Chapter 1

a dream to find that

"Aish,,, Apa Heechul itu gila?! Seenaknya menyuruhku membuka kembali sekolah yang sudah ditutup. Dia pikir itu pekerjaan mudah? Tidak!" tandas Leeteuk mengakhiri gerutuanya. Dia baru saja keluar dari apartement Heechul, penampilannya sedikit berubah setelah dia melakukan pembicaraan bersama Heechul beberapa jam lalu.

 

"Memang aku ini berhati baik. Semua orang tahu itu. Hhh..."

 

Leeteuk berjalan cepat ke arah mobilnya. Dia segera pergi dari kawasan elit itu.

 

"Mau tak mau aku harus membuka kembali sekolah Karin. Demi Heechul,,," gumamnya di perjalanan menuju Karin School.

 

Sekolah itu, jelas tampak berbeda dari saat terakhir Leeteuk melihatnya beberapa tahun lalu.  Lima tahun, yah,,, Lima tahun.

 

Dulunya, Karin School adalah salah satu sekolah terbaik untuk para anak yang berbakat dalam seni. Tidak sedikit artis terkenal di Korea yang lulus dari sekolah itu. Tetapi, sekolah itu terpaksa ditutup lima tahun lalu karena Wheesung - Kepala sekolah terdahulu, memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya dan tidak ada seorang pun yang bersedia menggantikannya.

 

"Heechul ingin Karin dibuka kembali agar dia mudah memilih murid didik tanpa melakukan audisi. Pasti itu alasannya bersedia mengeluarkan banyak uang. Tak mungkin jika tidak ada tujuan lain." Leeteuk menyimpulkan semuanya sendiri.

 

(Heechul adalah pemilik agency terkenal setelah tidak lagi sebagai member SJ)

 

Blum! Leeteuk membanting pintu mobil. Dia telah sampai di depan gerbang Karin. Dengan punggung bersandar ke mobil, Leeteuk memandangi bangunan itu.

 

"Siapa yang mau menjai guru di sekolah ini?" tanyanya. "Eunhyuk dan Donghae takkan mau. Mereka sibuk dengan group mereka. Yesung? Kurasa dia juga sibuk. Aish,,, lagipula aku tidak mungkin menjadikan semua member sebagai guru di sekolah ini. Para orang tua akan salah paham nantinya."

 

Beberapa menit Leeteuk diam. Tak ada yang menarik dari bangunan itu, dia pun berbalik dan berniat pulang.

 

Tiba-tiba,,,,

 

"Seunghyun-ah!" Leeteuk meneriaki seseorang yang dia kenal. Seorang namja tinggi berumur belasan lengkap dengan seragam sekolahnya yang sedang melintas di depan Leeteuk.

 

"Eo, kenapa kamu ada di sini?" namja bernama Seunghyun itu balik bertanya.

 

"Mendekatlah,,," ujar Leeteuk sambil melambaikan tangan.

 

Seunghyun menggeleng dan menjaga jarak antaranya dan Leeteuk. "Untuk apa?" tanyanya kasar.

 

Leeteuk tidak keberatan dengan nada kasar anak itu. "Seunghyun-ah, apa kamu mau bersekolah di sekolah ini kalau sekolah ini dibuka kembali?" tanyanya.

 

Seunghyun menoleh untuk memandang gedung sekolah itu. "Aku tidak tertarik menjadi artis," jawabnya. "Lagipula, siapa yang bersedia sekolah di gedung penuh hantu itu."

 

"Mmwo? Jeongmalyeo?" tanya Leeteuk nyaring.

 

"Kamu bodoh kalau percaya," ujar Seunghyun sambil berlalu.

 

"Hya!" seru Leeteuk sambil menahan marah. "Anak itu, sangat mirip dengan ibunya. Sombong, sembarangan bicara," umpat Leeteuk setelah Seunghyun menghilang.

 

_DH2_

 

Enam bulan berlalu,,,

Karin School dibuka kembali setelah adanya perbaikan di segala sisi dan setelah dibangunnya gedung baru untuk asrama, ruang praktek, dan aula pertunjukkan. Leeteuk berhasil menemukan orang yang bersedia menjadi guru. Mereka adalah, Jungmo - guru alat musik, Kyuhyun - guru vokal, Taeyang dan Boa yang menjadi guru tari.

 

Tak berbeda dari tradisi Karin dulu, kali ini para guru juga melakukan audisi untuk memilih anak mana yang bisa menjadi siswa mereka. Yang berbeda adalah Karin bukan lagi sekolah yang dulunya berstatus sekolah menengah. Karin School sekarang adalah sebuah unniversitas. Tak hanya bakat yang dinilai di sini, akan tetapi nilai akademik juga sangat diperhatikan.

 

Leeteuk tidak main-main mengurus Karin meski pada awalnya dia keberatan menjalankan jabatannya sebagai seorang Kepala Sekolah.

 

_DH2_

 

Dua tahun kemudian ...

Para siswa yang dua tahun lalu terpilih menjadi bagian dari keluarga besar Karin, sekarang adalah siswa Tingkat Tiga. Itu sebutan untuk semua siswa yang berada di tahun akhir kampus itu. Dan, para  Tingkat Tiga wajib berada di asrama sepanjang tahun di akhir pendidikan mereka.

 

"Hhh, Aku tidak suka dengan Semester Spesial itu," desah Juniel sambil menyandarkan punggungnya di kursi taman sekolah.

 

"Kapan audisi untuk siswa tingkat pertama berakhir?" tanya Dongrim, dia lebih dulu duduk di kursi taman sebelum Juniel.

 

"Pembicaraanmu melenceng dari topik yang kumulai, Dongrim-ah,,," geram Juniel sambil memutar kedua bola matanya. "Audisi itu akan mulai besok, dan tahun ajaran baru akan dimulai minggu depan. Tapi, kita diwajibkan masuk asrama mulai hari ini," ujarnya yang akhirnya tetap menjawab pertanyaan Dongrim.

 

"Kenapa kamu tak suka dengan Semester Spesial?" tanya Changjo, seseorang yang baru datang dan ikut bergabung bersama Juniel dan Dongrim.

 

Juniel memandang Changjo penuh makna. "Karena itu menguntungkan untukmu tapi tidak untukku," katanya tajam.

 

"Jelas! Semester itu sangat membantuku," sahut Changjo.

 

Juniel mendesah panjang. Dia menggelengkan kepalanya sambil melipat tangan di dada, lalu membuang muka.

 

Dongrim mendongak menatap langit musim panas. "Aku tidak peduli dengan Semester Spesial,," gumamnya.

 

"Kau harus peduli!" seru Juniel kepada Dongrim. "Sementer Spesial hanya menguntungkan bagi idol yang ingin lekas lulus." Mata Juniel mendelik ke arah Changjo. Dia menyindir. Changjo debut di tahun pertama dia menjadi siswa Karin dan di tahun kedua dia mengambil Semester Spesial yang artinya dia akan lulus awal tahun ini.

 

"Tidak ada yang salah dengan semester itu Juniel-ah, kecuali kau iri. Atau,,," Changjo menahan tawanya.

 

"Iri?! Cih,,," bantah Juniel.

 

"Atau,,, kamu sedih aku akan segera pergi dari sekolah ini," ujar Changjo melanjutkan kalimatnya.

 

"Cih!" Juniel berjalan meninggalkan Changjo dan Dongrim sambil menarik kopernya menuju gedung asrama.

 

Semester Spesial? Itu adalah program khusus yang dimiliki Karin. Siapa saja bisa mengambil semester itu, tapi tentu ada peraturan di balik semuanya.

 

Saat seorang siswa mengambil Semester Spesial, seorang siswa harus mempunyai status sebagai idol (sudah debut) atau dia bisa debut setelah lulus dari Karin. Jika tidak maka siswa yang belum debut itu tidak akan mendapatkan pengakuan apa-apa sebagai siswa Karin.

 

Siswa Semester Spesial diwajibkan tinggal di asrama meskipun dia bukan siswa Tingkat Tiga. Dan, 'siswa idol' wajib vakum dari jadwal keartisannya selama tahun ajaran berlangsung.

 

"Chukae! Impianmu lulus dari Karin hanya dalam dua tahun akhirnya terwujud," kata Dongrim kepada Changjo.

 

"Aku akan merindukanmu,,," ujar Changjo duduk lebih mendekati Dongrim.

 

"Aish,,, menjijikan," jijik Dongrim mendorong tubuh Changjo menjauhinya.

 

"Kamu pasti akan kesepian tanpaku di asrama," kata Changjo menggoda.

 

"Aniya, aku akan sangat senang!" seru Dongrim. Dia buru-buru meraih kopernya dan pergi tergesa-gesa.

 

_DH2_

 

"Karin mempunyai Semester Spesial untuk para artis dan siswa yang punya rasa percaya diri yang tinggi," ujar Minhwan bicara sendiri setelah membaca sebuah selebaran. "Sekolah itu semakin elit. Dihuni para artis," katanya, memutar kurisnya menghadap semua teman-temannya yang duduk berkumpul di depan sebuah meja.

 

Jonghoon baru saja membawa makanan untuk mereka makan.

 

Mereka? Yah,, mereka adalah sekelompok anak muda yang adalah sebuah group band indie. Dan saat ini, mereka sedang berkumpul di tempat favorit mereka. Sebuah studio bawah tanah milik mereka sendiri.

 

"Seunghyun-ah, kamu tidak tertarik masuk ke sekolah itu?" tanya Minhwan.

 

"Kalau kau berminat dengan sekolah itu, silahkan saja. Aku tidak," ujar Seunghyun cuek.

 

"Apa kamu tidak ingin melanjutkan sekolahmu?" tanya Minhwan nyaring.

 

"I dont care,,," sahut Seunghyun sambil melambaikan tangannya di udara.

 

Plak! Jonghoon menampar kepala Seunghyun. "Kamu akan menjadi bodoh kalau tidak melanjutkan sekolahmu. Ngeband bukan tujuan untuk hidup."

 

"Aish,,,, omonganmu sok bijak hyung!" protes Seunghyun. "Kamu sendiri terlalu ambisi terhadap band ini."

 

"Tapi aku tetap sekolah!" ujar Jonghoon membela diri.

 

"Berhenti menceramahiku!" seru Seunghyun.

 

"Aku berhak untuk itu!" balas Jonghoon tak kalah nyaring.

 

"Hajima!" teriak Jaejin menengahi. "Kalian mengganggu waktu makanku."

 

"Seunghyun-ah, apa kamu masih mencari eomma-mu?" tanya Hongki hati-hati.

 

Seunghyun menoleh.

 

"Kudengar, dulu ada siswa Karin School bermarga sama sepertimu," kata Hongki.

 

Seunghyun terkekeh. "Banyak orang bermarga itu di Korea, hyung,,," katanya.

 

"Siswa itu dekat dengan kakekmu," tambah Hongki.

 

"Kenapa kamu tidak menanyakan langsung kepada kakekmu siapa orang tua kandungmu," ujar Jaejin ikut bicara.

 

"Dia tidak mau memberitahuku," sahut Seunghyun. Lalu, perhatiannya kembali terarah kepada Hongki. "Seberapa dekat mereka?" tanyanya serius.

 

"Na do molla, tapi aku merasa dari kedekatan mereka mungkin saja orang tuamu percaya kepada kakekmu untuk mengasuhmu,,,"

 

Seunghyun menatap Hongki beberapa saat. "Itu pirasatmu?"

 

Hongki mengangguk.

 

"Tak ada salahnya mencoba," gumam Jonghoon.

 

_DH2_

 

Tidak memerlukan banyak waktu bagi Jonghoon untuk mempengaruhi pikiran Seunghyun. Hanya dalam waktu dua hari dia bisa meracuni otak Seunghyun, membuat namja itu mau saja menjadi siswa Karin.

 

"Paksa saja kakekmu menerimamu di Karin dan ambil Semester Spesial itu. Dalam waktu satu tahun kamu harus menemukan identitas orang bermarga Shin itu," kata Jonghoon kepada Seunghyun.

 

"Kalau aku tidak bisa mendapatkan apa-apa?" Seunghyun balik bertanya.

 

"Keluar saja dari sekolah itu," jawab Jonghoon santai. "Toh niat kamu masuk ke sana hanya untuk mencari ibumu. Kamu tidak berniat ingin menjadi artis kan?" matanya melirik Seunghyun.

 

"Aku tidak akan debut kalau tidak bersama kalian!" cetus Seunghyun, yang dia maksud member ft.island.

 

"Chua! Kalau begitu sana pergi kepada kakekmu dan merengek padanya."

 

"Sekarang?!"

 

Jonghoon mengangguk. "Awal tahun ajaran baru akan dimulai beberapa hari lagi." katanya.

 

"Arasseo hyungnim," sahut Seunghyun terpaksa.

 

_DH2_

 

@Kantor Leeteuk, KARIN UNNIVERSITAS

"Eum,,, Dengan senang hati aku akan memperbolehkanmu masuk ke sekolah ini dan mengambil Semester Special itu."

 

"WAE?!" seru Seunghyun berdiri dari sofa empuk di kantor Leeteuk.

 

"Wae?" tanya Leeteuk bingung.

 

"Kupikir aku harus memohon di kakimu," kata Seunghyun nyaring dengan energi berlebihan. Dia takjub, Leeteuk mengiyakan permintaannya masuk ke Karin dengan begitu mudahnya.

 

"Daebak! Hahaha,,,, Kamu benar-benar menyayangiku rupanya," tambah Seunghyun.

 

"Tentu," sahut Leeteuk mengangguk. "Tapi, apa tujuanmu masuk ke sekolah ini?"

 

Seunghyun mengalihkan pandangannya dari tatapan Leeteuk. Dia berdeham untuk membasahi tengggorokannya yang tiba-tiba kering.

 

"Wae?" Nada suara Leeteuk terdengar hangat.

 

Seunghyun pun berbalik dan menatap Leeteuk. Menatap lurus ke dalam mata itu dengan cara tatapan berbeda.

 

"Aku ingin mencaritahu siapa orang tuaku," jawabnya.

 

_DH2_

 

"Gunakan marga Shin saat kamu ada di lingkungan sekolah ini."

 

"Aku tidak terlalu mementingkan margaku," kata Seunghyun cuek, kembali dengan gaya bicaranya yang ketus.

 

"Jangan menggunakan marga Park. Aku tak mau orang-orang tahu kamu adalah cucuku."

 

"Cucu." Seunghyun tertawa ketus. "Ini untuk pertama kalinya kamu menyuruhku menutup-nutupi hubungan kita. Sepertinya menarik! Baiklah,,,, aku tidak akan memberitahu siapa pun kalau aku ini adalah cucu tiri dari seorang leader Super Junior yang sekarang menjabat sebagai Kepala Sekolah."

 

"Dan, kamu wajib tinggal di asrama dan mengikuti pelajaran layaknya siswa yang mengambil Semester Spesial."

 

"Mwo?!" wajah Seunghyun berubah hijau. "Harabeoji. Andwe! Aku tidak mau tinggal di asrama. Andwe,,,," ujarnya langsung merubah sikapnya yang ketus tadi menjadi anak manja. "Andwe,,,," rengeknya di samping Leeteuk.

 

"Kalau kamu tidak mau tinggal di asrama, maka aku tidak akan mengabulkan permintaanmu menjadi siswa Karin dan mengambil Semester Spesial."

 

"Aish,,, chua! Aku akan tinggal di asrama," kata Seunghyun nyaring. Dengan setengah hati menerima persyaratan Leeteuk. Dia cepat angkat kaki dari kantor itu dengan tampang gusar.

 

_DH2_

 

"Ada apa Minarie?!" sahut Seunghyun menjawab telpon Minhwan. Dia masih berada di lingkungan Karin.

 

"Eotte? Orang tua itu mau membantumu?" tanya Minhwan.

 

"Orang tua?!" ujar Seunghyun nyaring.

 

"Kenapa marah aku menyebut Leeteuk itu orang tua?!"

 

"Tutup mulutmu!"

 

"Ara,,,,, Jadi?"

 

"Ahh,,, Ini terlalu mudah. Kukira aku harus bersujud di kakinya agar dia mau memasukkanku ke sekolah Karin."

 

"Tapi ternyata,,,," potong Minhwan.

 

"Dia langsung mengiyakan kemauanku. Hahaha,,," ujar Seunghyun sambil tertawa kecil. Tapi kemudian, tawanya lenyap saat matanya menangkap seorang wanita cantik di depannya. "Tutup telponnya!"

 

"Wae,,,,"

 

"Ada target di depan mata," kata Seunghyun penuh senyum. Wanita itu yang lebih dulu tersenyum kepadanya. Bahkan, dia melambaikan tangan kepada Seunghyun.

 

"Aish,,, Dasar playboy!" umpat Minhwan. Dia menutup telponnya.

 

"Seunghyun-ah!" sapa wanita itu mengenal Seunghyun.

 

"Sohee-ya!" balas Seunghyun menyebut nama wanita itu. "Kamu siswa Karin?" tanyanya.

 

"Eum,," Sohee mengangguk. "Aku mengambil Semester Spesial tahun kemarin."

 

"Jinja? Itu artinya kamu lulus tahun ini?"

 

"Eum,,,," Sohee mengangguk lagi. "Aku akan benar-benar meninggalkan Karin setelah penyambutan siswa baru."

 

"Aish,,, Sayang sekali! Kita tidak akan berada di satu sekolah yang sama,,," gumam Seunghyun. Merubah ekspresinya seakan dia benar-benar kecewa tentang hal itu.

 

"Mwo? Jangan-jangan,,,," Sohee menebak.

 

Seunghyun mengangguk mantap. "Aku baru mengambil Semester Spesial tahun ini," jawabnya berbisik di telinga Sohee. Jarak yang terlalu dekat dan bisikannya itu terlalu menggoda. Berlebihan.

 

Tapi, sepertinya Sohee menyukai hal itu. Itu membuatnya tersipu malu dan memukul pelan lengan Seunghyun. "Sangat disayangkan. Kalau kita mengambil semester itu di tahun yang sama, pasti akan sangat menyenangkan," ujar Sohee.

 

"Sungguh ingin selalu bersamaku? Kalau begitu buat dirimu tidak lulus saja," kata Seunghyun asal.

 

"Andwe,,, Bukankah aku mengambil semester itu agar sekolahku cepat selesai. Jadwal Wonder Girl sangat padat."

 

"Ara,,, Idol sepertimu sangat sibuk."

 

Sohee tersenyum lebar.

 

"Hyung!! Seunghyun Hyung!!"

 

Seunghyun menoleh mendengar seseorang memanggil namanya.

 

"Apa yang kamu lakukan di sini? Berhenti di sana! Jangan mendekat!" seru Seunghyun kepada adiknya Sehyun.

 

"Wae?!" brontak Sehyun, dia tetap mendekat.

 

"Nuguya?" tanya Sohee bingung.

 

"Sekarang, aku yang harus pergi Sohee-ya. Mianhae,,, Annyeong !!" teriak Seunghyun sambil melambaikan tangannya dan berlari dari adiknya sendiri.

 

"Hyung!" teriak Sehyun lebih nyaring. Dia berhenti di samping Sohee.

 

"Apa kamu dongsaengnya Seunghyun?" tanya Sohee ke Sehyun.

 

"Dan, apa kamu yeojachingunya Seunghyun hyung?" Sehyun balik bertanya.

 

Kedua pipi Sohee berubah memerah. "Ani," jawabnya pelan.

 

Sehyun mencibir. Tak penting kalau kau bukan yeojachingunya, katanya di dalam hati dan pergi.

 

_DH2_

 

Seminggu Kemudian ~

Akhirnya, acara penyambutan siswa baru Karin tiba. Tahun ini dilaksanakan lebih mewah dari tahun sebelumnya. Para artis yang mengambil Semester Spesial, maupun yang lulus tahun ini mengajak teman se-group mereka untuk mengisi acara. Jadinya, banyak group terkenal yang hadir di acara itu.

 

Pukul 09.15 di belakang panggung.

"Juniel-ah, waeyo? Kamu terlihat sangat pucat?" tanya Changjo usai tampil bersama groupnya Teen Top.

 

"Eotte,,," gumam Juniel sambil menggigit ujung kukunya.

 

"Apa kamu gugup?" tanya Changjo.

 

"Neomu,,," kata Juniel hampir menangis.

 

"Memangnya apa yang membuatmu segugup ini?"

 

Juniel melirik Minzy di sampingnya. Changjo paham apa yang membuat Juniel gugup. Gadis itu pasti merasa tidak percaya diri tampil bersama bintang terkenal seperti Minzy.

 

"Kamu tidak boleh seperti ini. Meskipun dia senior di luar sana, tapi di sini kamulah seniornya. Kamu lebih mengenal penonton di sini daripada dia," ujar Changjo mencoba menenangkan.

 

Juniel mendengus saja.

 

Changjo menggenggam kedua tangan Juniel. "Gwenchana. Lakukan saja semuanya seperti saat kita di kelas. Arasseo!"

 

"Changjo-ya, kamu teman terbaikku!" seru Juniel, memeluk Changjo dan sedikit menangis.

 

"Panitia menyuruh kita segera naik ke atas panggung," beritahu Minzy kepada Juniel.

 

Changjo tersenyum kepada Minzy, kemudian kepada Juniel. "Gwenchana,,, Minzy orang yang ramah. Dia hanya belum mengenal kamu dan kalian belum berteman," ujarnya kepada Juniel setelah Minzy berjalan lebih dulu ke panggung. Juniel menatapnya tidak percaya. "Aku pernah bertemu dengannya di backstage," beritahunya lagi.

 

Juniel menghembuskan nafas panjang dan menghapus sedikit air mata di ujung matanya. "Aku harus segera tampil!" katanya menyemangati dirinya sendiri.

 

"Figthing Juniel-ah!" teriak Changjo.

 

Juniel hanya melambaikan tangannya.

 

_DH2_

 

Lampu panggung  mati dan saat intro lagu terdengar, barulah beberapa lampu sorot bergerak menyinari panggung secara acak. Ada tiga orang berdiri di sana. Mereka adalah Juniel, siswa Tingkat Tiga Karin School dan dua siswa Semester Spesial yang baru masuk tahun ini. Minzy 2ne1 dan Jiyoung KARA.

 

Mereka bertiga menyanyikan lagu f(x)-Beautiful stranger, Minzy sebagai Amber, Jiyoung sebagai Krystal dan Juniel sebagai Luna. Penampilan yang lumayan kompak untuk tiga orang yang baru saling mengenal dan hanya dalam satu minggu mereka melakukan latihan.

 

"Suaramu bagus," puji Minzy kepada Juniel saat mereka sudah berada di backstage. "Gerakanmu juga. Tidak seharusnya kamu segugup tadi."

 

Juniel meringis. "Aku masih amatir," katanya mengakui dirinya masih pemula.

 

"Asalkan kamu tahu, meski sering tampil aku juga masih suka merasa gugup sebelum tampil," ujar Minzy.

 

"Jadi gugup itu wajar?" tanya Juniel dengan polosnya.

 

Minzy mengangguk dan senyumnya terlihat samar karena cahaya di backstage hanya sedikit.

 

"Gamsahamnida atas kerjasamanya hari ini," seru Jiyoung memotong pembicaraan Minzy dan Juniel. "Maaf tidak bisa ikut kalian mengobrol."

 

"Gwenchana,," sahut Juniel sambil tersenyum.

 

"Gamsahamnida,,," ucap Jiyoung sekali lagi disertai gerakan tubuhnya yang membungkuk hormat. "Aku harus pergi,,," ujarnya.

 

Juniel hanya tersenyum.

 

"Bolehkah aku tahu namamu?" tanya Minzy.

 

"Ne, tentu!" cetus Juniel. "Juniel imnida,,,"

 

Minzy menyalami tangan Juniel.

 

"Dan aku sudah tahu siapa namamu. Hahaha,,, Aneh kalau aku tidak tahu," cerocos Juniel.

 

Minzy tertawa. "Kamu lucu," pujinya.

 

"Hhh,, Aku memang sedikit banyak bicara. Mianhae,,,"

 

"Gwenchana," ujar Minzy.

 

"Kenapa dia bisa ada di sini?" gumam Juniel, tiba-tiba mematung.

 

"Nugu?" tanya Minzy.

 

Tanpa suara Juniel mengangkat telunjuknya menunjuk seseorang di depannya dan Minzy. Minzy mengikuti arah telunjuk itu.

 

"L.kim maksudmu?" tanya Minzy. "Tentu dia bisa di sini. Dia salah satu siswa baru untuk Semester Spesial. Seperti aku dan Jiyoung," beritahunya.

 

Kepala Juniel menoleh perlahan. "Siswa Semester Spesial?" tanyanya hampir berbisik.

 

Minzy mengangguk.

 

Seketika Juniel langsung jatuh ambruk di lantai. Pingsan.

 

_DH2_

 

Pukul 11.34

Aku terlambat! seru Seunghyun di dalam hati. Kakinya berjalan cepat menuju aula utama Karin School. Tempat berlangsungnya acara penyambutan tahun ajaran baru.

 

Dddrrrrr,,,,

 

Hp Seunghyun bergetar. Dia sudah kesusahan berjalan sambil memasukkan seragamnya ke dalam celana agar terlihat rapi, ditambah panggilan masuk di HPnya, dia semakin kesusahan.

 

"Hya, Minarie! Kenapa selalu menelponku?" tanya Seunghyun langsung menjawab telpon Minhwan.

 

Seunghyun berhasil mendapatkan bangku kosong. Dia duduk di sana. Matanya menyapu kursi para guru. Ada Leeteuk di sana sedang menatapnya gusar. Itu pasti dikarenakan dirinya terlambat. Tapi, bukannya takut, Seunghyun malah tersenyum manis sambil melambaikan tangan kepada Leeteuk.

 

"Aku khawatir. Ini pertama kalinya kamu masuk ke sekolah elit," kata Minhwan di telpon.

 

"Maksudmu?"

 

"Kamu akan membuat kami malu kalau kamu bertingkah jelek di sekolah itu," cerocos Minhwan.

 

"Berisik! Aku akan menjadi siswa terpandai. Tenang saja. tak usah khawatir."

 

Bib! Seunghyun mematikan telponnya dan menyimpannya. "Aish,,,, Sangat mengganggu," gerutunya kesal.

 

"Aku tidak tahu kalau dia bisa bernyanyi,"

 

Seunghyun menoleh ke kanan, ke asal suara yang tak sengaja terdengar telinganya. Dia pikir orang itu sedang mengobrol dengan seseorang, tapi tidak. Orang itu bicara sendiri.

 

"Wajar saja kalau siswa Karin bisa bernyanyi," ujar Seunghyun sambil mengerutkan dahinya.

 

Orang itu menoleh. Dia sedikit kaget. Dia tidak menyadari perkataannya bisa didengar oleh orang lain.

 

"Dia salah satu siswa terbaik selama dua tahun ini," kata seseorang yang lain, orang itu duduk di sisi kiri Seunghyun.

 

"Benarkah?" tanya orang di kanan Seunghyun. Dia dan Seunghyun langsung memerhatikan tiga gadis yang sedang tampil di depan sana.

 

Jiyoung KARA, Minzy 2ne1 dan satu lagi yang tidak Seunghyun ketahui siapa. Mungkin gadis itu yang sedang dibicarakan orang di kiri dan kanannya.

 

"Apa penting?" kata Seunghyun tanpa suara sambil memutar kedua bola matanya.

 

"Siapa namamu?" Orang di samping kiri Seunghyun bertanya.

 

"Seunghyun," jawab Seunghyun tanpa menoleh. "Pa," dia langsung menutup mulutnya dan menoleh ke kiri perlahan. Tampangnya sangat serius, dan tiba-tiba berubah. Dia tersenyum sangat manis. "Shin Seunghyun."

 

"Apakah kamu siswa tingkat pertama?"

 

"Siswa Semester Spesial," jawab Seunghyun.

 

_DH2_

 

Saat membuka matanya, sensasi yang sedikit sakit dan berat yang Juniel rasakan di sekeliling kepalanya. Perlu waktu beberapa detik agar dia bisa melihat ruangan tempatnya berada dengan jelas. Dia berada di ruang kesehatan Karin.

 

Juniel masih berbaring. Dia mencoba mengingat-ingat bagaimna bisa dia berada di sini.

 

"Ah,,, aku pasti bermimpi!" desahnya. "Myungsoo tidak mungkin ada di Karin."

 

Juniel turun dari ranjang.

 

"Tidak mungkin,," gumamnya, berjalan gontai keluar dari ruang kesehatan.

 

"Apa acaranya sudah selesai?" tanya Juniel, kepalanya menoleh ke arah gedung aula utama yang berada di seberang ruang kesehatan. "Mungkin masih berlangsung," ujarnya menjawab pertanyaannya sendiri.

 

"Sebaiknya aku kembali ke asrama,,,"

 

Juniel melepas sepatu tingginya. Sepatu itu membuat kakinya sakit karena penat.

 

"Ini satu-satunya cara agar tak seorang pun yang tahu masalahmu dan member Infinite,,, Kamu mengambil Semester Spesial dan tinggal di asrama selama setahun."

 

Juniel berhenti. Dia mendengar suara wakil kepala sekolah di ujung koridor. Tempat seharusnya dia akan berbelok agar dia bisa sampai di asrama.

 

"Apa mereka akan membuangku?" suara itu, Juniel juga mengenalnya.

 

"Tidak! Mereka tidak akan mengeluarkanmu dari group," ujar Boa meyakinkan.

 

"Bagaimana kamu tahu?"

 

"Managermu memberitahuku semuanya."

 

"Aku memang berkelahi dengan Sunggyu hyung, tapi,,, aku bisa meminta maaf dan masalah itu akan selesai."

 

"Masalahnya, kalian berkelahi di tempat umum. Untungnya, tidak ada satu pun orang di sana saat kalian berkelahi. Namun, pihakmu belum memastikan apakah saat itu benar-benar tidak seorang pun yang melihat perkelahian kalian."

 

"Tapi, kenapa aku yang harus masuk ke sekolah ini?" tanya anak itu nyaring.

 

Juniel memberanikan dirinya melangkah maju. Dia memunculkan dirinya di antara dua orang yang sepertinya sedang membicarakan sesuatu yang sangat rahasia.

 

Juniel tidak tersenyum. Matanya lurus membalas tatapan khawatir Boa.

 

"Juniel-ah," seru Boa. "Apa kamu mendengar pembicaraan kami?"

 

"Aku berjanji tidak akan memberitahu siapa pun karena bukan urusanku," ujar Juniel datar. Matanya beralih ke samping Boa.

 

"Apakah dia bisa dipercaya?"

 

"Percayalah padaku Myungsso-ya," ujar Juniel kepada orang itu.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Asuka_J12 #1
Chapter 16: Hey hey nasib band lamanya Seung gimana?? Debut (?) lg doong~ >,< *lebih peduli sm ftislandnya ternyata haha*
Oh ya, annyeong hasseyo. Newbie reader here! ^^
Overall saya suka ceritanya, complicated bingit xD tp ada tuh kata2 typo yg sdkit mengganggu. Ada kata 'ampun' di beberapa kalimat di part2 sebelumnya yg padahal kl diperhatikan maksudnya itu kan 'pemilik' ya? Tp gpp, di lain ff bisa diperbaiki :)
miminzy
#2
Chapter 16: satu hal yang aku paling sukai di ff ini, seunghyun dan minzy itu ultimate biasku >.< kyaaaaa!!!! nice story!
jiwonku #3
Chapter 14: Wowww, you are good writer, authornim. This is really complicated but I like this. Next chapter authornim...
yourylau #4
Chapter 14: next chapter authornim.
yourylau #5
Chapter 13: aku udah nunggu lama banget kelanjutan ff ini.
Good job thor.
jj_jw_sh #6
Chapter 10: Plot-nya menarik dan bikin penasaran bangeet...
Ditunggu update selanjutnya, author-nim...^^
ame112
#7
Huwaa...senengnya ada fanfiction minzy dari indonesia..
Gumawo chinggu aahh..
Eiitss bolehkan kalau manggil authornya chinggu..
Walaupun belum baca 1 chapter pun.
Tapi bakalan ku baca sampai chapter 10 malam ini juga...
<3