chapter 3

a dream to find that

"Apa kamu mendengar pembicaraanku?" tanya Seunghyun gugup.

 

Dan, yeoja yang mendengar pembicaraan antara cucu dan kakek itu juga merasa gugup. Takut dia akan dimarahi karena mendengarkan pembicaraan orang lain tanpa ijin.

 

"Kamu mendengarkan semuanya?" tanya Seunghyun lagi. Sorot matanya mendesak yeoja itu untuk segera menjawabnya.

 

Yeoja itu mengangguk. Dia terlalu gugup sehingga tidak bisa mengontrol dirinya. Dia tidak mendengarkan semua pembicaraan Seunghyun. Dia hanya mendengar bagian akhir dari pembicaraan itu.

 

"Dan kamu mendengar semuanya dengan jelas?" tanya Seunghyun, semakin dekat dengan yeoja itu.

 

"Mianhae,,, jeongmal mianhae," ujarnya sangat menyesal. Tulus meminta maaf dan membungkuk rendah kepada Seunghyun.

 

"Aku perlu sesuatu yang meyakinkanku kalau kamu tidak bermaksud mencaritahu siapa aku sebenarnya. Bukti kalau kamu tidak membuntutiku," kata Seunghyun.

 

"Mwo?! Untuk apa aku melakukan itu?!"

 

"Kamu menyukaiku."

 

"Ani!!" kedua pipi yeoja itu memerah dalam gelap.

 

"Lalu,,,?"

 

"Aish,,,, Lupakan saja. Yang jelas, aku tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dan Leeteuk songsaengnim di telpon. Dan, aku tidak mendengarkan semua pembicaraan kalian. Aku hanya mendengar kalimat terakhir."

 

"Eoddiga?!" tahan Seunghyun ketika yeoja itu berniat kabur.

 

"Kembali ke asrama, aku janji tidak akan memberitahu siapapun, Seunghyun-ah,,,,,,"

 

Seunghyun melepaskan yeoja itu. Dia hanya diam menunggu punggung yeoja itu menghilang. Kemudian dia tersenyum, "Kalau kamu memberitahu apa yang kamu dengar kepada orang lain, kamu akan menyesal," ujarnya.

 

_DH2_

 

Akhirnya, tahun ajaran baru benar-benar dimulai. Hari ini, jam pelajaran pertama akan dimulai beberapa menit lagi. Pembagian kelas dan jadwal belajar sudah diumumkan sore kemarin.

 

Pukul 07.15 Seunghyun melangkah pelan memasuki kelasnya yang hampir penuh. Matanya menyapu ke seluruh sudut kelas mencari kursi kosong. Dia tersenyum, ada satu kursi kosong di samping yeoja yang tadi malam berjanji menjaga rahasianya. Seunghyun menghampiri kursi itu dan mendudukinya.

 

"Annyeong Minzy-ya," sapa Seunghyun dengan senyuman lebar.

 

"Hah! Neo!" tunjuk Minzy, kaget Seunghyun duduk di sampingnya.

 

Seunghyun mengangguk. "Yah,,, ini aku, Shin Seunghyun," ujarnya manis.

 

"Aku sudah tahu siapa namamu," ujar Minzy ketus.

 

"Chua, kamu memang harus mengetahui nama orang yang kamu sukai," cerocos Seunghyun semaunya.

 

"Mwo? Mworageo," tanya Minzy, gusar.

 

Seunghyun menarik kursinya mendekati kursi Minzy, melipat tangannya di atas meja Minzy dan menatap wajah yeoja itu begitu dekat.

 

"Aku akan menciummu kalau kamu memberitahu rahasiaku kepada orang lain," kata Seunghyun, mengancam. Cara mengancam seseorang dengan cara yang cukup manis. Tapi, itu bukanlah cara yang manis sama sekali bagi Minzy. "Arasseo?" tanya Seunghyun kemudian.

 

Minzy terpaksa mengangguk. "Ne,,," sahutnya jinak.

 

Seunghyun mengusap puncak Minzy. "Anak pintar," ujarnya. Dan, dia mengubah posisi kursinya kembali seperti semula.

 

"Annyeong hassaeyo!" Sapa namja yang baru masuk ke dalam kelas dan menyapa dengan tegas. Membuat kelas sunyi seketika.

 

"Kita bertemu lagi para siswa-siswa berbakat. Dan selamat datang untuk para siswa Semester Spesial!" Siswa Semester Spesial yang ada di kelas itu sedikit menundukkan kepalanya. "Kalian cukup sopan di hari pertama," ujar sang guru bernama Jungmo.

 

"Guru apa dia?" tanya Seunghyun berbisik kepada Mir.

 

"Kamu tidak mengenal dia?" tanya Mir.

 

Seunghyun mengangkat bahunya.

 

"Gitaris band bernama T-rax. Dia direkrut Leeteuk songsaengnim menjadi guru alat musik di sekolah ini. Terkadang dia menakutkan sehingga para siswa tak mau mencari masalah dengannya. Tapi, dia cukup baik dibandingkan Kyuhyun songsaengnim," Mir menjelaskan semuanya.

 

"Gomawo Mir-ah, menjelaskan siapa aku kepada murid baru," ujar Jungmo nyaring.

 

Mir terdiam.      

 

"Ah, siswa Semester Spesial," kata Jungmo membenarkan kalimatnya sendiri. "Menarik," tambahnya sambil tersenyum kepada Seunghyun.

 

"Aku tidak suka senyumnya," kata Seunghyun bicara dengan Mir.

 

"Baiklah, kalau begitu aku tidak akan tersenyum kepadamu, Seunghyun-ah," kata Jungmo di depan kelas.

 

"Kamu tahu namaku?" tanya Seunghyun kaget.

 

"Tentu," sahut Jungmo santai.

 

Aku benci senyuman itu.

 

_DH2_

 

Suatu malam di asrama wanita, tepatnya di kamar Juniel dan Jiyoung. Setelah lebih dari satu bulan menjadi teman sekamar, baru kali ini mereka bicara. Juniel yang memulai pembicaraan itu. Dia mengamati Jiyoung yang betah berlama-lama di depan jendela mengamati sesuatu di luar sana.

 

"Jiyoung-ah, apa kamu tidak penat berada di sana berlama-lama?" tanya Juniel, dari meja belajarnya.

 

Jiyoung menoleh, tersenyum dan dia menggelengkan kepalanya. "Aniya,," jawabnya manis.

 

"Bolehkah aku tahu apa yang membuatmu betah di sana?"

 

Jiyoung tersenyum. "Bukankah kamu tahu alasanku pindah ke kamar ini?" ujarnya. "Jendela kamar ini bisa melihat jendela kamar Myung Soo dengan jelas."

 

Juniel mendengus dan memalingkan wajahnya.

 

"Dan,,, yang membuatku betah duduk di sini," Jiyoung memberi jeda atas kalimatnya, dia menggigit bibir bawahnya. Dia tampak malu untuk melanjutkan kalimatnya. "Aku sedang memandangi Myung Soo yang juga duduk di depan jendela kamarnya."

 

Juniel kembali menatap Jiyoung, dengan sebelah alis terangkat. "Apa yang dia lakukan di depan jendelanya?"

 

"Kami saling menatap," jawab Jiyoung diiringi senyuman dengan pipi merona merah.

 

Juniel mengatup rapat mulutnya. "Kalian suka melakukan itu?" tanyanya kemudian.

 

"Aku dan dia berjanji harus saling menatap setiap hari meski hanya satu detik. Meski hanya lewat videocall atau apapun."

 

Juniel menganggukkan kepalanya.

 

"Ah, aku baru ingat! Aku ingin menanyakan sesuatu padamu," seru Jiyoung.

 

"Mwo?" tanya Juniel tidak bersemangat.

 

"Begitu banyak poster Infinite di sini, kamu menyukai mereka?" tanya Jiyoung, dijawab Juniel dengan anggukkan lamban. "Siapa yang kamu sukai di antara mereka? Myung Soo?"

 

Juniel diam beberapa saat sebelum menjawab. "Kenapa harus Myung Soo?"

 

Jiyoung mengangkat bahunya. "Hanya menebak," ujarnya.

 

"Apa Myung Soo paling terkenal dibandingkan member lain?" tanya Juniel.

 

"Kurasa,," sahut Jiyoung tak tahu.

 

"Myung Soo kehilangan banyak fans-nya saat kalian mengumumkan hubungan kalian," kata Juniel dingin.

 

"Ara,, tapi sekarang, inspirit sudah menerima hubungan kami kan?" ujar Jiyoung tak begitu yakin dengan kalimatnya sendiri.

 

"Hebat!" puji Juniel tidak bermaksud benar-benar memuji.

 

"Jadi, siapa yang kamu sukai di antara mereka?" tanya Jiyoung lagi.

 

Juniel berpikir. "Sunggyu oppa," gumamnya.

 

Jiyoung mengangguk paham.

 

"Tapi, kalau yang kusukai adalah Myung Soo, apakah kamu keberatan?" tanya Juniel hati-hati.

 

"Ani," jawab Jiyoung santai.

 

"Apa itu tidak membuatmu cemburu?"

 

Jiyoung menggeleng. "Semakin banyak wanitanya yang menyukai Myung Soo, itu semakin bagus. Artinya, namjachinguku adalah orang tenar dan aku bangga bisa memilikinya."

 

"Daebak,,," gumam Juniel salut karena sifat Jiyoung. "Kalau aku menjadi dia, aku akan membunuh siapa saja yang mendekati Myung Soo," Juniel bicara sendiri dengan nada suara rendah.

 

"Jadi, siapa yang sebenarnya kamu sukai? Aku tidak akan marah kalau kamu adalah fans Myung Soo."

 

"Ani, aku tidak suka Myung Soo," ujar Juniel datar.

 

_DH2_

 

Vocal Clas

"Annyeong hassaeyo!" sapa Kyuhyun di depan kelas yang baru akan dimulai.

 

Semua siswa tampak membenahi posisi duduk mereka ketika pria itu datang. Dan, Seunghyun, sempat-sempatnya dia melayangkan ancamannya kepada Minzy dan mengedipkan sebelah matanya setelah itu.

 

"Seunghyun-ah, hentikan tingkahmu kalau tidak mau kulempar spidol ini ke arahmu," ancam Kyuhyun. "Kedipan mata tidak akan bisa meluluhkan hati Minzy. Cara itu terlalu konyol." Dia melihat aksi Seunghyun memberikan kedipan matanya untuk Minzy.

 

"Aku tidak merayu Minzy," ujar Seunghyun membela diri.

 

Minzy mendengus dan menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.

 

Seluruh isi kelas mengeluarkan suara deru untuk menggoda Seunghyun.

 

"Geumanhe!" Seru Kyuhyun. "Kau Seunghyun, sekali lagi kulihat kamu merayu Minzy, aku akan menghukummu."

 

Seunghyun memanyunkan bibirnya.

 

"Kurasa Minzy sangat terganggu dengan rayuanmu itu," tambah Kyuhyun.

 

Semuanya mentertawakan Seunghyun.

 

"Tidak ada yang lucu," gumam Seunghyun menggerutu.

 

"Diam!" seru Kyuhyun tegas dan kelas kembali senyap.

 

"Pertama-tama, aku ingin mengucapkan selamat datang kepada para siswa Semester Spesial yang baru bergabung dalam keluarga besar Karin. Kuharap kalian menyukai asrama kalian dan menyukai semua yang ada di sekolah ini. Dan, kuharap,," mata Kyuhyun memperhatikan setiap mata yang memandangnya." ,,kalian para siswa Semester Spesial menjalani pelajaran kalian dengan serius. Jadwal pelajaran kalian akan bertambah bulan depan. Nikmati semua perjuangan kalian,

 

"Kemudian, yang kusampaikan berikutnya untuk semua siswa tingkat tiga di kelas ini,

 

"Tidak akan ada perbedaan sikap dari guru kepada siswa tingkat tiga atau siswa Semester Spesial. Terserah dia seorang idol atau bukan, dia akan tetap menjalani hukuman kalau dia melanggar peraturan di sekolah ini,

 

"Arasseo?"

 

"NE!!" sahut seisi kelas serentak.

 

Seulas senyuman tipis terlihat di wajah Kyuhyun. "Kuharap kalian semua benar-benar anak yang patuh," katanya berharap.

 

Kyuhyun berbalik beberapa saat membelakangi siswa-siswanya untuk mencari sesuatu di dalam tasnya. Penggaris lipat yang cukup panjang.

 

"Untuk apa penggaris itu?" tanya Jiyoung bergumam.

 

"Bukan untuk menghukum siswa nakal kan?" sambung Seunghyun bertanya.

 

"Ani, dia memang suka mengajar sambil memegang penggaris itu," jawab Juniel datar. Dia sibuk menggoreskan pensil di halaman belakang bukunya.

 

"Tidak ada materi hari ini," kata Kyuhyun, mendelik siswa-siswanya. "Hari ini, aku ingin kalian semua menunjukkan kelebihan kalian di depan kelas. Siapkan diri kalian dalam lima menit. Aku akan memanggil nama kalian sesuai urut absen." Kyuhyun berjalan dan duduk di bangkunya. "Siapkan diri kalian dengan tenang!"

 

Seunghyun menggaruk kepalanya. "Eotteokajji?" tanyanya bingung.

 

"Kamu hanya perlu bernyanyi, menari atau berakting di depan kelas," jawab Juniel, meski tidak di minta.

 

Karin benar-benar hanya menerima siswa berjiwa seni, itu terbukti dengan menakjubkannya para siswa yang saat ini sedang menunjukkan bakat mereka di depan kelas saat jam pelajaran Kyuhyun.

 

Satu demi satu siswa dipanggil, dan mereka maju ke depan kelas. Berdiri di sana, menganggap lantai itu adalah panggung audisi dan Kyuhyun jurinya. Mempersiapkan diri mereka dengan sungguh-sungguh meski hanya diberi waktu lima menit untuk menyiapkan diri.

 

Sebagian dari siswa di kelas itu bernyanyi, sebagian menari dan sedikit siswa berakting di depan kelas. Tak semuanya hebat, bukan berarti mereka tak berbakat. Ada beberapa anak yang memang lamban dan itu membuat penampilan mereka sedikit membosankan bahkan tak enak dipandang.

 

"Shin Seunghyun!" seru Kyuhyun memanggil Seunghyun.

 

Seunghyun melangkah ke depan kelas dengan cool move-nya. Dia berdiri di sana, menatap teman-teman sekelasnya yang juga memandangnya menunggu aksi apa yang akan dia lakukan.

 

Tiga menit kemudian,,, Seunghyun hanya berdiri belum melakukan apapun. Membuat Kyuhyun tak sabar dan beranjak dari kursinya.

 

"Seunghyun-ah, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Kyuhyun.

 

Seunghyun tersenyum.

 

"Aku menyuruhmu menunjukkan bakatmu di depan kelas."

 

"Geure," gumam Seunghyun dengan manis, seakan dia menjawab pertanyaan yang tidak menyindirinya karena tidak melakukan apapun.

 

"Jadi, bakat apa yang ingin kamu tunjukkan kepada kami semua?" ujar Kyuhyun.

 

Seunghyun menggeleng.

 

"Apa maksud dari gelengan kepalamu?" tanya Kyuhyun sambil menunjuk Seunghyun dengan penggarisnya.

 

Seunghyun mendongak, menatap Kyuhyun dengan senyuman. "Aku tak perlu menunjukkan apapun. Aku tak suka memamerkan keahlianku," ujarnya.

 

Kyuhyun menahan emosinya. "Tak suka memamerkan atau tak punya bakat, Seunghyun-ah?"

 

"Kau pikir karena apa aku diterima di sekolah ini?" Seunghyun balik bertanya.

 

"Tak ada yang tahu, maka dari itu aku menyuruhmu menunjukkannya di depan kelas. Aku yakin semua teman-temanmu di kelas ini juga tak tahu kenapa kamu bisa masuk ke sekolah untuk anak berbakat ini. Kenapa Kepala Sekolah mau menerimamu sebagai siswa Semester Spesial."

 

Cara Seunghyun menatap Kyuhyun berubah dratis. Cahaya matanya menatap tajam Kyuhyun. "Apa aku harus memberitahu semuanya?" ujarnya, nada bicara terlalu elegan.

 

"Ttarawa!" kata Kyuhyun pelan di depan muka Seunghyun.

 

"Eoddi?" tanya Seunghyun polos. Raut wajahnya kembali berubah.

 

"Kantorku," sahut Kyuhyun singkat.

 

_DH2_

 

"Hyung, mianhae,,"

 

"Untuk?" Leeteuk menatap Kyuhyun bingung.

 

"Siang ini, aku benar-benar tidak bisa menahan emosiku terhadap Seunghyun," ujar Kyuhyun.

 

Leeteuk tertarik, dia menggeser kursinya menghadap Kyuhyun. "Apa yang dia lakukan?"

 

"Aku meminta semua siswa tingkat tiga menunjukkan bakatnya di depan kelas, tapi Seunghyun hanya berdiri tanpa melakukan apapun. Caranya bicara kepadaku sungguh tak sopan,,"

 

"Apa kamu pernah bicara sopan denganku?" tanya Leeteuk memotong kalimat Kyuhyun.

 

"Hyung,,,!" seru Kyuhyun.

 

"Lanjutkan," ujar Leeteuk sambil melambaikan tangannya menyuruh Kyuhyun melanjutkan bicaranya.

 

"Dia tak mau menunjukkan bakatnya di depan kelas. Dia bilang dia tak perlu melakukan itu. Aku sangat kesal, lalu aku mengajaknya ke kantor untuk bicara. Aku menyuruhnya mengerjakan tugasnya dua kali lipat."

 

"Hanya itu?"

 

"Ani. Aku menyuruhnya terus mengerjakan tugasnya dua kali lipat lebih banyak dibandingkan siswa lain selama dia tak tahu bakatnya apa dan tidak menunjukkannya kepadaku."

 

Leeteuk mengubah kembali posisi kursinya ke posisi semula, sedikit menjauh dari Kyuhyun. "Itu tidak akan membuatnya menunjukkan bakatnya di depanmu," ujar Leeteuk yakin.

 

"Waeyo?"

 

"Meskipun kamu menghukumnya sepanjang tahun, dia akan tetap mengerjakan hukuman darimu tanpa menunjukkan bakatnya."

 

"Wae?" tanya Kyuhyun, sangat ingin tahu kenapa.

 

"Seunghyun sangat mirip dengan ibunya. Dia akan melakukan apapun meskipun dia tidak suka, asalkan itu tidak mengacaukan rencananya," beritahu Leeteuk.

 

"Apa rencana Seunghyun?"

 

"Tidak akan menunjukkan bakatnya meski akhir tahun nanti dia tidak bisa lulus."

 

Kyuhyun bersandar di bangkunya. Memanyunkan bibirnya kepada Leeteuk. “Kenapa dia tak mau menunjukkan bakatnya? Dia anak dari seniman hebat, aku yakin dia mempunyai bakat.”

 

“Dia tak ingin terlalu mencolok di sekolah ini, lalu membuat orang tertarik dengannya dan mencaritahu siapa dia. Itu akan membuat siswa lain di sekolah ini tahu kalau dia cucuku dan mengacaukan rencananya untuk mencari orang tua kandungnya,” Leeteuk menjelaskan.

 

Kyuhyun diam beberapa saat. “Hyung, kenapa kamu tidak memberitahunya siapa orang tua kandungnya?” cetusnya nyaring.

 

Leeteuk menggelengkan kepalanya. “Andwe, dia melarangku.” ‘dia’ yang Leeteuk maksud adalah ibu kandung Seunghyun. “Akan lebih baik kalau Seunghyun mengetahui sendiri. Aku sudah menjelaskan kenapa aku tidak bisa memberitahunya. Aku menjelaskan kenapa dia harus mencaritahu sendiri siapa orang tua kandungnya. Dia mengerti itu maka dari itu dia melakukan semua ini. Sekarang yang dia impikan hanya bertemu orang tua kandungnya. Bakat istimewa dalam dirinya tidak penting sama sekali.”

 

Kyuhyun mendesah, seakan dia merasa apa yang Seunghyun rasakan. “Pastinya menjadi anak tak tahu siapa orang tuanya sangatlah berat untuk Seunghyun,,,” gumamnya.

 

“Kasian? Lalu, apa kamu akan berhenti menghukum Seunghyun?” Tanya Leeteuk nakal.

 

Kyuhyun melotot. “Andwe!” jawabnya mantap

 

_DH2_

 

“Ah, hyung tolong aku,,,” ujar Seunghyun berat, dia baru tiba di rumah kecil yang dia sewa bersama member band indie-nya yang lain. Menyandarkan kepalanya di bahu Jonghoon dengan tampang suram.

 

“Ada apa denganmu?” tanya Jonghoon sambil menggoyang-goyangkan bahunya agar Seunghyun mengangkat kepalanya dari sana.

 

Seunghyun melambaikan beberapa lembar soal di tangannya.

 

“Ige mwoya?” tanya Jaejin merampas kertas soal itu. “Tugas rumah sebanyak ini?”

 

Seunghyun mengangguk berat.

 

“Aish,,, Karin sungguh kejam,” gumam Minhwan setelah ikut melihat soal milik Seunghyun.

 

“Ani,, Karin tidak sekejam itu, hanya saja,,,” Seunghyun tidak melanjutkan kalimatnya.

 

“Wae?” tanya Jonghoon curiga. “Kamu melakukan masalah?”

 

Seunghyun memanyunkan bibirnya dan memalingkan muka dari Jonghoon.

 

PLAK! Tangan Jonghoon melayang menampar kepala Seunghyun, membuat namja itu meringis tanpa suara. “Pabboya? Kalau kamu mencari masalah kamu akan dikeluarkan dari sekolah itu sebelum menemukan eommamu!” kata Jonghoon nyaring, memarahi Seunghyun seperti ayah ^^

 

“Aku tidak mencari masalah hyung, aku hanya tidak menunjukkan bakatku di depan kelas. Kyuhyun songsaengnim marah. Itu yang membuatnya marah kepadaku. Hanya karena itu! Dia menyuruhku mengerjakan tugas lebih banyak dua kali lipat dibandingkan siswa lain.”

 

“Tunjukkan saja!” seru Minhwan.

 

“Andwe,, aku tidak boleh melakukan itu,” sahut Seunghyun.

 

Hongki baru tiba di rumah sewaan mereka, dia berjalan mendekati Jonghoon dan duduk di sana bersama Seunghyun, lalu dia menyerahkan selembar kertas kepada Seunghyun.

 

“Ige mwoya?” tanya Seunghyun terlebih dahulu sebelum membaca artikel di kertas itu.

 

“Aku akan, eh ani, kami akan membantu kamu menyelesaikan tugasmu dan kamu harus membantu kami,” kata Hongki.

 

Seunghyun dan member yang lain menatap Hongki heran.

 

“Kita akan ikut lomba dua minggu lagi. Kita harus membawakan satu lagu dan membuat satu lagu buatan kita untuk acara itu. Aku sudah mendaftarkan nama band kita,,”

 

“Hya,, kamu berbuat semuamu!” potong Jonghoon.

 

“Aish,,, tak perlu berunding dengan kalian. Aku tahu kalian pasti setuju ikut lomba itu maka dari itu aku mendaftarkan nama band kita. Tiga lagu terpilih akan diputar di seluruh radio di seoul. Itu sangat bagus, mempermudah kita agar semakin banyak orang yang mengenal band kita,” ujar Hongki menjelaskan.

 

Jonghoon menganguk-angguk pelan. “Bagus juga,” gumamnya.

 

“Aku setuju!” seru Minhwan.

 

Jaejin mengangguk. “Ini kesempatan untuk kita.”

 

Semua member menatap Seunghyun menunggu jawaban.

 

“Eotteokajji?” Seunghyun malah bertanya.

 

“Kita harus latihan tiap malam,” ujar Hongi.

 

“Aku tahu itu, maka dari itu aku bertanya apa yang harus aku lakuan agar bias latihan tiap malam. Asrama melarangku keluar di atas jam delapan malam,” ujar Seunghyun.

 

“Mau tak mau kamu harus merayu Leeteuk membantumu keluar asrama di tengah malam,” kata Jonghoon santai seolah itu hal mudah.

 

Seunghyun mendesah.

 

_DH2_

 

“Aku belum terbiasa dengan asramaku,” desah Minzy di telpon bicara dengan Boom. “Aku terbiasa tidur bersama kalian di dorm. Di sini tidak ada yang mau sekamar denganku. Kamarku terasa lebih sepi di malam hari. Membuat aku tidak nyaman. Dan, aku tidak bisa tidur,,,”

 

“Pasti sangat tidak nyaman,” ujar Boom di seberang sana.

 

“Eum,,” sahut Minzy bergumam.

 

“Kamu tidak punya teman yang bisa kamu ajak berbagi di sana?” tanya Boom.

 

“Eobsseo, atau belum bertemu saja. Baru beberapa minggu menjadi siswa Karin, eonni. Aku belum mengenal semua teman sekelasku, bahkan aku belum hapal nama mereka semua.”

 

“Terdengar sangat membosankan. Haruskan aku mengunjungi asrama?”

 

“Tentu, eonni harus melakukan itu,” jawab Minzy sedih.

 

“Ah, kenapa kamu tidak pergi keluar dan menyusuri koridor asrama? Kurasa itu akan menyenangkan berjalan sendiri tanpa siapapun di sana,” Boom memberi saran.

 

“Andwe,,” Minzy menolak saran itu.

 

“Sekolah tidak melarangmu berkeliaran di sekitar asrama di tengah malam. Sekolah hanya akan menghukummu saat kamu keluar dari lingkungan sekolah tanpa ijin,” kata Boom tahu peraturan asrama Karin.

 

“Bagaimana eonni tahu itu?” tanya Minzy kaget.

 

“Tentu aku tahu,” sahut Boom santai.

 

“Geure, aku akan mencoba melakukannya,” kata Minzy.

 

“Itu terdengar bagus. Kalau begitu aku menutup telponnya. Annyeong,,” ujar Boom lalu menutup telponnya.

 

Minzy bangun dari kasurnya, mengambil jaketnya dari lemari. Dia berjalan ke arah pintu. Membukanya perlahan. Tak ada siapa pun di koridor. “Aku tidak akan di hukum karena ini,” gumamnya meyakinkan dirinya sendiri.

 

Dia merapatkan jaketnya dan mulai melangkahkan pelan kakinya menuju pintu keluar asrama. Sampai di sini dia tidak bertemu siapa pun. Dia terus berjalan menuju koridor menuju kamar mandi wanita yang juga bisa mengantarkannya ke aula utama Karin. Tempat itu membelakangi gedung asrama wanita sebenarnya, tempatnya yang memang di belakang bangunan membuat tempat itu sedikit suram dan jarang sekali ada anak yang melewati koridor di sana.

 

Dan, di depan kamar mandi wanita di sana ada sebuah taman kecil. Di balik semak-semak di ujung taman ada sebuah pintu kecil tempat pembersih sekolah keluar-masuk.

 

“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Minzy kepada sesuatu yang bergerak di dekat pintu itu.

 

“Ah, Minzy-ya! Kamu mengikutiku?”

 

Minzy menggelengkan kepalanya. “Aku hanya melihatmu saat aku berjalan di koridor ini. Eoddiga?”

 

Seunghyun tertawa. “Aku harus pergi.”

 

“Bukankah kita tidak boleh keluar sekolah di malam hari?” Minzy mengingatkan.

 

“Ara,,, tapi ini darurat jadi aku harus pergi,” ujar Seunghyun, menepuk bahu Minzy.

 

“Bagaimana bisa kamu mendapatkan kunci itu?” tanya Minzy kagum saat Seunghyun memasukkan kunci ke dalam lubangnya, memutar kuncinya dan bisa membuka pintu.

 

Seunghyun tersenyum kuda. “Kamu tahu kenapa aku bisa mendapatkan kunci ini,” katanya kalem.

 

“Ah,, Leeteuk songsaengnim,” gumam Minzy.

 

“Geuru! Jaebal, jangan memberitahu semua ini kepada siapa pun.” Seunghyun menyatukan kedua tangannya di depan wajah Minzy. “Jaebal,,,”

 

“Ne,,” jawab Minzy gugup.

 

“Gomawo. Aku harus pergi. Aku percaya kamu tidak akan memberitahu siapaun. Annyeong!” Seunghyun melambaikan tangannya.

 

_DH2_

 

Seiring berjalannya waktu, Seunghyun menjadi siswa terkenal. Ternyata, dia adalah anak yang sangat periang dan ribut. Dan, dia banyak bicara melebihi kemampuannya, dia terus mengatakan dirinya hebat namun nilainya berada di bawah Mir dan Dongrim. Yah,,, dia dikenal karena kebodohannya #oops ^^v

 

Namun, hari ini setelah semua siswa seluruh tingkat berkumpul di aula utama, Seunghyun tertidur di perpustakan di tengah-tengah tumpukkan buku. Dia bekerja keras menyelesaikan tugas yang teramat banyak dari Kyuhyun.

 

“Kamu terlihat tampan saat tidur, anak bodoh,” puji Juniel.

 

Seunghyun bisa mendengar itu, dia tersenyum. “Gomawo,” ujarnya.

 

“Ireona,” bisik Juniel membangunkan Seunghyun. Menusuk-nusuk pelan pipi Seunghyun.

 

“Wae?” tanya Seunghyun setelah bangun tidurnya.

 

“Kamu di sini menyelesaikan tugas dari Kyuhyun songsaengnim, tapi kamu melewatkankan kelas Boa songsaengnim,” beritahu Juniel.

 

Seunghyun mendesah kesal sambil menggaruk-garuk rambutnya. “Setelah ini kelas apa yang harus aku masuki?” tanyanya.

 

“Bukankah kamu siswa Semester Spesial, seharusnya kamu berada di kelas karena kamu punya jam tambahan belajar.”

 

“Dengan guru siapa?” tanya Seunghyun.

 

“Molla, aku bukan siswa Semester Spesial, Seunghyun-ah,” kata Juniel sambil tersenyum.

 

Seunghyum mencaci dirinya sendiri sambil memukul dahinya. Buru-buru dia memasukan perlengkapannya ke dalam tas dan berlari menuju kelas.

 

Sepuluh menit yang lalu seharusnya dia sudah berada di kelas, namun dia terlambat. Sangat terlambat karena separuh perjalanan pun dia belum melewatinya.

 

Drrr,,, hp-nya bergetar. Sambil berlari dia membaca sms di Hp-nya.

 

Hyungnim : Apa kamu lupa sore ini kita harus ada di atas panggung untuk        

             bertanding? Cepat lari ke

             Sini. Jangan pikirkan gitarmu karena Jaejin sudah         

             membawanya. Palli !!!!!!!!!!!

 

Tanda seru yang sangat banyak membuat nafas Seunghyun terpotong dan dia hampir berteriak seperti yeoja. Jonghoon sangat menakutkan saat marah. Dia tak mau hyungnya itu menjadi mengerikan karena ulahnya.

 

Seunghyun berlari ke arah sebaliknya dari kelas yang harus dia hadiri. Dia berlari menuju pintu rahasianya dan pergi ke tempatnya dan bandnya akan bertanding.

 

“Minzy-ya, katakan kamu tidak tahu aku di mana saat guru bertanya tentangku!” teriak Seunghyun sambil berlalu saat dia berpapasan dengan Minzy di koridor. “Aku harus pergi!” ujarnya.

 

Minzy menatap punggung Seunghyun. “Siapa yang akan menanyakan kamu di mana, kelas hari ini sudah berakhir,” gumamanya dan tentu Seunghyun sudah menghilang saat dia bicara.

 

_DH2_

 

“Aku tidak terlambat kan?” tanya Seunghyun dengan nafas terpotong-potong.

 

“Ani,” sahut Hongki singkat.

 

“Atur nafasmu terlebih dahulu,” ujar Minhwan menyarankan.

 

Seunghyun duduk di sofa di belakang panggung, mengelus penuh sayang dadanya.

 

“Kamu terlihat sangat gugup,” ujar Hongki.

 

“Ani hyung! Aku lelah berlari dari Karin ke sini,” jawab Seunghyun.

 

Jonghoon melempar jaket ke Seunghyun untuk dipakai untuk menutupi seragam Karin yang dia pakai sekarang. “Sebaikanya tidak ada yang tahu kamu siswa Karin.”

 

“Wae?” tanya Seunghyun.

 

“Salah satu jurinya adalah guru Karin. Kalau kita menang dan orang-orang tahu kamu siswa Karin, orang akan mengira kita menang karena dia berpihak pada kita. Palli, saatnya kita bertarung!”

 

“Hyung camkan,” cegat Seunghyun menarik tangan Jonghoon. “Guru Karin adalah juri?” tanyanya tak yakin.

 

Dengan yakin Jonghoon mengangguk.

 

“Aku tak bisa naik ke atas pangung. Dia akan melihatku. Aku akan dihukum karena keluar dari asrama saat jam pelajaran berlangsung.”

 

“Bukankah jam pelajaran sudah berakhir?” tanya Jonghoon.

 

“Aku siswa Semester Spesial hyung!” beritahu Seunghyun dengan gigi beradu. Kenapa hyung-nya itu bisa lupa kalau dia adalah siswa Semester Spesial Karin School dan itu artinya dia mempunyai jam belajar lebih banyak dari siswa lain.

 

Mulut Jonghoon terbuka.

 

“Palli!” panggil Jaejin yang sudah di atas panggung.

 

“Gwenchana, kamu hanya perlu menutupi mukamu dan lakukan yang terbaik,” ujarnya penuh semangat. “Ka!” ditariknya Seunghyun ke atas panggung.

 

Benar saja, salah satu juri yang duduk di deretan meja juri adalah guru Karin. Jungmo, Seunghyun tahu siapa orang itu. Guru musik, gitaris sebuah band yang sudah debut dan seorang senior, jelas dia bisa menjadi juri di sini.

 

Seunghyun menundukkan kepalanya.

 

“Seunghyun-ah, fighting!” seru Minhwan menyemangati Seunghyun.

 

Seunghyun meringis. Bagaimana bisa aku tetap bersemangat kalau seperti ini? Desahnya di dalam hati.

 

Apa yang terjadi kemudian??

 

Seunghyun terlalu sibuk membuat dirinya tak terlihat oleh Jungmo. Dia mengacaukan permainan member lain, membuat sedikit kesalahan di tengah permainan mereka dan itu benar-benar membuat band-nya tidak mendapat juara hari ini.

 

Dengan lemah semua member pergi dari tempat itu. Seunghyun berpisah dari member lain dan kembali ke Karin School.

 

 

_DH2_

 

To Hyungnim :: mianhae aku mengacaukan segalanya TT_TT

 

Seunghyun mengirim sms berisi penyesalannya atas kekacauan yang dia lakukan kemarin.

 

“Aku harus mengerjakan tugas yang begitu banyak dan harus latihan tiap malam, itu bukanlah hal mudah. Aku lelah!” Seunghyun mengeluarkan keluh-kesahnya kepada angin. “Mianhae hyung.”

 

“Jadi, kalian tidak menang?”

 

Seunghyun menoleh.

 

“Aku mengikutimu dan aku melihatmu bermain gitar di acara itu. Akhirnya aku tahu apa bakatmu,” Minzy bicara terlebih dahulu sebelum Seunghyun bertanya kenapa dia bisa tahu tentang acara kemarin. Minzy tersenyum. “Permainkan gitarmu hebat, yah meski sedikit kacau.”

 

“Camkan, bagaimana bisa kamu mengikutiku?” tanya Seunghyun.

 

“Saat kamu pergi, jam pelajaran sudah berakhir. Jungmo songsaengnim tidak bisa hadir di kelas karena itu jam pelajaran berakhir lebih cepat,”

 

“Kenapa tidak memberitahuku?!” celetuk Seunghyun.

 

Minzy tampak berpikir.

 

“Ah, salahku yang terburu-buru. Kalau aku tahu aku bisa keluar dari sekolah ini tanpa sembunyi-sembunyi, kami pasti akan menang,” ucap Seunghyun.

 

“Tapi,, kenapa kamu tidak menunjukkan bakatmu kepada Kyuhyun songsaengnim? Itu akan membuatnya mencabut hukumannya darimu,” kata Minzy hati-hati memberi saran.

 

“Andwe! Aku tidak akan melakukan itu,” jawab Seunghyun.

 

“Wae?” tanya Minzy.

 

Seunghyun tersenyum. “Aku tidak bisa terlalu mencolok di sekolah ini.”

 

“Apa karena kamu cucu Leeteuk songsaengnim?”

 

Seunghyun menggeleng.

 

“Sepertinya aku tidak boleh mengetahui itu,” kata Minzy pelan.

 

“Suatu hari aku memberitahumu,” ujar Seunghyun.

 

“Wae?”

 

Ddrrr... Tiba-tiba Hp Seunghyun bergetar, ada sms yang masuk

 

Hyungnim : tak perlu menyesal terlalu dalam. Kita tidak menang, akan

             tetapi lagu kita terpilih menjadi lagu terbaik. Sekolahmu akan

             memutar lagu itu di radio sekolahmu. Daebak!!

 

“Karin punya radio?” sentak Seunghyun.

 

“Eum,,, Karin punya saluran radio sendiri,” jawab Minzy.

 

“Di mana letak studio radio itu?” tanya Seunghyun langsung berdiri.

 

“Ada apa?”

 

“Lagu band-ku akan diputar di radio Karin!”

 

“Itu bagus.”

 

“Andwe! Namaku akan di sebutkan di lagu itu. Semua siswa di sekolah ini tidak boleh tahu kalau aku gitaris sebuah band indie.”

 

“Wae?”

 

“Itu tidak boleh terjadi. Aku harus menghentikannya. Lagu itu tidak boleh di putar di sekolah ini!” ujarnya panik.

 

“Kamu bisa memintanya kepada Jungmo Songsaengnim,” beritahu Minzy. “Dia punya wewenang untuk radio sekolah.”

 

Seunghyun memegangi kepalanya, rasakanya ingin meledak. Dia berlari menuju kantor guru. Mencari Jungmo, meminta agar lagu band-nya tidak di putar di radio sekolah.

 

_DH2_

 

“Aku senang akhirnya kamu menemuiku,” kata Jungmo tersenyum penuh arti di depan Seunghyun.

 

“Jangan mutar lagu itu di radio sekolah, jaebal,” ucap Senghyun sangat memohon.

 

“Waeyo? Bukankah itu sangat menguntungkan untukmu dan member lain?”

 

“Aku tidak boleh mencolok di sekolah ini.”

 

“Aku tertarik dengan permainan gitarmu. Seharusnya Kyuhyun melihat itu agar dia berhenti menghukummu,” Jungmo bicara sendiri.

 

“Lagu itu tidak boleh di putar di radio sekolah ini. Jaebal,,, jangan lakukan itu. Aku akan melakukan apapun songsaengnim.”

 

Jungmo mengamati wajah Seunghyun yang memohon kepadanya. “Aku tidak tahu apa rencanamu masuk ke sekolah ini.”

 

“Songsaengnim jaebal,” Seunghyun memohon.

 

“Kalau aku memintamu berlutut di hadapanku, apa kamu akan melakukannya?”

 

Kenapa tidak kalau itu akan membuatmu melakukan yang aku pinta. Jangan memutar lagu itu di sekolah ini. Aku akan melakukan apapun asalkan itu bisa menjaga semua rencanaku. Semuanya harus berjalan sesuai rencana. Aku harus bertahan sebagai siswa bodoh di sekolah ini hingga akhir tahun.

 

Seunghyun melipat lututnya satu persatu di hadapan Jungmo. Dia berlutut. Dia sungguh berlutut di hadapan Jungmo agar lagu band-nya tidak di putar.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Asuka_J12 #1
Chapter 16: Hey hey nasib band lamanya Seung gimana?? Debut (?) lg doong~ >,< *lebih peduli sm ftislandnya ternyata haha*
Oh ya, annyeong hasseyo. Newbie reader here! ^^
Overall saya suka ceritanya, complicated bingit xD tp ada tuh kata2 typo yg sdkit mengganggu. Ada kata 'ampun' di beberapa kalimat di part2 sebelumnya yg padahal kl diperhatikan maksudnya itu kan 'pemilik' ya? Tp gpp, di lain ff bisa diperbaiki :)
miminzy
#2
Chapter 16: satu hal yang aku paling sukai di ff ini, seunghyun dan minzy itu ultimate biasku >.< kyaaaaa!!!! nice story!
jiwonku #3
Chapter 14: Wowww, you are good writer, authornim. This is really complicated but I like this. Next chapter authornim...
yourylau #4
Chapter 14: next chapter authornim.
yourylau #5
Chapter 13: aku udah nunggu lama banget kelanjutan ff ini.
Good job thor.
jj_jw_sh #6
Chapter 10: Plot-nya menarik dan bikin penasaran bangeet...
Ditunggu update selanjutnya, author-nim...^^
ame112
#7
Huwaa...senengnya ada fanfiction minzy dari indonesia..
Gumawo chinggu aahh..
Eiitss bolehkan kalau manggil authornya chinggu..
Walaupun belum baca 1 chapter pun.
Tapi bakalan ku baca sampai chapter 10 malam ini juga...
<3