Chapter 10 (spesial Khunyoung)

The Man Who Can't Be moved
Please Subscribe to read the full chapter

part spesial untuk khunyoung ~~~~~

selamat membaca

note * karena ceritanya latanya di jepang jadi anggap saja mereka berdialog bahasa jepang *

.

.

.

**********************

Wooyoung menghisap permen lolipop di dalam mumutnya dengan senyum yang berkembang di bibirnya, ia selalu suka sesuatu yang manis, seperti eskrim dan juga permen. Klinik nya kini sedang sepi pengunjung, ya sebagai seorang dokter ia harus merasa senang jika tidak ada yang datang menemuinya karena itu berarti semua orang dalam kondisi yang sehat. Namun tak bisa dipungkiri jika wooyoung merasa sedikit kesepian hanya berdiam diri di dalam kliniknya. 

Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore, wooyoung biasanya akan menghubungi junho atau chansung jika ia sedang bosan atau kesepian, akan tetapi junho sepertinya sedang sibuk.  Junho sedang berada di macau untuk menghadiri pertemuan dengan klien barunya menggantikan sang ayah.

Sedangkan chansung, ia sedang sangat sibuk dengan turnamen beladirinya, chansung memberi tahunya beberapa hari lalu jika ia kembali menang di babak perempat final, dan akan melanjutkan ke pertandingan final minggu depan. Wooyoung tersenyum kecil, ia sangat merindukan chansung.

Wooyoung memutuskan untuk berjalan jalan ke taman terdekat, menitipkan pesan pada beberapa perawat agar mereka bisa mencari wooyoung jika memang ada yang mencarinya atau ada keadaan mendesak. 

Wooyoung benar benar rindu dan ingin kembali dan dapat bekerja di rumahsakit di korea, di negara kelahirannya. namun ia juga merasa nyaman berada disini, menjadi dokter di klinik kecil bersama beberapa dokter. Mengobati para warga sekitar yang selalu ramah, mereka selalu membuat wooyoung nyaman untuk tinggal di tempat ini.

Wooyoung duduk di taman, di atas sebuah kursi besi panjang menatap anak anak yang sedang bermain riang disana, sesaat ia mengingat kenangan 4 bulan lalu ketika ia bertemu dengan yerin di tempat ini, hingga akhirnya mempertemukannya dengan chansung, dan kemudian junho serta taec hyung dan minjun hyung. Wooyoung tersenyum kecil memutar kembali memori itu dlam fikirannya.


Tttiiinnnnn


Ckiittt


Praangggg


Brukkkk


“ amiinneeeee....”

Keadaan di tengah jalan raya seketika ramai setelah apa yang baru saja terjadi, wooyoung bangkit berdiri, berlari kecil untuk melihat  kejadian yang memancing kerumunan di tengah jalan di persimpangan tak jauh dari taman. 

Wooyoung mencoba mencoba maju untuk melihat apa yang sedang terjadi, begitu ia dapat sampai di tengah kerumunan wooyoung melihat sosok gadis mungil yang tergeletak tak sadar kan diri dengan darah yang mengalir dari kepalanya

Wooyoung segera menghampiri gadis kecil itu, ia memeriksa bagian tubuh gadis kecil itu dan luka luka yang ada di tubuhnya, wooyoung memeriksa nafas serta detak jantung nya dan beruntung gadis kecil itu masih hidup . sang ibu terduduk menangis di samping wooyoung

“ dokter jang bagaimana amine....” tanya ibu dari gadis kecil yang kini ada di pangkuan wooyoung...

“ amine masih hidup bibi, tapi kita harus segera membawanya kerumah sakit, luka dikepala amine sangat parah, tak bisa jika hanya di obati di klinik...

“ mari kita segera ke rumah sakit dokter jang, paman akan mengantar...” ucap seorang pria paruh baya yang wooyoung kenal sebagai paman penjual ramen langganannya berdiri di belakang wooyoung, wooyoung mengangguk kecil, segera membawa amine dalam dekapannya dan naik ke mobil pick up miliik paman penjual ramen tanpa berlama lama mereka segera menjalankan laju mobilnya menuju rumah sakit terdekat disana. 


.
.
.


“ nuneo, aku bosan...” ucap nickhun manja dengan bibir yang mengerucut, membuat junho yang melihatnya dari layar komputer jinjing milik nickhun memalui  saluran video call tertawa kecil

“ hyung, kau belum sampai satu minggu berada disana, mengapa sudah mengeluh,,,”

“ aku rindu padamu nuneo, kau harusnya ikut bersamaku...”

“ kau sudah melihat wajahku melalui video call hyung...”

“ belum cukup nuneo, aku merindukan pelukanmu dan tawamu saat ini, sungguh aku ingin segera menyusulmu ke macau sekarang juga...”

“ bertahanlah disana lebih lama lagi khun, hingga aku puas menghabiskan waktuku dengan junho disini...” taecyeon tiba tiba muncul dari belakang junho, taecyeon mengecup sisi pipi kiri junho, membuat nickhun mengepalkan tangannya emosi, ia sungguh iri dengan taecyeon saat ini. Junho tertawa melihat tingkah kedua hyungnya yang seperti anak kecil.

“ jangan sentuh nuneoku taec....”

“ tak ada yang melarangku disini khun, aku bebas menyentuhnya sesuka hatiku..... tidak ada minjun, tidak ada nickhun dan tentunya hwang chansung...” kini taecyeon melingkarkan kedua lengannya di depan dada junho dan menopangkang dagunya pada sisi kiri bahu junho,  memancing emosi nickhun lebih dalam

“ lepaskan nuneo taec...!” taecyeon tidak menggubrisnya...” nuneo pukul dia, jika tidak aku benar benar akan menghajarnya jika aku sampai di korea nanti....” seru nickhun mengancam

“ taec hyung, sudah jangan menggodanya, ia sedang kerja disana... pasien pasiennya tidak akan selamat jika ia mengobatinya dalam keadaan emosi seperti itu....”
Taecyeon tertawa kecil mengalah, ia melepaskan kedua lengannya dari tubuh junho , kemudian tersenyum nakal pada nickhun sebelum menghilang dari layar komputer jinjingnya...

“ nuneo aku akan menyusulmu sekarang juga, aku tak bisa membiarkan kau dekat dengan taecyeon lebih lama dari pada ini, bisa bisa dia bertindak lebih jauh dan kau nanti....”

“ hyung, tenanglah, taec hyung hanya menggodamu... aku tak akan melakukan hal macam macam disini... percayalah...”

“ aku mempercayaimu, tapi tidak dengan taecyeon...”

“ hyung...”

“ aku akan menyusul mu sekarang...”

“ hyung, jika kau tak menyelesaikan pekerjaanmu dengan benar disana dan pergi saat ini juga aku tak akan pernah membukakan pintu kamarku untukmu, aku tak ingin bertemu denganmu..”

“ kau tega sekali mengancam ku seperti itu nuneo...”

“ itu karena aku sangat menyayangimu hyung, kau harus mempercayaiku,,, aku akan memukul taec hyung jika ia menggodamu seperti itu lagi,,,”

“ benar???”

“ tentu, kau bisa kembali lagi memiliki ku sepenuhnya ketika kau sudah kembali ke korea,,,”

“ baiklah, aku akan bersabar ....” junho tersenyum, senyum bulan sabit favorit nickhun, membuat nickhun ikut tersenyum melihatnya

“ dokter nickhun, dokter kepala memanggil anda...” ucap salah seorang perawat dari balik pintu ruangan nickhun, nickhun mengangguk kecil

“ nuneo aku harus bekerja, aku akan menghubungimu lagi nanti, i miss you my little brother, i love you...”

“ aku juga merindukanmu hyung, i love you too, selamat bekerja....” ucap junho sebelum mengakhiri video call mereka. Nickhun segera memakai jas kerjanya sebelum menemui sang kakek yang sudah menunggunya.

.
.
.
.
Setelah melalui beberapa jam perjalanan wooyoung akhirnya sampai di halama depan rumah sakit, jas putih miliknya kini sudah bersimbah darah milik amine, wooyoung dengan segera turun dari mobil, masih dengan amine dalam gendongannya wooyoung menuju ruang gawat darurat 

Wooyouung segera merebahkan amine di atas tempat tidur sesampainya di dalam ruang gawat darurat menyerahkannya pada para perawat untuk segera di tangani, wooyoung memperhatikan mereka sedikit menjauh agar para perawat tidak terganggu ketika menangani amine

Selang selang kini telah terpasang pada tubuh amine, wooyoung mengerutkan keningnya meihat beberapa perawat berdiskusi dengan wajah nampak cemas, wooyoung sedikit mendekat untuk mencoba mengetahui apa yang sedang terjadi

“ pasien mengalami pendarahan di kepala, akan berbahaya jika tidak segera ditangani, kita harus segera mengambil tindakan selanjutnya...” ucap salah satu perawat

“ namun saat ini kita tidak memiliki dokter ahli yang dapat memanganinya... ” sahut salah satu perawat...

“ apa maksud kalian...” sela wooyoung

“ para dokter ahli bedah yang ada saat ini seluruhnya sedang menjalani operasi, kami harus menghubungi dokter lain untuk memintanya datang saat ini juga, tapi itu pasti akan memakan waktu lama...”

“ bagaimana bisa tidak ada satupun dokter ahli bedah yang dapat merawat amine... keadanya sudah krtis, ia harus segera di tangani...” ucap wooyoung pada para perawat

“ kami sudah menghubungi para dokter untuk segera datang, tapi sedikit memakan waktu...

“ amine tidak bisa menunggu..! 

“ ada apa ini...”

“ do-dokter kepala...” wooyoung dan para perawat mengalihkan perhatian mereka pada sebuah suara berat yang menyela pembicaraan mereka, para perawat segera membungkukan tubuh mereka pada sosok pria paruh baya yang wooyoung yakin seorang dokter senior

“ kami memiliki pasien yang harus segera di operasi, namun saat ini dokter ahli yang ada seluruhnya sedang menjalani operasi,,,”

“ bagaimana dokter yang lain...”

“ kami sudah menghubungi mereka, dan mereka sedang dalam perjalanan menuju kesini...”

“ tidak, keadaan pasien sudah sangat kritis, ia tidak dapat menunggu lebih lama lagi,,,,” sebuah suara kembali menyela pembicaraan mereka, nickhun kini sudah berdiri di samping pasien...

“ tapi dokter ahli yang ada seluruhnya sedang melakukan operasi...” ucap salah satu perawat pada nickhun

“ siapkan ruang operasinya sekarang juga... aku akan mengambil alih...” nickhun memeriksa sejenak luka di kepala amine sebelum menatap sang kakek yang juga merupakan dokter kepala di rumah sakit ini, yang kini masih berdiri menatapnya

“ lakukanlah, aku akan mengatur ulang jadwal rapat kita dengan dewan direksi, selamatkan anak ini...” nickhun mengangguk kecil tersenyum.

“ semua ruang operasi sedang di gunakan... hanya tersisa ruang operasi khusus bangsal VIP dokter...” ucap salah satu perawat, menatap pada dokter kepala dan nickhun secara bergantian

“ pakai ruangan itu, aku izinkan,,,” ucap nickhun kepada para perawat, mereka tampak ragu untuk melaksanakan nya, kini para perawat menatap nickhun dan dokter kepala secara bergantian

“ lakukanlah operasi, segera tangani pasien....ini perintah ...” ucap sang dokter kepala yang langsung dilaksanakan oleh para perawat. Para perawat segera menyiapkan ruangan operasi untuk amine, salah seorang perawat kembali menghampiri nickhun

“ dokter, kita kekurangan tim, kami butuh asisten dokter, namun belum ada satupun dokter yang kami hubungi sampai di rumahsakit....” nickhun berfikir sejenak, kemudian tatapanya tiba tiba tertuju pada wooyoung yang masih terdiam menatap mereka, nickhun menatap wooyoung sesaat

“ kau dokter??” tanya nickhun pada wooyoung, wooyoung sempat terkaget namun tak lama ia mengangguk

“ iya, aku seorang dokter...” nickhun tersenyum kecil mendegar jawaban wooyoung

“ kalau begitu kau jadi asistenku,,,,” 

“ tu-tunggu, tapi aku...”

“ jika kau mengajaku berdebat saat ini kita tak akan punya waktu menyelamatnya nyawa gadis kecil ini...” ucap nickhun,,, 

“ persiapan sudah siap dokter...” ucap salah satu perawat, nickhun mengangguk kecil

“ aku butuh keputusanmu sekarang...” nickhun kembali mengalihkan perhatiannya pada wooyoung, wooyoung memejamkan matanya sesaat

“ baiklah...”

“ bersiaplah, aku tunggu di dalam ruang operasi...” ucap nickhun yang segera bersiap mengenakan pakaian khusus operasi, nickhun segera berjalan memasuki ruang operasi, tak lama wooyoung memasuki ruangan operasi

Jantung wooyoung berdegup cepat setelah memasuki ruangan operasi, ini untuk pertama kali baginya benar benar menghadapi operasi secara langsung, sebelumnya ia hanya melakukan pengamatan, pelatihan dan juga prakrtik.

seluruh mata kini menatap wooyoung menantinya, karena ialah yang akan berada mendampingi nickhun sepanjang operasi.  Wooyoung mencoba bernafas mengendalikan dirinya, ia melihat pada amine sesaat  sebelum maju melangkah mendekat

“ kau siap...?” tanya nickhun sesaat wooyoung sampai di hadapannya...

“ siap...”

“ baik,,, periksa tekanan darahnya, pastikan tetap stabil, kita mulai....”

 

*******
Wooyoung duduk terdiam di depan kursi tunggu ruang operasi. Operasinya sudah selesai dan semua berjalan lancar berkat tindakan sigap yang diambil nickhun dan kini amine sudah dipindahkan ke dalam ruang perawatan khusus hingga sampai pada perkembangan kondisi amine selanjutnya

Ibu amine baru saja pulang, wooyoung dapat  melihat jelas kekelahan di wajahnya namun rasa khawatirnya sudah sedikit menghilang setelah amine selesai menjalani operasi. Karena itu wooyoung meminta ibu amine untuk pulang beristirahat hari ini dan ia mengajukan diri mengantikan ibu amine untuk menjaga amine sampai ibu amine kembali.

“ dokter...” wooyoung tersentak seketika mendengar sebuah suara di dekatnya, wooyoung mengangkat wajahnya dan menatap sosok dokter tampan yang mengoperasi amine sebelumnya

“ y-ya...” jawab wooyoung semampunya, terlalu terkejut

“ maaf jika aku mengejutkanmu dokter, aku kesini ingin mengucapkan terimakasih atas bantuanmu tadi, dan sekaligus aku meminta maaf atas nama rumah sakit dan berjanji akan memperbaiki kinerja kami...” nickhun membungkukkan tubuhnya membuat wooyoung merasa canggung

“ aku mengerti dokter, karena kau sudah melakukan yang terbaik , aku memahaminya...” nickhun kembali menegakkan tubuhnya, ia tersenyum 

Nickhun menatap wooyoung sesaat , ia kemudian melepas jubah putih yang ia kenakan menyampirkan di lengan kirinya, nickhun membuka kemejanya yang ia kenakan tanpa terkancing dan mengulurkannya pada wooyoung. 

“ pakailah...” wooyoung terdiam sesaat tak begerming, ia berfikir sejenak menatap kemeja yang ada di tangan nickhun, nickhun meberikan isyarat pada wooyoung untuk melihat kondisi dirinya saat ini

Kemeja berwarna biru langit yang wooyoung kenakan serta jubah putih yang melapisinya membuat darah amine yang mengering di bagian depan kemeja serta jubahnya membuat wooyoung nampak mengerikan, wooyoung baru ingat jika ia tak melepaskan amine dalam pelukannya sepanjang perjalanan ke rumah sakit

Wooyoung mengulurkan tangannya mengambil kemeja yang berada di tangan nickhun, ia membuka jubah putihnya serta kemeja biru langitnya dan menggantinya dengan memakai kemeja yang nickhun berikan. 

“ terimakasih dokter...?”

“ nichkhun..” 

“ nichh..?” 

“ khun, panggil saja khun jika memang sulit...” sela nickhun yang dapat melihat jelas wooyoung kesulitan melafalkan namanya

“ ah,,, “ wooyoung mengangguk malu karena nickhun dapat menangkap gerak geriknya dengan jelas “ dokter khun, aku akan mengembalikan kemeja mu secepatnya...”

“ tidak apa dokter,,,” nickhun melirik sesaat pada name tag yang tertera di jubah putih milik wooyoung “ ....  dokter jang, kau dapat mengembalikannya saat kita bertemu lagi nanti...” wooyoung mengangguk kecil tersenyum

“ dokter nickhun...” wooyoung dan nickhun mengalihkan perhatian mereka pada sosok seorang wanita cantik yang sedang berjalan mendekati mereka. Dilihat dari jubah putih yang juga ia kenakan wooyoung yakin jika wanita itu juga seorang dokter.

“ ya dokter bae,,,”

“ ini hasil pemeriksaan lanjutan kondisi amine, belum ada perkembangan yang signifikan, kita masih harus menunggu hingga amine sadar esok hari...” nickhun menatap dokumen yang ada di tangannya dengan seksama, dan tanpa sadar itu membuat wooyoung tersenyum.

Wooyoung tak pernah mengangumi sosok seorang dokter sebelumnya, namun ia menemukannya dari diri nickhun hari ini. Keberanian nya mengambil keputusan, serta segala tingakan yang penuh pemikiran matang membuat orang orang yang bekerja di sekelilingnya tak sedikitpun merasa ragu. Seperti yang wooyoung tadi rasakan dalam ruang operasi

Wooyoung merasa kagum melihat sorot mata nickhun yang fokus memancarkan keyakinan dan kepercayaan saat menangani amine sebelumnya, operasi berjalan hampir 5 jam lamanya dikarenakan kondisi amine yang sempat tidak stabil namun tak sedikitpun nickhun mengalihkan fokusnya dari amine tak terlihat sedikitpun kelelahan atau fikiran menyerah darinya.

Bahkan di saat ini, meskipun hanya membaca sebuah dokumen hasil cek kesehatan, namun pacaran mata nickhun tak berubah, tetap memancarkan fokus, memeriksanya dengan teliti hingga ia benar benar memahami secara keseluruhan kondisi amine. 

Wooyoung tak pernah bertemu dengan sosok seorang dokter yang memberikan perhatian penuh pada seorang pasien. bahkan nickhun pun mampu membuat keluarga pasien tetap tenang dan bisa membuat mereka yakin akan kesembuhan anggota keluarga mereka yang sakit. 

“ dokter jang,,,” nickhun mengangkat wajahnya mengalihkan perhatiannya pada wooyoung  “ dokter bae ini yang akan menangani amine selama ia dirawat, jadi jika kau bisa langsung menanyakan kondsi amine pada dokter bae...” 

Wanita yang nickhun panggil dokter bae itu tersenyum membungkukan sedikit tubuhnya menyapa wooyoung, wooyoung membalas membungkukan tubuhnya dan juga tersenyum membalas salamnya. 

Nickhun menyampirkan jubah putih yang ada di lengannya pada bahu wooyoung, merapatkan pada tubuh wooyoung, memastikan wooyoung tetap hangat. Entah mengapa sosok wooyoung sangat mengingatkannya pada adik kesayangannya yang sedang ia rindukan saat ini.

“ malam hari akan sangat dingin dokter jang, kau harus menunggu amine sepanjang malam bukan...”

“ terimakasih dokter...” ucap wooyoung, ia harus mengakui ia membutuhkan sesuatu untuk melapisi tubuhnya yang cukup mengigil, dan merasa sangat berterimakasih dengan inisiatif nickhun 

“ baiklah aku harus segera pergi, dokter bae tolong antar dokter jang menuju ruangan amine agar ia bisa beristirahat,,, “ dokter bae mengangguk kecil

“ mari dokter jang, saya akan mengantar anda...” 

“ sampai bertemu lagi dokter khun... dan terimakasih banyak...” ucap wooyoung sebelum ia berjalan melangkah pergi meninggalkan nickhun mengikuti dokter bae yang berjalan di depannya untuk menuju ruang rawat amine.

Dokter bae mengantar wooyoung hingga pintu depan ruang rawat amine kemudian ia kembali menuju ruangannya, wooyoung membuka pintu ruang rawat amine perlahan, wooyoung tersenyum kecil melihat sosok amine yang sedang tertidur pulas di bawah pengaruh obat bius seusai operasi

Wooyoung berjalan menuju sofa panjang yang berada di ujung ruangan amine, ia menjatuhkan tubuhnya, rasanya hari ini sangat panjang dan mengguras tenaganya, ia tak pernah merasa selelah ini sebelumnya. Wooyoung mengambil ponselnya dan waktu menunjukan pukul 10 malam. 

Wooyoung tersenyum kecil menatap pesan yang chansung kirimkan padanya, ini memang pertama kalinya wooyoung tak memberi chansung kabar selama satuh hari penuh, pantas jika chansung merasa khawatir. 

Wooyoung memutuskan untuk menghubungi chansung besok karena ia benar benar ter

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
okbananacarrot
#1
Chapter 20: this story is good! keep writing, thankyou for the happy ending
channelca #2
Chapter 20: Waaahhh Akhirnya ending juga. Lama nungguin ini fanfic update heheh...
saya kirain ini akan berakhir dengan taecho tapi dugaan saya salah.. akhir ceritanya ditutp dengan CNN hihihi...
Suka banget ini sama jalan ceritanya,, Suksess buat saya baperr!!!...
Thanks buat kak dehana udh up ff ini
Semangat buat cerita selanjutnya
Ditunggu loch cerita yg lain... Fighting!!!
Tapi kak bleh kan minta buatin epilogenya :)
ayudaantariksa #3
Kak ceritanya bagus ^_^ . Awalnya aku ngira kalo ceritanya sad ending , eh ternyata happy ending . Kasih mau di kasih epiloge apa enggak ^_^
Nunneo74
#4
Chapter 20: Omg !! Aaaghhrr...!! Sarat macam apa itu yg no 2 , siapa yg ngeracuni otak polos nuneo hhh tp sukaaa akhir nya cnn nyatu juga , kini aku percaya bahwa tulang rusuk itu ga akan ketuker pemilik nya hhhh
dhe_dorayaki
#5
Chapter 20: Akhir nyaa up juga ff ini huhuhuhuhu,, junho udah ahli cium".n nih , aku sempet was" pas adegan ciuman nya takut junho tiba" bengek lagi kaya dulu hhhhh,,

Ini serius end??, udah tamat?? , berakhir ??
ovygaara
#6
Chapter 20: Banzai~ akhirnya kelar ini story dgn happy ending buat channuneo. #yeay
Tapi taec kasian juga. Akhirya hrs ngerelain junho. Gmn kalo sama aku ajah? *kedip2 genit* #plak xD
Beautifull ending author-shi. Great job! Ditunggu karya2 berikitnya. Fighthing! (ง'̀-'́)ง
channelca #7
Kak lanjut donk ceritanya...
Penasaran sama endingnya
Cayyoo kak
Semangat
☺☺
ayudaantariksa #8
Chapter 18: Kak di lanjut ya . Penasaran ,ceritanya bagus
ovygaara
#9
Chapter 18: Fix buat chapter ini aku jd sebel sama chansung. Kesannya dia egois bgt disini. Dia udh pergi lama, ninggalin junho, trus disaat taec sama junho udh bs dapet sedikit kebahagiaan, chan balik lagi dan dengan seenak udelnya ngomong sama taec klo dia mau ngambil junho kembali dr taec. Heelllaaawww!! Emang junho piala bergilir! *sory thornim, malah marah2 dsini* xD
And poor my baby taec~ huhu~ sini sama aku ajah sini~ xD *i can't see him suffer alone*
Semangat buat chap terakhirnya~ ^^
hwootestjang #10
Chapter 18: Keliru nih... Aku ingin chanuneo namun taecho juga berhak.. Penasaran deh ending nye