Chapter 14

a dream to find that

Dua hari Seunghyun menghilang. Lemari di kamar asramanya kosong. Dia pergi,, tidak seorang pun yang tahu ke mana dia pergi. Dongrim menunggunya di airport sepanjang hari kalau-kalau temannya itu berniat pulang ke Korea. Tapi, Seunghyun juga tidak pergi ke sana.

 

Kemudian, tanpa disuruh Seunghyun kembali ke asrama. Tidak dengan koper pakaiannya. Dia duduk di kantin pagi-pagi sekali saat jam sarapan. Memakan roti panggangnya ditemani segelas susu hangat. Seolah tidak terjadi apa-apa, dia tidak khawatir kalau dirinya akan mendapat hukuman menghilang dari asrama tanpa ijin.

 

“Kukira kamu tidak akan pernah kembali ke sini,” ujar Dongrim duduk di depan Seunghyun.

 

Seunghyun meletakkan potongan roti panggangnya, enggan melahapnya hingga habis. Meminum sedikit susu hangatnya dan berdiri.

 

“Apa yang telah kamu ketahui? Apa kamu mendengar pembicaraan orang lain lagi?” tanya Dongrim. Menatap punggung Seunghyun berharap namja itu berbalik menghadapnya.

 

Seunghyun menoleh ke belakang, tersenyum. “Aku ingin istirahat sebelum latihan. Sangat lelah. Annyeong!” katanya riang sambil melambaikan tangannya.

 

_DH2_

 

“Ke mana saja kamu dua hari ini?” tanya Myung Soo kepada Seunghyun, teman sekamarnya itu keluar dari kamar mandi.

 

Seunghyun tidak menyahut.

 

“Apa sesuatu yang buruk terjadi padamu?” Myung Soo bertanya lagi.

 

Seunghyun sedang melamun, bukannya sengaja mengacuhkan Myung Soo.

 

“Seunghyun-ah!” Myung Soo menepuk bahu Seunghyun.

 

“Mari latihan saja. Kajja!” ajak Seunghyun tersenyum kepada Myung Soo.

 

Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang latihan yang ada di lantai dua.

 

“Gikwang songsaengnim sangat mengkhawatirkanmu. Dia pikir kamu diserang seseorang saat kamu keluar malam,” ujar Myung Soo. “Kenapa dia sangat mengkhawatirkanmu?” tanyanya, menatap Seunghyun. “Bukan karena kamu cucu Leeteuk songsaengnim kan?”

 

Seunghyun mendesah.

 

“Gikwang songsaengnim ingin melaporkan hilangnya kamu ke kantor polisi. Tapi, Dongrim melarangnya.” Myung Soo menceritakan apa yang terjadi dua hari selama Seunghyun menghilang. “Apa yang membuatmu kembali?” tanya Myung Soo, menuntut jawaban.

 

Seunghyun menghentikan langkah kakinya. Dia menatap Myung Soo. “Seseorang melarangku pulang ke rumah,” ujarnya.

 

“Nugu?”

 

~Flashback~

Seunghyun menyeret kopernya yang berat itu. Dia tidak menggunakan taksi atau bus umum pergi ke airport. Dia sengaja memilih berjalan kaki. Sedikit lelah, tapi itu membuatnya nyaman. Dia bisa berpikir apakah sebaiknya pulang ke rumah atau tidak di sepanjang perjalanan menuju airport.

 

Di pertengahan jalan, sebuah mobil berhenti di sampinya. Kaca mobil itu terbuka dan orang di dalamnya tersenyum kepada Seunghyun. Seunghyun mengenal orang itu. Siapa? Di mana dia pernah bertemu? Kemudian,,, “Bukankah kamu orang yang pernah bicara aneh kepadaku? Namamu,,,,, Song,,, Seunghyun. Benarkan?” katanya sekaligus bertanya apakah ingatannya benar. Orang itu mengangguk. “Sedang apa kamu di sini?” tanyanya lagi.

 

Orang bernama Song Seunghyun itu turun dari mobilnya dan mengajak Seunghyun pergi ke taman untuk berbincang-bincang.

 

Beberapa saat orang itu terus menatap Seunghyun dengan senyumannya. “Jangan kembali ke Korea,” katanya yang akhirnya bicara.

 

“Kenapa tidak boleh? Apakah kamu orang suruhan Leeteuk?” tanya Seunghyun dingin.

 

“Gikwang akan memberitahu di mana orang tuamu setelah kamu menyelesaikan pementasan musicalnya itu.”

 

Seunghyun tertawa. Ternyata orang ini adalah orang suruhan Gikwang. Pikirnya yakin.

 

“Aku juga bukan orang suruhan Gikwang,” kata orang itu seakan membaca pikiran Seunghyun. “Aku bukan suruhan siapa pun. Aku datang menemui karena aku ingin saja.”

 

“Kamu mengenalku?” tanya Seunghyun semakin dingin. Orang itu mengangguk. “Kita hanya sekali bertemu. Ah ani, ini untuk kedua kalinya kita bertemu dan itu tidak bisa dibilang kamu mengenalku.”

 

“Seunghyun-ah, Shin Seunghyun. Kita mempunyai nama yang sama namun berbeda marga. Nama kita sama namun kita benar-benar berbeda. Kamu sangat mirip dengan kedua orang tuamu. Semangat yang menggebu seperti mereka. Keramahan seperti Taemin dan sedikit sikap membangkang seperti Eun Ra. Tapi, aku tidak menyangka sama sekali kalau nasibmu sama seperti ibumu. Menghabiskan masa muda demi keinginan orang tua. Aish,,, kenapa kakek tua itu memperlakukanmu seperti Shindong ahjussi memperlakukan Eun Ra. Sedikit lembut, namun tetap saja semaunya,,” Song Seunghyun itu berbicara seperti menggerutu. Dia menggelengkan kepalanya sambil berdecak. “Apa semua member Super Junior memperlakukan anaknya seburuk ini? Tapi, Heechul-ssi tidak mengekang Dongrim,” ujarnya berbicara dengan berbisik dan membelakangi Seunghyun.

 

“Kamu,,, Mengenal orang tuaku?” tanya Seunghyun pelan.

 

“Tentu!” seru orang itu bersemangat “Sangat mengenal mereka.”

 

Seunghyun menunggu orang itu mau memberitahunya di mana orang tua kandungnya. Dia tidak akan meminta. Itu menyakitkan. Dia takut dia akan mendapatkan jawaban palsu kalau dia menuntut seseorang untuk memberitahunya.

 

“Mereka di Amerika. Hidup bahagia. Mempunyai satu putra tampan yaitu kamu.”

 

“Kenapa mereka menitipkanku kepada keluarga Park?”

 

“Eun Ra, ibumu itu. Dia  dipaksa mengejar mimpi yang bukan impiannya. Sepanjang waktunya hanya untuk berlatih bernyanyi dan menari. Dia ingin menjadi sutradara namun orang tuanya sangat ingin dia menjadi idol. Dipaksa menjadi murid Karin. Peraturan yang berlebihan membuatnya mempunyai sifat aneh. Dia bisa bersikap sopan kepada siapa pun, termasuk orang yang dia benci,"

 

“Dari kecil kedua orang tuamu bertunangan. Bukan dijodohkan. Itu kemauan mereka. Tapi, saat mereka tumbuh hubungan yang mereka inginkan mengalami sedikit masalah. Taemin, appamu, menyakiti Eun Ra karena lebih mempercayai orang lain,"

 

“lepas dari semua paksaan, ibumu bisa mengejar mimpinya yang sebenarnya. Tapi, karena itu dia harus terpisah dari appamu. Beberapa tahun kemudian mereka menikah. Itu cukup membahagiakan pada awalnya.”

 

“Awal? Apa yang terjadi apa akhir cerita mereka?” tanya Seunghyun memotong.

 

“Meskipun berhasil lulus dari universitas film, ibumu tetap tidak mendapatkan pengakuan dari appanya. Cita-citanya tetap dianggap sesuatu yang salah. Itu membuat ibumu kembali mengejar impian baru. Dia ingin mendapatkan pengakuan dari appanya. Dan, itu tidak mudah,"

 

“Ibumu mengalami stres hebat saat mengandungmu. Bukan gila, dia hanya tertekan dengan keinginannya sendiri. Dia menyayangimu. Sangat menyayangimu. Bahkan dia sangat khawatir bagaimana kamu nanti di masa depan.”

 

“Apa sebab dia stress?”

 

“Kamu!”

 

“Aku?” ujar Seunghyun bingung.

 

“Dia sadar ada darah appanya yang mengalir dalam dirinya. Dia takut dia akan memperlakukanmu sama seperti appanya memperlakukannya. Selama mengandungmu, dia terus mengatakan kalau dia tidak ingin membesarkanmu. Dia takut memperlakukanmu dengan buruk. Dia terus meminta dan terus meminta agar seseorang mau mengasuhmu dan memperlakukanmu dengan baik,"

 

“Appamu tidak tahan melihatnya histeris setiap hari. Menelpon semua orang meminta untuk mengasuhmu. Menjerit di ujung kamar dan tidak mau menyentuhmu.”

 

“Dia takut menyentuhku karena takut menyakitiku?” ujar Seunghyun.

 

Orang itu mengangguk. “Tingkat stresnya semakin tinggi. Dia menganggap dirinya monster yang bisa melukaimu. Dia berniat bunuh diri, untungnya Taemin berhasil menyelamatkannya.”

 

“Lalu? Leeteuk datang kepada orang tuaku bersedia mengasuhku untuk dijadikan bonekanya?” ujar Seunghyun, dia terkekeh.

 

“Aniya. Taemin yang datang kepada leeteuk dan memohon untuk mengasuhmu. Anak Leeteuk bersedia mengasuhmu. Dia adalah ibu yang membesarkanmu selama ini. Apakah dia memperlakukanmu dengan baik?”

 

“Euum,,, Eomma memperlakukanku dengan sangat baik,” jawabnya datar.

 

Orang itu menatap Seunghyun lagi, tatapan penuh kasih sayang. “Jangan membenci orang tuamu karena membuangmu. Mereka punya alasan.”

 

“Eun Ra pasti melewati waktu yang sangat sulit,” gumam Seunghyun menunduk.

 

“Dia tidak pernah berani bertanya tentangmu kepada Leeteuk karena dia takut itu akan membuatnya ingin mengambilmu kembali. Dia merasa tenang karena kamu bersama Leeteuk.”

 

“Aku ingin bertemu mereka,” ucap Seunghyun lirih, memohon dari tatapannya.

 

Orang itu menggeleng. “Andweyeo. Kamu harus menyelesaikan musicalmu dan kemudian mintalah kepada Gikwang untuk memberitahumu di mana orang tuamu.”

 

“Kenapa aku harus menunggu lagi?” tanya Seunghyun nyaring.

 

“Dewasalah sedikit. Apa yang akan terjadi dengan musical itu kalau pemeran utamanya menghilang? musical itu akan dibatalkan dan Gikwang akan rugi besar. Itu bukan sesuatu yang baik untuk terjadi.”

 

“Apakah orang itu punya hubungan dengan orang tuaku?”

 

“Gikwang? Dia berteman dengan kedua orang tuamu saat mereka di Karin. Sayang, pertemanan hubunganku dan Eun Ra lebih erat daripada dengannya. Karena itu namaku diberikan kepadamu,” beritahunya.

 

“Dan, apakah kamu tahu kenapa Leeteuk melakukan semua ini kepadaku?”

 

Orang itu tersenyum simpul. “Sayang sekali aku tidak tahu Seunghyun-ah!”

 

“Kalau begitu, aku harus bertanya langsung kepadanya. Benar kan?”

 

Orang itu mengangguk. “Kembalilah. Gikwang tidak akan menghukummu.”

~Flashback End~

 

“Nugu?” tanya Myung Soo.

 

“Bukan siapa-siapa,” jawab Seunghyun riang. “Mari kita latihan!” serunya riang dan bersemangat.

 

_DH2_

 

Sehari sebelum hari H pementasan, sebuah video perkelahian Myung Soo dan Sunggyu menggemparkan dunia maya. Banyak wartawan dan banyak antis berkumpul di depan gedung asrama. Menimbulkan kegaduhan dan menyebabkan jalanan macet.

 

“Kamu yang melakukannya?!” bentak Myung Soo di depan muka Juniel. “Waeyo?”

 

Juniel memalingkan wajahnya dan menghapus air matanya yang tumpah.

 

“Apa karena kukatakan aku tidak bisa kembali kepadamu?!”

 

Dongrim yang baru datang berhambur masuk ke dalam ruang latihan. BRUK! Ditamparnya rahang Myung Soo, membuat namja itu tersungkur ke lantai. Dongrim maju dan menarik Myung Soo agar segera bangun. Meremas kerah bajunya. “Masih saja menganggap Juniellah penyebar artikel itu?” geram Dongrim terlihat sangat marah.

 

“Memang dia yang melakukannya, bukan?” ujar Myung Soo terkekeh, menimbulkan rasa sakit di ujung bibirnya yang sobek.

 

Dongrim mencengkram kerah baju Myung Soo semakin erat. Menarik tubuh namja itu lebih mendekati tubuhnya. “Apakah kamu ingin tahu yang sesungguhnya?” bentaknya.

 

“ANDWE!” teriak Juniel kepada Dongrim. “Aku melarangmu mengakatan apapun kepadanya.”

 

Dongrim terpaksa melepaskan Myung Soo.

 

“Kamu tahu ini adalah impianku. Apa kamu benar-benar ingin mengakhiri karirku sebagai idol?!” teriak Myung Soo kepada Juniel yang berjalan semakin jauh. “Kalau niatmu memang ingin menghancurkan hidupku, kenapa tidak membunuhku langsung saja?!” ujarnya berteriak semakin nyaring.

 

Juniel menoleh ke belakang, memperlihatkan matanya yang sedang menangis deras. Dia tidak sanggup mengatakan apapun lagi. Dia pergi.

 

Myung Soo terdiam dengan nafas memburu. Dia juga meninggalkan ruang latihan selang beberapa menit dari perginya Juniel. Pergi ke loker tempat penyimpanan Hpnya. Memencet nomer managernya. Menunggu telponnya disambut.

 

“Myung Soo-ya, apa yang terjadi?” tanya manager Infinite itu dari seberang sana.

 

“APA SAJA YANG HYUNG LAKUKAN SELAMA INI?! Benarkah berusaha menetralkan masalahku? Apa benar kamu mencoba mencegah orang itu membongkar semua yang terjadi setahun yang lalu? Kalau kamu benar-benar melakukannya, apa yang terjadi hari ini. JAWAB AKU HYUNG?!”

 

“Hya, tidak seharusnya kamu berteriak kepadaku.”

 

“Apa pihak perusahaan tidak berniat menolongku? TOLONG AKU HYUNG! Musical ini akan dibatalkan kalau tidak ada tanggapan dari kalian mengenai video itu. Antis akan bertindak dan mereka akan memaksaku untuk dikeluarkan dari proyek musical ini. APAKAH KAMU TAHU ITU?” tuuttt,,, tuutttt,,, ttuuttt,,, Myung Soo langsung memutus telponya. Melempar Hpnya itu ke dalam lokernya kembali dan menguncinya.

 

BRUK!! Ditendangnya loker itu melampiaskan kekesalan. Dia terduduk di lantai. Meringkuk memeluk lututnya dan menangis.

 

_DH2_

 

Jadwal pementasan musical itu terpaksa diundur. Gikwang meminta kerjasama kepada pihak agency Myung Soo untuk memberikan klarifikasi kepada para wartawan mengenai video itu. Menetralkan semuanya. Menenangkan keadaan.

 

“Jadwal pementasannya ditunda. Sampai kapan. Apakah aku akan dikeluarkan dari musical ini?” tanya Myung Soo kepada Gikwang.

 

“Untuk apa aku memecatmu?” Gikwang balik bertanya. “Masalah pribadi tidak akan mempengaruhi penampilanmu kan? Aku menunda jadwal pementasan karena orang-orang di luar sana akan sangat menganggu musicalku. Aku menunggu mereka pergi, baru musical itu bisa dipentaskan.”

 

Dua hari lamanya jadwal pementasan itu ditunda. Pada hari sabtu, pementasan itu telah diumukan akan dipentaskan hari ini dari pukul 04.00 sore. Tidak ada pembelaan dari pihak agency untuk Myung Soo. Besoknya Sunggyu memposting sesuati di twittenya mengenai video perkelahiannya dan Myung Soo.

 

“Video itu benar. Tapi, itu adalah video yang direkam setahun yang lalu. Jadi, untuk apa mempermasalahkan kejadian setahun yang lalu? Hal wajar jika ada perselisihan kecil antarnamja. Dan benar waktu itu aku dilarikan ke rumah sakit, tapi bukan karena lukaku sangat parah. Dan perlu diketahui, Aku dan Myung Soo segera berdamai malam itu juga setelah kami berkelahi. Kami baik-baik saja sekarang. Percayalah,,,”

 

Tentunya perkataan Sunggyu di dunia maya lebih cepat tersebar dan dibaca banyak orang. Para inspirit lebih mempercayai apa yang dikatakan idola mereka daripada orang lain. Mereka saling memberitahu untuk melindungi Myung Soo dan percaya pada Sunggyu. Itu berhasil menenangkan para wartawan di Jepang karena para inspirit di sana juga menyuruh para wartawan menjauh dari asrama dan mengijinkan musical berlangsung dengan tenang.

 

Sebelum naik ke atas panggung untuk melakukan aksinya sebagai pemeran utama, Myung Soo pergi ke loker. Mengambil HPnya dan mengirim sms singkat untuk Sunggyu.

 

“Gomawo hyung. Mianhae,,,”

 

_DH2_

 

Usai musical Juniel dan Myung Soo, selanjutnya adalah giliran Seunghyun dan Mir yang naik ke atas panggung. Seunghyun berdiri di samping pemeran utama musicalnya yang adalah pelajar Jepang. Matanya terus meminta perhatian dari Gikwang agar menoleh ke arahnya, tapi Gikwang menolak melihat ke arah Seunghyun sedetikpun. Orang itu terus menghindarinya. Apa karena dia tidak mau memberitahu Seunghyun di mana orang tuanya? Entahlah,,,, Seunghyun lelah menebak.

 

Waktunya naik ke atas panggungpun tiba. Mir menepuk bahu Seunghyun mentransfer semangat. Mereka berdua naik ke atas panggung bersama dan melakukan semuanya dengan apik.

 

Satu jam kemudian, gemuruh tepuk tangan memenuhi gedung tanda usainya pementasan. Seunghyun, Mir dan cast lainnya berdiri berjejer dan membungkuk bersama mengucapkan terimakasih.

 

Dengan wajah berseri-seri, Seunghyun bergegas ke belakang panggung. Tampak ada rasa bangga di sekeliling wajahnya telah menyelesaikan musicalnya. Dia sudah bisa dibilang anak yang baik kan? Menyelesaikan musical dan membuat banyak orang bertepuk tangan untuknya. Dia tidak pergi meninggal musical dan membuat Gikwang bangkrut. Dia tidak membuat siapa pun marah kan? Yah,,, Dia yakin dia sudah bisa dianggap anak baik. Gikwang pasti mau memberitahunya di mana orang tua kandung.

 

Dia mengganti bajunya dan menghapus make-upnya. Kembali menjadi Seunghyun yang adalah remaja biasa. Dia siap melepas status sebagai cucu Park Leeteuk sekarang. Langkahnya yang lebar berjalan menuju kantor Gikwang. Dia akan bertanya lalu mendapatkan jawaban.

 

Tok! Tok! Tok! Tanpa menunggu lama, pintu kantor Gikwang itu terbuka lebar dan pemiliknya menarik Seunghyun masuk ke dalam. “Kamu harus pergi sekarang.”

 

“Ke mana?” tanya Seunghyun heran. Tubuhnya dipaksa berjalan melewati pintu lain di kantor itu yang mengantarkannya ke belakang gedung asrama.

 

“Kembali ke korea,” jawab Gikwang singkat.

 

“Teman-temanku?” tanya Seunghyun.

 

“Mereka akan menyusul besok.”

 

Kepala Seunghyun ditundukkan dan tubuhnya dipaksa masuk ke dalam mobil. “Apa yang sedang terjadi?” tanyanya kepada supir.

 

Tentu supir itu tidak menjawab karena dia tidak mengerti bahasa Korea. Supir itu menginjak gas dan melajukan mobil hitam itu ke arah depan gedung. Melewati segerombolan orang yang berkumpul di depan gedung asrama. “Ada apa ini?” tanyanya sekali lagi.

 

_DH2_

 

“Kenapa orang-orang itu berkumpul di depan sana?” tanya Mir, menatap keluar jendela bersama Dongrim. “Apa mereka masih meributkan video perkelahian Myung Soo.”

 

“Masalah itu sudah diselesaikan,” ujar Dongrim.

 

Juniel menepuk pelan bahu Mir, Mir pun menoleh dan bertanya tanpa suara. Juniel menyerahkan HPnya, menyuruh Mir membaca artikel yang baru saja dia baca.

 

“Cucu Park Leeteuk Memanfaatkan Jabatan Kakeknya untuk Membangkang” ,,, “Park Seunghyun Bisa Berkeliaraan di Luar Asrama Seenaknya” ,,, “Park Seunghyun Melanggar Peraturan dan Mencium Aktris Terkenal di Tengah Jalan” ,,, “Apakah Park Seunghyun Suka Bermain Wanita di Tengah Malam?” ,,, “Anak Seusianya Terlalu Lancang Berciuman Di Pinggir Jalan” ,,, “Banyak Orang Mulai Mengenalnya dan Dia Melakukan Sesuatu yang Buruk di Tempat Umum” ,,, “Park Leeteuk GAGAL Mendidik Cucunya Sendiri, Lalu Bagaimana Dia Mendidik Siswa Karin?”

 

Mir mengembalikan HP Juniel.

 

“Baca ini juga,” ujar Juniel, menunjukkan artikel lain yang dia temukan.

 

“Fameeting Go Eun Ah di Jepang Dibatalkan” ,,, “Go Eun Ah Dianggap Tidak Bisa Menjaga Harga Dirinya, Mau Dicium Namja Yang Lebih Muda darinya di Pinggir Jalan” ,,, “Apakah Dia Yeoja Murahan Sehingga Namja Seusia Park Seunghyun Bisa Merayunya?” ,,, “Go Eun Ah Mengincar Harta Park Leeteuk dan Merayu Cucunya”

 

Mir membatu.

 

“Apa Seunghyun tidak tahu kalau Go Eun Ah eonni adalah noona kamu?” tanya Juniel pelan, agar yang lainnya tidak mendengarnya.

 

Dongrim menunggu jawaban Mir.

 

“Dia tidak tahu,” jawabnya tertahan. “Tapi, kurasa dia tahu kalau Eun Ah noona adalah aktris terkenal yang harus menjaga nama baiknya. Dia tidak boleh mencium seorang idol seenaknya dipinggir jalan.”

 

_DH2_

 

Seunghyun mengerti kenapa dia dibawa kembali ke Korea seperti tomat busuk yang dikemas rapi agar baunya tidak tercium. Itu karena sekarang ini dirinya adalah incaran para wartawan. Dia dengar karena photo ciumannya membuat beberapa perusahaan membatalkan kontraknya dengan Go Eun Ah. Juga, drama yang rencananya dibintanginya, batal menggunakannya sebagai pemeran utama.

 

Tiba di airport, sebuah mobil sudah menunggunya untuk mengantarkannya pulang. Sampai di kediaman keluarga Park, dia masuk kesana dan menatap eommanya yang sedang berdiri di depannya. “Kuakui semua ini salahku,” katanya mengaku.

 

“Appa tidak akan menghukummu,” ujar eommanya – yang dia maksud adalah Leeteuk.

 

Seunghyun mendekat, menarik tangan wanita di hadapannya itu mengajaknya duduk di sofa. Menyandarkan kepalanya ke bahu wanita itu. Enggan melepaskan genggaman tangannya. “Eomma,, Jangan menjadi pembohong seperti kakek. Aku tahu apa yang sedang terjadi saat ini.”

 

“Orang-orang di luar sana murka karena aku bertingkah seenaknya. Keluar asrama di malam hari. Pergi ke bar dan berkencan dengan artis terkenal. Memanfaatkan nama harabeoji. Dan mereka juga mengatakan kalau Leeteuk-ssi tidak becus mendidik cucunya sendiri. Juga tidak akan mampu mendidik semua siswa Karin. Saat ini orang-orang di luar sana menginginkan Leeteuk berhenti menjadi kepala sekolah.”

 

Eomma Seunghyun mendengarkan Seunghyun dengan seksama.

 

“Semua ini karena aku eomma. Tentu dia marah kepadaku.” Suara Seunghyun mulai terdengar berubah. “Aku takut eomma,,,” Seunghyun memeluk tubuh eommanya. “Aku takut dia tidak akan pernah memberitahuku di mana orang tua kandungku. Aku takut dia tidak akan pernah memberitahuku apa alasan dia memperlakukanku seperti boneka. Aku takut seumur hidupku terus bertanya-tanya. Aku terlalu takut dengan banyak hal saat ini. Eomma,,, Tolong aku! Tenangkan aku,,, Bisakah kamu merasakan tubuhku bergetar karena takut. Eomma,,, Kumohon tolong aku eomma,,,” Seunghyun memeluk eommanya semakin erat.

 

_DH2_

 

Sejak kapan teman-teman Seunghyun berperan sebagai pemain pembantu di dalam rencana Leeteuk? Sejak awal. Leeteuk menyuruh mereka membujuk Seunghyun menjadi siswa Karin. Mereka hanya perlu memainkan skenario yang sudah Leeteuk rangkai. Ingat hari itu? Hari di mana teman-temannya memberitahu Seunghyun, di mana dia bisa menemukan orang tua kandungnya. Mereka katakan Karinlah tempat yang tepat.

 

Rencana awal berhasil. Seunghyun menjadi siswa Karin tanpa ada paksaan dari Leeteuk. Dia datang sendiri dengan alasan untuk mencari orang tua kandungnya. Mengambil Semester Spesial agar tidak terlalu lama berada di sekolah itu. Dia tidak perduli dengan ijazahnya. Dan, dia menggunakan marga Shin menghindari kesamaan marga dari Leeteuk.

 

Baru rencana awal berhasil, sesuatu terjadi. Seunghyun dan teman-temannya itu mengikuti pertandingan band indie. Tidak disangka samasekali kalau lagu yang mereka ciptakan berhasil menjadi pemenang. Kalau Seunghyun tenar terlalu cepat, dia tidak akan menyelesaikan sekolahnya. Itu bukanlah yang Leeteuk inginkan. Maka dari itu, dia membujuk teman-teman cucunya itu pergi sejauh mungkin. Melarang mereka bermain musik  dengan Seunghyun selama Seunghyun belum menyelesaikan studinya.

 

Satu persatu masalah berdatangan. Tidak terduga kalau-kalau ada anak yang peduli dengan impian Seunghyun untuk menemukan orang tuanya. Membantu Seunghyun mencari orang bermarga Shin yang sekarang menetap di Amerika. Anak itu menemukan orang tua kandung Seunghyun dan ingin memberitahu Seunghyun. Itu tidak boleh terjadi, Seunghyun tidak boleh mengetahui di mana orang tua kandungnya berada. Belum waktunya. Seunghyun akan pergi dari Karin kalau dia menemukan orang tua kandungnya sekarang.

 

Untungnya Leeteuk mengetahui pergerakan anak itu. Dia berhasil membujuk anak itu untuk tidak berkata jujur kepada Seunghyun dan mengajak anak itu menjadi pemain baru di dalam rencananya. Namun, cara anak itu membujuk Seunghyun untuk tetap di karin sedikit berlebihan. Membuat masalah lain muncul.

 

Leeteuk tahu teman-teman band Seunghyun berada yaitu di Jepang, maka dari itu dia tidak ingin Seunghyun terpilih menjadi cast musical yang Gikwang adakan. Dia meminta Gikwang tidak memilih Seunghyun bergabung ke dalam proyeknya, namun Gikwang tidak setuju dengan rencana yang Leeteuk susun.

 

Semakin banyak pengganggu yang berdatangan di dalam rencana Leeteuk. Membuatnya semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Seunghyun bertemu teman-temannya di Jepang, mendengarkan pembicaraan orang-orang yang terlibat di dalam rencana Leeteuk, dan orang asing yang sangat dekat dengan orang tua Seunghyun juga tiba-tiba muncul.

 

Lalu, apa lagi yang akan muncul setelah semua ini? Seunghyun memperparah keadaan dengan photo-photonya di internet. Membuat orang-orang di luar sana marah karena tingkahnya.

 

Leeteuk menyandarkan kepalanya di punggung kursi kerjanya. Diam di dalam kantornya mencari ketenangan. Sengaja dia menyuruh Seunghyun tetap di rumah selama masalahnya dengan artis itu belum mereda.

 

_DH2_

 

Seunghyun menjalankan homeschooling, dia harus tetap belajar karena ujian akhir hampir tiba. Hari ini adalah hari ke lima dia belajar di rumah. Duduk sendiri menghadap papan tulis tanpa ada Minzy di sampinya.

 

“Besok sore aku akan datang kembali dan melanjutkan pelajaran kita,” kata Boa kepada Seunghyun dan kemudian pamit pulang.

 

“Jalga!” seru Seunghyun kepada songsaengnimnya itu. Beberapa detik dia terdiam, baru teringat sudah berapa lama tidak ada Minzy di sampingnya saat dia belajar. Dia pun menatap ruang kosong di sisi kanannya. Tidak ada bangku atau kursi di sana. Juga tidak ada Minzy. “Hhh,,,” Dia menghembuskan nafas berat. “Kurasa aku merindukannya,,” gumamnya sambil membenamkan wajahnya di antara dua telapak tangannya.

 

_DH2_

 

Malamnya, Seunghyun pergi ke Karin. Dia masih menyimpan kunci yang Leeteuk berikan kepadanya. Masuk dari pintu kecil di belakang aula umum. Mengendap masuk ke kamar Minzy, tapi tidak ada siapa pun di sana.

 

Beberapa waktu menjelajahi setiap ruangan di gedung sekolah Karin, akhirnya dia berhasil menemukan Minzy di ruang serba guna. Sedang memainkan piano tanpa menyalakan lampu. Cahaya yang ada di ruangan itu berasal dari lampu di koridor.

 

Seunghyun mendekat dan duduk di samping yeoja itu. Menatap Minzy yang sedang bernyanyi dengan lekat.

 

Minzy tahu ada tamu-tidak-diundang yang hadir di sana tanpa seijinnya, tapi itu tidak membuatnya berhenti dari kegiatannya.

 

Seunghyun menyukai lagu yang Minzy nyanyikan. Dia yakin lagu itu tentang dirinya. Dia tersenyum bahagia dan perlahan meletakkan kepalanya di bahu Minzy. Sudah lama dia tidak bersandar di sana.

 

“Ka,” Minzy langsung berdiri saat kepala Seunghyun menyentuh bahunya.

 

“Apa kamu sedang marah denganku?” ujar Seunghyun, mengerti kenapa Minzy bertingkah dingin kepadanya.

 

“Sangat marah Seunghyun-ah,” jawab Minzy dengan gigi beradu.

 

“Karena aku tidak membalas semua pesanmu selama aku di Jepang?” Seunghyun bertanya.

 

“Itu membuatku gila. Kamu membuatku menjadi pengemis yang mengharapkan balasan.”

 

“Mianhae jeongmal,” gumam Seunghyun tertunduk sungguh merasa bersalah.

 

“Tapi, bukan itu yang membuatku marah.” Minzy melanjutkan kalimatnya yang terpotong karena permintaan maaf Seunghyun. Dia mengeluarkan HP dari sakunya dan memperlihatkan photo Seunghyun sedang berciuman  dengan Go Eun Ah. “Aku marah karena ini.”

 

“Kamu cemburu?” Dengan mudahnya Seunghyun menanyakan hal itu.

 

“Sudah kukatakan aku mencintaimu.”

 

“Dan sudah kukatakan aku tidak bisa mencintai seseorang,” ujar Seunghyun.

 

“Tidak bisa mencintai seseorang selama kamu tidak menemukan kedua orang tuamu?” Minzy setengah membentak. Seunhyun mengangguk pelan. “Aku akan menunggumu. Kubilang aku akan menunggu sampai kapan pun. Sampai kamu bisa mencintai seseorang. Tapi,,,,”

 

“Aku menyuruhmu untuk tidak menunggu hal itu," kata Seunghyun, memalingkan wajahnya tidak berani menatap Minzy.

 

“Yah,, Kamu tidak menyuruhku menunggumu. Aku menunggu atas kemauanku sendiri. Tapi, bukan karena aku terlalu menyukaimu dan menjadi bodoh mau menunggu sesuatu yang tidak pasti, aku tidak akan marah saat orang yang aku tunggu malah menyakitiku. Kamu membuatku bodoh. Memikirkanmu sepanjang hari, khawatir. Tapi ternyata, tidak sedetik pun kamu mencoba menjadi seperti aku. Kamu malah asik dengan wanita ini. Apa yang kamu katakan saat menciumnya? Apakah kamu memberitahunya kalau kamu menciumnya sama seperti kamu mencium eommamu? Menyuruhnya menunggumu hingga kamu bisa menyukai seseorang dengan tulus. APA KAMU MENYURUH SEMUA YEOJA YANG MENYUKAIMU UNTUK MENUNGGU?!”

 

“Itu semua memang kesalahanku. Apa yang harus aku lakukan untuk membela diri. Aku hanya bisa meminta maaf,” ujar Seunghyun terlihat menyedihkan. Dia benar-benar tidak berani menatap Minzy dan dia hanya bicara pelan sementara Minzy membentaknya.

 

“Apa kamu tahu kamu bisa menyakitiku saat kamu mencium yeoja itu?” tanya Minzy lebih tenang.

 

Seunghyun menggeleng pelan. “Mianhae,,” ucapnya hampir tidak ada suara.

 

“Aku membencimu mulai detik ini. Berhenti memanggilku eomma. Jangan mencariku saat kamu susah. Menjauh dariku!” kata Minzy memperingati.

 

“Aku tidak akan bisa menjauhimu,” kata Seunghyun pelan, kali ini berani menatap Minzy. Memelas dengan matanya yang sayu.

 

“Kenapa?” tanya Minzy nyaring.

 

“Karena aku tidak sanggup,” jawab Seunghyun.

 

“Kamu bisa mencari yeoja lain untuk kamu panggil eomma, Seunghyun-ah. Bukankah kamu playboy kaya yang disukai banyak yeoja.”

 

“Aku menepati janjiku untuk tidak menangis dan menjadi namja yang lebih tegar. Aku tidak menjawab telponmu dan aku juga tidak menelponmu. Banyak hal buruk yang kudengar di Jepang. Aku mencoba melupakan semua itu dan serius latihan. Aku tidak berani mendengar suaramu karena itu membuatku lemah. Kamu selalu membuatku ingin berkeluh kesah kepadamu,,” Seunghyun terdiam dalam waktu yang lama sebelum melanjutkan kalimatnya. Dia berdiri dan mendekati Minzy. Menatap yeoja itu dengan matanya yang bercahaya karena genangan air mata. “Mianhae,,,,” ucapnya. “Aku menyakitimu. Aku hanya ingin bersenang-senang dengan wanita itu karena aku tidak mencintai mereka. Gomawo,,, Kamu mencintaiku dan bersedia menjadi bodoh karena aku. Silahkan membenciku. Kamu tidak akan melihatku lebih sering di sekolah ini. Aku akan terus belajar di rumah sampai ujian nanti tiba.” Seunghyun melangkah ke belakang Minzy. “Saranghae,,,” ucapnya membuat bulu kuduk Minzy berdesir mendengarnya. Yeoja itu menatap punggung Seunghyun. “Aku juga menyukaimu. Selama ini aku mencoba melupakan perasaan itu. Aku tidak bisa mencintai seseorang karena aku akan sangat overprotektif terhadap orang yang aku cintai. Aku takut tidak akan bisa melepaskanmu demi orang lain lagi.”

 

Tap,,, kakinya kanannya bergerak maju semakin menjauhi Minzy.

 

Tap,,, Kaki lainnya bergerak semakin menjauh. Punggung itu terus menjauh. Menghilang dan tidak kembali. Meninggalkan Minzy terdiam di ruangan gelap. Yeoja itu menyentuh dadanya yang terasa sakit. Sangat menyakitkan. Rasa sakit yang membuatnya tidak bisa bernafas.

 

Perlahan, genangan di matanya tumpah mengalir seperti air sungai mencari dataran yang lebih rendah. Terasa perih ujung matanya setiap kali ada air mata yang menetes, tapi itu tidak ada apa-apanya dengan perasaan sakit di hatinya.

 

Isaknya terdengar, terdengar nyaring dan semakin nyaring bergema di ruangan gelap itu.

 

_DH2_

 

"Hyung yakin?" tanya Sehyun menatap ragu hyungnya.

 

"Ah jaebal,,," rengek Seunghyun.

 

"Tapi, kamu dilarang pergi ke sekolah. Wartawan masih berkumpul di depan sekolah setiap harinya." Sehyun mencari alasan agar Seunghyun tidak ikut motornya pergi ke sekolah. Leeteuk akan memarahinya kalau dia membawa hyungnya itu keluar rumah. Saat ini Seunghyun sedang dipingit. Harus diam di rumah menghindari wartawan.

 

"Aku ingin sekolah!" tandas Seunghyun. "Aku akan mati bosan terus di rumah."

 

"Waeyo? Apa karena kamu merindukan Minzy?" goda Sehyun dengan nada nyaring. PLAK! Candaan Sehyun berbuah satu pukulan dari Seunghyun. "Beraninya memukulku?!" teriaknya tidak terima.

 

"Berangkat sekarang kalau tidak ingin terlambat. Palli!" desak Seunghyun seenak jidatnya.

 

Sehyun menggerutu tanpa suara sambil menaiki motornya dan memasang helm. Menunggu hyungnya naik. Dia melajukan motornya itu dengan kecepatan cepat setelah yakin Seunghyun sudah duduk aman di belakangnya.

 

Seunghyun tidak akan terlihat oleh para wartawan yang berkumpul di depan Karin kalau dia menggunakan helm dan pergi ke sana menggunakan motor bersama dongsaengnya. Dia menutupi lambang tingkatan kelas di seragamnya dengan memakai jaket. Dan benar saja, dia bersama Sehyun bisa masuk ke dalam kawasan Karin tanpa ada halangan. Para wartawan di depan sana memberi jalan kepadanya untuk masuk tanpa bersusah payah.

 

"Seunghyun-ah!" Boa berlari menghampiri Seunghyun dan Sehyun di area parkir sekolah.

 

Seunghyun hanya menatap wanita itu berlari ke arahnya.

 

Sehyun berdecak. "Aku tidak ikut campur,,," gumamnya. Menarik kunci motor dari tempatnya dengan hati-hati dan mengendap-endap di belakang Seunghyun. Pergi tak mau bertanggung jawab atas lepasnya Seunghyun dari tempat pingitan.

 

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Boa.

 

"Ya sekolah." Seunghyun mengucapkan jawaban yang membuat Boa melupakan kalimat yang ingin dia ucapkan. "Tidak perlu khawatir dengan wartawan-wartawan itu. Aku berhasil masuk tanpa dilihat. Mereka dilarang masuk ke dalam kawasan Karin kan?" Boa mengangguk. "Kalau begitu tidak perlu khawatir songsaengnim. Aku akan baik-baik saja."

 

Seunghyun membungkuk kecil kepada Boa, tersenyum dan kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya.

 

Sedikit terlambat, Seunghyun tiba di kelasnya beberapa menit setelah bel berbunyi. Dan, dia tiba di depan pintu kelas berbarengan dengan Kyuhyun yang datang dari arah lain. Seunghyun membungkuk kecil kepada songsaengnimnya itu. Sementara Kyuhyun sedikit kaget melihat Seunghyun ada di depannya. "Silahkan masuk," ujar Kyuhyun mempersilahkan Seunghyun masuk.

 

Hening. Semua mata memerhatikan setiap langkah Seunghyun yang memasuki kelas. Kedatangannya lebih menyedot perhatian dibandingkan Kyuhyun.

 

Dia menuju kurisnya yang ada di samping Minzy. Hanya yeoja itu yang tidak menolehnya. Menggeser mejanya menjauh dari meja Minzy. Dia tahu yeoja itu tidak suka ada dia di dekatnya.

 

Tok! Tok! Tok! Kyuhyun masih saja menyukai memukulkan penggaris ke papan tulis untuk menarik perhatian siswa di kelas. "Perhatikan aku dan mulai belajaran bahasa kita kali ini."

 

Di kelas Seunghyun, di pagi kamis, Kyuhyun akan mengajar bahasa. Bukan mengajar vokal.

 

Semua siswa di kelas mendapatkan tugas dan waktu mereka menyelesaikan tugas itu hingga waktu pelajaran bahasa usai.  Empat puluh lima menit dari sekarang.

 

Semua siswa ditugaskan membuat cerita dalam bahasa Inggris. Banyak akan yang mengeluh karena tugas itu, tapi Seunghyun tidak melakukannya. Hari ini dia berubah menjadi siswa pendiam. Tidak melontarkan protes seperti biasanya tiap kali mendapatkan tugas dari guru.

 

"Dia berubah?" Seunghyun bisa mendengar teman sekelasnya sedang membicarakannya sambil berbisik.

 

Seunghyun tersenyum. Dia tahu dia akan mendapatkan perlakuan seperti ini kalau dia pergi ke Karin sebelum masalah yang dia lakukan mereda.

 

"Sepuluh menit lagi," seru Kyuhyun di depan kelas memberitahu.

 

Seunghyun menulis kalimat terakhir di ujung lembaran tugasnya. Dia menyelesaikan tugasnya dengan sangat mudah. Tanpa menggunakan alat bantu translate dalam bentuk apapun.

 

Minzy melirik saat Seunghyun menutup bukunya tanda dia sudah menyelesaikan tugasnya. Kemudian, matanya naik menatap Seunghyun. Sekilas sebelum mengembalikan arah tatapannya yaitu ke arah lembaran tugasnya.

 

"Waktunya habis. Kumpulkan tugas kalian sekarang.” ujar Kyuhyun cerewet. Dia sambut gumaman mengerti oleh siswa-siswanya. Ada beberapa waktu tersisa sebelum bel berbunyi. Kyuhyun memanfaatkan sisa waktu itu untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan ujian akhir nanti. Semua siswa memerhatikannya, kecuali Seunghyun yang asik sendiri menggoreskan pensil di atas buku tulisnya.

 

Tok! Tok! Tok! Kyuhyun memukulkan penggarisnya ke papan tulis. “Seunghyun-ah, kamu tidak memerhatikanku?” katanya nyaring.

 

Seunghyun mendongak. “Aku mendengarkan semua penjelasanmu.”

 

“Kalau begitu apa yang aku bicara barusan?”

 

“Siswa Tingkat Tiga dan Siswa Semester Spesial akan melakukan ujian akhir bersamaan minggu depan. Tidak ada perlakuan khusus untuk Siswa Semester Spesial dan mereka akan menjalankan ujian tambahan setelah ujian akhir umum berakhir,” tutur Seunghyun menjelaskan tentang susunan ujian akhir itu kepada Kyuhyun.

 

Kyuhyun menaikkan sebelah alisnya, heran bagaimana bisa anak yang sibuk dengan dunianya sendiri bisa mencerna apa yang dia katakan. Dia tersenyum. “Geure,,, Begitulah pelaksanaan ujian akhir nanti. Kuharap kalian berusaha keras untuk mendapatkan nilai tinggi. Sampai di sini dulu kelasku. Bel akan berbunyi beberapa menit lagi. Kuberi waktu kalian untuk kalian sebelum memasuki kelas berikutnya.” Dia membungkuk kecil kepada siswa-siswanya dan meninggalkan kelas.

 

Seunghyun berhenti mencoret buku tulisnya saat apa yang ingin dia tulis sudah berakhir. Dia menatap susunan nama yang ditulis di dalam lingkarang di buku tulisnya itu. Mendesah dan memejamkan matanya. Mencari ketenangan di tengah keributan kelas. Aku akan merindukan suara ini,,,, ujarnya di dalam hati. Masih memejamkan matanya. Merekam suara berisik itu ke dalam memori di otaknya.

 

BRUK! Genggaman tangan yang erat menghantam rahangnya tanpa permisi. Dengan keadaan mata yang tertutup, Seunghyun tidak bisa menyeimbangkan diri dan dia pun tersungkur di lantai kelas. Ujung bibirnya berdarah. Terasa sedikit sakit saat dia menyentuhnya.

 

BRUK! Tinju lain kembali menghantamnya. Tidak memberinya kesempatan untuknya mencaritahu siapa yang meninjunya.

 

Cukup. Seunghyun benci dihajar tanpa bisa membalasnya. Dia berdiri sebelum orang itu meninjunya kembali. “Mir-ah!” ujarnya kaget. “Wae?” tanyanya terlalu pelan.

 

“Aku akan menghancurkan bibirmu itu dengan ini.” BRUK! Mir meninju Seunghyun lebih kuat, membuat Seunghyun melayang beberapa langkah ke belakang. “Dan ini untuk noona-ku!”

 

“Camkan!” Seunghyun berhasil menahan tinju Mir yang sudah berada di depan matanya. “Noonamu. Kamu menamparku demi noonamu. Apa yang aku lakukan dengannya sehingga membuamu semarah ini?”

 

BRUK! Mir menampar wajah Seunghyun dengan tangannya yang lain. “Karena kebodohanmu yang telah membuatnya malu.”

 

“Apa yang aku lakukan?!” teriak Seunghyun menuntut jawaban.

 

BRUK! Kali ini Mir menyerang Seunghyun dengan kakinya, sayang tendangan itu mengenai meja. “Kamu menciumnya di pinggir jalan. Memperlakukannya seperti wanita murahan. Kamu pikir kamu siapa bisa mencium bibir semua yeoja?!” Mir menarik seragam Seunghyun, mencegah namja itu yang terus bergerak menghindari serangannya. Wajah mereka begitu dekat. “Kamu membuat noonaku kehilangan harga dirinya sebagai aktris terkenal.” BRUK! Dengan menahan Seunghyun ada di depannya, Mir bisa menghantamnya tanpa halangan.  “Dan kamu membuatnya banyak kehilangan kepercayaan fans-fansnya.”

 

Seunghyun yang untuk kedua kalinya tersudut di lantai, terdiam tidak berusaha bangkit. “Noona,,,” gumamnya mulai mengerti sesuatu. “Go Eun Ah noona,,, Adalah noona kamu.” Beberapa menit tertegun dengan kebetulan yang mengejutkan itu, dia baru berusaha berdiri. Menatap Mir sambil menahan rasa sakit di bahunya. “Nan jeongmal molla,” gumamnya. Tertunduk. “Mianhae,,” Memejamkan matanya, pasrah kalau-kalau Mir ingin meninjunya lagi.

 

“Kenapa berhenti meninjunya?” tanya seseorang, dengan suara asing. Bukan salah satu siswa di kelas itu. “Kenapa tidak ada yang mencoba mengrelai mereka?”

 

Mir menoleh ke asal suara. “Noona,,,”

 

Seunghyun membuka matanya, juga menoleh dan matanya membulat sempurna. “Apa yang kamu lakukan di sini?”

 

Go Eun Ah masuk ke dalam kelas, melewati Mir dan Seunghyunlah yang dia hampiri. Menarik tangan namja yang beberapa tahun lebih muda darinya itu membawanya keluar dari sana. “Tidak seharusnya kamu diam saja saat seseorang melayangkan tinjunya ke wajahmu meskipun kamu bersalah.” Go Eun Ah bicara kepada Seunghyun.

 

“Aku tidak bisa melawannya karena dia temanku,” ujar Seunghyun, menarik tangan Go Eun Ah, menyuruhnya berhenti tepat di depan Mir. “Mianhae jeongmal,,, Aku tidak tahu kalau dia adalah noona kamu,” katanya kepada Mir.

 

Go Eun Ah tersenyum mendengar itu. “Kajja. Tidak seharusnya kamu pergi ke sekolah hari ini.” Diajaknya Seunghyun segera pergi dari sana. Dan, saat melihat Minzy membaca buku Seunghyun, dia hanya tersenyum. Seunghyun tidak melihat apa yang yeoja itu lakukan – Minzy.

 

_DH2_

 

(   myparents   )

                                                                                                                 ↓

( Park Leeteuk )

                                          ↓

(     FT ISLAND )

(      Dongrim   )

(      Gikwang   )

) orang aneh Song Seunghyun (

                                          ↓

(         ?????     )

What/who next ???

 

Minzy tidak mengerti apa maksud dari coretan yang Seunghyun tulis di buku tulis itu. Ada coretan lain di lembar berikutnya.

 

  • Minzy
  • Karin
  • Ujian
  • Airport
  • FT ISLAND
  • Go Eun Ah
  • Airport
  • Japan
  • Amerika
  • Korea
  • I won’t back
  • MINZY

 

“Sepertinya ini jadwal perjalanan,” gumam Minzy mencoba memahami maksud daftar yang Seunghyun tulis. “Apa Seunghyun merencakan sesuatu?” dia berpikir tanpa memperdulikan perkelahian yang sedang terjadi di dalam kelas. Menggigit ujung kukunya dan berusaha memecahkan teka-teki dari daftar itu. Sambil memicingkan tatapannya, dia menemukan ada satu daftar yang pernah Seunghyun tulis di bawah tulisan ‘I won’t back’. Tulisan itu telah dihapus Seunghyun sebelum dia membacanya.

 

“M,,, min,,, Apakah dia menuliskan namaku dua kali di daftar ini?” gumamnya.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Asuka_J12 #1
Chapter 16: Hey hey nasib band lamanya Seung gimana?? Debut (?) lg doong~ >,< *lebih peduli sm ftislandnya ternyata haha*
Oh ya, annyeong hasseyo. Newbie reader here! ^^
Overall saya suka ceritanya, complicated bingit xD tp ada tuh kata2 typo yg sdkit mengganggu. Ada kata 'ampun' di beberapa kalimat di part2 sebelumnya yg padahal kl diperhatikan maksudnya itu kan 'pemilik' ya? Tp gpp, di lain ff bisa diperbaiki :)
miminzy
#2
Chapter 16: satu hal yang aku paling sukai di ff ini, seunghyun dan minzy itu ultimate biasku >.< kyaaaaa!!!! nice story!
jiwonku #3
Chapter 14: Wowww, you are good writer, authornim. This is really complicated but I like this. Next chapter authornim...
yourylau #4
Chapter 14: next chapter authornim.
yourylau #5
Chapter 13: aku udah nunggu lama banget kelanjutan ff ini.
Good job thor.
jj_jw_sh #6
Chapter 10: Plot-nya menarik dan bikin penasaran bangeet...
Ditunggu update selanjutnya, author-nim...^^
ame112
#7
Huwaa...senengnya ada fanfiction minzy dari indonesia..
Gumawo chinggu aahh..
Eiitss bolehkan kalau manggil authornya chinggu..
Walaupun belum baca 1 chapter pun.
Tapi bakalan ku baca sampai chapter 10 malam ini juga...
<3