Chapter 4

a dream to find that

Comeo :

  • Zelo (B A P)
  • Zico (Block B)

 

 

(FT.Island - Song for You)

Seunghyun mengakhiri permainan gitarnya dengan ekspresi datar, atau mungkin raut tak suka. Yah,, dia terpaksa bernyanyi di sana dengan gitar sekolah. Itu salah satu alasan, dia merasa asing dengan gitar orang lain. Dan, Jungmolah faktor lain kenapa mukanya yang tampan itu ditekuk. Dia dipaksa bernyanyi dengan gitar sebagus mungkin, kalau Kyuhyun mencabut hukumannya, Jungmo tidak akan memutar lagu band-nya di radio sekolah.

 

“Kenapa kalian tidak mengedipkan mata kalian saat aku bernyanyi?” tanya Seunghyun jutek.

 

Mir mengacungkan jempolnya. “Suaramu manis. Sangat manis,,, ” pujinya bersungguh-sungguh.

 

“Apa kalian menyukai yang baru saja aku lakukan?” tanya Seunghyun lagi.

 

Juniel dan Jiyoung mengangguk.

 

“Kenapa kamu tidak menunjukkan bakatmu kepada Kyuhyun songsaengnim?” tanya Myung Soo.

 

Seunghyun meletakkan gitar akustiknya di samping kursi. Dia melempar pandangan tak suka ke atas, tempat Kyuhyun dan Leeteuk berdiri untuk memperhatikan pertunjukkannya. Dia berdiri. “Aku tak suka menunjukkan bakatku kepada orang yang tidak aku sukai,” katanya, cukup bisa didengar oleh semua yang ada di ruangan itu. “Kuharap kalian melupakan permainanku hari ini. Aku terpaksa melakukannya.”

 

Dia benar-benar unmood. Tampangnya yang biasanya terlihat polos dan bodoh, hari ini tidak terlukis di wajahnya. Tatapannya begitu tajam. Dia menjadi namja yang dingin. Dan, dia pergi meninggalkan aula itu tanpa suara.

 

Jungmo tersenyum dan lebih dulu meninggalkan ruangan itu daripada Seunghyun.

 

~Flashback~

“Kamu mau berlutut kepadaku agar aku tidak memutar lagu itu di radio sekolah? Aku tidak menyangka sama sekali,” kata Jungmo kepada Seunghyun. “Member lain akan marah kepadamu kalau tahu kamulah penyebab lagu itu tidak diputar. Semua band indie menginginkan kesempatan itu Seunghyun-ah. Banyak produser yang mendengarkan radio Karin, karena mereka pikir mereka bisa menemukan anak berbakat di sini.”

 

“Aku tahu itu, tapi kamu tak boleh memutar lagu itu di radio Karin. Sungguh!”

 

“Wae?”

 

“Mianhamnida songsaengnim, aku tidak bisa memberitahumu.”

 

“Sangat rahasia,,” gumam Jungmo. Dia melipat tangannya di dada, berjalan mengitari Seunghyun yang masih berlutut. “Baiklah,,” katanya. “Aku tidak akan memutar lagu kalian di radio sekolah, akan tetapi,,”

 

“Apa ada syarat lain? Aku sudah berlutut.”

 

“Buat aku terkesan dengan permainan gitarmu.”

 

“Baiklah, aku akan bermain gitar sekarang!” cetus Seunghyun.

 

“No! bukan di sini, sekarang. Aku ingin kamu bernyanyi dan bermain gitar di hadapan semua siswa. Buat aku dan mereka terkesan dan buat Kyuhyun mencabut hukumannya darimu. Kalau aku menyukai permainanmu, aku tidak akan memutar lagu kalian di radio.”

 

Seunghyun mendesah pelan, dia mengangguk setuju dengan perasaan yang sangat terpaksa. “Geure, aku akan melakukannya.”

 

Jungmo tersenyum puas.

 

_DH2_

 

“Jadi?” tanya Seunghyun, duduk di kursi di kantor Jungmo.

 

“Jangan bersikap ketus seperti itu padaku. Aku membantumu bebas dari hukuman Kyuhyun. Dia melihat bakatmu. Lihat saja besok dia tidak akan menyuruhmu mengerjakan tugas dua kali lipat lagi.”

 

“Apa keputusanmu!”

 

“Baiklah,, aku tidak akan memuar lagu kalian di radio sekolah. Bulan depan, lagu kalian baru akan di putar di seluruh radio di seoul. Kecuali radio Karin,” kata Jungmo.

 

Seunghyun berdiri, dia membungkuk dalam kepada Jungmo. “Gamsahamnida songsaengnim,” ucapnya, bertingkah sopan padahal hatinya murka. “Kuharap kamu tidak memaksaku menunjukkan bakatku lagi di depan semua orang. Aku benci itu, Jungmo-ssi.”

 

Tatapannya sungguh dingin saat menatap Jungmo, dia meinggalkan kontor itu tanpa menunggu Jungmo yang memintanya.

 

“Tatapan itu sangat mirip dengan seseorang,” gumam Jungmo berpikir. “Siapa sebenarnya dia? Apa aku harus mencaritahu siapa dia sebenarnya? Ah, aku akan bertanya pada Leeteuk hyung.”

 

_DH2_

 

“Changjo-ya,,” ujar Juniel, memanggil Changjo seperti mengeluarkan semua bebannya selama ini. “Cepat kemari!” serunya.

 

“Eotte, sekarang aku di Jepang,” sahut Changjo dari telpon.

 

Juniel manyun. “Sangat jauh dari sini.”

 

“Waeyo? Seperti bukan kamu.”

 

“Geure!”

 

“Wae? Apa para siswa Semester Spesial membuatmu tak nyaman?” tanya Changjo.

 

Juniel mengangguk meski Changjo tidak melihatnya. “Apakah kamu tahu Jiyoung ada di sekolah ini bersama Myung Soo?” tanyanya.

 

“L.kim?” seru Changjo, suaranya terdengar kaget.

 

“Mereka berdua mengambil Semester Spesial bersama tahun ini.”

 

“Kupikir hanya Jiyoung yang bergabung menjadi siswa Karin,” ujar Changjo. “Apa itu tidak masalah? Mereka baru saja mengumumkan hubungan mereka beberapa bulan lalu. Kurasa itu terlalu berani. Fans tidak akan menyukainya. Mereka akan lebih sering bersama sekarang.”

 

“Kamu mengerti itu,” ujar Juniel lesu.

 

“Mengerti apa?” tiba-tiba Changjo tidak mengerti.

 

“Fans tidak menyukai kalau mereka sering bersama,” jawab Juniel.

 

“Hahahha,,, kamu bukan fans Myung Soo! Kamu lebih dari fans. Haha,,”

 

“Kenapa kamu tertawa?!!” teriak Juniel marah.

 

“Jadi karena mereka sering bersama di dekatmu, itu yang membuatmu buruk?”

 

“Aku sekamar dengan Jiyoung. Itu membuatku lebih buruk. Setiap malam dia duduk di depan jendela saling memandang dengan Myung Soo. Changjo-ya,,, aku benar-benar benci! Eotte? Apakah aku harus mengusir Jiyoung dari kamarku? Rasanya aku ingin menangis setiap malam,,,”

 

“Andwe,,, kalau kamu bertingkah aneh di hadapan Jiyoung, itu akan membuatnya curiga,” ujarChangjo.

 

“Eotteokajji?”

 

“Tahanlah,, belajar terbiasa dengan apa yang mereka lakukan di hadapanmu,” Changjo memberi saran.

 

“Akan lebih baik kalau kamu di sini.”

 

“Apakah aku harus terus menjadi mahasiswa agar kamu lebih baik? Aish,,,”

 

Juniel menjadi lebih manyun. “Changjo-ya,,,,,”

 

“Hya,,, berhenti menyebutkan namaku seperti itu. Kalau orang lain mendengarnya, mereka akan berpikir kamu adalah yeojachinguku,” gerutu Changjo di seberang sana.

 

Juniel menjauhkan telpon dari telinganya. “Arasseo! Kalau begitu kumatikan telponnya.”

 

“Camkan!” teriak Changjo.

 

“MWO?” teriak Juniel.

 

“Aish,,, kenapa berteriak?!”

 

“Ada apa?” tanya Juniel merendahkan nada bicaranya.

 

“Doakan konser Teen Top lancar.hee Annyeong!” BIB! Changjo memutuskan telponnya.

 

Juniel memasukkan HP-nya ke dalam saku. Dia bersandar di punggung kursi taman dan mendesah sambil menatap langit.

 

“Apakah yeoja selalu menceritakan perasaannya kepada orang lain?”

 

Juniel menoleh. “Seunghyun-ah!” serunya.

 

“Apa kamu pacaran dengan Teen Top itu?”

 

Juniel menggeleng. “Kami hanya berteman baik,” jawabnya. Kemudian dia menghadap Seunghyun, menatap tajam ke arah namja itu. “Tapi,, ada apa kamu duduk di sini?”

 

“Ah!” seru Seunghyun ingat tujuannya. “Jungmo Songsaengnim tidak menyerahkan kaset kepadamu kan?” tanyanya.

 

Juniel menggeleng.

 

Seunghyun merasa lega mendengar itu.

 

_DH2_

 

Akhir-akhir ini Kyuhyun dan Leeteuk sering menghabiskan waktu sore mereka bersama di atap sekolah. Duduk bersama menghadap matahari terbenam sambil menikmati segelas kopi.

 

“Aku telah mengetahui bakat Seunghyun,” gumam Kyuhyun pelan.

 

Leeteuk meliriknya. “Kamu menyukainya?”

 

“Dia cukup berbakat,” aku Kyuhyun.

 

Leeteuk tersenyum bangga. “Kamu harus sering melihatnya di atas panggung bersama band indienya.”

 

“Kamu sering melihatnya?”

 

“Aku sering menyaksikannya dari jauh. Dia cukup hebat. Dan,, dia cukup nakal saat mendekati yeoja.”

 

“Dia sepertimu,” gumam Kyuhyun, lalu menyeruput kopinya.

 

“Karena itu aku sangat menyayanginya,” sahut Leeteuk.

 

_DH2_

 

Usai kelas tambahan berakhir, Jiyoung berjalan sendiri ke taman sekolah untuk mendatangi Myung Soo. Namjachingunya itu bolos satu jam pelajaran. Dia tahu Myung Soo di sana karena Myung Soo sendiri yang memberitahunya.

 

Namja itu duduk diam di salah satu kursi taman. Hanya diam tak melakukan apapun menunggu Jiyoung datang.

 

“Myung Soo-ssi!” kata Jiyoung penuh sayang mendekati Myung Soo. Tangannya mengusap bahu Myung Soo. “Merasa senang duduk di sini sendirian?”

 

Myung Soo menggeleng.

 

“Aku akan menemanimu sekarang,” kata Jiyoung.

 

Beberapa saat keduanya diam.

 

“Kamu tidak menyukai tempat ini kan?” tanya Jiyoung kemudian memulai topik baru.

 

“Kamu tahu itu,” gumam Myung Soo.

 

“Merasa tidak nyaman di sekolah ini. Aku tahu kamu punya beban karena itu. Bersabarlah, masalah ini akan berakhir. Setahun akan berlalu dengan cepat.”

 

“Gwencahana, ada kamu di sini bersamaku. Itu sangat membantuku,” ujar Myung Soo, seperti menahan tangis.

 

Jiyoung meraih tangan Myung Soo dan menggenggamnya. “Jangan bolos lagi,” pintanya.

 

“Aku tidak akan melakukannya lagi,” ucap Myung Soo berjanji.

 

Keheningan kembali datang. Suasana hati Myung Soo sedang buruk, dia tak punya topik menarik untuk dia bagi kepada Jiyoung.

 

“Sunggyu oppa akan mengeluarkan album solo,” cetus Jiyoung.

 

“Aku tahu itu,” kata Myung Soo.

 

“Apa kamu tidak keberatan dia lebih dulu debut solo?” tanya Jiyoung pelan.

 

Myung Soo tersenyum tipis. “Itu dilakukan untuk menutupi jadwal kosong infinite.”

 

Jiyoung diam, dia tahu dia tak boleh membahas tentang hubungan Myung Soo dengan Infinite lebih jauh sekarang. Dia hanya mempererat genggam tangannya agar Myung Soo merasa lebih tenang.

 

_DH2_

 

Krreeekkk! Bunyi terdengar saat pintu dibuka. Perlahan, Seunghyun melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sewaan itu. Semua member duduk berbaris di sofa yang satu-satunya ada di sana. Menunggu kedatangannya dengan sabar. Mungkin, tampang mereka tidak menunjukkan mereka bisa bersabar untuknya.

 

Seunghyun mengatup rapat mulutnya.

 

“Duduklah,” ujar Hongki mempersilahkan Seunghyun. Hanya dia tampangnnya sedikit lebih ramah dibandingkan member lain.

 

“Kurasa dia cukup duduk di lantai,” kata Jaejin dingin.

 

Hyung,,, hati Seunghyun bergumam sedih. Bukankah Jaejin yang biasanya lebih ramah kepadanya.

 

Seunghyun pun duduk di lantai.

 

“Apakah kamu tahu berapa lama waktu yang aku perlukan untuk menciptakan lagu itu?” tanya Jonghoon.

 

“Cukup lama,” sahut Seunghyun pelan.

 

“Apakah kamu tahu seberapa inginnya kami mendapatkan kesempatan itu?” tanya Jaejin.

 

“Aku juga menginginkannya hyung,” ujar Seunghyun.

 

“Lalu?” tanya Jonghoon.

 

“Mianhae,,” cetus Seunghyung. “Jeongmal mianhae,,,”

 

Hongki menggigit bibir bawahnya. “Kesempatan itu tidak datang setiap tahun, Seunghyun-ah.”

 

“Ara,, mungkin tahun depan kita bisa mengikuti lomba itu lagi, akan tetapi tidak ada yang tahu apa kita bisa mendapatkan kesempatan itu atau tidak,” ujar Seunghyun. Dia tahu, dia sungguh tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini. Kesalahan apa yang dia lakukan dan apa akibat dari perbuatannyai itu.

 

“Lalu, kenapa kamu melakukan ini?” tanya Jaejin.

 

“Mencegah lagu kita di putar di radio Karin?” Seunghyun bertanya. “Mianhae,, aku harus melakukan itu.”

 

“Tentu dia punya alasan,” ujar Minhwan mencoba membela Seunghyun.

 

“Aku tidak bisa membiarkan siswa-siswa di sana tahu kalau aku member band indie. Andwe,,,” ujarnya tak berdaya.

 

“Aku mengerti tentang hal itu akan tetapi,,,” Hongki menggaruk tengkuknya, tidak bisa melanjutkan kalimatnya untuk membela Seunghyun. Dia menatap Seunghyun untuk meminta maaf.

 

“Hanya satu tahun. Aku berjanji semua ini tidak akan sia-sia. Aku akan membuat kalian debut setelah aku menemukan orang tua kandungku.”

 

“Kalian? Apa yang kamu maksud dengan ‘kalian’? kami perlu kamu untuk debut,” kata Jonghoon dingin.

 

“Hhhh,,, setahun lagi? Aku harus menunggu lagi untuk debut? Setahun waktu yang lama? Apakah aku harus wamil terlebih dahulu sebelum debut?” ujar Jaejin, menerawang.

 

“Mianhae hyung,” ujar Seunghyun.

 

“Berhenti meminta maaf!” seru Jaejin, bangkit dari sofa dan masuk ke dalam kamarnya.

 

“Aku benar-benar marah Seunghyun-ah,” kata Jonghoon tajam. “Aku berusaha keras menciptakan lagu itu bersama Jaejin dan kamu melakukan itu seperti tidak mengerti usaha keras kami.”

 

“Aku mengerti hyung. Aku terpaksa melakukan itu. Mianhae,, Jeongma mianhae,,,” Seunghyun benar-benar menyesal atas perbuatannya.

 

Jonghoon bangkit dari sofa. “Cepatlah menemukan orang tuamu dan kembali kepada kami,” ujarnya. Dia pergi ke arah pintu dan menghilang.

 

_DH2_

 

“Mereka sangat marah. Aku seperti anak yang dibuang oleh keluarganya,” kata Seunghyun bicara di telpon dengan Leeteuk.

 

“Aku akan menutup telpon. Suasana hatiku sangat buruk, jangan menelponku beberapa hari ke depan,” pintanya ke Leeteuk. Dia menekan tombol merah untuk memutuskan telponya.

 

Dia menatap seluruh sudut kantin. Kemudian kepalanya menunduk, dia tak mungkin menangis di sini. Saat ini kantin sangat ramai, itu membuat Seunghyun semakin pusing. Dia ngin pergi dari sana, tapi Zico dan Zelo mendekatinya secara tiba-tiba.

 

“Mwoya?” tanya Seunghyun dingin.

 

Zelo melingkarkan tangannya di bahu Seunghyun. “Kamu terlihat suntuk,” ujarnya.

 

Zico mengangguk. “Bagaimana kalau kita sedikit melakukan permainan nakal.”

 

“Apakah ada taruhan?” tanya Seunghyun mulai tertarik.

 

Seunghyun mengenal Zico dan Zelo sebelum dia masuk ke sekolah ini. Mereka sering bertemu di club dan sering melakukan permainan nakal ditambah adanya taruhan disetiap permainan mereka.

 

“Kamu playboy di antara kita,” ujar Zico. Zeal mengangguk setuju. “Jadi, permainan kali ini dipimpin oleh kamu.”

 

“Apa yang kita taruhkan kali ini?” tanya Seunghyun.

 

“Aku baru mendapatkan gitar baru dari fans-ku. Aku akan memberikannya kepadamu kalau kamu menang,” kata Zelo.

 

“Kalau tidak?”

 

Zelo tersenyum. “Gitarmu menjadi milikku,” ujarnya.

 

Aku tak perduli apa yang akan terjadi setelah ini, gumam Seunghyun di hati kecilnya. Hatinya sangat buruk dan disaat seperti ini dia ingin bermain-main sedikit sebagai pelampiasan.

 

Seunghyun harus merayu yeoja yang duduk sendiri di tengah kantin. Yeoja itu teman sekelas Zico dan Zelo. Dia adalah siswa tingkat dua. Dan kenapa yeoja itu? Zico dan Zelo tahu, yeoja itu sempat dekat dengan Seunghyun.

 

“Kamu akan menang kalau kamu menciumnya,” bisik Zico.

 

“Di bibir,” bisik Zelo menggoda.

 

Seunghyun mengangguk setuju. Dia pun berjalan menghampiri yeoja itu. “Rin-ah,” ujarnya menyebut nama yeoja itu. Yeoja bernama Rin itu tampak kaget Seunghyun ada di depannya. “Suasana hatiku sedang buruk,” ujarnya. “Bolehkah aku duduk denganmu?”

 

Rin spontan mengangguk. “Apa yang membuat hatimu buruk?” tanyanya.

 

Seunghyun menggeleng. “Sulit dijelaskan,” ujarnya. Tampang itu, seakan dia benar-benar punya masalah besar dan harus dikasiani.

 

Rin tampak kasian kepada Seunghyun. “Kamu dicampakkan yeoja?”

 

Pertanyaan yang tak terduga bagi Seunghyun. “Apakah kamu berharap aku dicampakkan seseorang?” tanyanya.

 

“Aku berharap akulah yang akan mencampakkanmu,” cetus Rin. Benar-benar di luar dugaan.

 

“Wae? Aku tidak menyakitimu kan?”

 

Rin tersenyum simpul. “Geure,, mianhae, aku mengatakan itu karena aku kesal. Kita belum sempat berpacaran.”

 

Seunghyun tersenyum. “Kamu masih menginginkanku?” tanya penuh percaya diri.

 

Rin diam.

 

Seunghyun melipat tangannya di atas meja. Dia memajukan kepalanya mendekati wajah Rin dengan jarak minim. “Katakan kalau kamu masih menginginkanku,” katanya sangat manis. Dia memohon.

 

Rin tetap diam.

 

Seunghyun meredupkan cahaya matanya. “Sepertinya kamu tidak menginginkanku lagi sekarang,” gumamnya sedih. Dia menghela nafas. “Baiklah,, aku harus menjauh darimu kalau begitu.”

 

Seunghyun berdiri. Bukan untuk menyerah dan kalah dari pertaruhan. Permainan baru dimulai. Dia tidak gagal merayu yeoja itu, ini adalah langkah pertama untuk memenangkan taruhan. Dia melangkah pelan. Bibirnya tersenyum seakan tahu, Rin berdiri menatapnya di balik punggungnya.

 

“Seunghyun oppa!” panggil Rin kepada Seunghyun.

 

Seunghyun menoleh seakan tidak tahu apa yang akan terjadi. “Wae?” tanyanya datar.

 

Rin berjalan cepat ke arah Seunghyun. Meraih bahu Seunghyun agar dia mudah berjingkit untuk mencium Seunghyun. Yah,, yeoja itu benar-benar mencium bibir Seunghyun. Dia yang mencium Seunghyun, bukan Seunghyun yang menciumnya. Dan, dia melakukan itu di kantin sekolah.

 

Juniel menjerit melihat yang dilakukan Rin.

 

“Terlalu berani,” gumam Jiyoung tersenyum aneh. Myung Soo hanya menatap kejadian itu sekilas.

 

Seunghyun mengacungkan jempolnya ke arah Zico dan Zelo.

 

Rin masik belum melepskan ciumannya dan ini lebih dari sepuluh detik. Seunghyun enggang melepaskan ciuman itu. Dia menikmatinya, tapi, dia hanya menganggapnya sebagai bonus dari taruhannya. Gitar dari Zelo lebih menggiurkan.

 

Namun, matanya menangkap Minzy yang menatapnya dengan sebelah alis terangkat seolah tidak suka dengan apa yang dia lakukan. Seunghyun melepaskan ciumannya, menjauhkan Rin dari tubuhnya dan satu tangannya menahan bahu Rin agar tidak kembali mendekat kepadanya.

 

Beberapa saat Seunghyun membalas tatapan tak suka Minzy ke arahnya. Dia bingung, ada apa dengan yeoja itu. Kenapa dia menatapku selekat itu? Apa aku baru saja melakuakn dosa?

 

“Aish,,,” Seunghyun baru sadar, dia baru saja mencium yeoja di kantin sekolah. Itu perbuatan dosa? Itu hanya perbuatan yang sedikit berani. Dia menatap Rin, lalu kembali ke Minzy.

 

Apa yeoja itu tidak suka aku perbuat senonor di kantin? Yah,, dia pasti marah karena itu. Seunghyun menyimpulkan.

 

Minzy berdiri dan meninggalkan kantin.

 

“Oppa eoddiga?” tanya Rin saat Seunghyun melewatinya.

 

Seunghyun tidak memperdulikan Rin. Dia melewati yeoja itu seakan patung. Dia berjalan melewati meja yang beberapa menit lalu diduduki Minzy. Dia menatap nampan di atas meja itu. Makanan di sana tidak tersentuh sama sekali.

 

“Ada apa dengannya?” tanya Zelo ke Zico. Mereka berdua tak tahu apa yang akan Seunghyun lakukan selanjutnya.

 

“Playboy selalu aneh,” ujar Zico.

 

“Hanya Seunghyun yang aneh,” ucap Zelo, dia menatap Zico, kemudian keduanya tertawa. --“

 

Kembali kepada Seunghyun. Apa yang dia lakukan sekarang? Dia berjalan dengan jarak dua meter di belakang Minzy.

 

_DH2_

 

Dia mendekatiku? Wae? Aish,, aku tidak peduli,,,

 

Minzy memasangkan headset ke telinganya. Menoleh ke belakang sekilas sebelum menekan tombol play dan mengatur volume senyaring mungkin. Tak ada Seunghyun di belakang.

 

“Hanya perasaanku,” ujarnya, dia pun kembali menyusuri koridor menuju ke suatu tempat.

 

_DH2_

 

Yeoja itu berbelok ke kanan? Bukankah jalan menuju gedung belajar harus berjalan lurus.

 

Seunghyun tidak mengerti kenapa kakinya ingin mengikuti ke mana Minzy pergi.

 

Yeoja itu membuka sebuah pintu si tengah koridor. Seunghyun mengikutinya masuk ke sana setelah memastikan tak ada suara langkah kaki lagi.

 

Itu sebuah ruangan yang berisi tangga darurat. Mungkin tangga itu digunakan para guru saat tak mereka tak bisa menggunakan lif menuju kantor mereka. Seunghyun tidak terlalu mengerti untuk apa ada tangga di gedung itu, dia hanya heran kenapa Minzy tahu tempat ini dan untuk apa dia pergi ke sini setelah menatapnya penuh tidak kesukaan.

 

Tiga lantai, ada 17 anak tangga untuk satu lantai. “Lima puluh,” seru Seunghyun menghitung anak tangga yang dia naiki. Keringat mulai membasahi seragamnya, namun Minzy belum juga berhenti “Ke mana sebenarnya tujuan yeoja itu?”

 

Seunghyun mendesah panjang, dia lelah, tapi dia tetap mengikuti Minzy hingga akhirnya sampai di atap.

 

BLUM! Itu suara yang Minzy ciptakan ketika dia menutup puntu menuju atap dengan sangat keras. Sementara, Seunghyun di belakangnya menutup pintu itu perlahan agar tidak menimbulkan suara yang akan memberitahu Minzy kalau dia ada di sana. Mengikuti Minzy.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Asuka_J12 #1
Chapter 16: Hey hey nasib band lamanya Seung gimana?? Debut (?) lg doong~ >,< *lebih peduli sm ftislandnya ternyata haha*
Oh ya, annyeong hasseyo. Newbie reader here! ^^
Overall saya suka ceritanya, complicated bingit xD tp ada tuh kata2 typo yg sdkit mengganggu. Ada kata 'ampun' di beberapa kalimat di part2 sebelumnya yg padahal kl diperhatikan maksudnya itu kan 'pemilik' ya? Tp gpp, di lain ff bisa diperbaiki :)
miminzy
#2
Chapter 16: satu hal yang aku paling sukai di ff ini, seunghyun dan minzy itu ultimate biasku >.< kyaaaaa!!!! nice story!
jiwonku #3
Chapter 14: Wowww, you are good writer, authornim. This is really complicated but I like this. Next chapter authornim...
yourylau #4
Chapter 14: next chapter authornim.
yourylau #5
Chapter 13: aku udah nunggu lama banget kelanjutan ff ini.
Good job thor.
jj_jw_sh #6
Chapter 10: Plot-nya menarik dan bikin penasaran bangeet...
Ditunggu update selanjutnya, author-nim...^^
ame112
#7
Huwaa...senengnya ada fanfiction minzy dari indonesia..
Gumawo chinggu aahh..
Eiitss bolehkan kalau manggil authornya chinggu..
Walaupun belum baca 1 chapter pun.
Tapi bakalan ku baca sampai chapter 10 malam ini juga...
<3