Chapter 15

Runaway With The Bachelor

 

Yuyoong’s POV

 

She does look dazzling.

I mean, I know it. I’m the one who put that cake up cosmetic on her face. Well, actually not really cake up. Chaehyun punya kulit terhalus dan terbaik yang pernah aku temui, oh tuhan. Sayang sekali dia menyia-nyiakannya dengan menjadi seorang lelaki. *heartbroken

Dan Sehun. Aku tak menyangka dia akan menemani Chaehyun. Aku tersenyum sambil menatap Chaehyun dengan puas. Dia akan jadi primadona di pesta kami. “Kau terlihat cantik dengan wig itu.” Godaku sambil memainkan rambut palsunya. Dia menggeram. “Don’t push your luck,” ancamnya. Bukannya terlihat mengintimidasi, Chaehyun terlihat sangat manis. Dengan mata tak setajam biasanya, dan dengan blush on serta lip gloss mengilap ringan di bibirnya, siapapun tidak akan menyangka kalau dia sedang mencoba mengancam seseorang. Orang-orang akan menyangka dia sedang menggoda seseorang.

Aku yakin Sehun yang belok pun langsung lurus melihat Chaehyun sekarang.

Oops…. Apakah aku baru saja membongkar obsesiku akhir-akhir ini? xDD ya, kalian benar! Aku diam-diam tergila-gila denga pairing Sehun-Chaehyun… HunChae! I’m HunChae Shipper and proud of it! Aku baru sadar kalau mereka berdua adalah pasangan serasi. Mereka bagaikan Yin dan Yang, saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Apakah ini perasaan seorang fans yang men-shipper artis kesukaannya? *coughpengalamanpribadiauthorcough*

Enough with my current obsession. Start with the match-making session.

“Cepat kau kebawah, aku masih harus mengerjakan semuanya. Sehun sudah menunggumu dibawah~” Kataku, mendorong punggungnya yang tertutup renda. Dia tak mau memakai strapless tadi siang, karena menurutnya dia terlihat seperti perempuan dan dia tak mau Sehun atau siapapun yang menyangka dia lelaki tahu dia perempuan. Menurutku itu konyol. Maksudku, dengan atau tanpa pakaian yang terbuka, dia terlihat secantik dewi Aphrodite! Memakai gaun di tempat pertama adalah kesalahan besarnya. “Kenapa aku harus sendirian!?” protesnya. “Karena aku sibuk sayang. Kau lupa aku salah satu perencana pesta kebun ini?” tanyaku, mengangkat papan jalan dengan puas. “Bagaimana kalau aku tersandung di tangga dan terjatuh?” serunya. “Tentu saja tidak. Ada Sehun yang siap membantumu.” Kataku, diam-diam berteriak-teriak ala fangirl dalam hati. ASDFHGHKJLA. JUST MARRY WITH EACH OTHER WILL YOU.

“Tidak mungkin. Dia pasti akan menertawaiku.”

TENTU SAJA TIDAK! DIA AKAN JATUH CINTA PADAMU. *Spazzzzzzzz

Okay, stop.

“Tidak akan. Dia tidak akan berani menertawai masterpieceku.” Setengahnya benar. Setengahnya lagi, kalau dia berani menertawai Chaehyun dan bukannya menciumnya setengah mati, aku bakal membunuhnya ditempat. Aku tertawa melihatnya. “Oh, satu lagi.” Aku memetik bunga lily gunung mungil yang sengaja kutaruh disebelah Chaehyun dan menyelipkannya ke ikatan wig Chaehyun. Chaehyun menatap bunga tersebut dengan ngeri. “Apa. Apaan. Sih.” Katanya.

“Bunga itu baik untuk peredaran darah…” kataku santai.

“Oh ya? Seumur hidup aku tak pernah mendengar trivia macam itu.” Katanya datar.

Aku hanya tertawa.

“Sudah, cepat kau turun! Aku tak bisa menemanimu turun, maafkan aku~” kataku sambil menyeringai. “Yuyoong,” kata Chaehyun kemudian. “Wae?” tanyaku. “Kalau nanti aku langsung pergi, maafkan aku…” kata Chaehyun tersenyum dan memelukku. Aku tersenyum balik. Aku mengerti situasinya.

“Tentu saja, aku harap kau bisa hidup untuk sebulan kedepan.”

“Meanie,” Chaehyun manyun. Aku tertawa. “Omong-omong, nikmati kembang api yang akan aku buat nanti yaa~”

“Apa? Akan ada kembang api?!” Chaehyun terlihat excited. Aku tersenyum. Keputusanku memang tepat. “Tentu saja! Jangan lupa, lima belas menit sebelum pesta kita selesai, kita akan mengadakan kembang api besar-besaran.” Kataku. Chaehyun memelukku erat dan mencium pipiku. “Terima kasih! Seumur-umur aku belum pernah melihat kembang api dari jarak dekat!” Chaehyun tersenyum dan melepas pelukannya. “Bye!”


End of pov

 

“Sehun-ah!”

Sehun berbalik dan melihat seorang Kai tengah berjalan. “Kai-hyung,” Sehun melihat seorang Wanita disamping Kai. Wanita bermata bulat dan berbibir cukup seksi. Tidak seseksi bibir Chaehyun, pikir Sehun tanpa sengaja. What the fu?! Kenapa aku terus memikirkan bocah itu!?

“Ini Kyungsoo,” kata Kai, tersenyum ala playboy. “Kyungsoo-ya, ini temanku,” kata Kai. Tangannya melingkar di pinggang Kyungsoo penuh keintiman. Wanita mungil bernama Kyungsoo itu hanya memerah dan membisikkan “Uh., a-aku K-Kyungsoo” dan terdiam. Sehun menaikkan alis, Kyungsoo? Nama yang aneh untuk seorang wanita… sampai akhirnya Sehun menyadari bahwa ada yang tak beres dengan Kyungsoo. Sehun menyeringai dan menggelengkan kepala.

“Well well, Hyung.  Job well done, isn’t this a good catch?” Sehun bertanya dalam bahasa inggris, mengarah pada ‘teman’ yang dibawai Kai dengan nada santai. “I’ve no idea what the hell you’re talking about, Sehun.” Kai menyeringai. Sementara mata Kyungsoo melebar dari biasanya, matanya dipenuhi kebingungan. “Weren’t you as straight as line?” Tanya Sehun. Kai itu master dari segala playboy di dunia. Hampir seluruh wanita pernah dia pacari. Baru kali ini dia melihat Kai menggandeng pria untuk datang ke sebuah pesta. Well, pria yang manis. “I was. Now I think having  a cute little boyfriend like him doesn’t hurt. He looks like a girl for some occasion.”

“You force him to dress like a girl?!” Sehun menatap Kai kaget. Kai menaikkan bahu. Kyungsoo menatap Kai dengan matanya yang lebar dan makin melebarkan matanya (as if it possible) ketika Kai mencium hidungnya. Sehun tiba-tiba teringat dengan Chaehyun. Chaehyun juga akan berpakaian seperti wanita…

Cut it off, geram Sehun. Kenapa dia bahkan peduli apa yang akan Chaehyun kenakan? Bukankah dia tidak peduli apapun yang Chaehyun lakukan… kalaupun Chaehyun telanjang, dia tak akan peduli. Tunggu, dia sangat peduli. Perasaan marah menjalari kepalanya ketika membayangkan tubuh polos Chaehyun diterkam pria-pria di sini…

“Ada apa dengan wajahmu?”

Suara familiar itu membuat Sehun kaget, dan dia berbalik untuk melihat…

 

 

 

Chaehyun.

 

 

 

.

.

.

.

 

 

 

“ugh, hei. Ini aku.” Kata Chaehyun awkward. Kai bersiul. “What a nice woman you have there, Sehun. Mind to share?” kata Kai. Chaehyun menatap Kai dengan datar. “Well, if you want to share my body or something, don’t ask Sehun. Ask straight to me.” Kai menatap Chaehyun kaget. Dia tidak mengira wanita cantik didepannya mengerti bahasa inggris. Sehun mengurut kepalanya. Dia tak menyangka Chaehyun akan… ugh. Lupakan.

Ide Chaehyun telanjang sepertinya lebih baik.

“Kai, Kyungsoo, ini, uh… Chaehyun. Chaehyun, ini Kai dan Kyungsoo.” Kata Sehun. Kyungsoo membungkuk dan memerah. “Halo! Aku Chaehyun.” Kata Chaehyun tersenyum kea rah Kyungsoo dan menyeringai ke Kai, “Hai, sori buat yang tadi du—“ Chaehyun berhenti setelah Sehun menginjak kakinya. “Maaf, sepertinya dia sakit. Aku ingin bicara dengan dia sebentar.” Kata Sehun dan menarik tangan Chaehyun menjauh dari Kaisoo Couple. “What on earth are you doing?!” bentak-bisik Chaehyun. “kau itu seorang lady, seharusnya kau bersikap seperti lady,” kata Sehun dengan mata datar. “Aku tidak mengaku jadi seorang lady.” Omel Chaehyu. “Dengan pakaian begitu mau tak mau kau harus berlaku seperti salah satunya. Sekarang, hapus perbendaharaan kata ‘dude’, ‘Oke’, ‘nggak’ dan kata-kata kasar lainnya.”

Chaehyun hanya memelototi Sehun. Sehun memasang face.

“Apa Chaehyun-ssi tidak apa-apa?” Tanya Kyungsoo dengan suaranya yang halus. Chaehyun menatap Kyungsoo, meringis dan kemudian mengangguk. Kai hanya menyeringai. “Sepertinya kalian berdua bisa jadi sahabat baik,” kata Kai. Sehun memutar bola mata. Sudah Yuyoong, dan sekarang Kyungsoo. Sepertinya Chaehyun punya kemampuan untuk menarik wanita—atau lelaki—yang mempunyai watak yang halus.

Tidak termasuk Sehun.

Ketika Kyungsoo dan Kai pamit untuk menyapa kenalan Kai yang lain, Chaehyun memulai pertanyaan yang sedari tadi ia tahan karena adanya orang luar. “Apa kau sudah bertemu dengannya?”

Sehun menghirup wine-nya dan menatap Chaehyun yang mengunyah sandwich dengan lahap dan berisik.

“Jangan perlihatkan gigi ketika makan.” Tegur sehun, “Dan aku belum melihatnya.”

“Aku akan memperlihatkan apapun yang aku inginkan ketika aku makan.” balas Chaehyun. “Berhati-hatilah, aku mencium kehadirannya disekitar kita tapi aku masih belum bisa melihat wujudnya.”

“Kau berbicara seolah-olah Myunghee-ssi adalah hantu.”

“Menurut ku dia monster, bukannya hantu.”

 “Tunggu sampai kau bertemu dengan ayahku, kalau begitu.” bisik Sehun, tapi masih terdengar oleh Chaehyun. “Kenapa?” Tanya Chaehyun. “Hmmm… dia… dia sangat licik. Hampir mirip dengan ayahmu, tapi bedanya aku masih berkomunikasi dengannya.” Kata Sehun. “Begitu? Ayahmu, bagaimana dia terlihat?” Tanya Chaehyun, membayangkan Sehun sepuluh tahun kedepan. Dia hampir tak pernah melihat Sehun berkomunikasi dengan ayahnya selama empat minggu mereka bersama, tidak seperti yang baru saja Sehun katakan. “Entahlah, dia terlihat seperti orang tua biasa untukku.”

“Itu pandangan yang objektif sekali.”

“Terima kasih.”

“Bagaimana dengan ibumu?” Tanya Chaehyun tiba-tiba. Tidak biasanya dia penasaran seperti ini. “bagaimana dengan ibuku? Entahlah.” Kata Sehun ringan. “Dia meninggal ketika melahirkan aku.”

Chaehyun terdiam, tidak yakin harus meminta maaf atau diam.

“Menurut foto yang aku lihat, dia terlihat sangat… yah, cantik. Aku tak bisa bilang yang lain. Ayahku bilang matanya mirip dengan mataku, dan rambutnya… rambutnya terlihat sangat halus di foto itu.” Sehun terdiam ketika memandang kekejauhan, “Aku tak bisa menggambarkan bagaimana ia terlihat sekarang karena dia juga tak lagi berada di sisiku.”

Hening sejenak. Chaehyun memandang sandwhich ditangannya dan meletakkannya ke piring. “Aku…”

“Tidak, kau tak perlu minta maaf.” Kata Sehun cepat. Dia tahu seharusnya dia tak menceritakannya pada Chaehyun, seorang asing. Orang-orang selalu begitu, mereka mengetahui kematian ibunya dan kemudian mereka akan meminta maaf seakan-akan hidup Sehun akan berakhir satu-dua hari lagi.

Sehun muak akan hal itu.

“Sebenarnya, aku mau bilang kalau ibuku juga sudah meninggal.” Kata Chaehyun.

Sehun berbalik menatap Chaehyun, agak kaget.  “Dia meninggal diumurku yang kedelapan, kecelakaan.” Kata Chaehyun. “Aku sedang bermain di taman, ketika aku melihatnya… ibuku terjatuh dari balkon kamarnya.” Kata Chaehyun. Sehun terpana. “Kau… melihatnya?” Tanya Sehun. “Segalanya. Aku kira dia tak apa-apa. Hanya bermain-main atau apa, kau tahu, aku masih bodoh saat itu. Semuanya terasa sangat membingungkan ketika ayahku menangis dan Bree menutup mataku, mendorongku masuk ke dalam kamar. Aku baru tahu artinya mati ketika umurku Sembilan.”

Sehun menatap Chaehyun yang meminum sodanya.

Keheningan yang memeluk mereka sekarang tak bisa jadi lebih baik lagi. Sehun mempelajari dibalik segala kecerobohan dan kekasaran Chaehyun ternyata Chaehyun adalah anak yang kuat. Dia memang mendengar istri Kim Myunghee meninggal dunia tetapi dia tak tahu kejadiannya bisa setragis itu.

“Wah, wah… Jadi sekarang kau berubah?”

 

 

Suara itu membuat Chaehyun membeku. Sehun lebih cepat dalam memperbaiki kekagetan dirinya dan tersneyum ke arah suara.

“Kim Myunghee-ssi,” kata Sehun dengan hormat. Bagaimanapun dia adalah orang yang lebih tua. Chaehyun masih tak berbalik juga, mungkin sangat kaget. Sehun meraih pinggangnya dan memutarnya lembut. Wajah Chaehyun terlihat sangat keras. Myunghee-ssi memandang Chaehyun dan memiringkan kepalanya. “Kau tahu…” katanya dengan suara yang sangat lembut. “Kau terlihat seperti ibumu. Sangat cantik.”

Tangan Chaehyun terkepal menjadi bola keras.

“Tidak ingin berbicara, huh?” helaan nafas Myunghee-ssi terdenga lelah. “Dan hai, Oh Sehun-goon. Sudah lama kita tidak bertemu.” Mereka menjabat tangan. “Senang bertemu denganmu, Myunghee-ssi.” Kata Sehun. “Kuharap anakku tidak membuatmu repot.” Kata Myunghee-ssi. “Sejauh ini dia sangat merepotkan sekali, tapi hal itu ‘setimpal’.” Kata Sehun, with air quotation on his sentences.

Myunghee-ssi mengangguk, mengerti apa yang dikatakan oleh Sehun.

“Kita akan mengadakan gencatan senjata sekarang,” kata Myunghee-ssi. “Tapi gencatan senjata ini akan berakhir tepat setelah aku meninggalkan kalian berdua….”

Chaehyun terdiam, menerima tantangan tersembunyi dibalik perkataan Myunghee-ssi. Sehun sepertinya mengerti akan pesan Myunghee ssi dan tersenyum. “Maafkan anakku, karena dia kau jadi ikut-ikutan dalam permainan kami,” kata Myunghee-ssi, setengah meminta maaf, setengah berharap Sehun akan pergi saja. Dengan adanya Sehun di pihak Chaehyun, semuanya akan jadi lebih sulit untuknya.

Sehun hanya tersenyum kecil.

“Kau cukup berani menghadapiku sekarang, Chaehyun.” Kata Myunghee, terkekeh geli.  “Apa kau lupa seperti apapun kau memakai penyamaran aku akan selalu bisa tahu itu adalah kau?”

“Aku tak pernah lupa akan hal itu.” Kata Chaehyun, sambil lalu. “Aku hanya ingin datang saja.”

“Apakah dia sudah tahu?” Tanya Myunghee, matanya bersinar karena terhibur. Chaehyun mengerti apa yang dikatakan ayahnya.

Dia bertanya apakah Sehun sudah tahu dia adalah perempuan.

 “Bukan urusanmu.” Kata Chaehyun, tidak ingin membuat Sehun curiga. Myunghee-ssi mengangguk lagi. “Jadi Sehun belum tahu? Hmmm… semuanya makin terasa menegangkan…”

Sehun menatap Chaehyun datar walau ada kerutan di dahinya. Apa ada hal yang masih belum dia ketahui?

 “Waktu mu hanya tinggal sebulan lagi hingga taruhan kita selesai.” Kata Myunghee-ssi, melangkah kebelakang. Chaehyun mulai menarik Sehun mundur, tahu kalau sekaranglah saatnya mereka ‘kabur’. “Ingat… sebulan, dan kita akan lihat siapa yang memenangkan semuanya…”

Myunghee-ssi berbalik, dan punggungnya menghilang dibalik keramaian. “Sekarang,” kata Chaehyun, dan Sehun segera berbalik untuk berlari masuk ke dalam rumah. “Apa yang akan kita lakukan sekarang?” Tanya Sehun. “Entahlah. Tanyakan pada sekretarismu, kemana kita akan pergi selanjutnya?” Tanya Chaehyun. “Dia sudah mengirimkan jadwalnya, dan dia bilang aku punya jadwal kosong untuk hamper sebulan kedepan.” Kata Sehun. “Bagus, dengan begitu kita punya bidang luas untuk menghindari ayahku… sekarang jam berapa?” Tanya Chaehyun. Masuk kedalam kamarnya dan memasukkan barang-barangnya, melempar koper Sehun dan dalam sekejap mereka sudah berganti baju. “Setengah sepuluh malam.” Kata Sehun. “Aku sudah membeli tiket pesawat untuk berjaga-jaga.” Kata Sehun, menunjukkan paspor mereka berdua dan dua lembar kertas.

“Bagus, aku cinta padamu.” Kata Chaehyun dan meraih kepala Sehun untuk mengacaknya. “Aku masih lebih tua lima tahun dibandingkan kau.” Geram Sehun. “Siapa peduli? Ayo.” Chaehyun membuka jendela dan melihat kebawah. “kau mau aku meloncat kebawah?” Tanya Sehun ngeri. “Tidak, bodoh. Pasti pengawal bodoh ayahku sudah menunggu dibawah.” Kata Chaehyun. “Lalu bagaimana kita akan keluar dari sini?” Tanya Sehun. Chaehyun hanya diam bergeming. “Yang pasti kita aman  sampai pesta selesai. Mungkin.“

“Pesta selesai jam 11.45.” kata Sehun cekatan. “Dan sekarang sudah hampir jam sebelas.”

“Empat puluh menit. Kita harus keluar dari rumah ini dalam waktu empat puluh menit tanpa tertangkap satu pengawalpun.” Kata Chaehyun lagi. Sehun mengerjap, dia mendapat sebuah ide. “Aku dapat ide.” Kata Sehun. Chaehyun menatapnya dengan pandangan ‘apa!?’ dan menuntut. “Kita butuh bantuan Yuyoong.”

“Bukankah kau sendiri yang bilang bahwa kita tidak boleh melibatkan Yuyoong?” protes Chaehyun.

“Ini beda,” kata Sehun. “Kita hanya butuh sedikit bantuan darinya—“

“Ada yang memanggilku?” Suara Yuyoong terdengar, membuat Chaehyun dan Sehun berbalik dengan penuh kelegaan.

 

~~~

 

“Terus berpencar, jangan sentuh bagian dalam rumah tapi awasi ketat bagian luar, terutama kamar mandi dan balkon kamar tidur.” Kata Sungjong, ketua divisi investigasi dengan earpiece di telinganya. Ditangannya terdapat sebuah wine terlihat. Para wanita memandangnya penuh minat namun Sungjong tidak member sedikit pun peduli pada mereka. Sebulan dan yang seharusnya mereka dapatkan tak juga mereka dapatkan. Penghinaan besar terhadapnya secara privasi.

Tapi toh mala mini dia akan mendapatkannya, dia yakin itu…

Tiba-tiba dari atas balkon terlihat Luhan yang memegang mike. Perhatian para hadirin terarah pada wanita tersebut.

“ladies and gentleman,” suara lembutnya memenuhi pesta kebun tersebut. “Malam ini adalah malam akbar yang mana merupakan pesta pelepasan antara Mr. Kevin Jenskins dan Mrs. Amy Jenskins.” Katanya. “Kami akan sangat senang jika anda menikmati kejutan yang sudah kami buat.”

Beberapa detik kemudian illuminasi dan lampu neon yang dililit serta dipakai untuk penerangan disekitar mereka meredup, sedikit demi sedikit dan akhirnya menggelap. Suasana gelap total, dan tiba-tiba terdengar suara siulan dari arah barat—bertolak belakang dari arah si pemegang mike—dan ledakan kembang api yang luar biasa indah terlihat. Para hadirin menatap kembang api tersebut dengan mulut terbuka, perhatian mereka terpana dari sana.

Sementara itu Sungjong mengerutkan dahi. Bukankah kembang api akan dilakukan lima belas menit sebelum acara berakhir?

Sungjong melebarkan mata ketika menyadari apa yang sedang terjadi. “kepada tim ABC, jaga gerbang depan secepat mungkin. Ulangi, seluruh tim ABC, jaga gerbang depan secepat mungkin.”

“Hanya gerbang depan komandan?” Tanya salah satu dari mereka.

“Gerbang depan saja.” Sungjong berlari secepat mungkin menuju ke gerbang depan sekaligus berusaha agar tidak dilihat para pengunjung. Hal yang cukup mudah karena perhatian mereka teralihkan oleh kembang api. Sesampainya digerbang, rekan-rekannya sudah menunggu dengan waspada. Sungjong secepat kilat bersembunyi dibalik semak-semak yang ada.

 

Keheningan menyusul…

 

Hingga kemudian terdengar suara gemeresak yang mencurigakan.

 

Kena kau, Sungjong menyeringai dan meraih pistolnya dengan erat. Bawahan Sungjong menatap SUngjong meminta aba-aba. Sungjong menaikkan tangannya menyuruh mereka untuk tenang. Suara gedebuk pelan terdengar dari gerbang, dan Sungjong langsung memulai aba-aba untuk meringkus Chaehyun.

 

Seseorang dengan selimut hitam, pikir Sungjong. Kenapa dia hanya sendirian?

 

“Lepaskan selimutnya,” perintah Sungjong, hampir seluruh bawahannya mengacungkan pistol ke arah Chaehyun. Chaheyun tak bergerak ketika selimutnya terbuka—

 

“Kau!?” Sungjong melebarkan mata ketika dia tidak melihat wajah Chaehyun atau Oh Sehun—melainkan sebuah topeng badut yang dikenakan seorang wanita berambut panjang. “Sialan—kita ditipu—“

 

“ENAK NGGAK DITIPU?”

 

Suara teriakan itu membuat Sungjong terkesima dan melihat kebelakang mereka. Chaehyun berdiri tepat didepan sana, siap-siap menaiki mobil. “Selamat tinggal~” Chaehyun melemparkan mereka ciuman udara dan meloncat ke mobil secepat kilat. “Kejar mereka!!!” seru Sungjong geram, dan hampir sebatalyon penuh mengejar mobil tersebut. “Bodoh!! Kalian tangkap wanita itu—“ Sungjong berteriak menunjuk kea rah wanita yang memakai topeng tersebut—Dan disambut oleh keheningan malam. Wanita itu sudah kabur.

 

“AAAARGHHHHHH!!!!!” burung gagak yang tengah bertengger tenang hampir terjatuh ke tanah—kaget.

 

 

 

 

“Bagus juga kerjaanmu,” kata Chaehyun menyeringai. “Aku tak tahu kalau rumah Luhan-ssi punya jalan rahasia.”

“Aku juga baru tahu,” kata Sehun memutar bola mata. “Rumah Luhan itu bekas kastil, sudah pasti ada jalan rahasianya…” Chaehyun mengangguk dan mengerutkan alisnya. “Aku takut Yuyoong kenapa-napa.”

“Aku sudah mengirimkan bodyguard khusus untuk menjaga Yuyoong,” kata Sehun. “Lagipula, dia memakai topeng konyol itu. Ide yang cukup buruk untukku.” Kata Sehun. Chaehyun menyeringai. “Paling tidak dia tidak cepat diketahui identitasnya,” kata Chaehyun. “Apakah Luhan bertanya sesuatu?” Tanya Chaehyun. “Tidak, untunglah. Karena kalau tadi dia bertanya kenapa kita meminta dia memajukan pesta kembang apinya, aku akan berakhir membohongi Luhan dan aku tidak suka hal itu terjadi.”

“Kau benar-benar suka Luhan, ya?”

“….”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

I’m sorry if this chapter is not relevant. My head exploded due to extreme pressure and I don’t have any time to type this chapter. 

sorry for not updating triple chaps-____________- i don't have any time and i feel like an  now DDDDDX I'M VERY SOOOOWWWYYYYYY!!!!!!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
morinomnom
subsribers runaway with the bachelor, upvote please?

Comments

You must be logged in to comment
Wjpark #1
Maaf, aku mau nanya sebelumnya. Ini ff hasil remake atau bukan? Soalnya, dulu banget aku kayak pernah baca ff ini. Tapi ff nya make bahasa inggris dan main cast nya itu HunHan. Terimakasih, dan maaf kalau aku salah kira hehe
Eunji07 #2
Chapter 31: satu kalimat yang aku ucapkan saat membaca baris terakhir di cerita ini, "yaaah kok udah tamat"

Jujur sebenarnya aku kurang suka ff yang menggunakan tulisan tidak baku. Tapi untuk cerita ini, pengecualian hahahaha. Aku SUKA SEKALIII. Terimakasih sudah membuat cerita yang keren, menarik, membuat penasaran, dan tentunya mengalir dengan indah dan menyenangkan sampai akhir cerita.
vinthisworld #3
Pengin baca ulang: "
Desirened
#4
Chapter 8: Keke, syarat ke 5-6 kek pengkaderan osis aja xD
sevenineLu #5
Jhoa Jhoa Jhoa
fukkdown #6
Chapter 31: 진짜 진짜 진짜 대박이다
alexellyn #7
Chapter 31: good job for the author. kenapa aku berharap ff ini ada sequelnya ya? rate-m pula. ckck. semangat untuk buat karya2 berikutnya~
luhaena241
#8
Chapter 31: Aku telat baru tau kalau 2 chapter akhirnya udah publish kkk.
Two thumbs up u/kamu!!
Suka banget bacanya dr awal, yt pertama" ngira ini ff hahhahah ga taunya bukan, hanya ada tokohnya saja yg seperti itu.
Alurnya panjang, keren, n detail tp tentu gak ngebosenin. Imajinasi kami tinggi n daebak bgt! Bagaimana kata demi kata kamu susun sehingga membentuk kalimat" yg apik terkemas didalam ff ini~
Ah, I can't talk anymore, just "two thumbs up" for you!! (y) (y)

Keep writing n fighting ne!!^^
Oiya, ngelawaknya jg dapet, terkocok" sangat ini perut kkkk
luhaena241
#9
Chapter 29: Akhirnya ff ini publish kembali!! Senangnya~ :*
Mnieunra #10
Chapter 31: >< FFnya bagusss banget haha..
Ampe greget bacany, awalny bingung mana chaehyun mana sehun ._. Tp lamalama udh nggak kok :)
keep writing '-')9