Chapter 3

Careful What You Wish For

 

Seungcheol bukan orang terakhir yang memasuki ruang rapat. Bahkan ia tidak telat. Jam di dinding baru menunjukkan 8.55 tetapi Jeonghan sudah berkacak pinggang dan memelototi siapapun yang baru masuk, termasuk dirinya. Kadang ia mempertanyakan mengapa ia mempekerjakan Jeonghan yang maniak disiplin sebagai asistennya.

“Nah, mari kita mulai rapat hari ini.” Seungcheol membuka suara. Beberapa orang selain dirinya yaitu Jeonghan, Wonwoo dan Soonyoung mulai melaporkan hal-hal penting dari divisi masing-masing. Keadaan tidak terlalu buruk. Keuntungan mereka tidak begitu banyak, tetapi tidak ada keluhan mengenai fans sasaeng yang berusaha menyusup ke dorm artis mereka dan tidak ada skandal yang melibatkan artis mereka, dan itu sudah lebih dari cukup bagus untuk Seungcheol.

“Nama Vernon sedang melejit sekarang,” kata Seungcheol, “album barunya sukses. Aku ingin memastikan dia terekspos dengan baik. Wonwoo, tolong monitor penjualannya dan buat laporan untukku.” Wonwoo mengangguk mengiyakan.

“Jeonghan, beritahu manager Vernon agar lebih memberi kebebasan pada Vernon untuk berinteraksi dengan fans di media sosial, tetapi perhatikan apa yang ia tulis. Bilang, ingatkan Vernon apa saja yang boleh dan tidak boleh dikatakan. Wartawan sekarang ini ganas, satu kata saja salah maka entah artikel apa saja yang bisa mereka tulis.”

Manager yang mana yang mau kau tugaskan untuk hal ini?”

“Berikan ke Joshua. Dia lebih dekat dengan Vernon dan Vernon juga tampaknya lebih menurut padanya.”

“Baik, Cheol.”

Seungcheol menoleh ke Soonyoung. “Bagaimana dengan tim koreografer kita?”

“Sejauh ini bagus, hyung. Aku melihat komentar-komentar yang diposting oleh para fans dan mereka suka dengan tariannya. Dan juga grup rookie kita sudah bekerja keras latihan. Sinkronisasi bagus, feeling-nya juga ada. Performanya luar biasa.”

Seungcheol mengangguk-angguk senang. Grup idol dan artis asuhan mereka tidak memiliki popularitas membludak, tetapi jumlah fans-nya lumayan banyak. Sedikit demi sedikit fans bertambah setiap kali grup melakukan comeback dan semakin banyak artikel tentang mereka. Sesekali agensi kecil mereka juga masuk dalam artikel dan beberapa stafnya yang notabene berparas menarik juga kebagian populer.

“Sedikit melenceng dari topik, tapi bos kita masuk dalam artikel dua hari lalu.” Kata Wonwoo. Ketiga orang lain di ruangan mengalihkan fokus padanya. “Artikelnya tentang CEO agensi musik yang masih muda dan merupakan eligible bachelor. Seungcheol hyung masuk peringkat tiga dalam polling.” Jeonghan dan Soontoung bertepuk tangan dan menggoda Seungcheol mengenai hal ini. Orang yang dimaksud hanya tersenyum kecil.

“Memangnya polling seperti itu bisa dipercaya? Paling tidak yang ikut hanya beberapa orang.” Seungcheol benar-benar tidak habis pikir kenapa ada orang kurang kerjaan yang membuat voting seperti ini. Kalau polling mengenai grup idol sudah biasa dia jumpai, polling tentang CEO agensi baru kali ini ia dengar.

Jeonghan dan Soonyoung saling berpandangan seolah berkata ‘memangnya dia hidup dalam gua?’ Lalu terlintas ide di benak Jeonghan. “Kalau kau tak percaya, kami bisa membuktikannya.”

“Membuktikan apa?”

“Bahwa kau juga memiliki fans, bukan cuma artis asuhanmu saja.”

 

Dan disinilah Seungcheol, di tengah pusat perbelanjaan yang kerap didatangi baik oleh remaja maupun orang dewasa pecinta mode. Ia heran sebetulnya apa yang bisa dibuktikan oleh asistennya itu padanya di tempat seramai ini.

“Ini kopimu.” Sebuah tangan mengulurkan gelas kertas berisi minuman berkafein yang disukai Seungcheol. Ia hendak mengucapkan terima kasih namun terhenti. Yang berdiri di depannya bukan Jeonghan, tetapi seorang pria mungil dengan eye smile dan senyum yang manis.

Siapa?

“Cheol? Hei, Cheol!” Seungcheol tersentak dari lamunannya. Tangannya memegang erat gelas kertas yang masih berada dalam genggaman Jeonghan. “Kau kenapa melamun di tengah jalan?” Seungcheol memandang sekeliling. Memang ia sedang berdiri cukup ke tengah jalan, tepat di depan pintu coffee shop tempat Jeonghan barusan membeli kopi. Beberapa orang yang hendak memasuki tempat itu memandangnya heran dan ada juga yang merutukinya dengan suara kecil karena menghadang jalan.

“Ayo jalan.” Jeonghan menarik tangannya. Mereka berjalan menuju sebuah tempat menyerupai taman yang lumayan luas. Meskipun hari ini hari kerja, ada banyak juga orang di taman ini. Bukan cuma sekedar menikmati pemandangan, mereka juga datang untuk menikmati beberapa pertunjukan oleh musisi jalanan atau grup street dancer.

Jeonghan mengajaknya duduk di barisan orang-orang yang menunggu dimulainya street dance. Pelan-pelan ia menyesap kopi yang masih panas. Beberapa gadis yang juga adalah penonton menoleh ke arah Seungcheol dan Jeonghan lalu berbalik mengobrol bersama teman-teman mereka. Sesekali mereka masih menoleh ke arah Seungcheol. Jeonghan yang menyadari tatapan penasaran para gadis itu tersenyum kecil.

Pertunjukan dimulai. Rupanya yang mereka tampilkan adalah tarian dari lagu grup idol rookie asuhan agensinya. Seungcheol meletakkan gelas kopinya dan mengambil ponsel. Dengan sigap ia merekam pertunjukan di hadapannya. Soonyoung pasti senang jika melihat ini, pikirnya.

Jeonghan juga mengeluarkan ponselnya. Bukan merekam, ia mengirimi pesan kepada seseorang.

‘Persiapkan semuanya sebelum kami pulang. Aku akan mengulur waktu sebisa mungkin.’

Gadis-gadis yang tadi memperhatikan mereka masih setia menoleh kearah mereka sesekali. Rasanya jumlahnya lebih banyak daripada tadi. Ia ingin memberitahu Seungcheol, namun dia masih asyik merekam.

Begitu Seungcheol menurunkan ponselnya, Jeonghan langsung menyikutnya pelan dan mengisyaratkan untuk melihat ke arah gadis-gadis itu. Sialnya, Jeonghan lupa memberitahunya untuk melirik-lirik sedikit saja. Seungcheol menolehkan kepalanya ke arah yang dimaksud Jeonghan dan bertemu pandang dengan beberapa orang. Beberapa gadis itu memekik kecil karena Seungcheol melihat ke arah mereka dan mulai berbicara dengan semangat.

Gawat, pikir Jeonghan, bisa-bisa Seungcheol dikerubungi fangirls di sini.

Buru-buru ia menarik Seungcheol untuk pergi dari sana. Seungcheol yang bingung hanya mengikuti kemana Jeonghan menuntunnya, kopinya yang masih bersisa setengah tertinggal di tempatnya duduk tadi. Saat dirasanya sudah cukup jauh dari tempat tadi, Jeonghan menarik Seungcheol untuk duduk di salah satu bangku taman.

“Kau sudah lihat tadi, kan?” Jeonghan bertanya. Jika sudah ada bukti sejelas itu, Seungcheol pasti tidak bisa menyangkal bahwa ia juga sama seperti seorang idol, memiliki fangirls.

“Lihat apa?”

Jeonghan menepuk dahinya dan menghela napas. “Gadis-gadis tadi, Cheol. Mereka itu fansmu.”

Seungcheol menatapnya tak percaya.

“Astaga Cheol, kau ini sudah me-manage idol berapa lama, sih? Mereka tadi mengenalimu. Kemungkinan mereka saling bertanya apa benar itu kau. Kalau tadi kita masih di sana lebih lama lagi, kau pikir apa yang akan terjadi?”

“ .. Dikejar?”

Puas dengan jawaban yang ia dapat, Jeonghan bernapas lega. “Nah, kau tahu itu. Kau seperti tidak tahu saja bagaimana fangirls di sini.”

“Jeonghan-ah, mereka masih kecil.”

“Usia tidak membatasi apakah seseorang boleh menjadi fans atau tidak, Cheol.”

“Mereka masih anak sekolah, Jeonghan-ah. Kau tak lihat seragamnya? Mereka masih di bangku sekolah menengah, ya ampun. Jadi maksudmu mereka menjadi fangirl karena.. karena..” ia teringat Wonwoo yang mengatakan bahwa dirinya termasuk dalam salah satu eligible bachelor.

“Karena mereka ingin jadi pacarmu? Yeah, kira-kira begitulah.”

Seungcheol menatap kesal padanya. Jeonghan melanjutkan, “Kau sudah lupa, kebanyakan idol dipasarkan dengan konsep begitu. Sebagai sosok seorang kekasih. Memang ada yang menjadi fans karena murni menyukai musik, tapi belakangan ini konsep namjachingu sedang marak. Tentunya agensi idol tidak akan menyia-nyiakan kesempatan bukan?”

Seungcheol terdiam. Yang dikatakan Jeonghan benar. Tetapi rasanya salah memberikan delusi semacam itu pada fans yang sudah setia mengikuti idol nya.

Sebuah pesan masuk ke ponsel Jeonghan. Ia mengeceknya, tersenyum, lalu mengajak Seungcheol kembali ke kantor.

 

“SURPRISE!” teriak mereka saat pintu ruang rapat terbuka dan Seungcheol masuk. Melihat teman-temannya dan juga kue ulang tahun di meja, senyumnya mengembang.

Ruangan itu sudah didekorasi dengan balon dan banner bertuliskan Happy Birthday! Seungcheol sudah berkeras sebelumnya bahwa mereka bukan anak kecil dan tidak perlu merayakan seperti ini, tetapi tidak didengarkan.

Seungkwan dan Seokmin memimpin acara. Tidak lupa Soonyoung ikut bergabung. Mereka bertiga merupakan trio tak terpisahkan jika sudah menyangkut meramaikan acara.

Tawa canda mengisi ruangan itu, mereka bermain dan berbincang sampai hari gelap. Seungcheol duduk dan memperhatikan semuanya. Sebelas orang temannya, teman yang sudah mendampinginya meski dalam masa sulitnya saat memimpin agensi ini, merupakan hal berharga baginya. Baik yang sudah menemaninya sejak awal seperti Jeonghan, Joshua, Vernon, Wonwoo dan Mingyu, ataupun yang bergabung saat agensi didirikan seperti keempat anggota tim dancer serta Seungkwan dan Seokmin.

Dia memiliki teman-teman yang baik, dan juga perusahaannya berjalan lancar. Seungcheol tidak meminta lebih saat make a wish tadi. Ia hanya berharap mereka semua baik-baik saja. Lagipula apa lagi yang perlu kuminta?, batinnya, kurasa hidupku sudah lengkap.

Pandangannya kembali diedarkan ke seluruh penjuru ruangan dan ia melihat senyum dan wajah bahagia teman-temannya.

 

Ya, hidupku sudah lengkap.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Na_Foresther
Psst! Teman-teman!
Ada 2 fic baru buatanku nih!
Jika berkenan silahkan mampir dan dicek ya, siapa tahu naksir ^^

Comments

You must be logged in to comment
24Delution
#1
Chapter 16: Hong Jisoo, Joshua Hong, Hong Josh O_O ku pikir kau penyihir, tenyata angel kkkk. Terima kasih telah mempersatukan mereka kembali, angel. Terima kasih juga buat authornim yg udah nulis dan menamatkan ini happy ending hehe :D
Ditunggu fict jicheol berikutnya ^^
24Delution
#2
Chapter 15: "Aku pulang, Jihoonie". Duh, pas baca part ini perasaan campur aduk :')
scoupstu #3
Chapter 15: EA AKHIRNYA TAMAT YEYYY~~~~~ W BISA BAYANGIN ITU DUA BERANTEM GIMANA WKWKWK EA CSC TOBAT YEY HEPI ENDING DITUNGGU FF BERIKUTNYA HEHEHEHE
sseundalkhom
#4
Chapter 16: finally!!!
makasih udah sebut nama, makasih udah buat fanfic sebagus ini yaaa
viagain
#5
Chapter 16: Angel pacaran sm angel yaa.. anaknya jadi apa deh.
Makasih fanficnyaaaa.. makasih atas semua angst, dan makasih udah nyebut nama ^^
leejihoon92
#6
Chapter 16: Dan gue betapa senangnya saat ada notif updatean dri loe... dan bener keknya gue tunggu2 dr mngu kmaren akhirnya cheol jisoo balik lagi... tapi kenapa end huuaaaaaa kenapa cepet banget endnya huhuhu... thanks ya thor jarang2 ada jcheol yg bahasa jadi gue seneng banget... jangan bosan bosan buat nulis jicheol ya thor haha.. semangat
24Delution
#7
Chapter 14: Hah, sudah ku duga pasti ada sesuatu dengan Joshua. Next chap semoga segera terbongkar kkkk~
viagain
#8
Chapter 14: Tuh kan, josh itu pasti semacam angel atau cupid deh
sseundalkhom
#9
Chapter 14: ya ambyar sudah baca ini
leejihoon92
#10
Chapter 14: Nahhh part yg gue tunggu keknya bakal nongol minggu depan .. semoga