Chapter 8

The Man Who Can't Be moved
Please Subscribe to read the full chapter

I'm back.... terimakasih untuk yang sudah sabar menunggu 

____________________________________________________________

.

.

Minjun tersenyum kecil, ia mengusap tengkuknya perlahan, minjun kemudian mengulurkan tangannya pada wanita cantik yang masih tersenyum yang berdiri di belakangnya, wanita itu mengulurkan tangannya untuk menyambut uluran tangan minjun. Minjun menarik gadis itu mendekat

“ junho, nickhun, ini fei, calon tunanganku...” mulut nickhun dan junho membulat kecil seiring dengan anggukan di kepala mereka. Terlihat fei kembali membungkukkan tubuhnya memberi salam yang dibalas bungkukan salam pula oleh junho dan nickhun

“ aku fei... senang bertemu dengan kalian...” ucapnya, suara fei terdengar lembut di telinga para pria di ruangan itu.

Namun tiba tiba kerutan di kening junho terbentuk, junho kembali memperhatikan fei dari ujung kaki hingga ujung kepala

“ sepertinya kau mengingatku??”

“ tunggu, kau fei noona?? Astaga, kau fei yang sama dengan, ahhh....” junho menatap minjun dan fei bergantian,

“ hai junho, kita bertemu lagi...”

“ kalian pernah bertemu? dimana? setahuku chansung tak pernah membawamu menemui kami sebelumnya...” minjun menatap fei dengan sebelah alis yang terangkat

“ kami bertemu di hari chansung menyatakan cintanya padaku, chansung datang bersama junho saat itu...” kerutan di dahi minjun mengendur disertai dengan anggukan kecil di kepalanya.

Minjun dan fei kembali mengalihkan perhatiannya pada junho yang masih menatap mereka berdua  dengan penuh tanya.

“ tunggu, jika kalian tidak keberatan bisakah kalian bercerita sedikit padaku? Aku nampak bodoh saat ini...” gumam nickhun membuat minjun tertawa kecil,

minjun dan fei mengangguk menandakan mereka bersedia menceritakannya pada nickhun. Lagipula sepertinya mereka juga harus menceritakan ini dari awal karena junho pun masih menatap mereka tak percaya.

Kesunyian sempat menyinggahi mereka sesaat mereka duduk di atas sofa, namun keheninggan itu menghilang sesaat setelah sekertaris junho yang baru saja masuk membawakan beberapa cangkir teh hangat dan kemudian menghilang dari balik pintu. Minjun membuka pembicaran mereka

“ hubunganku dengan fei menyerupai hubungan kalian dengan chansung. kedua orang tua kami berteman sehingga kami menjadi teman baik. Namun fei dan keluarganya menetap di china, jadi kami berteman memalui video call atau telepon, tapi hubungan pertemanan kami terjalin sangat baik..”

Minjun berhenti sejenak, menyesap teh yang sudah terasa cukup hangat, membasahi tenggorokanya yang terasa cukup kering, sebelum kembali melanjutkan ceritanya

“ fei kembali ke korea beberapa tahun kemudian, dan saat itulah kedua orang tua kami merencanakan perjodohan ini, saat itu fei sudah punya orang yang ia sukai dan itu adalah chansung...”

“ jadi alasan sebenarnya fei noona memutuskan chansung saat itu ialah karena kau minjun hyung? Dan selama ini kau selalu melarikan diri dari setiap pertunangamu karena kau merasa tidak enak dengan chansung?? .... ” tanya junho bertubi tubi. Fei menggerakan kedua tangannya dengan cepat

“ tidak....tidak junho, hubunganku dengan chansung tak ada sangkut pautnya sama sekali dengan minjun oppa, apalagi pertunangan ini,  saat itu murni hanya aku dan chansung, tak ada minjun oppa didalamnya,,,”

“ jadi noona memutuskan chan saat itu bukan kerena kau bertunangan dengan minjun hyung??”

“ tidak junho, aku memutuskannya memang karena keinginanku...”

“ dan tentu pelarianku dari pertunangan ini jelas bukan karena chansung...” ucap minjun dengan tawa kecil di bibirnya,

“ aku dan minjun memang mengetahui rencana orang tua kami masing masing , namun saat itu aku tidak tahu jika minjun lah orang yang akan menjadi calon tunanganku, begitu juga minjun oppa... kami berdua benar benar tidak tu sampai sebulan yang lalu kami bertemu di acara pertunangan itu...”

“ sebelum ini kami tetap berteman seperti biasa, saling bercerita tanpa tau akan hal yang sebenarnya... tentang siapa yang akan menjadi tunangan kami...”

“ dan lagipula saat itu aku dan fei sudah sama sama memiliki seseorang yang kami sukai...dan kau tau benar siapa orang yang aku sukai junho...” ujar minjun membuat kedua telinga junho spontan memerah

“ aah, jadi be-begitu,,,” tawa canggung terlukis di bibir junho,

“ jadi salah satu alasan mengapa kau memutuskan menjalani pertunangan ini karena fei??” tanya nickhun kini pada minjun, minjun mengangguk kecil

“ sejujurnya iya khun, aku sangat berharap pertaman kami yang suah terjalin cukup lama dapat membuat rencana pertunangan ini berhasil...”

“ lalu sejauh ini apakah berhasil??”

“ kami menjalani ini perlahan dan memulainya dari awal, dan sejauh ini, aku masih merasa nyaman menjalaninya khun... jadi jawabannya mungkin berhasil ”

“ aku ikut senang mendengarnya,,,” ucap nickhun, ia mengulurkan kepalan tinjunya pada minjun yang disambut oleh kepalan tangan minjun dan benturan kecil di antara tinju mereka, selayaknya ucapan persahabatan ala pria.

“ jadi hanya aku dan taec yang tak memiliki kekasih saat ini... aku jadi ingin tau bagaimana rasanya...” gumam nickhun, junho mendaratkan tatapan tak setuju

“ hyung, hubunganmu denganku bahkan melebihi itu, jadi tak perlu tau bagaimana rasanya...” ucap junho sedikit ketus

“ ku cemburu nuneo?”

“ tidak seperti itu, maksudku kau sudah punya aku kan, orang yang kau sayangi... jadi mengapa kau harus mencari orang lain..” nickhun tertawa kecil mencubit pipi junho yang duduk tepat di sebelahnya, nickhun mendekatkn kepalanya ke sisi telinga junho kemudian berbisik

“ karena kau tak bisa aku tiduri nuneo sayang...”

Kedua mata junho membulat mendengarnya, junho menghujamkan pukulan di bahu nickhun yang disambut tawa puas dari bibir nickhun

“ bagaimana ada dokter cabul seperti mu hyung...” gumam junho membuat minjun tersenyum, ia sepertinya tau apa yang baru saja nickhun bisikan pada junho, sedangkan fei hanya menatap mereka dalam diam

bunyi ketukan yang menggema dari pintu ruang kerja junho mengalihkan perhatian mereka. sekertaris junho mucul dibalik pintu itu seketika junho mempersilakannya masuk.

“ presedir bilang ada yang ingin beliau bicarakan dengan anda sekarang tuan...” ucap sang sekertaris,

“ aku keluar sebentar hyung, noona,,,” junho bangkit berdiri dari sofa, ia berjalan menuju mejanya meraih jasnya yang tersampir di badan kursi. “ aku akan mengadukan hal ini pada ayah,,,” gumam junho, nickhun tersenyum mengangguk tak sedikitpun merasa terusik dengan ucapan junho

“ lakukanlah nuneoku sayang, dan akupun akan benar benar melakukannya malam ini padamu,,,”

seringai kecil di bibir nickhun membuat junho kehilangan nyali, junho mendengus kesal pada nickhun yang masih tersenyum menatapnya. Dengan segera junho mengalihkan perhatianya kembali pada sekertarisnya

“ di mana ayah sekarang?”

“ beliau menunggu anda di ruangannya tuan...” junho memakai jasnya seraya berjalan meninggalkan ruangannya yang kini menyiskan tawa dari bibir nickhun dan minjun menghilang di balik pintu ruang kerjanya Bersama dengan sekertarisnya

.

.

.

Sekembalinya junho dari ruangan sang ayah, junho segera melanjutkan kegiatannya dengan makan siang bersama minjun, fei dan nickhun, mereka pergi ke salah satu kafe yang terletak tidak jauh dari kantornya.

Suasana disana terlihat ceria dan ramai, sambil menunggu pesanan datang, mereka saling berbincang. setelah perkanalan dan obrolan singkat mereka tadi bersama fei dan minjun kini suasana tidak lagi terasa canggung. Fei pribadi yang menyenangkan, dan hal itu membuatnya begitu mudah menyesuaikan diri dengan obrolan nickhun junho dan minjun.

“ jadi kau akan berangkat besok khun??” ucap minjun sambil menyesap jus pesanan nya yang baru saja datang diantarkan oleh pelayan.

“ ya, acara serah terima jabatanku akan diadakan lusa di kantor cabang rumah sakit howon di tokyo,,,”

“ berapa lama kau disana hyung...”

“ aku tidak tau pastinya nuneo, tapi sepertinya aku akan tinggal cukup lama. aku akan mengujungi beberapa perushaan klien disana, juga memperkanalkan diri kepada para pemegang saham. Ayah, kakek dan grandpa akan menemaniku...”

nickhun meniup uap panas yang menguap dari cangkir tehnya sebelum menyesapnya, ia tersenyum kecil pada ketiga pasang mata yang kini menatapnya dengan tatapan yang tak dapat nickhun baca

“ sepertinya kau akan sangat sibuk disana hyung... ahh kau masih disini akan tetapi aku sudah mulai takut ditinggalkanmu...”

“ aku akan selalu meluangkan waktu untuk menghubungimu nuneo, aku berjanji...” nickhun menepuk puncak kepala junho pelan

“ jaga kesehatanmu khun, dan segeralah mencari pasangan, seseorang harus mengurusmu...” gumam minjun kecil, membuat nickhun kini tertawa

“ sepertinya kau benar...” sahutnya, namun ada raut tidak kesetujuan dalam wajah junho.

Pandangan mereka kembali teralih mendengar lonceng yang tergantung pintu kafe berbunyi dan menampakkan sosok seorang pria tampan dengan rahang yang tegas berjalan ke arah mereka. Sesampainya di hadapan junho, taecyeon mengulurkan sekotak eskrim padanya.

“ eh? Aku kan tidak memesan hyung...”

“ tapi aku tau kau sedang menginginkannya saat ini...” ucap taecyeon yang seketika membuat senyum bulan sabit terlukis di wajah junho,

“ kau memang yang terbaik hyung...” gumam junho dibalik senyumnya, tanpa membuang banyak waktu junho segera membuka kotak eksrim itu dan melahap isinya. Membuat mood nya yang sebelumnya tak begitu baik menjadi sangat baik.

“ tentu, aku memang yang terbaik, jadi fikiranmu sudah berubah sekarang??” tawa kecil keluar dari bibir junho, junho menggeleng kecil membuat taecyeon mengerucutkan bibirnya

“ jangan merajuk seperti itu hyung,,,” junho menyodorkan sesendok eskrim yang taecyeon mau tak mau membuka mulutnya tanpa membantah

“ kalau begitu berhenti lah memberikan aku pujian palsu itu...” taecyeon memalingkan wajahnya, masih dengan bibir yang mengerucut.

Junho menggapai rahang tegas milik taecyeon dengan kedua tangannya membuat taecyeon kembali menatap nya dan menahan tatapan taecyeon agar tak lagi melarikan diri dari kedua manik matanya

“ aku sungguh sungguh hyung...” ucap junho lembut membuat seketika wajah taecyeon bersemu merah, taecyeon diam tak bergeming, tanpa sadar menikmati kedua tangan hangat junho yang kini menangkup wajahnya

Tiba tiba ponsel junho berdering dari balik sakunya membuat junho menurunkan kedua lengannya dari wajah taecyeon dan mengalihkan perhatiannya pada ponselnya yang berdering tanpa menyadari raut wajah taecyeon yang kecewa ketika kedua tangan itu lepas dari wajahnya.

“ aku keluar sebentar....” ucap junho menatap ketiga hyungnya, junho bangkit berdiri dari tempat duduknya berjalan keluar pintu, mencari tempat yang cukup nyaman untuk menerima telepon setelah itu ia mengangkat pangilan dari ponselnya

“ halo,,,” sahut junho

“ ho, apa aku menganggumu??” ucap seseorang dari ujung sambungan seketika mendengar teleponnya sudah tersambung,

“ apa kau akan menutup teleponm

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
okbananacarrot
#1
Chapter 20: this story is good! keep writing, thankyou for the happy ending
channelca #2
Chapter 20: Waaahhh Akhirnya ending juga. Lama nungguin ini fanfic update heheh...
saya kirain ini akan berakhir dengan taecho tapi dugaan saya salah.. akhir ceritanya ditutp dengan CNN hihihi...
Suka banget ini sama jalan ceritanya,, Suksess buat saya baperr!!!...
Thanks buat kak dehana udh up ff ini
Semangat buat cerita selanjutnya
Ditunggu loch cerita yg lain... Fighting!!!
Tapi kak bleh kan minta buatin epilogenya :)
ayudaantariksa #3
Kak ceritanya bagus ^_^ . Awalnya aku ngira kalo ceritanya sad ending , eh ternyata happy ending . Kasih mau di kasih epiloge apa enggak ^_^
Nunneo74
#4
Chapter 20: Omg !! Aaaghhrr...!! Sarat macam apa itu yg no 2 , siapa yg ngeracuni otak polos nuneo hhh tp sukaaa akhir nya cnn nyatu juga , kini aku percaya bahwa tulang rusuk itu ga akan ketuker pemilik nya hhhh
dhe_dorayaki
#5
Chapter 20: Akhir nyaa up juga ff ini huhuhuhuhu,, junho udah ahli cium".n nih , aku sempet was" pas adegan ciuman nya takut junho tiba" bengek lagi kaya dulu hhhhh,,

Ini serius end??, udah tamat?? , berakhir ??
ovygaara
#6
Chapter 20: Banzai~ akhirnya kelar ini story dgn happy ending buat channuneo. #yeay
Tapi taec kasian juga. Akhirya hrs ngerelain junho. Gmn kalo sama aku ajah? *kedip2 genit* #plak xD
Beautifull ending author-shi. Great job! Ditunggu karya2 berikitnya. Fighthing! (ง'̀-'́)ง
channelca #7
Kak lanjut donk ceritanya...
Penasaran sama endingnya
Cayyoo kak
Semangat
☺☺
ayudaantariksa #8
Chapter 18: Kak di lanjut ya . Penasaran ,ceritanya bagus
ovygaara
#9
Chapter 18: Fix buat chapter ini aku jd sebel sama chansung. Kesannya dia egois bgt disini. Dia udh pergi lama, ninggalin junho, trus disaat taec sama junho udh bs dapet sedikit kebahagiaan, chan balik lagi dan dengan seenak udelnya ngomong sama taec klo dia mau ngambil junho kembali dr taec. Heelllaaawww!! Emang junho piala bergilir! *sory thornim, malah marah2 dsini* xD
And poor my baby taec~ huhu~ sini sama aku ajah sini~ xD *i can't see him suffer alone*
Semangat buat chap terakhirnya~ ^^
hwootestjang #10
Chapter 18: Keliru nih... Aku ingin chanuneo namun taecho juga berhak.. Penasaran deh ending nye