Chapter 1

The Man Who Can't Be moved
Please Subscribe to read the full chapter

Entah sudah berapa lama ia duduk di tepi ranjangnya, menatap kosong pada sebuah foto yang terpajang rapih di atas nakas tepat di sampingnya, foto seorang pemuda tampan yang kini tak hanya menempati satu satunya bingkai yang ada di kamarnya, tapi juga telah menempati bingkai di satu satunya hati yang ia miliki.

Ia menghela nafas berat, yang terberat sejak beberapa jam yang lalu ia terdiam. Ia tak menyangka mengetahui sebuah kebenaran rasanya bisa sangat sesak dan menyakitkan seperti ini, ia bahkan berharap saat ini juga ia buta dan tuli dengan begitu ia bisa hidup dengan senyum ketidaktahuan selamanya.

" dasar bodoh... " ucap nya lirih, ia mejamkan mata, mengingat kembali saat dimana kesalahan ini bermula
________________

" nuneo yaaahhh ... " suara penuh putus asa itu terus menggema di telinganya sejak beberapa menit yang lalu, membuat ia dan 2 pasang mata lain menatap pemuda yang sedang merengek itu kesal " ayo kita ke restoran, aku benar benar butuh makan banyak sekarang, kita bolos saja, hanya hari ini, aku benar benar sedang tidak ingin ada di kampus saat ini"

Tak menyerah merengek pada junho yang kembali terpaku pada buku yang sedang di bacanya, chansung menendang nendang kecil kaki junho berusaha menarik perhatian pria disampingnya itu, namun bukan junho yang mengalihkan perhatian nya kini pada chansung, melainkan pria lain yang duduk di hadapannya

" jadi kau benar benar putus dengan fei ? " taec bertanya sedikit tidak percaya, minjun yang sebelumnya terpaku pada gadget kini ikut mengalihkan perhatiannya pada chansung

" aku fikir kau tak serius dengan nya?" sela minjun ketika baru saja chansung akan berbicara, membuat chansung kembali terdiam di iringi dengan geraman jengkel keluar dari bibir chansung. " jadi kau patah hati karena fei memutuskan mu di hari jadian kalian yang ke 7 hari?" lanjutnya. Chansung memejamkan mata sejenak memikirkan penjelasan yang benar benar singkat agar mudah di mengerti oleh kedua pria yang duduk dihadapannya itu

" ini pertama kalinya chansung diputuskan oleh seorang gadis karena gadis itu lebih memilih mantan kekasihnya yang mengajak gadis itu menjalin hubungan kembali " ucap junho seraya membantu chansung menjelaskan, chansung membuka matanya menatap pria sipit yang kini tersenyum manis padanya, bahkan terlalu manis hingga membuat darah nya naik ke kepala, 'jengkel' yang ia balas dengan ucapan terimakasih -yang terdengar jelas sangat tidak tulus dan dipaksakan- pada pria sipit yang sedang tersenyum ke arahnya itu, kesal, dan kesalnya semakin menjadi mendengar suara tawa dengan nada kepuasan dari taecyeon dan minjun

" hey bagaimana kalian bisa sebahagia itu melihat sahabat kalian dicampakan wanita" chansung menatap ketiga temannya tak habis pikir. Ia mengatur nafasnya teratur, seraya meredakan emosinya

" berhentilah bermain main dengan wanita chan " sahut minjun, yang didukung anggukan dari junho menandakan ia setuju dengan yang minjun ucapkan, terlihat chansung memijat kedua pelipisnya perlahan

" berurusan dengan wanita benar benar menguras tenaga dan emosiku" gumam chansung setelah berhasil meredakan emosinya. chansung kemudian merampas susu pisang yang ada di tangan junho dan menyeruputnya habis tak bersisa dalam sekejap. Junho - si pemilik susu - hanya menatapnya memaklumi

" kalau wanita melelahkan, mengapa tidak kau coba dengan pria? " ucap taecyeon terkekeh , yang langsung mendapat 2 pukulan tepat di kepalanya dari junho dan minjun,

" hey kalian terlalu serius" ucap taecyeon sambil mengusap kepalanya -yang menjadi sasaran pukulan junho dan minjun- menghilangkan rasa nyeri "aku kan hanya bercan... "

" sepertinya aku harus coba " sela chansung yang membuat ketiga pasang mata kini menatapnya, mencari kepastian kalau chansung hanya bergurau, setelah melihat tak ada keraguan di mata chansung akan ucapannya, minjun dan junho kembali mendaratkan pukulannya pada taecyeon karena sudah asal bicara pada chansung, bahkan taecyeon sendiri mulai memukuli bibirnya yang sudah berani berbicara tanpa difikirkan akibatnya

" chan kau tidak serius kan " tanya minjun kembali memastikan

" aku serius, dan aku mau salah satu dari kalian yang pertama menjadi pacar 'pria' ku " ucapnya mantap menatap ketiga sahabatnya, sedangkan ketiga pasang mata yang chansung tatap lebih memilih menatap mata satu sama lain menghindari tatapan dengan chansung

" ahh aku sepertinya tidak mungkin karena aku punya sudah punya tunangan yang di jodohkan orang tuaku saat ini " sahut minjun cepat, chansung berfikir sesaat menatap minjun. Sedangkan taecyeon yang duduk disampingnya menoleh menatap minjun tak terima

" sejak kapan kau menerima perjodohan itu? Setahuku kemarin kau masih mati matian menolaknya " ucap taecyeon yang tak di perdulikan minjun, minjun hanya menatap chansung seakan meyakinkan chansung untuk tak memilihnya,

Chansung memejamkan mata sejenak, setelah beberapa menit ia membuka matanya dan mengalihkan tatapanya pada pria yang duduk tepat di sebelahnya, bahkan kini taecyeon dan minjun pun secara spontan ikut menatap junho. Junho yang tiba tiba merasakan firasat yang buruk segera mengambil tas ranselnya siap melarikan diri, namun tangan panjang milik chansung menghentikan segala pergerakannya bahkan sebelum ia beranjak dari kursi, lengan kekar itu kini mencengkram kedua bahunya

" mulai hari ini kau adalah kekasihku " ucap chansung lantang di iringi dengan senyuman di bibirnya serta tiga buah pasang mata yang menatapnya seakan ia gila

" ta, ta, tapi chan... "

" kau tidak akan menolak ku dan mencampakan ku seperti wanita itu kan nuneo " bibir chansung sedikit merenggut, dan mata itu, mata sayu penuh kesedihan dan pancaran putus asa membuat junho kini menghela nafas berat, ia tak pernah menang melawan mata itu, entah junho yang memang baik hati atau memang bodoh, ia selalu saja termakan oleh lakon chansung yang memang patut diberikan acungan dari ke 2 ibu jarinya.

Dan itu adalah awal mula kesalahan ini terjadi, awal cerita yang rasanya amat memuakan, berubah menjadi sebuah kebiasaan, kemudian perlahan mulai terbuai dengan kenyamanan dan akhirnya disinilah ia, saat kenyamanan yang sebelumnya ia nikmati kini menjadi belati yang menghujam nya langsung tepat di hati.

______________________________

Bunyi dering telefon dari ponsel miliknya membawa junho kembali dari memori tentang kejadian 1 tahun yang lalu itu. Junho mengambil ponselnya yang ia letakan di atas meja belajarnya, melihat siapa yang menghubunginya, junho kembali mengela nafas berat sebelum akhirnya ia menjawab panggilan itu

" halo, nuneo mengapa lama sekali mengangkat telefonnya " sahut suara di ujung sambungan telefonnya , junho tersenyum kecil meskipun ia tau orang yang sedang berbicara dengannya kini tak dapat melihat senyumannya

" halo chan, maaf aku baru saja dari kamar mandi " ujarnya sedikit berbohong "tidak biasanya kau meneleponku jam segini, bukan kah kau ada latihan beladiri?"

" aku hanya ingin menghubungi kekasih ku untuk mengetahui apa yang sedang ia lakukan, apa kau tak merindukanku? Sudah hampir tiga bulan kita tak bertemu"

" jadi kau merindukan ku? "

" tentu saja, karena itu datanglah ke apartemen ku malam ini, aku ingin memasak untukmu "

" baiklah chan, aku akan datang " tanpa sadar junho kembali menghela nafas berat, membuat chansung mengerutkan keningnya.

" kau baik baik saja junho? Apa ada masalah ?"

" aku baik baik saja, baiklah sampai jumpa nanti, aku harus berangkat kuliah sekarang, jaga dirimu"

" baiklah sampai jumpa nanti, hati hati di perjalanan " ucap chansung sebelum sambungan telefon mereka terputus. Junho memijat perlahan tengkuknya, tak lama ia kembali menghela nafas berat, seberat fikiran yang memenuhi kepalanya saat ini. Setelah menenangkan dirinya sejenak ia akhirnya memutuskan untuk berangkat menuju kampusnya, karena ia pasti akan terlambat datang ke kelas jika ia tak berangkat saat ini juga.

_______________________

Akhirnya senja datang, dan disinilah junho duduk bersama minjun selepas berakhirnya kelas mereka hari ini. Minjun sedang menceritakan tentang kaburnya ia dari acara pertemuan dengan keluarga calon tunangannya itu. Junho hanya bisa mencerna dengan baik sebagian dari yang minjun ceritakan, selebihnya ia benar benar tidak mendengarnya karena fikirannya sedang berada pada sosok lain yang tak ada bersamanya saat ini.

" ada apa junho? Ahh kau sudah bertemu chansung hari ini, bukankah ia sudah kembali dari jepang " junho memalingkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan cepat, mengartikan ia belum bertemu chansung

" nanti malam aku akan ke apartemen nya hyung " minjum menatap junho sesaat ia sudah merasa ada sedikit keanehan pada diri junho sejak beberapa waktu belakangan, junho lebih pendiam, sering melamun, dan tidak bersemangat seperti biasanya bila minjun membuka percakapan tentang chansung, namun minjun berharap apapun masalah junho dengan chansung mereka dapat menyelesaikannya segera. Minjun sangat tidak nyaman bersama junho yang seperti di hadapannya ini.

" selesaikanlah masalahmu dengan chansung segera junho, aku benar benar tidak nyaman berteman dengan junho yang ada di hadapanku ini, aku rindu junho ku yang kekanakan dan tak bisa diam " minjun mengacak acak gemas rambut junho, junho tertawa kecil mendengarnya, ia memang tak pandai berbohong “ aku ingin kau sudah kembali seperti dulu saat kita bertemu lagi nanti, berjanjilah “

Junho tersenyum mengangguk mengulurkan jari kelingkingnya pada minjun membuat ikatan tak tertulis yang menyatakan bahwa ia menyetujui untuk menepati janjinya, minjum menyambutnya mengaitkan kelingking mereka “ aku berjanji hyung “ seru junho

“ aku percaya padamu anak nakal...”

" baiklah minjun hyung, aku harus pergi sekarang, dan saran ku untukmu, kedua orang tuamu sangat menyayangi mu, kebahagiaan mu pasti di atas segalanya, jadi tidak ada salahnya kan mencoba dulu, untuk kali ini percayalah pada orang tua mu hyung " ucap junho diiringi hilangnya kedua mata junho seirama dengan senyum yang terlukis di wajahnya, wajah minjun seketika merona melihat senyum itu, tangan kanannya kini berada di dada kirinya seakan sedang menekan sebuah suara yang bergema kencang disana, dan berharap pria di hadapannya ini tak mendengarnya.

“ sampai jumpa lagi hyung “ Junho pun berjalan pergi menjauh, membuatnya sedikit bernafas lega

" hei, kau ini pria, jangan tersenyum semanis itu pada pria lain bodoh " teriak minjun seiring dengan menhilangnya junho dari hadapannya, dari kejauhan ia masih bisa melihat tangan junho melambai padanya " kau tak tau bagaimana jantungku berdetak 3 kali lipat cepatnya melihat itu, dan rasa ini benar benar tidak nyaman " minjun menggerakan kepalanya ke kanan dan kekiri dengan cepat berusaha menghapus bayang bayang senyum itu dari benaknya

_______________________

Junho mengendarai pelan mobilnya menuju apartemen chansung, ia bersenandung pelan di dalam mobil, mengetuk jari jemarinya pada kemudi mobil seirama dengan lagu yang sedang bergema dari pemutar cd nya. Hingga tanpa terasa disinilah ia, di basement gedung apartemen chansung. Junho kembali menghela nafas berat untuk yang kesekian -banyak- kalinya, tak terhitung berapa banyaknya, namun melakukan hal kecil itu benar benar membantunya akhir - akhir ini.

Bunyi bel pintu menggema di dalam apartemen chansung, chansung yang sedang memasak segera menghentikan pekerjaanya sejenak lalu berlari kecil membukaka

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
okbananacarrot
#1
Chapter 20: this story is good! keep writing, thankyou for the happy ending
channelca #2
Chapter 20: Waaahhh Akhirnya ending juga. Lama nungguin ini fanfic update heheh...
saya kirain ini akan berakhir dengan taecho tapi dugaan saya salah.. akhir ceritanya ditutp dengan CNN hihihi...
Suka banget ini sama jalan ceritanya,, Suksess buat saya baperr!!!...
Thanks buat kak dehana udh up ff ini
Semangat buat cerita selanjutnya
Ditunggu loch cerita yg lain... Fighting!!!
Tapi kak bleh kan minta buatin epilogenya :)
ayudaantariksa #3
Kak ceritanya bagus ^_^ . Awalnya aku ngira kalo ceritanya sad ending , eh ternyata happy ending . Kasih mau di kasih epiloge apa enggak ^_^
Nunneo74
#4
Chapter 20: Omg !! Aaaghhrr...!! Sarat macam apa itu yg no 2 , siapa yg ngeracuni otak polos nuneo hhh tp sukaaa akhir nya cnn nyatu juga , kini aku percaya bahwa tulang rusuk itu ga akan ketuker pemilik nya hhhh
dhe_dorayaki
#5
Chapter 20: Akhir nyaa up juga ff ini huhuhuhuhu,, junho udah ahli cium".n nih , aku sempet was" pas adegan ciuman nya takut junho tiba" bengek lagi kaya dulu hhhhh,,

Ini serius end??, udah tamat?? , berakhir ??
ovygaara
#6
Chapter 20: Banzai~ akhirnya kelar ini story dgn happy ending buat channuneo. #yeay
Tapi taec kasian juga. Akhirya hrs ngerelain junho. Gmn kalo sama aku ajah? *kedip2 genit* #plak xD
Beautifull ending author-shi. Great job! Ditunggu karya2 berikitnya. Fighthing! (ง'̀-'́)ง
channelca #7
Kak lanjut donk ceritanya...
Penasaran sama endingnya
Cayyoo kak
Semangat
☺☺
ayudaantariksa #8
Chapter 18: Kak di lanjut ya . Penasaran ,ceritanya bagus
ovygaara
#9
Chapter 18: Fix buat chapter ini aku jd sebel sama chansung. Kesannya dia egois bgt disini. Dia udh pergi lama, ninggalin junho, trus disaat taec sama junho udh bs dapet sedikit kebahagiaan, chan balik lagi dan dengan seenak udelnya ngomong sama taec klo dia mau ngambil junho kembali dr taec. Heelllaaawww!! Emang junho piala bergilir! *sory thornim, malah marah2 dsini* xD
And poor my baby taec~ huhu~ sini sama aku ajah sini~ xD *i can't see him suffer alone*
Semangat buat chap terakhirnya~ ^^
hwootestjang #10
Chapter 18: Keliru nih... Aku ingin chanuneo namun taecho juga berhak.. Penasaran deh ending nye