Chapter 11

The Man Who Can't Be moved
Please Subscribe to read the full chapter

Junho merebahkan tubuhnya di atas sofa seketika ia kembali ke apartemen mewah yang ia tinggali selama ia berada di macau setelah sepanjang hari melakukan kunjungan kerja serta beberapa rapat tentang proyek pembuatan kawasan hiburan di sudut kota macau.

Taecyeon yang ikut mendampingi junho selama berada di macau atas permintaan ayah junho hanya menatap junho dengan senyum. Taecyeon berjalan menghampiri junho

“ kita makan apa malam ini…” Junho bangkit dari tidurnya kini terduduk di atas sofa menatap taecyeon yang berlutut di hadapannya

“ aku rindu masakan korea hyung… tapi cukup sulit mencarinya di sekitar sini, kita harus ke pusat kota untuk menemukannya…”

“ aku bisa memasakkanya untukmu…”

“ tidak hyung, aku tau kau lelah…”

“ aku baik baik saja, yang aku lakukan hanya menemanimu sepanjang hari, tak ada hal yang membuatku lelah sedikitpun, lagipula aku juga lapar…” taecyeon segera berjalan pergi tak menggubris sedikitpun perkataan junho, junho hanya menghela nafas, kekeraskepalaanya selalu melunak pada taecyeon.

junho segera bangkit dari sofa menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya, namun baru berjalan beberapa langkah dari sofa junho merasa kepalanya berputar hebat, ia mencoba menyeimbangkan tubuhnya sampai ia merasakan lengan besar taecyeon kini melingkari tubuh mungilnya

tanpa banyak bertanya taecyeon segera membawa junho berbaring kembali di atas sofa, taecyeon menatap junho sedikit khawatir, ini sudah yang ke 2 kali nya junho hampir jatuh pingsan sejak mereka datang ke macau. memang tak bisa di pungkiri junho hanya tidur sekitar 2 jam selama 3 hari belakangan,

" junho, kita harus kerumah sakit..." junho menggeleng kecil menolaknya

" tidak bisa hyung, masih banyak yang harus aku kerjakan..."

" apa yang mau kau kerjakan dengan kondisi tubuhmu yang seperti ini..." 

" aku bisa hyung, aku akan menyelesaikan semua pekerjaan ini segera hingga secepatnya aku dapat kembali ke korea untuk menyaksikan pertandingan chansung..." 

" junho, chansung pasti mengengerti kau sibuk..." 

" aku sudah berjanji akan datang hyung..." 

" kau fikir chansung akan senang kau datang dengan kondisi seperti ini..." nada suara taecyeon kini mulai meninggi, membuat junho sesaat terdiam, 

" hyung, aku sudah berjanji padanya, aku..."

" sekarang kau pilih, aku hubungi nickhun kemudian mengatakan kondisimu saat ini atau kau pergi denganku sekarang kerumah sakit..." 

taecyeon kembali berjalan menjauh dari sisi junho, kembali tak mengacuhkan junho yang masih membantah dengan kekeras kepalaannya, taecyeon segera mengambil ponselnya yang ia letakan di kamarnya, ia menekan sebuah nomor yang sudah cukup di hafalnya. 

" halo taec..."

" taec hyung...." junho segera meraih ponsel yang berada di tangan taecyeon seseaat setelah sampai di hadapan taecyeon, 

junho menggelengkan kepalanya, mencegah taecyeon untuk mengatakan apapun pada nickhun. namun tak ada perubahan ekspresi di wajah taecyeon menandakan taecyeon tak akan menuruti kemauan junho saat ini. 

" taec... hey, ok taecyeon, kau disana, jawab aku..." taecyeon kembali mengambil ponselnya dari tangan junho, mendengar suara nickhun yang masih tersambung dengan ponselnya,

" halo khun..."

" taec, kenapa lama sekali kau menyahutiku, ada apa, kau membuatku khawatir..."

" aku..."

junho segera merebut kembali ponsel milik taecyeon, kemudian dengan segera memutuskan sambungan teleponnya dengan nickhun. junho menatap taecyeon mengerucutkan bibirnya membuat taecyeon menghela nafas menyerah

" baiklah, aku tidak akan perduli lagi..." 

" hyung..."

" apa? aku bilang baiklah aku tidak akan perduli lagi padamu..." nada bicara yang begitu dingin dari taecyeon membuat junho mengigiti bibir bawahnya, junho terlalu takut untuk berbicara lebih banyak dan membuat taecyeon semakin marah padanya

taecyeon berjalan pergi meninggalkan junho yang masih berdiri terdiam menatapnya tak sedikitpun bergeming menuju dapur dan dalam diam taecyeon mempersiapkan bahan bahan makanan kemudian memulai memasak makanan untuk makan malam mereka. 
.
.
.

" hyung, jangan marah lagi..." taecyeon tetap diam, fokus dengan piring piring yang sedang ia cuci. junho berdiri di samping taecyeon masih berusaha membujuk taecyeon untuk memaafkannya.

" apa mau mu junho..."

" maafkan aku hyung..."

" apa yang harus aku maafkan..?" jawab taecyeon tanpa sedikitpun mengalihkan perhatiannya pada junho dan tetap dengan nada bicara yang dingin, junho merenggut 

" karena aku membuatmu marah..."

" aku? aku tidak marah, untuk apa aku marah..."

" karena aku membantahmu..."

" untuk apa kau membantah ku? aku tak merasa meminta apapun padamu..."

" aku akan menurutimu hyung, aku akan beristirahat..."

" aku sudah bilang aku tidak perduli..." junho menangkupkan kedua telapak tangannya pada wajah taecyeon dan memaksa taecyeon untuk mengalihkan perhatiannya dari piring piring di tangannya kini kepada nya

" taecyeon hyung, aku mohon jangan marah lagi, sungguh aku meminta maaf..." taecyeon terdiam untuk sesaat, mendengar junho memohon maaf padanya dengan nada yang begitu manja dan tulus membuat kemarahan taecyeon seketika menguap. junho menyodorkan sekotak eskrim miliknya pada taecyeon 

" untukmu, sebagai permintaan maafku..."

" kau tidak boleh memintanya kembali lee junho..." ucap taecyeon menunjuk sekotak eskrim yang ada di tangan junho dengan dagunya, junho mengangguk kecil

" jadi kau tidak marah lagi padaku hyung..." taecyeon menggeleng kecil di sertai senyum di bibirnya

" tidak,,," seketika junho menyelinapkan tubuhnya di antara lengan taecyeon yang masih memegang piring, melingkarkan lengannya melingkari tubuh taecyeon -memeluknya. 

" syukurlah, kau menyeramkan sekali saat marah hyung..." taecyeon tertawa kecil tanpa suara dari balik pelukan junho, 

" sekarang duduklah dengan tenang di ruang tengah, dan biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku..." dengan patuh junho segera melepaskan pelukannya kemudian berjalan perlahan pergi dari dapur dan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa di depan televisi yang menyala.

sepeninggal junho dari sisinya, taecyeon tersenyum kecil, mengingat betapa sulitnya ia tetap marah dan berusaha untuk tak tersenyum pada junho yang tak berhenti mengerucutkan bibirnya dan bertingkah menggemaskan. 

taecyeon meletakan piring terakhir di tangannya kemudian berjalan dengan sekotak eksrim yang junho berikan padanya duduk tepat di samping junho. taecyeon menyodorkan sesendok eskrim ke depan mulut junho, junho mengalihkan perhatiannya dari televisi pada taecyeon, junho membuka mulutnya dan tanpa ragu melahapnya

" istirahatlah, pulihkan kondisimu dan kembali bekerja besok..." 

" baiklah hyung..." kali ini junho mengangguk tanpa membantah. taecyeon kembali memberikan suapan eskrim pada junho. 

" aku akan memastikan kau dapat pergi menonton pertandingan final chansung..."

" sungguh...?" taecyeon menepuk puncak kepala junho, ia tersenyum

" aku mengerti kau akan melakukan segala cara untuk kembali ke korea secepatnya,,, aku hanya akan memastikan kau tak mengacaukan pekerjaanmu dan kesehatanmu..."

junho menghamburkan tubuhnya memeluk taecyeon. junho sunguh tidak tau apa yang akan terjadi jika taecyeon tak ada bersamanya saat ini. 

" baiklah aku akan istirahat sekarang..." junho bangkit berdiri dari sofa, berjalan gontai menuju ke kamarnya kemudian menjatuhkan diri di atas tempat tidurnya.

" kau tak menghubungi chansung lebih dulu??" junho berfikir sejenak, dirinya agak terlalu lelah hari ini...

" menurutmu apa chan akan marah karena hari ini aku tidak memberinya kabar seharian??" tanya junho meminta pendapat taecyeon

" aku rasa chansung akan mengerti, kau bisa melakukannya besok..."

" kau benar hyung, chan tak akan marah padaku hanya karena aku tak memberinya kabar satu hari ini, aku akan tidur sekarang hyung, kau juga istirahatlah, selamat malam..."

" selamat malam junho..." taecyeon tersenyum kecil pada junho, ia mematikan lampu di kamar junho sebelum menutup pintu kamar junho dan berjalan menuju kamarnya sendiri untuk beristirahat.

*******

chansung merebahkan tubuhnya di atas matras, peluh mengalir deras dari setiap pori pori tubuhnya, chansung baru saja menyelesaikan hukumannya berlari mengelilingi halaman gedung latihannya sebanyak 20 putaran di siang hari yang terik ini.

sang pelatih berjalan menghampiri chansung membuat chansung segera kembali berdiri mengatur nafasnya yang memburu.

" chansung, pertandingan final sudah di depan mata, tapi semakin hari gerakanmu semakin buruk, fokusmu hilang, dan lihat tubuhmu yang babak belur karena kesalahan yang kau buat..." 

sang pelatih terus berbicara mengeluarkan keluhannya atas sikap chansung yang memang tak seperti biasanya akhir akhir ini. fokusnya menghilang ia tak bisa latihan dengan benar karena fikirannya tak berada bersamanya sekarang

melihat chansung yang kembali melamun membuat sang pelatih menghela nafas berat, ia menyerah, chansung tidak akan berhenti melamun hanya karena ia hukum, satu satunya yang dapat membuat chansung kembali pada kondisi primanya ialah membawa kembali seseorang yang telah membawa pergi segala isi fikiran chansung.

" kembalilah berlatih..." ucap sang pelatih menepuk pundak chansung, chansung kali ini mengangguk.

sepeninggal sang pelatih, chansung kembali menjatuhkan dirinya terduduk, chansung mencengkram rambutnya seraya berusaha menghilangkan fikirannya yang sangat kacau beberapa hari belakangan ini.

ini sudah hari ke 5 sejak junho terakhir kali menghubunginya, chansung sangat tahu jika junho sibuk dan junho melakukan semua itu agar ia bisa datang menghadiri pertandingan final nanti. namun hatinya tak dapat berbohong jika chansung benar benar merindukan junho saat ini. hatinya gelisah dan taecyeon tak luput menjadi salah satu penyebabnya

semenjak peristiwa ciuman pertama mereka rasa rindu chansung bertambah berkali kali lipat pada junho, bahkan chansung tak berhenti memimpikan junho. chansung pun tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya, apa junho sudah benar benar berhasil mencuri seluruh hati chansung hanya dengan ciuman sesaat mereka itu.

chansung kembali berdiri, ia harus kembali berlatih, besok adalah pertandingan finalnya dan chansung tidak boleh tampil buruk karena junho akan datang untuk menyambut kemenangannya.
.
.
.

pelatih choi menatap murid muridnya yang sedang berlatih di aula untuk persiapan pertandingan final besok lusa dari lantai 3 tribun aula gedung. matanya kembali terfokus pada chansung yang kini sedang berdiri di tengah ring, berlatih bersama salah satu junior nya.

tak ada perubahan dalam diri chansung, meski chansung tetap menyerang dan mendapatkan poin namun karena fokus chansung hilang, lawannya dapat menghasilkan lebih banyak poin ketika ia lengah

senyum pelatih choi tiba tiba mengembang sesaat ia melihat sosok yang melambaikan tangan padanya, sosok yang ia sudah tunggu kedatanganya satu hari ini. pelatih choi segera berjalan, bahkan hampir berlari menghampiri sosok tersebut

" tuan choi, kau tak perlu berlari, kau begitu senang melihatku??" pelatih choi memukul pundak taecyeon pelan, ia tertawa kecil menganguk

" aku menanti junho, bukan kau..."

" sudah 6 tahun lamanya kau tetap memfavoritkan dia menjadi anak kesayanganmu... kau tega sekali tuan choi, junho bahkan bukan anggota klub judo..."

" tentu, dia anak selamanya jadi anak kesayanganku taec, meskipun dia datang ke klub judo hanya untuk menonton kalian berlatih..."

" sayangnya junho tak bisa hadir tuan choi, ia sedang sakit saat ini..."

" apa maksudmu taec? kau tidak sedang bercanda bukan..." nada suara tuan choi terdengar jelas menujunkan kekhawatiran

" tentu tidak, dia sedang sakit pelatih choi, karena itu aku menggantikanya datang menemuimu..." wajah pelatih choi kembali menegang, ia mengkhawatirkan kondisi junho, tuan choi tau jika junho memang tidak memiliki fisik yang kuat seperti taecyeon dan chansung, 

tak lama taecyeon tertawa kecil melihat raut wajah pelatih choi yang nampak sangat serius dan panik karena membayangkan anak kesayangannya jatuh sakit, taecyeon menepuk pundak pelatih choi, membuat pelatih choi mengalihkan perhatiaanya pada taecyeon.

taecyeon mengangkat lenganya menunjuk dengan ujung jari telunjukya pada sebuah arah di sudut tribun, pelatih choi mengikuti arah telunjuk taecyeon dan mendapati seorang pria sedang berdiri disana mebelakangi mereka sedang menatap dengan seksama ke arah aula bawah dimana latihan sedang berlangsung

" itu pria yang kau cari..." gumam taecyeon, pelatih choi seketika menarik sisi telinga kiri taecyeon membuat taecyeon meringis kesakitan namun dengan tawa terdengar dari bibirnya

" kau mengerjaiku lagi..."

" kau benar benar mengkhawatirkannya pelatih choi...?"

" tentu, syukurlah dia baik baik saja,,,"  taun choi tersenyum menatap junho yang masih berdiri memunggunginya

" apakah kondisi chansung sungguh tidak baik??" 

" dia kacau taec, ini pertama kalinya aku melihat chansung seperti itu..."

" tapi tuan choi, bukankah kau tau jika chansung punya kekasih di jepang, mengapa kau justru begitu yakin junho lah orang yang membuat chansung begitu kacau seperti sekarang, bisa saja yang ia butuhkan wooyoung, bukan junho..." pelatih choi dengan segera menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan taecyeon

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
okbananacarrot
#1
Chapter 20: this story is good! keep writing, thankyou for the happy ending
channelca #2
Chapter 20: Waaahhh Akhirnya ending juga. Lama nungguin ini fanfic update heheh...
saya kirain ini akan berakhir dengan taecho tapi dugaan saya salah.. akhir ceritanya ditutp dengan CNN hihihi...
Suka banget ini sama jalan ceritanya,, Suksess buat saya baperr!!!...
Thanks buat kak dehana udh up ff ini
Semangat buat cerita selanjutnya
Ditunggu loch cerita yg lain... Fighting!!!
Tapi kak bleh kan minta buatin epilogenya :)
ayudaantariksa #3
Kak ceritanya bagus ^_^ . Awalnya aku ngira kalo ceritanya sad ending , eh ternyata happy ending . Kasih mau di kasih epiloge apa enggak ^_^
Nunneo74
#4
Chapter 20: Omg !! Aaaghhrr...!! Sarat macam apa itu yg no 2 , siapa yg ngeracuni otak polos nuneo hhh tp sukaaa akhir nya cnn nyatu juga , kini aku percaya bahwa tulang rusuk itu ga akan ketuker pemilik nya hhhh
dhe_dorayaki
#5
Chapter 20: Akhir nyaa up juga ff ini huhuhuhuhu,, junho udah ahli cium".n nih , aku sempet was" pas adegan ciuman nya takut junho tiba" bengek lagi kaya dulu hhhhh,,

Ini serius end??, udah tamat?? , berakhir ??
ovygaara
#6
Chapter 20: Banzai~ akhirnya kelar ini story dgn happy ending buat channuneo. #yeay
Tapi taec kasian juga. Akhirya hrs ngerelain junho. Gmn kalo sama aku ajah? *kedip2 genit* #plak xD
Beautifull ending author-shi. Great job! Ditunggu karya2 berikitnya. Fighthing! (ง'̀-'́)ง
channelca #7
Kak lanjut donk ceritanya...
Penasaran sama endingnya
Cayyoo kak
Semangat
☺☺
ayudaantariksa #8
Chapter 18: Kak di lanjut ya . Penasaran ,ceritanya bagus
ovygaara
#9
Chapter 18: Fix buat chapter ini aku jd sebel sama chansung. Kesannya dia egois bgt disini. Dia udh pergi lama, ninggalin junho, trus disaat taec sama junho udh bs dapet sedikit kebahagiaan, chan balik lagi dan dengan seenak udelnya ngomong sama taec klo dia mau ngambil junho kembali dr taec. Heelllaaawww!! Emang junho piala bergilir! *sory thornim, malah marah2 dsini* xD
And poor my baby taec~ huhu~ sini sama aku ajah sini~ xD *i can't see him suffer alone*
Semangat buat chap terakhirnya~ ^^
hwootestjang #10
Chapter 18: Keliru nih... Aku ingin chanuneo namun taecho juga berhak.. Penasaran deh ending nye