Chapter 16

The Man Who Can't Be moved
Please Subscribe to read the full chapter

selamat membaca semuanyaaa

semoga memuaskan :)

************************************

" nak sebaiknya segera obati luka luka mu..." junho mengangkat wajahnya yang sebelumnya tertunduk. sang supir taksi kini tersenyum pada junho melalui cermin. junho pun tersenyum membalasnya dan menganggukan kepalanya.

" terimakasih pak, sehatlah selalu..." junho meraih selembar uang dari sakunya yang kemudian ia berikan untuk membayar biaya taksinya. junho segera turun dari taksi dan berlari memasuki halaman parkir bawah tanah dimana lift yang khuhus yang langsung menuju lantai ruangannya berada.

dengan sedikit mengendap menghindari tatapan dari karyawan yang lainnya junho akhirnya berhasil memasuki ruangannya tanpa satupun karyawannya menyadari kedatangannya.

namun junho terlonjak kaget sesaat mendapati sekertarisnya kini berdiri di depan mejanya dengan kedua mata menatapnya lekat. junho segera berjalan menghampiri sang sekertaris. memberi isyarat dengan jari di bibirnya agar sang sekertaris merahasiakan kedatanganya.

sang sekertaris mengangguk kecil mengerti akan isyarat yang junho berikan. junho menghela nafas lega melihatnya, junho segera menjatuhkan tubuhnya terduduk dikursi berlengan di balik meja kerjanya

" junho-ssi, kau berkelahi??" tanya sang sekertaris,

" kurang lebih seperti itu... soeun-ssi, tolong bantu aku membereskan ini..."

junho menjuk luka pada kepalanya yang masih saja mengeluarkan darah segar... soeun maju mendekat melihat luka di kepala junho, seoun terlihat meringis sesaat

" lukamu harus mendapatkan beberapa jahitan junho-ssi..."

" aku tau, aku bisa merasakannya dari sakitnya..."

" kakakmu seorang dokter bukan, seharusnya kau datang kerumah sakitnya, bukan ke kantor..."

" jadi kau tidak mau membantuku..." mendapat jawaban seperti itu seketika seoun mengerti jika orang yang terlah bertengkar dengan junho adalah sang kakak.

seoun tersenyum kecil kemudian meraih gagang telepon yang terletak di atas meja junho. Seoun berbicara sesaat di telepon

" aku sudah meminta dokter untuk datang…” ucap seoun setelah kembali meletetakan gagang telepon di atas meja kerja junho

junho tersenyum kecil pada seoun berterimakasih atas bantuannya, seoun mengangguk dan memutar tubuhnya berjalan meninggalkan ruangan junho

“ aku akan membawakan berkas berkas untuk kau kerjakan agar kau tak melukai dirimu sendiri di dalam sini...." ucap seoun sesaat sebelum membuka pintu ruang kerja junho, junho tertawa kecil mendengarnya

" terimakasih seoun-ssi, tolong jangan biarkan siapapun tahu aku disini... termasuk ayahku..."

" aku mengerti..."

junho tersenyum berterimakasih pada seoun yang sangat mengerti akan yang junho butuhkan saat ini, seoun segera berjalan keluar meninggalkan ruangan junho kembali ke mejanya

junho menghela nafas panjang, junho melepaskan baju dan jaketnya dengan kemeja yang tersedia di dalam lemari kecil di kamar mandinya.

.

.

.

tubuh wooyoung membeku duduk bersandar di atas sofa sambil menatap chansung taecyeon minjun dan nickhun yang kini sedang berbincang di sudut lain ruangan nickhun tanpa menyadari jika wooyoung sudah kembali tersadar.

wooyoung merasa kepalanya kini berputar hebat diselingi dengan denyutan nyeri yang membuatnya tak lagi dapat berfikir jernih mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi. yang ia ketahui saat ini hanyalah jika dirinya sselama ini telah dibohongi.

" aku tak menyangka jika fei akan datang mencari junho..." minjun memijat pelipisnya yang kini terasa amat nyeri, nickhun menepuk pundak minjun perlahan

" segalanya sudah terjadi minjun-ah, yang harus kita lakukan ialah menyelesaikannya..."

" aku akan menemui fei sekarang juga dan menuntaskan ini semua..."

" baiklah jika seperti itu, aku akan mencari junho, aku memberi kalian kabar secepatnya, dan selesaikanlah segera masalah kalian dengan woo, wooyoung, kau sudah sadar??" ucapan taecyeon membuat nickhun dan chansung seketika mengalihkan perhatian mereka pada wooyoung.

chansung dan nickhun segera berjalan menghampiri wooyoung duduk berlutut mensejajarkan tubuh mereka di hadapan wooyoung

" youngie..."

" akhirnya kau sadar ..."

nickhun dan chansung secara bersamaan menggenggam kedua sisi tangan wooyoung. wooyoung tak sedikitpun memberikan ekspresi di wajahnya, hanya tatapan dingin yang kini terpancar dari kedua matanya, wooyoung menarik paksa kedua tangan miliknya dari genggaman chansung dan nickhun.

" jangan sentuh aku..." ucap wooyoug dingin dengan nada penuh penekanan, tanpa membantah nickhun dan chansung perlahan melangkah mundur menjauh dari wooyoung.

wooyoung berusaha bangkit berdiri untuk segera meninggalkan ruangan nickhun namun tubuhnya yang masih lemah tak mampu membuatnya melangkah dengan benar sehingga tubuhnya kembali limbung dan jatuh diatas sofa, nickhun dan chansung hanya dapat menatap yang terjadi dalam diam penuh rasa khawatir.

" woo..." minjun maju melangkah menghampiri wooyoung, tanpa ragu duduk berlutut di hadapannya " maafkan atas segala yang terjadi, aku memohon maaf atas nama tunanganku fei..."

wooyoung menatap minjun tak bersuara,

" aku tidak tau apa yang fei katakan hingga membuat segalanya menjadi begitu kacau, kau bisa membenci kami, kau boleh marah pada kami, tapi berilah kami kesempatan untuk menjelaskan segalanya ..."

" apa penjelasan kalian akan mengubah kenyataan jika ternyata selama ini kalian menipuku..?"

" mungkin tidak woo, tapi setidaknya kau tau seluruh kenyataanya, mengetahui seluruh kejadiannya hingga akhirnya ini semua terjadi, berikanlah kesempatan bagi chansung dan nickhun untuk menjelaskan... "

wooyoung kembali terdiam tidak menjawab ataupun membantah perkataan minjun, namun mereka dapat menyimpulkan jika wooyoung akan mendengarkan penjelasan mereka untuk saat ini.

minjun tersenyum kecil mengucapkan terimakasih sebelum ia kembali berdiri dan berjalan menuju nickhun dan chansung

" selesaikanlah semuanya, aku dan taecyeon akan meninggalkan kalian ber 3 disini, kami akan kembali lagi nanti..." minjun menepuk perlahan pundak nickhun dan chansung sebelum dirinya bersama taecyeon berjalan pergi meninggalkan ruangan nickhun.

keheningan segera tercipta sesaat minjun dan taecyeon pergi meninggalkan ruangan nickhun, tak ada satupun di antara nickhun chansung dan wooyoung mengeluarkan suara mereka. hingga wooyoung akhirnya memutuskan untuk mengawalinya.

" jadi, kalian semua berkerja sama menipuku...?" nickhun dan chansung menghela nafas panjang sesaat saling menatap, chansung dan nickhun bersama duduk di atas sofa di sisi kanan wooyoung,

" aku dan khun hyung memang saling mengenal, namun khun hyung tak pernah mengenalmu sebelumnya youngie..."

" aku mengetahui tentangmu saat tanpa sengaja aku melihatmu berpelukan dengan chansung di depan lobi rumah sakit di busan ketika junho jatuh sakit..." wooyoung tercengang mendengar apa yang nickhun katakan, namun wooyoung tak menujukannya di raut wajahnya

perkataan nickhun kini menjelaskan kepada wooyoung secara singkat tentang alasan nickhun yang tiba tiba menghilang darinya tanpa memberikannya kabar sedikitpun

" khun hyung tidak pernah tau kau adalah kekasihku karena aku tak pernah menceritakan kau padanya..." chansung menegakkan tubuhnya, memantapkan keberaniannya untuk mengatakan segalaya hari ini pada wooyoung

" pertemuan kau dan khun hyung tak ada kaitannya dengan masalah di antara kau aku dan junho..."

" jadi hanya kau dan junho yang menipuku? mempermainkanku....?"

" tidak seperti itu, tentang hubunganku dengan junho memang benar, tapi tidak seperti yang kau fikirkan, menipumu atau mempermainkanmu semua bukan seperti itu..."

chansung kembali tertunduk untuk sesaat, mengangkat tangannya untuk mengusap tengkuknya seraya menenangkan diri. beberapa saat kemudian chansung kembali mengangkat wajahnya manatap wooyoung.

" saat aku pergi ke jepang dulu, itu adalah saat dimana aku sedang bertengkar dengan junho, kami sudah berhubungan berbulan bulan, namun sikap junho padaku tetaplah selayaknya sahabat, tak ada sedikitpun perubahan, membuat aku menjadi kembali ragu apakah junho benar benar mencintaiku atau tidak, dan aku memutuskan menjauh darinya saat itu..."

" dan di saat itulah lalu kita bertemu tanpa di sengaja karena yerin...aku merasa senang berada di dekatmu, kau selalu membuatku tertawa, kau sangat memanjakanku, kau sangat memperhatikanku, dan kau selalu ada untukku..."

" hal yang tak pernah aku dapatkan dari junho yang sangat sibuk... dan hal itulah yang mendasarkan aku berfikir jika aku jatuh cinta padamu, dan semua itu terjadi... kita menjalin kasih..."

chansung terdiam untuk sesaat, chansung menghirup nafas panjang sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

" aku merasa jika aku benar benar jatuh cinta padamu, aku sudah membulatkan tekad ku jika ketika nanti aku kembali ke seoul aku akan mengatakan segalanya pada junho dan mengakhiri hubungan kami..."

" namun saat aku kembali dan kemudian bertemu dengannya ternyata junho sudah lebih dulu mengetahuinya, aku tak tau sampai saat ini dari mana junho dapat mengetahui perhial hubunganku denganmu.

" junho memintaku menceritakan segalanya, dari awal pertemuanku denganmu hingga bagaimana perasaanku padamu, dan aku tak punya pilihan lain selain menceritakan segalanya,

" setelah menceritakan segalanya pada junho, aku fikir junho akan memangis, memukuliku, ia akan membenciku lalu meninggalkanku, namun aku salah, junho tak sedikitpun mengeluarkan airmata, ia tersenyum padaku, ia memaafkanku, junho bahkan menenangkanku yang saat itu merasa kalut karena perasaan bersalah..."

" junho memintaku memberinya waktu untuk berfikir... sampai akhirnya junho memutuskan jika dia memilih untuk menunggu ku ..."

tanpa sadar setetes airmata jatuh di sudut mata wooyoung, wooyoung seakan dapat merasakan rasa sakit yang junho rasakan saat itu, dan merasa sangat mengerti dengan pilihan yang junho ambil untuk tetap di sisi chansung

" sebelumnya junho memintaku untuk tak mempertemukan kalian karena junho takut dirinya hanya akan membencimu, namun semua terjadi di luar dugaanku ketika kau mengunjungiku, lalu akhirnya kalian bertemu…”

" awalnya aku merasa ketakutan jika kalian akan saling membenci dan saling bertengkar, tapi di luar dugaanku kalian justru menjadi begitu dekat, junho sangat melindungimu, tanpa junho sadaripun entah sejak kapan junho mulai menyayangimu, ia merasa memiliki sisi kenyamanan saat bersama denganmu"

" setelah itu terjadi, junho berulang kali mencoba menyerah untuk tetap di sisiku karena ia tak ingin menyakitimu namun aku berkali kali memintanya bertahan di sisiku dan junho yang tetap setia di sampingku itu, membuatku menjadi egois..."

" aku menjadi serakah karena menginginkan kau dan junho tetap di sisiku di saat yang sama... menepis semua kenyataan yang aku ketahui jika yang aku lakukan ialah sebuah kesalahan, bukanlah cinta, aku tak perduli, aku akan melakukan hal apapun agar kalian tetap disisiku..."

" hingga suatu hari khun hyung datang padaku dan menceritakan tentang pertemuan kau denganya dan segalanya yang kalian lewati selama kalian bersama di jepang..."

wooyoung mengalihkan perhatiannya seaat pada nickhun yang tak sedikitpun melepaskan pandangannya pada wooyoung.

" saat mendengar itu aku sangat marah, aku kecewa dan hatiku terluka, aku membencimu dan tak menerima perasaanmu pada khun hyung. meskipun aku sangat berterimakasih karena khun hyung sudah mau jujur padaku namun aku tak sedikitpun bisa menerima jika kau menduakanku, tanpa menyadari jika hal yang sama telah aku lakukan padamu juga junho..."

" dan di malam yang sama, aku melakukan kesalahan besar yang membuat junho benar benar meninggalkanku dan mengakhiri hubungan kami..."

wooyoung membekap bibirnya dengan salah satu tangannya menahan isakan yang kini mulai menggema dibibirnya

" melihat junho melangkah pergi meninggalkanku, membuatku menyadari hal yang tak pernah aku sadari sebelumnya pada junho, bukan perasaan sakit seperti yang aku rasakan padamu saat aku mengetahui perasaanmu pada khun hyung..."

" tapi seperti sesuatu menghilang dari diriku dan rasanya kosong, tidak nyaman... dan itulah saat dimana aku menyadari bahwa cintaku sejak awal hanyalah untuk junho, dan rasa sayangku padamu ialah rasa sayang yang sama seperti yang junho rasakan padamu rasa nyaman serta ingin melindungimu, seperti seorang saudara..."

wooyoung bangkit berdiri menghampiri chansung dan melayangkan sebuah pukulan keras pada wajah chansung. chansung tak sedikitpun bergerak atau berbicara untuk merasa keberatan akan pukulan yang wooyoung berikan.

" aku tak ingin mendengar ini lebih jauh..."

wooyoung segera berjalan pergi berlalu meniggalkan ruangan nickhun tanpa bisa di cegah oleh nickhun ataupun chansung dengan airmata yang masih membasahi pipinya. wooyoung bahkan tak  lagi perduli dengan perhatian orang orang yang kini tertuju padanya. wooyoung segera meninggalkan rumah sakit dan pulang menuju apartemennya.

*******

junho melangkahkan kakinya perlahan di atas trotoar di tepi jalan menuju rumahnya. sekelilingnya nampak sepi dan sunyi karena waktu kini sudah menunjukan hampir tengah malam. junho menghentikan langkah kakinya sesaat ia sampai di ujung persimpangan jalan, terlihat dari ujung jalan kini nickhun berdiri menantinya didepan pagar rumah mereka.

junho menghirup nafas panjang kemudian ia hembuskan perlahan sebelum akhirnya junho kembali melanjutkan langkahnya berjalan menyusuri trotoar menuju rumahnya yang sudah tampak di depan matanya

nickhun tersenyum lega, setelah menanti selama kurang lebih dua jam akhirnya sosok junho kini terlihat berjalan perlahan mendekat ke arahnya. nickhun segera berlari kecil menghampiri junho.

" nuneo, akhirnya kau pulang "

junho hanya terdiam tak memberikan jawaban, nickhun meraih dagu junho, diangkatnya hingga nickhun dapat melihat dengan jelas wajah junho yang kini memiliki luka dan memar di beberapa sisi

" aku obati lukamu sebelum kau tidur..." ucap nickhun,

junho tetap tak memberikan sedikitpun respon namun tidak juga membantah ucapan nickhun. nickhun menggengam lengan junho dan membawa junho berjalan masuk bersamanya memasuki rumah mereka.

junho duduk di atas sofa di ruang tengah dengan tenang bersama nickhun yang saat ini berdiri berlutut di hadapannya berfokus dengan kapas dan luka di wajahnya.

nafas nickhun tercekat sesaat dirinya melihat luka di kepala junho yang ia sebabkan siang tadi. nickhun tidak menyangka jika luka yang junho dapati sampai membutuhkan beberapa jahitan. Tubuhnya sempat bergetar karena merasa bersalah

nickhun melekatkan plester, merekatkan perban untuk mmenutupi luka di kepala junho, nickhun telah selesai menganti perban di kepalanya serta membersihkan luka lukanya.  junho dan nickhun saling tatap untuk beberapa saat

" nuneo, aku..."

" aku lelah hyung..."

" maafk..."

" aku akan naik ke kamarku, terimakasih banyak hyung..." sela junho, junho menunjuk perban di kepalanya dengan jari telunjuknya. tanpa menanti jawaban dari nickhun, junho bangkit berdiri dari sofa dan berjalan meninggalkan nickhun menuju kamarnya.

nickhun menenggelamkan wajahnya di kedua telapak tangannya sesaat mendapati junho pergi begitu saja tanpa sedikitpun senyum di bibirnya, nickhun tidak menyangka jika hanya dalam satu malam junho dapat berubah menjadi seperti orang lain. tidak lagi sama seperti adik kecilnya yang tidur dalam pelukannya di malam sebelumnya

nickhun tak dapat melakukan apapun juga tak mempunyai pilihan lalin untuk saat ini selain memberikan waktu pada junho, menanti hingga junho kembali tenang untuk membicarakan segala yang terjadi pada mereka

nickhun dapat merasakan ketakutan mulai menjalari tubuhnya. nickhun takut jika junho akan kembali bersikap dingin seperti dulu, di kala dirinya pergi bersama sang ibu meninggalkan junho secara tiba tiba.

dan butuh waktu cukup lama saat itu bagi chansung yang merupakan satu satunya teman yang junho miliki untuk akhirnya dapat mengembalikan senyum junho serta membuat junho akhirnya memaafkannya sang ibu serta sang ayah.

nickhun menghela nafas berat, nickhun membangkitkan tubuhnya berdiri, berjalan meninggalkan ruang tengah menaiki tangga menuju kamarnya. nickhun berhenti sesaat kembali memutar tubuhnya menatap pintu kamar junho yang berada di seberang kamarnya sebelum akhirnya nickhun memasuki kamarnya.

********************

tingtong~~

bunyi bel yang tiba tiba menggema di apartemennya membuat wooyoung yang sedang melamun sebelumnya terkejut. wooyoung melirik jam dinding dimana waktu sudah menunjukan pukul 12 malam.

wooyoung bangkit berdiri dengan enggan berjalan menuju pintu dan mendapati taecyeon kini berdiri disana dengan sebuah bungkusan plastik menggantung di lengan kanannya. taecyeon tersenyum pada wooyoung dan dengan senyum yang lemas wooyoung membalas senyum taecyeon dan mempersilahkan taecyeon masuk ke dalam apartemennya

taecyeon meletakan bungkusan plastik yang ada di tangannya di atas meja makan, mengeluarkan isinya yang merupakan beberapa makanan dan sekotak besar eskrim yang segera ia berikan pada wooyoung.

" aku tau kau belum makan sejak pagi tadi..." seru taecyeon pada wooyoung yang kini telah duduk manis di atas kursi di balik meja makan, wooyoung menghela nafas pelan kemudian mengangguk. tanpa banyak bicara segera memakan makanan yang minjun bawakan

wooyoung dapat melihat dari ujung matanya, taecyeon yang sedang mengetikan sebuah pesan dengan ponselnya, wooyoung menghentikan makannya untuk sesaat

" pada siapa pesan itu kau kirim? nickhun atau chansung?" tanpa berpaling dari ponselnya taecyeon menjawab pertanyaan wooyoung

" keduanya..."

" siapa salah satu dari mereka yang menunggumu dibawah??" taecyeon kini menghentikan gerakan jari jemarinya di atas ponselnya dan mengalihkan perhatiannya pada wooyoung

" kurasa kau tau siapa..."

" katakan padanya untuk pulang dan berhenti mengangguku..."

" katakanlah sendiri padanya..." wooyoung memutar kedua bola matanya tak mengacuhkan ucapan taecyeon dan kembali menyantap makanannya

setelah selesai melakukan urusannya dengan ponsel di tangannya taecyeon kembali meletakan ponselnya di dalam saku celananya kemudian berjalan menuju ruang tengah dan menjatuhkan tubuhnya terduduk di atas sofa.

wooyoung menghabiskan makan malamnya dalam waktu singkat, setelahnya wooyoung segera membereskan meja makannya. wooyoung berjalan menuju ruang tengah dan menjatuhkan dirinya terduduk di sofa tepat disamping taecyeon

" apa maksud mu yang sebenarnya datang kesini hyung...?"

" sampai kapan kau akan seperti ini...? melarikan diri dari masalah bukanlah penyelesaian woo..." ucap taecyeon tanpa sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari televisi di hadapannya.

" mudah untukmu berbicara seperti itu hyung, tapi kenyataan tidaklah seperti itu..."

" baiklah, aku kali ini akan bertanya, apa yang membuatmu marah pada chansung?"

" dia menduakanku..."

" bukankah kau melakukan hal yang sama padanya??" hardik taecyeon. wooyoung terdiam untuk sesaat

" aku dan khun belum memiliki hubungan apapun..."

" kau jatuh cinta pada nickhun disaat kau masih bersama chansung..."

" dan chansung berbohong padaku tentang junho..."

" chansung tidak berbohong woo, dia menyembunyikannya, dan hal itu juga kau lakukan pada nickhun..."

wooyoung menatap taecyeon terdiam tak mampu berbicara, wooyoung harus mengakuinya jika yang taecyeon katakan sebelumnya ialah sebuah kebenaran yang ia abaikan. wooyoung memejamkan kedua matanya, menghirup nafas dalam kemudian di hembuskannya dengan berat.

wooyoung kembali membuka kedua matanya, menatap taecyeon yang masih terfokus pada televisi di hadapannya.

" apa tujuanmu mengatakan semua ini hyung..."

taecyeon menolehkan kepalanya, mengalihkan perhatiannya dari televisi menatap wooyoung disampingnya.

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
okbananacarrot
#1
Chapter 20: this story is good! keep writing, thankyou for the happy ending
channelca #2
Chapter 20: Waaahhh Akhirnya ending juga. Lama nungguin ini fanfic update heheh...
saya kirain ini akan berakhir dengan taecho tapi dugaan saya salah.. akhir ceritanya ditutp dengan CNN hihihi...
Suka banget ini sama jalan ceritanya,, Suksess buat saya baperr!!!...
Thanks buat kak dehana udh up ff ini
Semangat buat cerita selanjutnya
Ditunggu loch cerita yg lain... Fighting!!!
Tapi kak bleh kan minta buatin epilogenya :)
ayudaantariksa #3
Kak ceritanya bagus ^_^ . Awalnya aku ngira kalo ceritanya sad ending , eh ternyata happy ending . Kasih mau di kasih epiloge apa enggak ^_^
Nunneo74
#4
Chapter 20: Omg !! Aaaghhrr...!! Sarat macam apa itu yg no 2 , siapa yg ngeracuni otak polos nuneo hhh tp sukaaa akhir nya cnn nyatu juga , kini aku percaya bahwa tulang rusuk itu ga akan ketuker pemilik nya hhhh
dhe_dorayaki
#5
Chapter 20: Akhir nyaa up juga ff ini huhuhuhuhu,, junho udah ahli cium".n nih , aku sempet was" pas adegan ciuman nya takut junho tiba" bengek lagi kaya dulu hhhhh,,

Ini serius end??, udah tamat?? , berakhir ??
ovygaara
#6
Chapter 20: Banzai~ akhirnya kelar ini story dgn happy ending buat channuneo. #yeay
Tapi taec kasian juga. Akhirya hrs ngerelain junho. Gmn kalo sama aku ajah? *kedip2 genit* #plak xD
Beautifull ending author-shi. Great job! Ditunggu karya2 berikitnya. Fighthing! (ง'̀-'́)ง
channelca #7
Kak lanjut donk ceritanya...
Penasaran sama endingnya
Cayyoo kak
Semangat
☺☺
ayudaantariksa #8
Chapter 18: Kak di lanjut ya . Penasaran ,ceritanya bagus
ovygaara
#9
Chapter 18: Fix buat chapter ini aku jd sebel sama chansung. Kesannya dia egois bgt disini. Dia udh pergi lama, ninggalin junho, trus disaat taec sama junho udh bs dapet sedikit kebahagiaan, chan balik lagi dan dengan seenak udelnya ngomong sama taec klo dia mau ngambil junho kembali dr taec. Heelllaaawww!! Emang junho piala bergilir! *sory thornim, malah marah2 dsini* xD
And poor my baby taec~ huhu~ sini sama aku ajah sini~ xD *i can't see him suffer alone*
Semangat buat chap terakhirnya~ ^^
hwootestjang #10
Chapter 18: Keliru nih... Aku ingin chanuneo namun taecho juga berhak.. Penasaran deh ending nye