Chapter 20

The Man Who Can't Be moved
Please Subscribe to read the full chapter

.

.

.

“ mari kita akhiri ini junho...” ucapan dari bibir taecyeon membuat kening junho kini menampakan kerutan

“ apa yang ingin kau akhiri hyung...?”

“ hubungan kita, mari kita akhiri sampai disini...”

Junho terdiam tercengang, bibirnya membeku. Ia terlalu terkejut dengn ucapan taecyeon , namun tak lama terdengar tawa kecil di bibir junho.

“ hyung... ini sungguh tidak lucu...”

tak sedikitpun terlihat perubahan di raut wajah taecyeon yang menandakan taecyeon akan menghentikan lelucon yang ia buat saat ini, senyum di wajah junho pun menghilang, ia menggeram kesal

“ hyung... sungguh, ini tidak...”

“ aku serius dengan ucapanku junho...” taecyeon memotong perkataan junho... membuat junho seketika terdiam, junho menatap kedua mata taecyeon tak bergeming , kedua mata taecyeon yang kini juga menatapnya dengan keseriusan.

Setelah keheningan yang cukup panang di antara taecyeon dan junho, Terdengah helaan nafas panjang berhembus dari bibir junho, junho menyandarkan tubuhnya pada kursi, menyilangkan kedu tangannya di depan dada sebelum akhirnya ia kembali menatap taecyeon, kini dengan tatapan sedikit tajam

“ berikan aku alasan, alasan yang kuat dan tidak kau buat buat...”

taecyeon tersenyum kecil melibat bibir junho yang sedikit mengerucut, taecyeon pun ikut menyadarkan tubuhnya pada kursi, mengalihkan tatapannya kini pada kolam air mancur di hadapannya.

“ aku tak ingin membohongi diriku lebih jauh, dan aku pun tak ingin membuatmu berbohong padaku...”

“ aku..?” junho menaikan salah satu sisi alis nya, taecyeon kembali terseyum, kini mengalihkan kembali tatapannya pada junho

“ aku mendengarnya, semua percakapanmu dengan nichkhun sore tadi...” ucapan taecyeon membuat junho termenung untuk sesaat, dan seketika seluruh perasaan bersalah itu muncul di dalam hatinya.

“ jadi, kau medengarnya ...” hanya itu kalimat yang mampu keluar dari bibir junho

“ kau tau betapa bahagianya aku saat malam itu kau mengatakan untuk kita segera menikah, dan taukahkah kau betapa sakitnya hatiku saat aku tau kau ingin menikahiku hanya karena kau merasa bersalah karena kau kembali memimpikan chansung... yang kau lalukan itu kejam lee junho...”

“ maaf...”

Junho terdiam, tidak ada bantahan sedikitpun dari junho akan ucapan yang taecyeon utarakan, hanya sebuah kata maaf yang mampu ia utarakan, junho menyetujui ucapan taecyeon ia merasa yang taecyeon katakan benar tentangnya.

“ namun aku sadar, penyebab dari sikapmu ini ialah karena ke egoisanku padamu selama ini, aku membatasi setiap gerakmmu, aku melarangmu melakukan hal yang kau sukai, aku bahkan tidak memberikanmu waktu untuk sendiri karena aku terlalu takut setiap kau jauh dariku atau kau melakukan hal yang kau dulu biasa lakukan bersama chansung , akan membuatmu kembali mencintainya dan kau akan meninggalkanku...”

“ aku tau kau merasa tidak nyaman, aku tau kau tersiksa, namun aku selalu berpura pura tidak mengetahuinya dan menggunakan cinta sebagai tamengku... karena itu maafkan aku junho... maafkan atas segala keegoisanku padamu...”

“ aku mengerti hyung, aku mengerti mengapa kau melakukannya... aku memaafkanmu...”

Taecyeon mengangkat kedua tangannya, menggenggam kedua tangan junho dengan erat. Taecyeon tersenyum kecil menatap junho yang kini menatapnya sendu penuh penyesalan.

“ karena itu, mari kita berhenti menyakiti satu sama lain, mari kita saling berbahagia di jalan kita masing masing junho, aku menyayangimu, aku sungguh berharap kau bahagia...”

“ sungguh tidak ada cara lain selain berpisah hyung?”

“ aku rasa ini yang terbaik junho, sejak awal pun sesungguhnya aku tau jika aku tak akan bisa meruntuhkan batu karang itu di hatimu...”

Junho tersenyum kecil menggigit bibir bawahnya menahan hatinya yang berdenyut sakit, junho mengangguk kecil menerima keputusan taecyeon akan perpisahan mereka. Junho merengkuh tubuh besar taecyeon ke dalam pelukannya.

“ terimakasih atas segala hal yang kau lakukan untukku hyung juga segala cinta yang kau curahkan, maaf aku belum bisa membalas segalanya untukmu... kau yang terbaik hyung, aku sangat senang dicintai sebesar itu olehmu, aku harap kau menemukan seseorang yang bisa mencintaimu lebih besar dari cintamu padaku...”

“ tentu junho, aku pasti akan menemukannya... aku bahagia menjadi kekasihmu... kau harus bahagia, hanya itu satu satunya cara untuk membalas cintaku padamu...”

“ tentu hyung, aku berjanji padamu...”

.

.

.

Taecyeon menghentikan laju mobilnya di halaman depan rumahnya. Ia menghela nafas panjang, ia telah mengakhirinya, hubungannya dengan junho terlah berakhir, tak di pungkiri taecyeon terluka, ia tak dapat membohongi dirinya jika melepaskan junho berarti membunuh separuh jiwanya, namun taecyeon tau hidup tetap harus berjalan meskipun kini jiwanya tidak lagi utuh seperti semula.

Taecyeon merasa ia sangat lelah, ia ingin sekali memejamkan mata dan melewati hari ini, hari yang sangat berat untuknya. Dan bangun dalam keadaan ia melupakan semua hari ini...

Taecyeon merasakan ponselnya berdering dari saku celananya, taecyeon menatap layar ponselnya sesaat sebelum akhirnya menangkat panggilan telepon tersebut.

“ malam taec....”

“ malam siwon hyung...”

“ maaf jika aku menganggumu saat ini...”

“ tidak hyung, tidak sama sekali, ada apa hyung...”

“ begini, salah satu koki ku baru saja menghubungiku, ia menanyakan tentang cincin yang kau persiapkan sehari sebelumnya...”

taecyeon merasa ada pukulan besar menghantam dadanya mengingat cincin yang sebelumnya berencana akan ia berikan pada junho untuk melamar nya , namun tidak jadi ia berikan karena hal yang tak terduga merubah fikirannya

“ kokiku bilang kau pergi tiba tiba sebelum mereka menyiapkan kejutan terakhir yang kalian rencanakan kemarin, jadi kini mereka bingung harus bagaimana dengan cincinmu...”

“ ah hyung, aku sungguh lupa, tadi sungguh hal tak terduga terjadi dan aku harus segera pulang, tolong sampaikan maafku pada para pekerja mu hyung...”

“ tidak apa taec, apa kau baik baik saja, tidak ada hal buruk yang terjadi bukan...” seru siwon cemas, taecyeon tertawa kecil

“ aku baik baik saja hyung, sungguh, aku akan menceritakannya padamu nanti saat kita bertemu...”

“ syukurlah, baiklah taec... kalau begitu aku akan menyimpan cincinmu untuk saat ini...”

“ baik hyung, terimakasih banyak atas bantuanmu...”

“ tentu taec, baiklah, sampai jumpa lagi, selamat malam...”

“ selamat malam hyung...”

Taecyeon pun mengakhiri sambungan telepon dengan siwon di sertai hembusan nafas berat dari bibirnya, rasanya taecyeon tak lagi memiliki tenaga yang tersisa untuk melawati malam yang begitu berat untuknya ini. Tubuh dan Fikirannya terlalu lelah.

Taecyeon berjalan perlahan membawa tubuh besarnya menuju rumahnya yang terlihat redup karena lampu halaman yang tak sempat ia nyalakan sebelum ia meninggalkan rumah sore tadi

Namun langkahnya terhenti ketika ia menyadari seseorang berdiri di depan rumahnya, seseorang yang seketika menegakan tubuhnya yang sebelumnya berdiri bersandar pada dinding rumah taecyeon sesaat ia menyadari kedatangan taecyeon, dan sosok itupun segera berjalan menghampirinya.

Taecyeon tercengang , terdiam tak bergeming karena keterkejutan ketika dua buah lengan besar kini memeluk tubuhnya, tubuhnya yang lemah hampir tak bernyawa...

taecyeon merasakan kehangatan menjalari tubuhnya seketika, ia merasa lega karena akhirnya ia bisa menyandarkan tubuhnya dan fikirannya yang lelah, juga hatinya yang terluka pada seseorang, seseorang yang tak ia duga akan ada di sisinya saat ini

Taecyeon menyandarkan kepalanya pada bahu bidang seseorang yang kini memeluknya begitu erat, melepaskan segala kepedihannya yang sejak tadi tak mampu ia luapkan, airmatapun mengalir begitusaja tak terbendung jatuh dari kedua pelupuk mata taecyeon.

“ aku mengahkhirinya minjun, aku telah mengakhirinya...hubunganku dan junho telah berakhir ”

Minjun tersenyum sendu dibalik pelukan taecyeon. Minjun menepuk nepuk perlahan punggung taecyeon dan mengusap lembut bagian belakang kepala taecyeon yang tenggelam diatas bahunya.

“ kau melakukan yang terbaik...”

Tak ada lagi sepatah kata yang keluar dari bibir taecyeon maupun minjun, hanya suara iskan dari bibir taecyeon yang mengisi keheningan di anatara mereka.

Minjun tersenyum lega, mensyukuri keputusannya untuk segera membeli tiket kepulangannya ke seoul kemarin malam sesaat setelah ia mengakhiri hubungan teleponnya dengan taecyeon , firasatnya benar, taecyeon membutuhkan seseorang di sampingnya untuk melewati semua ini dan minjun merasa bersyukur karena ia ada di saat yang tepat.

********************

Junho termenung sepanjang hari, suasana hati junho tidak terlalu baik sepanjang hari ini, lebih tepat nya sejak semalam taecyeon tiba tiba memutuskan hubungan mereka. Tak bisa di pungkiri ada segores luka di hatinya atas berakhirnya hubungan mereka ini.

Junho kembali menghela nafas berat untuk ke sekian kalinya, rasanya isi kepalanya terlalu memberatkan fikirannya sehingga setiap helaan nafas yang junho hembuskan pun terasa begitu berat

Ini adalah kali pertama junho kembali merasa kesepian dalam dirinya semenjak peristiwa 5 tahun silam saat dirinya kehilangan chansung, dan kesepian nya kali ini kembali membawanya kepada kenangan kenangan masa lalunya bersama chansung Membuat Kerinduan yang sudah bertahun tahun junho kubur dalam dalam di hatinya, seketika saja kembali mencuat ke permukaan.

Dering ponsel milik junho mengalihkan lamunan junho untuk sesaat, junho meraih ponsel miliknya yang berada di atas tempat tidurnya, tidak jauh dari sisi dimana ia berbaring junho seketika membalas pesan yang sekertarisnya kirimkan padanya yang berisi ucapan terima kasih karena ia sekertarisny telah bekerja dengan baik untuk mengosongkan pekerjaanya beberapa hari kedepan dan mengatur ulang seluruh jadwal pekerjaanya.

junho kembali meletakan ponselnya kini dia atas meja nakas di sisi tempat tidurnya kemudian merebahkan kembali tubuhnya dan memejamkan kedua matanya membawa tubuh beristirahat sejenak dari fikiran fikiran yang memenuhi kepalanya sepanjang hari ini.

.

.

.

Dua hari berlalu begitu saja dengan beribu kecemasan menhujani wooyoung. wooyoung sangat mengkhawatirkan junho yang sudah 2 hari mengurung diri di dalam kamarnya, hanya menghabiskan waktu termenung, berbaring di atas tempat tidurnya .

Wooyoung pagi ini kembali berdiri di depan pintu kamar junho, melihaat keadaan junho dari celah pintu yang terbuka. Hari sudah hampir menuju siang, namun Junho masih tertidur lelap.

Namun tak lama senyum di wajah wooyoung sedikit mengembang lega karena makanan yang ia buatkan semalam untuk junho yang ia antarkan kini terlihat tak bersisa di atas meja. Wooyoung menghela nafas kecil, sedikit melangkah mundur untuk kembali menutup pintu kamar junho dan memtuskan membiarkan junho tertidur hingga ia puas.

namun langkah wooyoung terhenti seketika karena sosok yang tidak ia sadari kedatangannya kini berdiri tak jauh di belakangnya. Sosok yang sudah lama tidak menginjakan kakinya di rumah ini. sosok yang sudah ia tunggu kehadirannya sejak tadi. Wooyoung tersenyum kecil, seketika merasakan sebuah kabar baik akan datang kepadanya.

.

.

.

Junho merasakan sentuhan sentuhan kecil kini menghujam bibirnya, hal yang terasa familiar namun ia sangat rindukan. Ia pun meraasa tubuhnya sangat berat, seperti sesuatu berada di atas tubuhnya saat ini. Dengan sedikit paksaan junho mencoba membuka kedua matanya yang masih terasa amat mengantuk

Biasan sinar matahari dari jendela kamarnya yang seketika menerangi penglihatannya membuat sosok yang berada di atasnya kini terlihat samar. Dengan sekilas junho dapat melihat helaian rambut panjang berwarna silver milik seorang gadis.

Junho segera membuka kedua matanya sesaat menyadari jika tidak ada satupun gadis di dalam rumahnya, jika ada sosok wanita ialah sosok wanita yang sudah dewasa yaitu para pekerja rumahnya. Junho kembai merasakan kecupan kecil di bibirnya sebelum akhirnya ia bisa melihat dengan jelas siapa gadis di atas tubuhnya saat ini.

“ hwangjaeeee... selamat pagi...”

“ ye-yerinnie...” junho cukup terkejut melihat sosok yerin yang sudah lama tak ia temui kini telah menjadi sosok gadis cantik. Bahkan yerin tidak lagi memiliki pipi yang menggemaskan seperti dulu, kini ia sudah seperti layaknya seorang gadis

“ bibirmu tak berubah sedikitpun, tetap terasa kenyal...” kedua pipi junho merona merah seketika, rasanya begitu jangan mendengar ucapan itu dari yerin yang tidak lagi anak anak

“ aku sungguh merasa seperti pedofilia saat ini...” gumam junho mebuat yerin tertawa kecil

“ kau benar oppa, sebaiknya aku turun dari tubuhmu karena kini tubuhku sudah terlalu besar untuk menaiki tubuhmu, dan orang orang bisa salah faham jika melihat seorang gadis duduk di atas perut seorang pria yang tak berpakaian di balik selimutnya...”

Junho mengangkat selimutnya menatap tubuh bagian atasnya yang tak berbusana, segera setelah yerin turun dari tubuhnya junho meraih kaus yang ia gantung di sudut ruanganya dan segera mengenakannya.

“ tenanglah oppa, aku tetap akan selalu yerinnie mu yang menggemaskan...”

Junho kembali ke atas tempat tidurnya dan segera mecubit kecua pipi yerin sebagai hukuman karena sudah melakukan tindakan asusila terhadapnya... yerin hanya tertawa kecil di balik ringisannya

“ kau harus berenti mencuri ciumanku seperti itu yerinnie, kini kau sudah besar...”

“ bwaaaiikk hwangjaeew, awku tak akan lagiw melawkukannya...” seru yerin di sela sela ringisannya junho pun melepas cubitannya di kedua pipi yerin.

Junho tersenyum menatap yerin yang kini sedang mesngusap pipiya yang kemerahan akibat perbuatannya, kemudian ia menarik yerin ke dalam pelukannya, junho sungguh merindukan gadis kecilnya itu, dan ia merasa sangat menyesal telah menghindari yerin selama bertahun tahun

“ maafkan aku yerinnie... aku sangat merindukanmu...” seru junho , yerin tersenyum kecil dari balik pelukan junho, sesungguhnya ia ingin sekali menangis karena ia juga sangat merindukan junho, ia sangat tersiksa ketika menyadari junho selama ini menolak menemuinya dan mencoba menghindarinya semenjak kepergian chansung.

“ aku juga merindukanmu hwangjae dan aku memaafkanmu...”

“ terimakasih yerinnie...” junho melepaskan pelukannya, kembali menatap yerin, kemudian mengacak acak rambut yerin gemas...

“ awalnya aku berniat membangunkanmu dengan cara biasa, namun aku tidak tahan untuk melakukan kebiasaanku itu oppa...” seru yerin di selipi tawa nakal di bibirnya,

“ aku akan membiarkanmu kali ini,,, tapi tidak lain kali... kau sudah terlalu besar...” yerin mengangguk kecil menyetujui...

“ hwangjae... bolehkah aku bertanya...” junho menatap yerin untuk sesaat, sebelum akhirnya ia tersenyum kemudian mengangguk.

“ masih adakah cinta di hatimu untuk oppa ku...?” junho tak nampak terkejut, ia sudah menduga yerin akan menanyakannya pada junho.

“ bagaimana menurutmu...?” junho berbalik bertanya pada yerin,

“ kau masih memilikinya, meskipun aku tak terlalu yakin seberapa besar...” junho kembali tersenyum, kemudian menganggukan kepalanya seraya memberikan yerin jawaban yang seketika membuat semu kemerahan di kedua pipi yerin nampak, yerin merasa begitu bahagia dan tak bisa menahan senyuman di wajahnnya.

“ masih begitu besar, seperti dulu , tak berubah sedikitpun... ” junho seketka menundukan kepalanya saat mengucapkannya, mencoba menyembunyikan wajahnya yang kini

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
okbananacarrot
#1
Chapter 20: this story is good! keep writing, thankyou for the happy ending
channelca #2
Chapter 20: Waaahhh Akhirnya ending juga. Lama nungguin ini fanfic update heheh...
saya kirain ini akan berakhir dengan taecho tapi dugaan saya salah.. akhir ceritanya ditutp dengan CNN hihihi...
Suka banget ini sama jalan ceritanya,, Suksess buat saya baperr!!!...
Thanks buat kak dehana udh up ff ini
Semangat buat cerita selanjutnya
Ditunggu loch cerita yg lain... Fighting!!!
Tapi kak bleh kan minta buatin epilogenya :)
ayudaantariksa #3
Kak ceritanya bagus ^_^ . Awalnya aku ngira kalo ceritanya sad ending , eh ternyata happy ending . Kasih mau di kasih epiloge apa enggak ^_^
Nunneo74
#4
Chapter 20: Omg !! Aaaghhrr...!! Sarat macam apa itu yg no 2 , siapa yg ngeracuni otak polos nuneo hhh tp sukaaa akhir nya cnn nyatu juga , kini aku percaya bahwa tulang rusuk itu ga akan ketuker pemilik nya hhhh
dhe_dorayaki
#5
Chapter 20: Akhir nyaa up juga ff ini huhuhuhuhu,, junho udah ahli cium".n nih , aku sempet was" pas adegan ciuman nya takut junho tiba" bengek lagi kaya dulu hhhhh,,

Ini serius end??, udah tamat?? , berakhir ??
ovygaara
#6
Chapter 20: Banzai~ akhirnya kelar ini story dgn happy ending buat channuneo. #yeay
Tapi taec kasian juga. Akhirya hrs ngerelain junho. Gmn kalo sama aku ajah? *kedip2 genit* #plak xD
Beautifull ending author-shi. Great job! Ditunggu karya2 berikitnya. Fighthing! (ง'̀-'́)ง
channelca #7
Kak lanjut donk ceritanya...
Penasaran sama endingnya
Cayyoo kak
Semangat
☺☺
ayudaantariksa #8
Chapter 18: Kak di lanjut ya . Penasaran ,ceritanya bagus
ovygaara
#9
Chapter 18: Fix buat chapter ini aku jd sebel sama chansung. Kesannya dia egois bgt disini. Dia udh pergi lama, ninggalin junho, trus disaat taec sama junho udh bs dapet sedikit kebahagiaan, chan balik lagi dan dengan seenak udelnya ngomong sama taec klo dia mau ngambil junho kembali dr taec. Heelllaaawww!! Emang junho piala bergilir! *sory thornim, malah marah2 dsini* xD
And poor my baby taec~ huhu~ sini sama aku ajah sini~ xD *i can't see him suffer alone*
Semangat buat chap terakhirnya~ ^^
hwootestjang #10
Chapter 18: Keliru nih... Aku ingin chanuneo namun taecho juga berhak.. Penasaran deh ending nye