Chapter 16

a dream to find that

setelah sekian lama akhirnya ngPost juga ^^_

just happy reading

.

.

.

Hari ini adalah hari terakhir ujian, semua siswa Tingkat Tiga dan siswa Semester Spesial diperbolehkan meninggalkan asrama. Semuanya sibuk berkemas dan bersiap-siap kembali ke rumah.

 

Minzy pergi ke atap gedung sekolah, berdiri di ujung pagar dan memasang headset hingga menutupi kedua telinganya. Menekan tombol play pada ipod-nya. Melipat tangan di atas pagar dan mendengarkan lagu dengan seksama sambil menikamati semilir angin yang berhembus meniup rambut dan wajahnya.

 

Aku menghembukan nafas, ini memberatkanku

Aku tidak bisa tidur

Hatiku yang kosong berkata betapa bodohnya diriku

Kenapa kau tidak menangis saja saat aku terluka

 

Kenangan saat aku mencintaimu tidak akan mudah

Kau mencoba merajut cerita

Sangat menyakitiku

 

Aku tidak bisa meninggalkanmu

Kau lebih berharga dari diriku sendiri

Kembalilah padaku

Malam ini

Aku tidak bisa

 

Hari-hari indah kita dulu

Hari saa kita membenci

Kembalilah kepadaku

 

Minzy mengingat semua kenangan. Kenapa bisa mengingat semuanya dengan sangat jelas? Menatap langit yang mulai gelap seperti menonton film documenter yang memutar semua kenangan, yang sungguh tidak seharusnya muncul di saat seperti ini. Terlalu menyedihkan,,

 

Aku benci diriku sendiri

Aku ingin melupakanmu

Aku benci hatiku

Sulit bersabar

Aku memikirkanmu dan hanya bisa mengeluh

 

Minzy mengelus ujung matanya yang mulai sembab.

 

Hari ini akan menjadi hari yang panjang lagi

Aku melihat sungai, ada kata yang mengatakan ‘aku mencintaimu’

Aku tidak bisa membiarkannya

 

Minzy merasa sudah cukup lama dia berada di atas gedung karena tangannya mulai membeku karena kedinginan. Dia turun dari sana. Menyusuri halaman sekolah Karin dan berbelok ke kanan menuju jalan setapak ke arah aula utama.

 

Ketika aku melewati jalan

Aku tidak bisa melihat dengan jelas

Bukannya aku kehabisan nafas

 

Kenangan saat mencintaimu

Aku mencoba melupakannya

Aku mencoba membenahi segalanya

Dan itu membuat hatiku sedih

 

Tibalah Minzy di kamar mandi yeoja di belakang gedung asrama yeoja. Ada kursi panjang yang menjadi tempat pertemuannya dengan seseorang. Semuanya tampak sama, bahkan lampu di sana tidak juga diganti dengan lampu yang bisa menyala. Gelap.

 

di langit tidak ada bintang

aku datang menemuimu

kamu tidak tersenyum

kamu tidak mengucapkan apapun

tapi aku masih menginginkanmu

 

Minzy tersenyum kecil. Yang dia lihat hanyalah halusinasi. Bukan Seunghyun yang sesungguhnya, tentu dia tidak akan tersenyum kepadanya.

 

Aku tidak bisa meninggalkanmu

Aku bisa beristirahat di sampingmu

Kembalilah padaku

Malam ini

Aku terlalu mencintamu

 

Rasanya tidak ingin meninggalkan tempat itu, tidak ingin menginggalkan Karin. Terlalu banyak kenangan. Dan kenangan itu tidak bisa teringat dengan jelas apabila dia tidak ada di Karin. Hanya tempat itu yang memberikannya kemudahan untuk memutar ulang semua kejadian yang dia lalui bersama Seunghyun. Di sekolah itu. Ingin terus di sana menunggu hingga Seunghyun kembali.

 

Hari ketika kita saling mencintai

Aku rindu segalanya

Aku tidak bisa melupakanmu

Kembalilah padaku

SHinee – Sleepless Night

 

Semua pakaian sudah di dalam koper, sekarang hanya perlu keluar kamar menyeret kopernya dan meninggalkan Karin.

 

Minzy berbalik, menatap gedung asramanya dengan seksama.

 

Dia tidak bisa terus di kamar asramanya, menunggu Seunghyun suatu malam akan masuk ke kamarnya dan berkata, “aku kembali” Dia tahu itu tidak akan terjadi. Seunghyun tidak akan kembali. Namja itu sudah menemukan jalan hidupnya di sana. Dia sudah bahagia. Seunghyun bukan lagi namja yang memerlukan belas kasihan dan pelukkannya saat dia terpuruk. Seunghyun tidak punya alasannya untuk kembali.

 

“Masih memikirkan Seunghyun?”

 

Minzy berbalik, Dongrim berdiri di belakanganya.

 

“Apakah dia menghubungimu?” tanya Minzy. “Dia merubah nomer HPnya kan?”

 

Dongrim menggeleng. “Dia juga menghilang dari hidupku.”

 

Minzy tersenyum menganggap kalimat Dongrim barusan adalah candaan.

 

“Masih menunggunya?” tanya Dongrim lagi. Sekarang mereka berdua berjalan beriringan menuju gerbang sekolah sambil menarik koper masing-masing.

 

“Aku akan selalu menunggunya,,” jawab Minzy.

 

“Seperti orang bodoh?”

 

Minzy mengangguk. “Ne,,,”

 

“Silahkan menunggunya kalau itu yang kamu inginkan.”

 

Mobil yang menjemput Minzy berdampingan dengan mobil yang menjemput Dongrim. Dongrim melambaikan tangannya dan mengucapkan salam perpisahan setelah dia berada di dalamnya mobilnya. Minzy menatap kembali Karin sebelum dia masuk ke dalam mobil. “Annyeong,,,” gumamnya sambil tersenyum kecut.

 

++++++++++++++++++++++++++ Dua tahun kemudian ~~~

 

Karena tidak ikut serta dalam ujian akhir, Seunghyun tidak mendapatkan ijazah atau pengakuan dalam bentuk apapun kalau dirinya pernah menjadi siswa Karin. Tidak masalah, Seunghyun tahu konsekuensinya. Tapi, dia tidak benar-benar acuh dengan pendidikannya. Berhasil bertemu dengan kedua orang tuanya, dia menetap di Amerika dan menyelesaikan kuliahnya di sana.

 

“Chuakae,” ujar Dongrim memberi semangat atas lulusnya temannya itu. Hari ini dia sengaja pergi ke Amerika untuk merayakan kelulusan Seunghyun bersama Eunra dan Taemin.

 

Pesta kecil yaitu acara makan di rumah Eunra dan Taemin, tentunya juga rumah Seunghyun.

 

“Apakah Seunghyun tidak membuat repot?” tanya Dongrim disela acara makan.

 

Eunra menatap Dongrim untuk bertanya kenapa.

 

“Seunghyun-ah, anak yang suka memberontak. Keluar masuk asramanya seenaknya dan dia memangil Leeteuk ahjussi dengan panggilan ‘Leeteuk-ssi’ kalau dia marah,” ujar Dongrim memberitahu.

 

Taemin membulatkan matanya, menatap Seunghyun dengan artian benarkah-semua-itu.

 

“Seunghyun juga seorang player. Sering gonta-ganti pacar. Juga pernah berciuman di pinggir jalan sampai membuat Leeteuk ahjussi pusing.”

 

“Geojimal!” seru Seunghyun, berusaha menutup mulut Dongrim.

 

“Wae? Apakah dia bersikap sangat baik bersama kalian?” tanya Dongrim kepada Eunra.

 

Eunra mengangguk. “Dia anak yang sangat penurut.” Taemin mengangguk setuju.

 

“Aish,,,” desis Dongrim kesal sambil memukul lengan Seunghyun. Gagal menjelek-jelekkan temannya itu. “Eum,,,, Apa rencanamu setelah ini?” tanyanya pelan, mengubah topik pembicaraan.

 

Taemin dan Eunra menatap Seunghyun menunggu, mereka juga ingin tahu rencana Seunghyun setelah lulus kuliah.

 

“Aku belum memikirkannya,” jawab Seunghyun.

 

“Mau kubantu menyusun rencana baru?” tanya Dongrim menawari.

 

“Aku tidak akan patuh dengan rencanamu untuk kedua kalinya,” tolak Seunghyun. Eunra menatapnya. “Dia orang yang ikut serta menipuku untuk tetap di Karin.”

 

“Tidak seperti itu!” bantah Dongrim nyaring. “Kali ini murni rencanaku sendiri.”

 

“Apa itu?”

 

“Kembalilah ke Korea dan isi ruang kosong di antara teman-teman lamamu.”

 

“Aku tidak mengerti maksudmu.”

 

“FT.Island baru saja kehilangan gitaris mereka. Kamu membiarkan mereka debut tanpamu, tapi mereka tidak bisa lebih lama bersama orang lain. Mereka yang ingin kamu kembali. Eotte?”

 

Seunghyun diam saja. Tidak, dia sedang berpikir.

 

“Ayolah,,, Appa setuju saja kamu masuk ke dalam management-nya.” (ceritanya heechul itu bosnya FTI.kkkk)

 

Seunghyun masih berpikir.

 

“Kalau kamu bersedia, aku akan mempersiapkan debutmu sekaligus comeback mereka bulan depan,” cetus Dongrim dengan mudahnya mengatur debut seseorang.

 

“Mwo? Andwe!! Sudah sangat lama aku tidak bermain gitar.”

 

“Aish,,, Geojimal!” desih Dongrim mengibaskan tangannya di depan Seunghyun. “Kamu kira aku tidak tahu kamu terus bermain gitar selama dua tahun ini?”

 

Seunghyun memalingkan wajahnya.

 

“Ayolah,,,”

 

“Anak ini sangat mirip dengan Heechul hyung. Seenaknya mengatur jadwal debut seseorang,” celetuk Taemin sambil menunjuk Dongrim dengan sendok di tangannya.

 

Dongrim malah cengingisan suka disebut seperti itu.

 

_DH2_

 

“Apa yang membuatmu takut kembali ke Korea?”

 

“Bertemu dengannya.”

 

“Kenapa?”

 

“Aku tidak tahu harus bagaimana meminta maaf dengannya?”

 

“Apa yang kamu lakukan terhadapnya?”

 

“Membuatnya mencintaku kemudian menyakiti hatinya.”

 

“Kamu mencintainya?”

 

“Eum,,, Tapi, aku selalu berusaha untuk melupakan perasaan itu.”

 

“Kenapa?”

 

“Aku akan sangat bersungguh-sungguh kalau aku mencintai seseorang. Aku takut itu akan memenjarakannya.”

 

“Bagaimana dengannya sekarang?”

 

“Molla,,, Sudah dua tahu tidak mendengar kabarnya.”

 

“Tidak mencaritahu tentangnya?”

 

“Ani. Aku merasa sakit hati jauh darinya. Apakah kamu tahu, aku menganggapnya seperti eommaku. Aku akan bertingkah seperti bayi kepadanya saat aku terpuruk.”

 

“Dia sangat berpengaruh dalam hidupmu?”

 

“Tidak juga, aku hanya terbiasa dengan perhatiannya. Selama dua tahun ini aku berusaha menjadi namja yang tegar seperti yang dia perintahkan kepadamu.”

 

“Dia seperti penakluk hatimu? Hahaha,, itu lucu.”

 

“Appa mentertawakanku?”

 

“Ani… Mendengar tentang hal ini membuatku yakin kamu adalah anakku. Caramu menyukai seseorang sangat mirip denganku.”

 

“Appa hanya mencintai satu orang yeoja seumur hidupmu. Daebak!”

 

“Dan, kamu berpacaran dengan banyak yeoja tapi hanya tunduk pada satu yeoja saja.”

 

Seunghyun tersenyum malu. Menjauh sedikit dari sisi Taemin dan menyeruput kopinya. Dia dan appanya sedang menikmati kopi bersama di belakang rumah.

 

“Kembalilah ke Korea. Yeoja itu masih menunggumu.”

 

“Darimana kamu tahu.”

 

“Dongrim menceritakan semuanya.”

 

Seunghyun tersenyum lagi.

 

“Apa maksud senyumanmu itu?”

 

“Eobseo,” jawabnya berbohong.

 

"Apakah kita juga harus kembali ke sana?" tanya Taemin kepada Eunra yang berdiri di ambang pintu, baru bergabung bersamanya dan seunghyun.

 

"Kurasa iya," jawab Eunra datar. Matanya menerawang. "Sudah sangat lama,,,"

 

"Apa kamu masih menginginkan pengakuan appamu?" tanya Taemin kepada Eunra.

 

"Tidak seperti dulu. Aku yakin appa akan menerima kita kalau kita datang bersama Seunghyun. Dia akan bangga mempunyai cucu seorang seniman," kata Eunra. bibirnya sedikit tersunging.

 

"Kalian bicara tentang kakekku? Siapa dia?" tanya Seunghyun ingin tahu.

 

"Orang penting di korea," jawab Taemin. Seunghyun mencoba menebak beberapa nama di kepalanya. "Dia member Super Junior."

 

"Berarti,,, Leeteuk-ssi tahu siapa kakekku?"

 

"Tentu," sahut Taemin.

 

"Daebak!" seru Seunghyun sambil terkekeh. "Aku merasa hebat sekarang. Keluargaku bukan keluarga sembarangan."

 

"Kamu bangga dengan itu?" tanya Eunra.

 

Seunghyun memonyongkan bibirnya. Dia menggeleng. "Menjadi salah satu dari silsilah keluarga Shin membuat hidupku tidak mudah. Hhhh,,,,"

 

Plak! Taemin menampar kepala Seunghyun. "Bersyukurlah,,, Kalau bukan keluarga Shin, kamu tidak akan mempunyai bakat seperti sekarang."

 

Seunghyun nyengir saja. "Eummmm,,,, Tapi, Kenapa tidak menggunakan marga Kang setelah kalian menikah? Namamu Kang Taemin kan?" tanyanya, dengan hati-hati dan tertuju untuk Taemin.

(di FF Dream High, Taemin adalah anak Kang Ho Dong tapi karena sesuatu Taemin tidak menyukai menggunakan marga keluarganya. Dia ingin anaknya menggunakan marga Eunra.)

 

Taemin langsung memalingkan wajahnya. "Aku tidak ingin menggunakan marga Kang setelah aku menikah. Aku takut aku akan seperti appaku kalau aku menggunakan marga itu. Dia suka bermain-main dengan yeoja muda."

 

Seunghyun mengangguk sambil tertawa. Dia mencoba menerima alasan itu meskipun terdengar sedikit aneh. Tawanya berubah menjadi senyuman. Matanya menatap langit jingga di ujung sana. Betapa indah sore ini dia rasakan. Karena keluarga kecil yang baru saja dia temui sekian lama terpisah.

 

_DH2_

 

Eotteokkaji?

 

Seunghyun kembali ke Korea tapi tidak tahu harus dengan cara apa dan bagaimana untuk menemui Minzy. Dia ingin melakukan sesuatu yang mengesankan agar yeoja itu terkesan dan memaafkannya yang pergi terlalu lama.

 

Dua hari sudah dia menginap di rumah Dongrim, tidak berani ke manapun karena dia belum siap bertemu siapa-siapa… Bahkan dia belum bertemu dengan teman-teman bandnya.

 

Tok! Tok! Seseorang mengetuk pintu kamar tamu di rumah keluarga Kim yang juga dijadikan kamar Seunghyun beberapa hari ini.

 

Tok! Tok! Seseorang mencoba membangunkan Seunghyun dari tidur rupanya.

 

Seunghyun menarik selimut hingga menyembunyikan seluruh tubuhnya. Dia tidak berniat bangun hari ini sebelum dia tahu apa yang harus dia lakukan.

 

Tak ada lagi suara ketukkan di pintu kamar. Seunghyun berharap orang itu menyerah untuk membuatnya bangun dari tidurnya.

 

Namun,,, selang beberapa menit, tiba-tiba saja ... BRUK! Sesuatu yang berat menindihnya.

 

“SEUNGHYUN-AH!!!!!” teriak Mir memeluk Seunghyun seerat-eratnya. Memaksa Seunghyun keluar dari persembunyian.

 

Seunghyun muncul dari dalam selimutnya dan menatap Mir dengan tatapan tak percaya.

 

“Wae?” tanya Mir merasa aneh dengan tampang itu. Apa kejutan darinya membuat Seunghyun marah? Dia pun segera menjauh dari atas tubuhnya.

 

“Kamu tidak membenciku?” tanya Seunghyun.

 

“Karena mencium noonaku di pinggir jalan? Aish,,,, Lupakan tentang itu. Hari ini, mari kita jalan-jalan.”

 

Mir menarik Seunghyun keluar kamar, melempar hoodie ke muka Seunghyun menyuruhnya memakai hoodie itu untuk menutupi baju tidurnya yang lusuh. Menyeretnya keluar rumah dan memaksanya masuk ke dalam mobil yang siap berangkat dikawal oleh Dongrim.

 

“Eoddiya?” tanya Seughyun.

 

Mereka pergi ke Karin. Ada acara amal yang sedang berlangsung di sana. Banyak siswa dan orang umum yang berdatangan ke sana. Karin menjadi tempat wisata sekarang.

 

Sampai di sana Seunghyun berpisah dengan Dongrim dan Mir. Dia berjalan menuju gedung asrama yeoja. Entah apa yang membawanya ke sana. Kakinya bergerak sendiri seperti dipanggil.

 

"Seunghyun hyung!" teriak Seuhyun. "Hyung....!" teriaknya sambil melambaikan tangan. "Eoddiga?" tanyanya juga berteriak.

 

Seunghyun menunjuk ke dalam gedung asrama yeoja, memberitahu dia ingin masuk ke dalam sana.

 

"Untuk apa?" tanya Seuhyun lagi.

 

Seunghyun tidak menjawabnya. Dia masuk ke dalam gedung itu.

 

Pintu kamar asrama yang sama tidak berubah seperti dulu. Pintu yang selalu dia buka di malam hari untuk melihat seseorang tertidur. Dia tiba di depan pintu itu.

 

Klik! Pintu itu tidak terkunci, Seunghyun masuk dan mendapati seseorang sedang tidur di bawah selimut.

 

Wajah yang sama seperti dulu. Tangan Seunghyun gatal ingin menyentuh pipi yeoja itu. Maka dia melakukannya saja, membuat pemilik wajah itu terbangun dari tidurnya.

 

“Mianhae,,,” ucap Seunghyun kaget membuat yeoja itu terbangun.

 

“Tetap di sini Seunghyun-ah! Aku akan menghukummu kalau kamu pergi lagi.”

 

Seunghyun mengatup rapat bibirnya. "Mi, mian,,, hae,,," Kemudian bibirnya terbuka untuk mengucapkan kalimat itu lagi. 'mianhae'

 

"Apa hanya itu yang bisa kamu katakan setelah dua tahun menghilang?"

 

"Eung....." Seunghyun tidak bisa berkata.

 

"Apakah kamu berhasil melupakan perasaanmu terhadapku?"

 

Seunghyun mengatup rapat bibirnya.

 

"Katakanlah kalau kamu berhasil," seru Minzy.

 

Seunghyun menggelengkan kepalanya dengan sangat pelan.

 

"Kalau kamu belum berhasil melupakannya, kenapa kembali?"

 

Seunghyun benar-benar tidak tahu harus bicara apa. Yeoja itu menghujaninya dengan banyak pertanyaan tanpa jeda. Tidak memberinya waktu untuk memikirkan jawaban. Bahkan, otaknya tidak sempat untuk berpikir.

 

"Berapa banyak yeoja yang kamu pacari di sana?"

 

"Apakah kamu memperlakukan mereka sama seperti memperlakukanku?"

 

"Apakah kamu juga memanggil pacar-pacarmu di sana 'eomma'?"

 

"Geumanhae!" seru Seunghyun pelan. "Ijinkan aku menjawab pertanyaanmu satu-persatu."

 

Minzy terdiam.

 

"Tidak satu pun yeoja yang kudekati di sana. Aku serius menyelesaikan sekolahku. Aku menepati janjiku kepadamu. Menjadi namja yang kuat dan tegar. Tidak menjadi lemah yang selalu berlari kepadamu saat aku lemah. Aku belajar terbiasa tanpamu."

 

"Itu artinya kamu belajar melupakanku," potong Minzy.

 

"Yah,,, "

 

"Jadi, kamu benar-benar ingin melupakanku?"

 

"Untuk sementara. Bukan untuk selamanya. Aku harus fokus dan aku terpaksa melupakanmu saat aku belajar."

 

"Betapa bodohnya aku yang menunggumu selama dua tahun," ucap Minzy. Dia tidak mendengarkan Seunghyun. "Tahukah kamu setiap hari aku menangisimu selama dua tahun ini. Aku percaya kamu akan kembali."

 

"Aku memang kembali kan?" ujar Seunghyun.

 

"Kenapa menghapus namaku dari daftar yang kamu buat? Kamu benar-benar berniat tidak akan kembali kan?"

 

"Aniya!" bantah Seunghyun, dengan pelan.

 

"Katakanlah yang sebenarnya, Shin Seunghyun! Kenapa tidak ingin kembali, padahal kamu tahu aku akan menunggu?"

 

Seunghyun merasa lebih bingung sekarang. Kenapa dia menghapus nama Minzy saat itu. Dia menatap mata Minzy. "Mianhae,,,," gumamnya. Tertunduk.

 

"Kamu sungguh tidak ingin kembali saat itu?" kata Minzy, tidak sepenuhnya percaya. Tapi, Seunghyun mengucapkan maaf. Apa artinya itu? Untuk apa meminta maaf? Untuk niatnya yang tidak ingin kembali setelah pergi?

 

"Waeyo?" tanya Minzy tanpa suara.

 

"Benar, aku berniat tidak akan kembali ke sini meskipun aku tahu itu menyakitimu. Karena,,, Kupikir akan lebih baik kalau aku tidak di dekatmu lagi. Bukankah kamu katakan aku selalu bertingkah seenaknya. Memanggilmu saat aku memerlukanmu. Seperti putra mahkota yang keinginannya harus dikabulkan. Aku mencoba menghentikan semua itu. Aku ingin hidupmu bebas. Tidak memikirkanku yang sedang berusaha melupakanmu!"

 

"Oke! Lupakan semua yang pernah kukatakan. Aku tidak menyangka kamu menganggap semua perkataanku serius. Saat itu aku hanya kesal."

 

"Mianhae,,," gumam Seunghyun.

 

"Bisakah kita melupakan semuanya dan memulai dari awal?" tanya Minzy.

 

"Mianhae,,,," ucap Seunghyun sekali lagi meminta maaf. "Maaf membuatmu menunggu lama."

 

"Berjanjilah kamu tidak akan pergi lagi," pinta Minzy.

 

Seunghyun mengangguk. Tersenyum. Merentangkan kedua tangannya memberi tanda Minzy bisa datang kepadanya.

 

"Aku akan membunuhmu kalau aku melihatmu bersama yeoja lain," ujar Minzy.

 

"Silahkan,,," jawab Seunghyun tanpa rasa sakit. Minzy tidak akan membunuhnya, karena dia tidak akan pernah bermain-main dengan yeoja lain. Cukup satu yeoja saja. dia ingin seperti appanya - Taemin, mencintai seorang saja.

 

_THE END_

habis FF ini rencananya mau nyoba ngPost FF inggris, cuma rencana sih. Ga tau nanti terlaksana ato ga ._.

see u next time !!

ba bai.. ^^____

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Asuka_J12 #1
Chapter 16: Hey hey nasib band lamanya Seung gimana?? Debut (?) lg doong~ >,< *lebih peduli sm ftislandnya ternyata haha*
Oh ya, annyeong hasseyo. Newbie reader here! ^^
Overall saya suka ceritanya, complicated bingit xD tp ada tuh kata2 typo yg sdkit mengganggu. Ada kata 'ampun' di beberapa kalimat di part2 sebelumnya yg padahal kl diperhatikan maksudnya itu kan 'pemilik' ya? Tp gpp, di lain ff bisa diperbaiki :)
miminzy
#2
Chapter 16: satu hal yang aku paling sukai di ff ini, seunghyun dan minzy itu ultimate biasku >.< kyaaaaa!!!! nice story!
jiwonku #3
Chapter 14: Wowww, you are good writer, authornim. This is really complicated but I like this. Next chapter authornim...
yourylau #4
Chapter 14: next chapter authornim.
yourylau #5
Chapter 13: aku udah nunggu lama banget kelanjutan ff ini.
Good job thor.
jj_jw_sh #6
Chapter 10: Plot-nya menarik dan bikin penasaran bangeet...
Ditunggu update selanjutnya, author-nim...^^
ame112
#7
Huwaa...senengnya ada fanfiction minzy dari indonesia..
Gumawo chinggu aahh..
Eiitss bolehkan kalau manggil authornya chinggu..
Walaupun belum baca 1 chapter pun.
Tapi bakalan ku baca sampai chapter 10 malam ini juga...
<3