa merayu Minzy,” ujar Mir kepada Seunghyun.

 

“Apa kamu mau taruhan denganku? Aku bisa mendapatkannya asalkan ada imbalan,” kata Seunghyun mengajak Mir ke dalam permainan kesukaannya.

 

“Hya, kamu tidak bisa melakukan itu kepada Minzy!” seru Jiyoung.

 

“Minzy bukan siswa biasa,” kata Juniel.

 

“Idol tidak akan mudah berciuman di depan umum. Mereka sangat menjaga image mereka. Kamu tidak akan bisa mendapat ciuman dari Minzy sama seperti ciuman Rin,” ujar Jiyoung, mencibir kepada Seunghyun.

 

“Hya, kalian meremehkanku? Bagaimana kalau aku bisa melakukannya? Apa kalian akan memberikan uang kalian kepadaku?”

 

Semua temannya mengangguk.

 

“Kami akan memberimu uang,” ujar Mir.

 

“Jinja?” tanya Seunghyun berbinar.

 

“Ne, sayangnya itu tidak akan pernah terjadi karena kami tahu kamu tidak akan pernah sanggup membuat Minzy menciummu,” ujar Juniel.

 

“Geure,,, aku akan membuktikannya kepada kalian,” seru Seunghyun, bangkit dari bangkunya dan berjalan ke arah pintu kelas. Mereka meremehkanku, mereka tidak tahu saja, aku pernah tidur di pelukan yeoja itu tanpa ada seorang pun yang tahu. Kurasa itu lebih dari membuat dia menciumku, ujarnya menggerutu di dalam hatinya. Kesal sendiri.

 

“Seunghyun-ah eoddiga?” teriak Mir.

 

“Mencari Minzy,” jawab Seunghyun.

 

“Kupikir dia gila,” umpat Jiyoung.

 

“Terlalu ambisi untuk menjadi playboy,” gumam Mir, prihatin dengan ambisi temannya itu.

 

Seunghyun keluar kelas bukan mencari Minzy lalu mencium bibir gadis itu. Benar dia keluar kelas untuk mencari yeoja itu, namun tujuannya menemui yeoja itu bukanlah untuk menciumnya, melainkan mengajaknya berdamai dan latihan bersama secara baik-baik.

 

Seunghyun menuju kelas bahasa, tempat Minzy sedang menghadiri kelas tambahannya hari ini.

 

Yeoja itu duduk di bangku paling depan di deretan paling dekat dengan pintu. Kyuhyun, yang juga guru bahasa, sedang asik menulis sesuatu di papan tulis. Tidak menyadari Seunghyun yang bergerak masuk ke dalam kelasnya dan duduk di bangku kosong di samping Minzy.

 

Seunghyun diam memerhatikan Minzy yang asik mengerjakan soal tidak menyadari kehadirannya. Dia tersenyum melihat wajah serius yeoja itu. Dan dia juga melirik semua jawaban di kertas soal milik Minzy.

 

“Semua jawabanmu salah,” ujar Seunghyun pelan, langsung menarik kertas soal milik Minzy dan menghapus semua jawaban yang sudah Minzy tulis. Dia mengisi kembali semua soal dengan jawaban yang baru.

 

Minzy membiarkan Seunghyun mengerjakan soalnya.

 

Dan tanpa sepengetahuan Seunghyun, Kyuhyun berdiri di depannya memerhatikan semua jawaban yang dia tulis di atas kertas soal Minzy. “Tak kusangka kemampuan bahasa inggrismu sangat bagus,” gumam Kyuhyun akhirnya memberi tanda kepada Seunghyun kalau dia ada di sana.

 

Seunghyun nyengir saja.

 

“Apa tujuanmu ke sini untuk menganggu Minzy?” tanya Kyuhyun.

 

Seunghyun menggeleng.

 

“Lalu? Kurasa kamu tidak mengambil kelas bahasa untuk pelajaran tambahan.”

 

“Memang tidak,” jawab Seunghyun pelan.

 

“Lalu apa tujuanmu datang ke sini, Shin Seunghyun?” tanya Kyuhyun di depan muka Seunhyun.

 

Seunghyun nyengir saja. Tubuhnya bergerak pelan bangkit bari bangku dan berniat lari dari kelas itu dalam hitungan ketiga. Tapi, Kyuhyun mengetahui rencananya itu dan dengan cepat menahan namja itu untuk tidak pergi dari kelasnya lagi tanpa seijin darinya.

 

“Tetap di kelasku sampai jam pelajaran selesai dan kerjakan semua soal,” kata Kyuhyun.

 

“Mwo?” tanya Seunghyun terperangah.

 

_DH2_

 

“Kamu pikir aku mau satu team denganmu? Tidak Seunghyun-ah! Kalau kamu ingin protes, protes saja kepada Boa songsaengnim. Bukan aku yang merencakan semua ini!” teriak Minzy kepada Seunghyun saat mereka latihan untuk perfome minggu depan.

 

“Baiklah, aku akan protes kepadanya sekarang juga,” ujar Seunghyun nyaring.

 

“KA!!” teriak Minzy sambil menutup telinganya.

 

“Hya, bagaimana bisa kamu semarah ini hanya karena aku menolak saranmu?!” kali ini Seunghyun yang membentak.

 

Mereka berdua ditugaskan untuk mengatur pertunjukkan mereka sendiri. Mereka sepakat untuk menyanyikan satu lagu, namun Seunghyun menolak saran Minzy yang ingin menggunakan tarian di dalam pertunjukkan mereka nanti.

 

“Aku tidak bisa menari, kalau aku mengikuti saranmu sama artinya membuat diriku malu. Apa kamu hanya ingin bersinar sendiri di atas panggung?” tanya Seunghyun.

 

“Aniya! Kamu bisa saja menari kalau kamu bisa. Kita punya waktu untuk latihan dan aku bersedia mengajarimu sebenarnya,” ujar Minzy bicara nyaring.

 

“Tidak akan pernah!” tegas Seunghyun.

 

“AAAAA…!!” Minzy berteriak lagi, frustasi menghadapi Seunghyun. “Michisseo!” geramnya melototi Seunghyun sambil mengepalkan kedua tangannya.

 

Kyuhyun hanya memerhatikan dua siswanya itu sambil melipat tangan di depan dada. “Apa kalian sepasang kekasih yang sedang bertengkar?” tanyanya tetap tenang.

 

“ANIYA!!” bentak Minzy dan Seunghyun berbarengan.

 

Minzy keluar dari ruang latihan dan Seunghyun pun melakukan hal yang sama. Tersisa Kyuhyun yang bengong, tidak mengerti kenapa dua siswanya itu bertingkah seakan dia tidak ada di sana.

 

“Bagaimana mereka akan tampil kalau terus bertengkar seperti itu,” gumam Kyuhyun khawatir. Dia menggelengkan kepalanya.

 

Di luar kelas, Seunghyun berlari kecil mengejar Minzy. “Minzy-ya!!” teriaknya berharap bisa menghentikan langkah cepat yeoja itu.

 

Yeoja itu terus berlari kecil menghindari Seunghyun.

 

“Bagaimana kamu semarah ini denganku hanya karena perbedaan pendapat. Sebenarnya kita bisa mendiskusikanya baik-baik,” ujar Seunghyun, kali ini bicara lebih lembut.

 

Aku tidak mendengarmu,,,,,  ucap Minzy di dalam hatinya.

 

“Minzy-ya, berhenti marah dan berkerjasamalah denganku.”

 

“Aniya!” teriak Minzy.

 

“Wae?”

 

“Aku benci kamu,” kata Minzy, berbalik menatap Seunghyun.

 

Seunghyun berhenti mengejar yeoja di depannya. “Tapi aku memerlukanmu. Tidakkah kamu tahu banyak hal aneh yang kualami dan ingin kuceritakan kepadamu.”

 

“Apa urusanku. Itu masalahmu. Kamu tidak suka aku mencampuri urusanmu kan?” ujar Minzy membuat Seunghyun bungkam. “Jangan pernah mencariku lagi. Aku akan menemui Boa songsaengnim, meminta kepadanya agar kita bertukar patner dengan yang lain.”

 

Yeoja itu kembali melangkah cepat meninggalkan Seunghyun.

 

“Andweyo,,,,” desah Seunghyun sedih.

 

Minzy benar-benar pergi menemui Boa untuk mengajukan protesnya dan meminta agar dia dan Seunghyun tidak dijadikan patner untuk acara live minggu depan. Apabila pertukaran dilakukan sekarang, masih ada waktu untuk latihan. Tapi apa, Boa menolak permintaannya dan menyuruh Minzy lebih bersabar saja menghadapi Seunghyun.

 

“Aku tidak mungkin bisa melawan cucu kepala sekolah,,” gumam Minzy kehilangan semangatnya. Dengan teramat terpaksa dia melangkah kakinya kembali menuju ruang latihan. Di sana Kyuhyun dan Seunghyun menunggunya untuk memulai latihan. Dia duduk lemas di samping Seunghyun dan, “Baiklah,, Aku setuju membawakan lagu itu secara akustik saja,” katanya sangat pelan. Tidak tulus menyetujui saran Seunghyun itu.

 

Seunghyun menggeser arah duduknya sedikit membelakangi Minzy. “Gomawo,” ujarnya pelan.

 

Minzy berdeham.

 

“Kalian terlihat jinak sekarang,” kata Kyuhyun, senang dengan perubahan sikap siswanya itu.

 

Seunghyun mendesah. “Kenapa emosi yeoja sangat mudah berubah. Tidak bisa kumengerti sama sekali,” gumamnya.

 

_DH2_

 

Akhirnya hari H pun tiba. Semua crew sedang menyiapkan banyak perlengkapan di atas panggung sekarang, agar semuanya berjalan lancar tanpa cela sekecil apa pun. Dan para siswa yang ditugaskan tampil hari ini, semuanya tampak bersiap-siap di belakang panggung.

 

Tak terkecuali Seunghyun, dia tidak sibuk dengan tata riasnya melainkan dengan gitarnya. Sibuk menghapal kunci agar penampilannya tidak seburuk dari permainan terakhirnya di atas panggung saat di atas tampil bersama member band indienya.

 

“Oppa,” Rin menghampiri Seunghyun sambil membawa sebuah kotak.

 

“Rin-ah, mianhae aku tidak menjengukmu di rumah sakit,” kata Seunghyun.

 

“Gwenchana, lebih baik kamu tidak menjengukku. Membuatku sadar akan sesuatu.” Yeoja itu duduk di meja rias di depan Seunghyun. Membuka kotak yang dia bawa tadi yang ternyata kotak make-up. Dia mengikat ujung poni Seunghyun yang menghalanginya untuk merias wajah namja itu.

 

Seunghyun memerhatikan wajah Rin. “Kamu menjadi lebih cantik setelah kehilangan banyak darah,” ujarnya asal.

 

Rin tersenyum. “Kamu mencoba merayuku lagi?”

 

“Ani, aku benar. Kamu menjadi lebih cantik sekarang. Dan terlihat lebih dewasa.”

 

“Aku juga merasa seperti itu,” ujar Rin setuju. “Lalu, karena aku menjadi lebih cantik sekarang ini, apa kamu mau kembali padaku?”

 

Seunghyun tersenyum. “Mianhae Rin-ah. Aku tidak bisa menyakitimu lagi.”

 

“Sebenarnya aku bisa bertahan berapa kalipun kamu menyakitiku.”

 

Seunghyun menarik tangan Rin yang menaburkan bedak di wajahnya. Dia menggenggam hangat tangan Rin. “Mianhae,,, aku bisa saja menyakitimu beberapa kali, tapi aku tidak akan bisa melakukan itu lagi.”

 

“Apa sekarang kamu berniat berhenti menjadi playboy dan ingin menjadi namja baik yang hanya mencintai satu orang saja?”

 

“Aku tidak sedang mencintai siapa pun saat ini,” ucap Seunghyun.

 

“Bagaimana dengan Juniel sunbaenim?” tanya Rin.

 

“Yang kemarin kamu lihat tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku dan Juniel hanya teman. Aku ingin fokus mencari orang yang selama ini kucari. Dia mimpiku dan aku harus menemukannya,” ujar Seunghyun menjelaskan. “Kamu yeoja yang cantik dan berbakat. Berjuanglah debut lebih dulu dariku dan buat aku menyesal karena telah menyakitimu.”

 

“Geure,, Aku harus membuatmu menyesal,” kata Rin manyun.

 

Seunghyun tersenyum. “Mianhae,, gomawo,,” dia memeluk Rin dan menyuruh yeoja itu pergi setelah selesai merias wajahnya.

 

Seunghyun membawa gitarnya naik ke atas panggung, menyusul Minzy yang sudah lebih dulu berada di sana. Sekarang giliran mereka untuk tampil. Lampu panggung masih gelap. Baru akan menyala saat keduanya siap untuk tampil.

 

_DH2_

 

Tap, tap, tap, terdengar suara langkah kaki Minzy bergerak ke tengah panggung. Lampu sorot menyala dan hanya meneranginya. Dia berdiri di belakang make dan mulai menyanyi diiringi suara gitar Seunghyun (Seunghyun belum terlihat saat ini).

 

(2ne1 - Ugly)

 

Lampu sorot yang lain kini menyala menunjukkan kepada penonton bahwa selama Minzy bernyanyi, Seunghyun berada di sisi kanan yeoja itu memainkan gitarnya dengan apik.

 

Minzy berhenti bernyanyi.

 

Jiyoung tiba-tiba muncul di atas panggung, berjalan di hadapan Minzy. Dia hanya menjadi figuran untuk konsep panggung Minzy dan Seunghyun. Dia berpenampilan sangat cantik, menggambarkan kalau dia lebih cantik dari Minzy dan Minzy menginginkan wajah cantik seperti Jiyoung. Berharap ada orang yang mencintainya kalau dia secantik yeoja itu.

 

Minzy masuk ke dalam sebuah kotak kaca, menunggu sebuah keajaiban akan datang.

 

“When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse,,”

 

kali ini giliran Seunghyun yang bernyanyi. Dia menyanyikan lagu itu seolah menjawab semua kegalauan Minzy yang menganggap dirinya jelek dan letih menanti seseorang yang mau jatuh cinta kepadanya.

 

“And the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?”

 

Seunghyun berdiri di depan kotak kaca dan menatap Minzy yang diam seperti mayat hidup. Dia tidak memetik gitar, alunan musik yang terdengar hanya suara piano. Seunghyun menarik pegangan pintu dari kunci kotak kaca itu, dan mengulurkan tangannya mengajak Minzy keluar dari sana.

 

“Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you”

 

Minzy menyambut tangan Seunghyun, mengikuti namja itu keluar dari kotak kaca. Seunghyun mengajak yeoja itu berjalan di atas panggung menuju ke sisi lain. Menghampiri sebuah piano dan Minzy duduk di hadapa piano itu, memainkan piano itu dan bernyanyi bersama Seunghyun.

 

“And high up above or down below
When you're too in love to let it go
But if you never try you'll never know
Just what you're worth

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you,,,”

 

Seunghyun mengganti gitar akustiknya dengan gitar elektrik. Mengganti cara petikannya yang tadi tenang dan indah, menjadi lebih cepat dan penuh emosi. Begitu juga cara Minzy memainkan piano, terdengar lebih emosional. Menggambarkan emosi mereka melalui alat musik yang mereka pegang untuk disampaikan kepada siapa saja yang mendengarnya.

 

“Tears stream down your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down your face
And I...

Tears stream down your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down your face
And I...

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you,,,”

(Coldplay – Fix You)

 

Bait terakhir lagu, Seunghyun dan Minzy serempak berhenti memainkan alat musik. Membuat suasana hening seketika dan lampu panggung dimatikan secara keseluruhan. Beberapa detik berlalu, baru terdengar suara gemuruh tepuk tangan para penonton.

 

Seunghyun mengebelakangkan gitarnya dan bergerak cepat mendekati Minzy, menarik lengannya dan memaksanya menghadapnya. Bibirnya mencium kilat bibir Minzy.

 

“Aku tidak pernah berpikir kamu jelek jadi jangan pernah mengira aku tidak memperdulikanmu. Berhenti marah kepadaku karena aku pikir aku memerlukanmu,” kata Seunghyun cepat. “Eomma, saranghae.”

 

“Eomma?” tanya Minzy tidak mengerti.

 

“Yes, you are my mom,” kata Seunghyun sangat jelas.

 

Minzy tidak bisa berucap, hanya matanya yang berkedip di dalam gelapnya panggung.

 

_DH2_

 

“Sunggyu oppa!”

 

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Sunggyu heran melihat Jiyoung datang ke dorm Infinite. Member lainnya sedang tidak ada di sana. Kalau yeoja itu mencari Myung Soo, tidak mungkin karena namjachingunya itu ada di Karin, menonton para siswa yang terpilih tampil. Sunggyu sendiri sedang menyaksikan acara itu di tivi.

 

“Aku ingin bicara denganmu.”

 

“Aku?” tanya Sunggyu tidak percaya. Diperhatiaknya baju yang dikenalan oleh Jiyoung, baju itu sama seperti yang dia kenakan saat menjadi figuran konsep panggung Seunghyun dan Minzy. Rupanya yeoja itu langsung pergi dari Karin usai melakukan tugasnnya.

 

Jiyoung mengangguk. Tangannya menunjuk sofa, bertanya tanpa suara apakah dia boleh duduk di sana. Sunggyu mengangguk dan mempersilahkan yeoja itu duduk di sana dengan nyaman.

 

“Bicara tentang apa?” tanya Sunggyu.

 

“Kamu dan Myung Soo. Apa penyebab kalian bertengkar?”

 

“Kenapa tiba-tiba menanyakan hal ini?” Sunggyu balik bertanya penuh curiga.

 

“Karena kurasa aku harus mengetahui penyebabnya,” jawab Jiyoung.

 

“Kamu yakin?” Sunggyu bertanya. Jiyoung mengangguk mantap. Sunggyu pun berdiri dan masuk ke dalam kamarnya. Dia kembali membawa sebuah buku dan menyerahkannya kepada Jiyoung.

 

“Mwontde?”

 

“Bacalah,,”

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Asuka_J12 #1
Chapter 16: Hey hey nasib band lamanya Seung gimana?? Debut (?) lg doong~ >,< *lebih peduli sm ftislandnya ternyata haha*
Oh ya, annyeong hasseyo. Newbie reader here! ^^
Overall saya suka ceritanya, complicated bingit xD tp ada tuh kata2 typo yg sdkit mengganggu. Ada kata 'ampun' di beberapa kalimat di part2 sebelumnya yg padahal kl diperhatikan maksudnya itu kan 'pemilik' ya? Tp gpp, di lain ff bisa diperbaiki :)
miminzy
#2
Chapter 16: satu hal yang aku paling sukai di ff ini, seunghyun dan minzy itu ultimate biasku >.< kyaaaaa!!!! nice story!
jiwonku #3
Chapter 14: Wowww, you are good writer, authornim. This is really complicated but I like this. Next chapter authornim...
yourylau #4
Chapter 14: next chapter authornim.
yourylau #5
Chapter 13: aku udah nunggu lama banget kelanjutan ff ini.
Good job thor.
jj_jw_sh #6
Chapter 10: Plot-nya menarik dan bikin penasaran bangeet...
Ditunggu update selanjutnya, author-nim...^^
ame112
#7
Huwaa...senengnya ada fanfiction minzy dari indonesia..
Gumawo chinggu aahh..
Eiitss bolehkan kalau manggil authornya chinggu..
Walaupun belum baca 1 chapter pun.
Tapi bakalan ku baca sampai chapter 10 malam ini juga...
<3