Chapter 14

The Man Who Can't Be moved
Please Subscribe to read the full chapter

taecyeon menghentikan langkahnya di ujung persimpangan jalan, ia mematikan sambungan teleponnya dengan minjun dan taecyeon mecoba berfikir sejenak menerka nerka tempat yang akan junho datangi diwaktu menjelang pagi seperti ini.

" kau fikir kemana aku akan pergi di waktu seperti ini hyung..."

taecyeon terlonjak terkejut menoleh ke sisi kanan nya dan mendapati junho yang kini berjongkok bersandar pada tembok besar rumahnya yang membatasi sisi samping rumahnya dengan jalan.

junho menggigit bibir bawahnya menahan isakannya yang masih berseru dari bibirnya bersama dengan airmata yang masih mengalir di sudut matanya.

spontan taecyeon menghela nafas lega, dengan segera melangkahkan kakinya menghampiri junho, taecyeon berlutut, merendahkan tubuhnya mensejajarkan dirinya dengan junho yang kini tengah merenggut di hadapannya.

" apa yang kau lakukan disini..."

" bersembunyi,,,"

" bersembunyi? di balik tembok rumahmu??"

" aku hanya tak tau harus kemana..."

" bagaimana bisa kau tidak tau... " junho menutup mulut taecyeon dengan kedua tangannya

" hyung aku tak ingin berdebat saat ini..." junho melepas dekapan tangannya perlahan dari mulut taecyeon

junho menghapus airmatanya yang membasahi kedua pipinya, bangkit berdiri kemudian berjalan menaiki punggung taecyeon dan melingkarkan kedua lengannya di atas bahu taecyeon.

" bawa aku pergi..."

taecyeon tersenyum kecil melihat sikap kekanakan junho yang semakin hari semakin ia tunjukan pada taecyeon, bahkan saat ini, tanpa aba aba junho dengan sedirinya naik ke atas punggung taecyeon dan merajuk manja meminta taecyeon membawanya pergi menjauh dari rumahnya.

" kau ingin aku membawamu kemana junho...?"

" terserah padamu hyung..."

" kalau begitu kita kembali kerumah..."

" taecyeon hyuuuuuuung..! aku tak ingin kembali..." junho membanjiri punggung taecyeon dengan pukulan pukulan kecil, -merajuk.

taecyeon akhirnya bangkit berdiri setelah tak lagi tahan mendengar rengekan junho yang memenuhi telinganya, berjalan tanpa tujuan dan mempercayakan pada langkah kakinya untuk menuntunnya.

junho menenggelamkan wajahnya diatas bahu taecyeon, kembali terisak. taecyeon membiarkan junho melanjutkan tangisanya tanpa sedikitpun bertanya tentang apa yang terjadi. taecyeon hanya terus berjalan mengikuti langkah kakinya membawanya.

setelah sekian waktu berlalu, tubuh junho tak lagi bergetar, tangisnya berhenti. tiba tiba taecyeon menghentikan kakinya tepat di depan sebuah gerbang besar tak berpagar yang sangat taecyeon dan junho kenali.

" hyung, bagaimana bisa kau membawaku berjalan sejauh ini..."

" berjalan? kau bahkan tidak sedikitpun melangkah junho..." taecyeon mencibir, namun junho tidak perduli dan justru semakin mengeratkan rangkulannya di atas bahu taecyeon.

taecyeon kembali melangkahkan kakinya memasuki gerbang, berjalan menuju sebuah deretan kursi di bawah sebuah lampu sorot di tepi lapangan sepak bola, tempat yang memiliki begitu banyak kenangan untuk taecyeon di masa sekolahnya dulu.

taecyeon menurunkan junho dari punggunya terduduk di salah satu deret kursi, taecyeon duduk tepat di sebelah junho, menatap junho yang kini tersenyum mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka.

" sudah sangat lama sejak terakhir kali aku mengunjungi tempat ini..." junho mengalihkan pandangannya pada taecyeon, " aku selalu menonton chansung, minjun hyung dan kau bermain sepak bola dari kursi ini..."

taecyeon tersenyum kecil mengingat masa masa dimana mereka dulu bermain bersama saat berada di bangku sekolah menengah atas, junho yang tak pandai bermain sepak bola hanya akan duduk menyaksikan mereka bermain dari kursi yang mereka duduki saat ini.

.

.

.

minjun merasakan ponsel chansung yang berada di tanganya bergetar, setelah melihat sebuah pesan masuk dari taecyeon, minjun tanpa berfikir panjang segera membukanya.

" aku sudah bersama junho, katakan pada chansung, junho sudah berhenti menangis, jadi tak perlu khawatir..."

chansung yang sebelumnya hanya terdiam tak bergeming dengan tatapan kosong di kedua matanya seketika menghela nafas lega sesaat mendengarkan pesan dari taecyeon yang minjun bacakan.

chansung merunduk menenggelamkan wajahnya pada kedua telapak tangannya. nickhun menepuk bahu chansung, ikut merasakan kelegaan dalam dirinya karena setelah sekiaan lama hanya terdiam tak bergeming akhirnya chansung memberi mereka respon

" chan, minumlah..." chansung mengambil segelas air yang minjun ulurkan padanya dan menengak setengah isinya.

" apa yang sebenarnya terjadi chan... kalian berdua membuatku khawatir..." chansung menatap nickhun dengan tatapan menyesal

" hubungan kami berakhir hyung..." nickhun dan minjun terkejut mendengar apa yang chansung ucapkan,

" bagaimana bisa..."

" apa yang tejadi..."

chansung menyandarkan tubuhnya pada sofa, menatap minjun dan nickhun dalam diam dan keraguan untuk sesaat hingga akhirnya chansung kembali menegakan tubuhnya dan mulai meceritakan yang terjadi diantara dirinya dan junho.

.

.

.

" aku mengakhirinya hyung,,, hubunganku dengan chansung telah berakhir..."

" bagaimana tiba tiba..." taecyeon yang terlalu terkejut dengan ucapan junho bahkan tak sanggup mengatakan apapun

" kata kata itu begitu saja terucap dari bibirku..."

" tapi, apa yang sesungguhnya terjadi..." junho menatap lurus menerawang

" aku menciumnya, aku mencoba menyerahkan seluruh miliku padanya sampai ketika aku mendengar nama wooyoung mengalun penuh cinta dari bibirnya.." taecyeon terdiam ditempatnya, menatap junho yang masih tak menatapnya

" rasanya hatiku hancur saat itu juga hyung, aku merasa bodoh dan rendah..."

" junho, chansung pasti tak berniat melakukan hal itu..."

" tapi dia melakukannya, dia sudah melakukanya hyung..."

" tidak kah kau ingin mendengar penjelasan darinya..." junho menggelengkan kepalanya lemas

" itu tak akan mengubah apapun hyung..." taecyeon menatap junho prihatin, taecyeon tak pernah melihat junho serapuh ini sebelumnya.

" kau sungguh sungguh dengan keputusanmu junho??" junho kembali menggelengkan kepalanya

" karena itu aku membutuhkanmu hyung... aku membutuhkanmu disisiku " sebelas alis taecyeon terangkat naik mendengarnya

" apa aku pernah tak berada di sisimu lee junho??" hardik taecyeon, membuat mau tak mau seutas senyum terukir pada bibir junho, junho mengangguk kecil

" kalau begitu, dapatkah aku meminta tolong padamu hyung..."

" tentu, apapun...."

" tolong buat aku jatuh cinta padamu..." taecyeon mengerjapkan kedua matanya menatap junho tak percaya dengan apa yang baru saja ia ucapkan.

" apa...?"

" kau bisa melakukannya bukan hyung?"

" tidak, aku tidak bisa..."

" baiklah jika kau menolak membantuku, aku akan mencoba meminta tolong pada orang lain yang bersedia membantuku..."

taecyeon menggedecak kesal, ia tau jika junho sedang mengancamnya, namun ia juga tau jika junho adalah orang yang akan melakukan apa yang ia katakan

" jangan bercanda, fikiranmu hanya sedang kacau..."

" aku tidak main main hyung..."

" mengapa kau sangat keras kepala junho, bagaimana bisa kau berfikir meminta orang lain untuk membuatmu mencintainya tanpa kau tau bagaimana perasaan orang itu..."

" tapi aku tau perasaanmu hyung..." junho memotong ucapan taecyeon, membuat taecyeon berhenti berbicara " kau mau melakukanya atau tidak..."

" kau tau perasaanku??" taecyeon menarik dagu junho dengan tanganya yang tak digenggam, memberikan isyarat pada junho untuk menatap padanya,

" tentu aku tau..."

" bagaimana bisa??" junho tak langsung menjawab pertanyaan taecyeon yang kini menatapnya penuh rasa ingin tahu

" aku mendengarnya, pembicaraan mu dengan chansung di tepi pantai saat itu..." taecyeon tecengang menatap junho,

" jadi kau..."

" aku ingin mencobanya, belajar mencintaimu, karena itu bantu aku...."

" tidak tidak tidak...." taecyeon menolak dengan tegas permintaan junho.

junho kembali menggigit bibir bawahnya yang bergetar seiring dengan airmatanya yang kembali tegenang di pelupuk matanya.

taecyeon segera mengalihkan perhatiannya ke arah lain berusaha menghindari menatap junho yang kini mulai kembali menitihkan airmata yang pastinya akan membuatnya luluh dalam sekejap.

" aku harus melupakan chansung hyung, aku harus melupakannya, aku butuh kau untuk menghentikanku agar aku tak segera berlari memeluknya ketika aku menghadapinya nanti, aku butuh kau untuk mencegahku kembali memohon cintanya..."

isakan kini kembali menggema dari bibir junho, airmata junho kembali jatuh, kali ini bahkan semakin deras

" sungguh aku ingin berlari saat ini juga padanya hyung, aku akan ucapkan kata cintaku untuknya hingga ia tak ingin mendengarnya lagi..."

" aku rela ia menduakanku, asalkan ia mengizinkanku untuk tetap mencintainya, aku tak perduli ia tidak mencintaiku, asalkan ia dapat merasakan cinta yang ku berikan padanya..."

" aku rela menantinya seumur hidupku jika ia memintaku melakukanya..."

taecyeon kembali memutar tubuhnya yang sebelumnya membelakangi junho, taecyeon menarik junho ke dalam pelukannya, membiarkan bahunya kembali di basahi oleh airmata junho,

" hentikan junho, jangan berbicara lagi..." dengan salah satu tangannya taecyeon merengkuh tengkuk junho, mengusapnya mencoba membuat junho tenang

" aku tak akan pernah bisa menghancurkan rasa cintaku padanya, cinta ini sudah terbangun terlalu kokoh dihatiku.."

suasana yang sebelumnya hanya diiringi oleh suara hembusan angin kini berganti dengan isak tangisan yang mengalun dari bibir junho, junho tak lagi menahan airmatanya, junho bahkan tak berusaha meredam suara tangisanya. segalanya ia kini tumpakan dibalik pelukan taecyeon mengiringi tenggelamnya bulan yang berganti fajar.

 

******************

matahari yang sudah kembali menerangi langit seoul mengiringi langkah kaki taecyeon yang perlahan membawanya kembali menuju rumah junho dengan junho yang kini terlelap di balik punggung taecyeon setelah selama berjam jam junho menguras airmatanya

langkah taecyeon memasuki pintu rumah junho terhenti sesaat setelah mendapati tiga pasang mata yang menatapnya cemas, taecyeon tersenyum kecil, menggunakan kedua matanya memberikan isyarat pada nikchun chansung dan minjun untuk menunggunya sementara dirinya membawa junho menuju kamarnya.

tanpa membantah minjun nickhun dan chansung kembali menjatuhkan tubuh mereka di atas sofa ruang tengah dan menanti taecyeon dalam tenang

taecyeon merebahkan tubuh junho di atas tempat tidur secara perlahan, membaringkan junho senyaman mungkin agar junho tidak terbangun dari tidurnya.

" chaan..." taecyeon tersenyum pilu menatap junho yang kembali menyerukan nama chansung dalam tidurnya. taecyeon mengecup kening junho sebelum akhirnya berjalan meninggalkan kamar junho menuju lantai bawah ruang tengah.

taecyeon menjatuhkan tubuhnya di atas sofa tepat di sisi kanan chansung sesaat sampai di ruang tengah, taecyeon baru merasakan kelelahan di tubuhnya setelah berjalan cukup jauh dengan junho diatas punggungnya. dengan sigap minjun segera mengambilkan segelas air dan menyerahkannya pada taecyeon.

taecyeon menerimanya dan menengguk habis seluruh isinya dalam sekejap. taecyeon menghela nafas sesaat mengalihkan tatapannya memandang minjun nickhun dan chansung secara bergantian.

" junho terlalu kalut saat ini chan... kau harus memberinya waktu " seru taecyeon menatap chansung, chansung menghela nafas pelan, chansung mengangguk lemas

" apa yang kalian lakukan sepanjang malam..."

" hanya sedikit berbincang khun dan sisanya junho lebih banyak menangis..."

" apa yang kalian bicarakan taec?"

" junho mengatakan ia ingin belajar untuk mencintaiku dan memintaku membantunya..." ucapan taecyeon membuat nickhun dan minjun tercengang namun chansung tak memberikan sedikitpun reaksi, seakan tidak terkejut dengan ucapan taecyeon

" dia membuat pilihan yang tepat..." gumam chansung dari balik kepalanya yang tertunduk

" apa maksudmu..."

" nuneo pasti bahagia jika jika bersamamu..."

" jadi kau menyerah chan? kau tak akan mempertahankannya? kau tau junho bukan, kau tau dia melakukannya karena cintanya padamu begitu besar..." chansung mengangguk kecil

" aku merasakannya seluruh cintanya tanpa cela..."

" lalu kenapa kau..?"

" yang aku tidak tau ialah hatiku hyung... hatiku yang sesungguhnya " sela chansung menghentikan ucapan taecyeon

" aku mengerti jika nuneo membenciku mengingat bagaimana aku menyakiti hatinya..."

" chansung, junho bahkan tak bisa marah padamu..."

" karena tak bisa melakukan semua itulah akhirnya ia memutuskan meninggalkanku, benar benar meninggalkanku..." gumam chansung lirih

taecyeon hanya terdiam menatap chansung yang masih tertunduk lemas. chansung bangkit berdiri dari sofa, chansung membungkukan tubuhnya pada nickhun taecyeon dan minjun kemudian berjalan pergi meninggalkan rumah junho kembali menuju rumahnya.

nickhun minjun dan taecyeon hanya menatap chansung yang berjalan pergi menjauh dalam diam tanpa satupun dari mereka berusaha untuk menghentikan chansung.  mereka mengerti jika chansung juga membutuhkan waktu untuk merenungkan segala yang terjadi dengan dirinya dan junho serta wooyoung dengan nickhun juga tentang hatinya.

 

**********************

wooyoung melangkahkan kakinya perlahan bersama dengan sebuah koper besar yang ia tuntun di belakangnya melangkahkan kakinya melintasi gerbang kedatangan internasional di bandara gimpo

wooyoung telah mendarat kembali di tanah kelahirannya, kali ini bukan hanya untuk sekedar berkunjung, tapi benar benar untuk kembali.

wooyoung memejamkan kedua matanya sesaat, menghirup beberapa udara memenuhi seluruh paru parunya sebelum akhirnya ia menghembuskannya kembali di iringi dengan senyum penuh keyakinan terlukis di bibirnya.

wooyoung menghentikan langkahnya sesaat setelah melewati pintu gerbang lobby bandara gimpo, menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri mengedarkan pandangannya ke sekelililng. senyum wooyoung mengembang seketika mendapati seseorang dengan senyum khas bulan sabit melambaikan tangan kepadanya

tanpa banyak berfikir wooyoung segera mempercepat langkahnya menghampiri junho dan sememeluk junho sesampainya ia di hadapan junho. junho ikut tersenyum dan membalas pelukan wooyoung erat.

" aku sangat merindukanmu ho..."

" sungguh? lebih dari siapapun??"

" lebih dari siapapun, aku benar benar merindukanmu, terakhir kali kita bertemu kau jatuh sakit... aku sungguh khawatir padamu..."

" aku tak akan membuatmu kahwatir di lain waktu..."

" aku pegang kata katamu...." seru wooyoung, kekehan kecil terdengar dari bibir junho. junho mengangguk kecil di balik pelukan wooyoung

" selamat datang kembali ke korea woo..."

" ya, aku kembali, benar benar kembali ho..."

wooyoung dan junho melepaskan pelukan mereka, junho dengan segera mengambil alih koper yang wooyoung genggam dan memasukannya ke dalam bagasi mobilnya.

junho dan wooyoung segera meninggalkan bandara dan melanjutkan perjalanan mereka ke sebuah restoran yang terletak tak jauh dari bandara untuk mengisi lambung mereka karena waktu sudah menunjukan saatnya makan siang

wooyoung dan junho mengambil tempat di sudut ruangan restoran dan segera memesan menu makan siang mereka, dengan senang hati junho memesankan menu terbaik di restoran itu untuk wooyoung, sesuai dengan menu favorit wooyoung yaitu ayam.

" apa kau sudah menemukan tempat tinggal woo?" tanya junho sesaat setelah mereka selesai memesan menu makan siang mereka, wooyoung menggelengkan kepalanya perlahan

" aku akan tinggal di apartemen chansung ho..."

" uhugkk..." junho yang sedang menyesap jus semangkanya tiba tiba terbatuk sesaat wooyoung menyebutkan nama chansung

sudah satu minggu lebih semenjak terakhir kali junho bertemu dengan chansung, dan semenjak saat itu pula, baik dirinya dan orang orang di sekelilingnya tak pernah sedikitpun terdengar membahas bahkan menyebutkan nama chansung di hadapannya.

" minumlah dengan perlahan ho..." wooyoung menepuk perlahan punggung junho, junho mengangguk kecil mengiyakan

" kau tidak mencari apartemen baru yang lebih dekat dengan rumah sakit?" tanya junho kembali

" awalnya aku berniat seperti itu, namun channie mengatakan untuk hanya menggunakan apartemennya sementara waktu, dan mencari tempat tinggal lain tanpa terburu buru..."

wooyoung menyesap segelas milkshake vanilla pisang yang baru saja tiba di mejanya, wooyoung tersenyum mengacungkan ibu jarinya pada junho sesaat setelah meminumnya

" jadi kalian akan tinggal bersama??" wooyoung menggerakan kedua tangannya cepat, menyangkal.

" tidak ho, channie berencana akan tinggal kembali bersama orang tuanya untuk beberapa waktu " junho membulatkan bibirnya kecil merespon ucapan wooyoung. wooyoung menatap junho sesaat menyelidik

" ho..."

" ya..?"

" kalian bertengkar...?"

" kalian?"

" kau dan chansung...?" junho terdiam sesaat, tak segera menjawab pertanyaan wooyoung namun tak lama junho menggelengkan kepalanya

" tidak, kami baik baik saja..."

" reaksimu menjelaskan jika kalian memang bertengkar, aku sudah menduganya di saat aku berbicara dengan chansung di telepon sebelumnya..."

" hey kami baik baik saja..."

" kalian berdua bahkan tak menyebutkan nama kalian satu sama lain, tidak seperti biasanya..."

junho terdiam kali ini, ia tak bisa menyangkal lebih jauh, karena memang menurutnya pun sikap nya dan chansung terlalu jelas menunjukan jika mereka tidak dalam kondisi yang baik baik saja.

" woo..."

" ada apa dengan kalian..." sela wooyoung, junho menghela nafas lemas, junho sadar jika dirinya kini tak lagi bisa mengelak dari wooyoung

" aku tak dapat menceritakannya..."

" apa ini benar benar serius??" junho mengangguk kecil

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
okbananacarrot
#1
Chapter 20: this story is good! keep writing, thankyou for the happy ending
channelca #2
Chapter 20: Waaahhh Akhirnya ending juga. Lama nungguin ini fanfic update heheh...
saya kirain ini akan berakhir dengan taecho tapi dugaan saya salah.. akhir ceritanya ditutp dengan CNN hihihi...
Suka banget ini sama jalan ceritanya,, Suksess buat saya baperr!!!...
Thanks buat kak dehana udh up ff ini
Semangat buat cerita selanjutnya
Ditunggu loch cerita yg lain... Fighting!!!
Tapi kak bleh kan minta buatin epilogenya :)
ayudaantariksa #3
Kak ceritanya bagus ^_^ . Awalnya aku ngira kalo ceritanya sad ending , eh ternyata happy ending . Kasih mau di kasih epiloge apa enggak ^_^
Nunneo74
#4
Chapter 20: Omg !! Aaaghhrr...!! Sarat macam apa itu yg no 2 , siapa yg ngeracuni otak polos nuneo hhh tp sukaaa akhir nya cnn nyatu juga , kini aku percaya bahwa tulang rusuk itu ga akan ketuker pemilik nya hhhh
dhe_dorayaki
#5
Chapter 20: Akhir nyaa up juga ff ini huhuhuhuhu,, junho udah ahli cium".n nih , aku sempet was" pas adegan ciuman nya takut junho tiba" bengek lagi kaya dulu hhhhh,,

Ini serius end??, udah tamat?? , berakhir ??
ovygaara
#6
Chapter 20: Banzai~ akhirnya kelar ini story dgn happy ending buat channuneo. #yeay
Tapi taec kasian juga. Akhirya hrs ngerelain junho. Gmn kalo sama aku ajah? *kedip2 genit* #plak xD
Beautifull ending author-shi. Great job! Ditunggu karya2 berikitnya. Fighthing! (ง'̀-'́)ง
channelca #7
Kak lanjut donk ceritanya...
Penasaran sama endingnya
Cayyoo kak
Semangat
☺☺
ayudaantariksa #8
Chapter 18: Kak di lanjut ya . Penasaran ,ceritanya bagus
ovygaara
#9
Chapter 18: Fix buat chapter ini aku jd sebel sama chansung. Kesannya dia egois bgt disini. Dia udh pergi lama, ninggalin junho, trus disaat taec sama junho udh bs dapet sedikit kebahagiaan, chan balik lagi dan dengan seenak udelnya ngomong sama taec klo dia mau ngambil junho kembali dr taec. Heelllaaawww!! Emang junho piala bergilir! *sory thornim, malah marah2 dsini* xD
And poor my baby taec~ huhu~ sini sama aku ajah sini~ xD *i can't see him suffer alone*
Semangat buat chap terakhirnya~ ^^
hwootestjang #10
Chapter 18: Keliru nih... Aku ingin chanuneo namun taecho juga berhak.. Penasaran deh ending nye