Chapter 19

The Man Who Can't Be moved
Please Subscribe to read the full chapter

.

.

.

.

“ nuneo....”

Langkah junho kembali terhenti seketika, detak jantungnya kembali berderap begitu cepat, tubuhnya membeku di tempatnya tak mampu bergerak. Junho mengenali dengan jelas suara itu.

“ t-tidak mungkin...” gumam junho kecil

“ aku kembali nuneo...”

“ tidak... tidak mungkin...”

.

.

Taecyeon bergeliat kecil di atas tempat tidurnya, sesuatu yang terasa tidak nyaman membuat kesadaran taecyeon kembali dari tidur lelapnya, taecyeon membuka kedua matanya yang masih teras berat secara perlahan.

“ junho…” seru taecyeon serak

Kesadaran taecyeon kembali hampir sepenuhnya begitu menyadari jika pria yang terbaring disampingnya kini bergerak penuh kegelisahan dalam mimpinya.

Taecyeon segera menyalakan lampu yang berada di sisi kiri tempat tidurnya, memandang junho yang kini di penuhi peluh di sekujur tubuhnya, bergeliat seakan ingin melepaskan diri .

“ junho, bangunlah…” taecyeon menepuk pelan kedua pipi junho mencoba memaba kesadaran junho kembali

“ tidak mungkin…”

“ junho, bangunlah…”

“ tidak, tidak mungkin, tidak mungkin …”

“ junho…!” seru taecyeon seiring dengan kedua tangan taecyeon yang menghentakan tubuh junho dengan cukup keras yang membuat junho akhirnya membuka kedua matanya dengan nafas yang terengah…

Taecyeon segera mengangkat tubuh junho dan membawa tubuh junho kini bersandar di dadanya, junho masih terdiam, mengatur nafasnya yang belum sepenuhnya terkendali, terlihat junho mengedarkan pandangannya ke sekililing ruangan, seakan menyadari jika ia baru saja bermimpi

“ kau sudah lebih tenang…?” junho menangguk kecil, taecyeon merasakan kelegaan seketika, taecyeon mengapus peluh yang memenuhi wajah junho perlahan dengan ujung lengan piamanya.

“ mau aku ambilkan minum…?” kini junho menggelengkan kepalanya.

“ aku lelah hyung…”

“ baiklah, kalau begitu ayo kita kembali beristirahat…” junho mengangguk kecil menyetujui. Taecyeon dan junho kembali berbaring di atas tempat tidur, dengan junho berada dalam dekapan taecyeon.

“ tidurlah… ” taecyeon mengusap perlahan punggung junho, seraya mengiringi junho untuk kembai beristirahat.

“ taec hyung...”

“ mmm...”

“ mungkin sebaiknya kita segera menikah...” taecyeon terkejut dengan ucapan junho... taecyeon terdiam sesaat, mencoba mencerna apa yang baru saja junho ucapkan, namun baru saja ia akan kembali menanyakan nya pada junho. Terlihat junho sudah kembali jatuh terlelap di dalam pelukannya.

Taecyeon tersenyum kecil memandang junho, tak ingin membangungkan junho, taecyeon pun mengecup kening junho sebelum akhirnya ia ikut kembali jatuh terlelap dalam tidurnya.

.

.

.

Chansung sudah bersiap di dalam mobilnya pagi ini untuk mengantar yerin ke sekolahnya. Yerin mengecup pipi kedua orang tuanya sebelum ia berlari kecil menuju mobil dimana chansung sudah menunggunya.

“ akhirnya aku bisa menunjukan pada teman temanku jika oppaku jauh lebih tampan dari oppa-oppa mereka...” gumam yerin senang, chansung tertawa kecil mencubit pipi yerin gemas .

“ apa oppa teman teman mu itu tampan..??”

“ tidak sama sekali oppa, para oppa yang mereka idolai itu tidak cukup tampan jika dibandingkan dengamu chan oppa... “

“ benarkah...?”

“ tentu... chan oppa yang terbaik...”

“ apa aku setampan itu...??” chansung tertawa kecil, dirinya cukup tersipu mendengar ucapan yerin

“ kau sangat tampan, asal kau tidak berada di dekat taecyeon oppa dan khun oppa...” senyum di wajah chansung seketika menghilang, digantikan dengan cibiran, membuat yerin tertawa kecil.

“ namun jika aku harus memilih, aku akan tetap memilihmu oppa, aku rasa hwangjae akan sependapat denganku...”

Ucapan yerin membuat keadaan di dalam mobil seketika menjadi hening, chansung hanya memandang lurus pada jalanan tanpa merespon ucapan yerin.

“ chan oppa, kau tidak bisa pergi lagi setelah akhirnya kembali ...” seru yerin kembali...

“ yerinnie, kita sudah membicarakannya semalam, aku...”

“ chan oppa masih mencintainya, lalu kenapa chan oppa kembali akan meninggalkannya...”

“ yerinnie, kita harus bisa merelakannya, junho oppa sudah bahagia bersama taecyeon oppa, dan aku tak ingin kembali muncul di hadapannya dan kembali membuka luka di hatinya...”

“ bagaimana bisa hwangjae menyembuhkan lukanya jika ia saja tidak memiliki obat untuk menyembuhkannya oppa...”

“ nuneo sudah memiliki nya yerin, dan dia jauh lebih baik dibadingkan aku...” ucapan chansung menghasilkan tatapan sinis di kedua mata yerin ...

“ tapi oppa.. kau tidak bertanya langsung pada junho oppa tentang perasaanya bukan...”

“ apa yang aku lihat kemarin, saat aku coba untuk menemuinya di kantornya sudah cukup jelas, nuneo tersenyum begitu bahagia dalam rangkulan taec hyung, ia bahkan tertawa sepanjang perjalanan mereka menuju mobil , tawa yang sudah sangat lama tidak aku lihat... atau mungkin yang sempat aku lenyapkan beberapa tahun lalu...”

“ meskipun begitu, chan oppa tetap harus menemui hwangjae...”

“ yerinnie sayang, aku tidak bisa melakukannya, aku rasa seperti ini sudah yang terbaik, satu satunya cara untuk menebus kesalahanku di masa lalu hanyalah pergi selamanya dari kehidupannya...”

Terlihat yerin mengigit bibir bawahnya, mencoba menahan tangis yang kini tertahan. Chansung yang menyadarinya hanya tersenyum, ia mengerti, yerin begitu menginginkan dirinya dapat kembali bersatu bersama junho. Dan selama 5 tahun ini yerinlah yang paling memberinya semangat dan dukungan agar dirinya tetap memperjuangkan junho.

Chansung menepikan mobilnya tepat di dekat gerbang sekolah yerin. Chansung menatap yerin yang masih tertunduk menahan tangisannya. Chansung menangkupkan kedua tangannya pada wajah yerin, membawa yerin kini menatapnya.

“ maafkan aku yerinnie... tapi kita harus merelakannya, dia sudah bahagia...” airmata yerin mulai jatuh perlahan.

“ tidak bisakah kalian bahagia bersama, chan oppa dan junho oppa?”

“ tentu, aku bahagia sekarang, aku memiliki dirimu, ayah dan ibu... dan aku juga bahagia karena orang yang aku cintai bahagia...”

“ aku tau kau sangat mencintainya oppa...”

“ kau benar, aku melakukan semua ini karena aku sangat mencintainya, kau akan mengerti nanti setelah dewasa, setelah kau merasakan jatuh cinta, sekarang kau jangan menangis lagi, jangan khawatirkan aku...”

“ tapi aku sangat merindukan junho oppa, aku ingin kembali seperti dulu...”

“ maafkan aku yerinnie, aku pun sangat merindukannya, maaf karena perbuatanku junho oppa jadi mengindarimu... kau mau memaafkan oppa mu ini yerinnie...?”

Chansung menghapus airmata di kedua pipi yerin, yerin mengangguk kecil kembali tersenyum. Chansung pun keluar dari dalam mobilnya, kemudian membukakan pintu untuk yerin.

Chansung merendahkan tubuhnya, mensejajarkan diri dengan yerin.

“ apa kau sungguh harus pergi besok...?” chansung mengangguk kecil

“ aku harus melakukannya...”

“ aku masih sangat merindukanmu oppa...”

“ kau bisa mengunjungiku saat liburan nanti, aku menunggumu... sekarang, mari kita temui teman temanmu, dan tunjukan batapa tampannya oppamu ini...” yerin mengangguk kecil tersenyum.

Yerin segera turun dari mobilnya dan bersama chansung dalam genggamannya berjalan menuju depan gedung sekolahnya dimana teman temanya telah berjanji menunggunya.

****************

wooyoung berjalan menuju meja perawat dengan tersenyum setelah mengunjungi pasien pasiennya yang hampir seluruhnya kini sudah membaik. Wooyoung menyerahkan map map laporan kesehatan pasien kepada salah seorang suster yang berjaga.

“ kau tampak bahagia dokter jang... apa karena pasien pasienmu?” tanya seorang seorang suster yang sudah sangat di kenalnya. Wooyoung mengangguk kecil menjawabnya

“ aku sangat bahagia suster hana, perkembangan kesehatan mereka sangat baik...”

“ aku rasa kebahagianmu tak hanya akan sampai disini dokter jang...” wooyoung mengerutkan keningnya, mempertanyakan ucapan suster hana yang menggantung.

“ maksudmu...?”

“ seorang pria tampan sedang menunggumu di ruanganmu saat ini...”

“ seseorang? Nichkhun?”

“ tentu saja bukan suamimu, jika memang itu dokter nichkhun maka ia tak akan repot repot datang kesini dulu hanya untuk menemuimu bukan...?”

“ lalu? Siapa..?”

“ dia tidak menyebutkan namanya, namun dia bilang dia cinta pertamamu...” wooyoung tercengang untuk beberapa saat

“ cinta pertama...?”

“ ya, dan dia tidak kalah tampan dari suamimu...”

“ terimakasih suster hana...” ucap wooyoung tersenyum pada suster hana sebelum ia meninggalkan meja perawat dan berlari kecil menuju ruangannya.

.

.

Chansung memandang ke sekeliling ruangan, tersenyum kecil. ruangan yang cukup besar dengan fasilitas yang mumpuni selayaknya ruangan seorang dokter di rumah sakit besar terkemuka. Ruangan ini berbeda jauh dari ruangan yang dulu ia sering datangi ketika mereka berada di jepang dulu.

Wooyoung pantas mendapatkan semua ini, dokter berbakat seperti wooyoung sudah selayaknya berada di tempat seperti ini, tidak hanya menjadi seorang dokter sementara di sebuah klinik di pedesaan, kemampuannya mampu menolong lebih banyak orang dengan didukung fasilitas yang mumpuni juga tentunya.

Chansung mendengar pintu ruangan wooyoung tiba tiba terbuka, dan sang pemilik ruangan berdiri disana, menatapnya dengan kedua mata yang membulat sempurna.

Chansung tersenyum pada wooyoung yang masih menatapnya terdiam di depan pintu, chansung merentangkan kedua tangannya, dan wooyoung segera berjalan menghampiri chansung dan memeluknya dengan erat. Wooyoung sangat merindukan chansung

“ kau sungguh hwang chansung...” wooyoung melepaskan pelukannya dan menatap chansung dengan seksama, memastikan jika pria yang berada di hadapannya ini nyata.

“ apa aku terlihat seperti orang lain...”

“ kau terlihat... yah sedikit berbeda, namun kau tetap hwang chansung...” wooyoung kembali memberikan pelukan pada chansung sebelum akhirnya mereka duduk di sofa kecil di sudut ruangan wooyoung.

“ kapan kau kembali channie...?”

“ beberapa hari yang lalu youngie... maaf aku baru sempat menemuimu... lagipula aku merasa tidak nyaman jika harus pergi lagi tanpa menemui kau lebih dulu...”

“ kau akan pergi lagi...?” chansung mengangguk kecil “ kau tidak bisa pergi lagi begitu saja setelah 5 tahun akhirnya kau kembali channie...”

“ maafkan aku, tapi aku harus pergi youngie, pesawatku akan berangkat besok pagi...” wooyoung terdiam untuk sesaat menatap chansung

“ ah ...” seru chansung kembali ”... aku kesini karena aku ingin mengambil beberapa barang ku yang masih tertinggal di apartemenku, kau masih menyimpan kuncinya dengan baik bukan?”

Wooyoung mengangguk kecil tersenyum, membuat sebuah senyum kelegaan terlukis di wajah chansung.

“ lalu kalian sudah bertemu...?” tanya wooyoung hati hati,

wooyoung menatap chansung yang kini terdiam tertunduk, tanpa wooyoung harus utarakan, chansung sudah sangat mengerti siapa orang yang wooyoung maksudkan, chansung menggelengkan kepalanya

“ aku tidak akan menemuinya, youngie...”

“ ...?”

“ sayang, ayo kita ma... chansung???”

tepat disaat itu nichkhun muncul dari balik pintu ruang kerja wooyoung, nichkhun cukup terkejut melihat keberadaan chansung disana, chansung seketika berdiri, berjalan menghampiri nichkhun dan memeluk nichkhun, nichkhun membalas pelukan chansung masih dengan keterkejutan di dalam dirinya.

“ chan, kapan kau kembali...”

“ beberapa hari yang lalu hyung...”

“ kau nampak sehat...” nichkhun tersenyum memandang perubahan chansung kini... “ senang sekali bisa melihatmu lagi...”

“ aku juga hyung, aku senang kembali bertemu kalian... dan maaf aku tak datang ke pernikahan kalian... aku baru tau beberapa hari yang lalu dari taec hyung... aku sungguh ikut berbahagia untuk kalian...”

“ terimakasih chan, kami memaafkanmu untuk hal itu... ah, sudah waktunya makan siang, bagaimana kita berbincang di restoran dekat sini..? kau tidak sibuk kan chan...?”

“ seharusnya aku yang bertanya seperti itu pada kalian...”

“ aku punya waktu 2 jam kedepan, kau masih ada pekerjaan youngie...?” wooyoung menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan nichkhun.

“ kalau begitu ayo kita pergi...”

.

.

“ kau akan kembali besok....?” chansung mengangguk kecil menjawab pertanyaan nichkhun. Kini mereka sudah berada di sebuah restoran makanan korea tak jauh dari rumah sakit.

“ ya hyung, aku harus segera kembali. Dan aku menemui young...w-wooyoung, untuk mengambil kunci apartemenku ...” nichkhun tertawa kecil menatap chansung

“ tidak apa chan, kau bisa tetap memanggilnya youngie, aku tidak masalah dengan itu...” chansung tersenyum kecil mengangguk.

“ channie, mengapa kau tak ingin menemuinya...?” sela wooyoung, mengalihkan perhatian chansung dan nichkhun padanya.

“ aku... aku tidak bisa youngie, dan aku tidak ingin membuatnya terluka lagi karena diriku...” chansung meminum segelas air di atas meja sebelum kembali berbicara

“ pada awalnya memang aku berniat menemuinya, aku pergi ke kantornya sehari setelah kepulanganku, namun aku mengurungkan niatku setelah melihat senyum nuneo dalam rangkulan taec hyung, aku bahkan melihat nuneo tertawa, tawa yang sudah sangat lama tak aku lihat...”

“ tapi bukan berarti kau tak menemuinya channie, maksudku setidaknya berikan ia penjelasan, mungkin saja ia masih menunggumu...”

Chansung menggelengkan kepalanya kembali, membuat wooyoung merenggut, tak berbeda jauh dengan ekspresi yang yerin berikan tadi padi

“ aku tidak bisa, menurutku ini yang terbaik untuknya, ini satu satunya hal yang bisa aku lakukan untuknya sebagai wujud cintaku padanya dan balasan atas segala hal yang sudah aku lakukan padanya... kau setuju denganku kan hyung...?” chansung mengalihkan perhatiannya pada nichkhun,

“ aku akan melakukan hal yang sama jika berada di posisimu chan...” seru nichkhun yang segera mendapatkan pukulan tidak setuju dari wooyoung karena telah mendukung keputusan chansung.

“ tidak kah kau memikirkan perasaan junho jika ia mengetahui ini, mengetahui kau kembali tapi kau tak menemuinya??”

“ youngie jika kau, taec hyung atau khun hyung tidak mengatakan apapun padanya, maka ia tak akan pernah tau...”

“ tapi channie...”

“ aku tidak bisa youngie, maafkan aku...”

“ jika menurutmu itu yang terbaik untuk kalian berdua aku akan mendukungnya...” nichkhun menepuk bahu chansung memberikan dukungan, chansung tersenyum berterimakasih sedangkan wooyoung hanya terdiam di datas kursinya tak lagi berbicara

.

.

.

Junho menatap kertas kertas di hadapannya dalam diam, fikirannya tidak dapat terfokus dengan benar saat ini, ia teringat kembali pada mimpinya semalam, mimpi yang terasa begitu nyata.

Junho bahkan merasakannya dengan jelas, detak jantungnya yang memompa cepat serta harum aroma tubuh chansung yang memenuhi indra penciumannya.

sudah cukup lama sejak junho terakhir kali bermimpi tentang chansung, dan di dalam mimpinya chansung selalu mengucapkan selamat tinggal, namun malam tadi untuk pertama kalinya ia memipikan chansung datang kembali padanya.

Dan hingga saat ini dirinya masih tidak dapat menghilangkan bayang bayang senyuman chansung yang berada dalam mimpinya.

Junho memijat pelipisnya yang terasa berdenyut nyeri, tatapan junho berhenti pada sebuah tabung ungu di atas meja kerjanya yang selalu berada di dalam tasnya sejak dulu, sejak pertama kali benda itu diberikan padanya. Junho tidak pernah sekalipun meninggalkan benda itu dan tidak juga pernah sekalipun menggunakan benda itu.

“ presedir....”

Panggilan sang sekertaris menarik junho kembali dari lamunannya.

“ ah, ya, soeun ssi..”

“ apakah berkas berkas itu sudah selesai anda tanda tangani...?” junho menatap tumpukan kertas di atas meja yang belum tersentuh olehnya.

“ ah, maafkan aku, aku akan segera mennyelesaikannya...” junho kembali mengambil bolpoint nya dan berfokus kembali pada kertas kertas di hadapannya

“ presedir, tunggu... kau tidak harus menyelesaikannya saat ini juga, jika memang kau butuh istirahat, beristirahatlah, kau bisa menyelesaikannya besok lusa...” junho menatap soeun sesaat seraya berfikir sejenak

“ begini saja, bereskan ke dalam mobilku, aku akan mengerjakannya dirumah...” seru junho, sang sekertaris mengangguk mengerti. “ ah soeun ssi... apa taec hyung ada di ruangannya...? ”

“ tuan taecyeon pergi keluar setelah makan siang tadi presedir dan sampai sekarang aku belum melihatnya kembali...”

“ baiklah, aku akan menghubunginya, teriamaksih soeun ssi...” soeun tersenyum pada junho membungkukan tubuhnya, ia megambil berkas berkas yang berada di tumpukan meja junho kemudian berjalan keluar bersama tumpukan tersebut.

Junho meraih ponselnya dari dalam saku jas nya yang tergantung si sudut ruangan dan menekan nomor yang sudah sangat ia hafal di luar kepalanya,

“ halo, junho...”

“ taec hyung, kau ada dimana ?”

“ ah, aku sedang menunggu seseorang, aku di kafe dekat rumah sakit howon...”

“ klien??”

“ tidak, seorang teman... aku masih menunggunya...”

“ baiklah kalau seperti itu, aku hanya ingin memberitahu jika aku berencana untuk pulang lebih cepat....”

“ kau sakit...?”

“ ah, tidak hyung, hanya sedikit membosankan...”

“ baiklah kalau begitu.... hati hati di perjalannan...”

“ kau juga hyung, hubungi aku jika sudah berada dirumah...”

“ junho tunggu,,,”

“ mmm, ada apa hyung...” taecyeon menggigit bibirnya, ragu

“ ada hal yang ingin aku tanyakan...” junho sedikit mengerutkan keningnya, berfikir

“ katakan lah...”

“ ah, ini soal, ucapanmu semalam, mengenai , kita untuk segera menikah... aku-aku hanya ingin tau apakah kau ingat telah mengtakan itu...?”

Junho terdiam sesaat, ia ingat jika ia telah mengucapkan itu semalam pada taecyeon, dan sejujurnya ia hampir saja melupakan hal itu, karena mimpinya akan chansung memenuhi kepalanya sepanjang hari ini.

“ ya aku ingat hyung...”

“ benarkah, jadi itu bukan sebuah igauan?”

“ aku mengatakannya dengan sadar hyung, bagaimana kita bicarakan lagi besok? Tidak teralu nyaman membicarakan ini di telepon hyung...”

“ ah baiklah, kau benar...”

“ sampai jumpa hyung....” seru junho sebelum akhirnya menutup sambungan teleponnya dengan taecyeon.

“ benar, aku harus segera mengakhiri ini, aku tidak bisa selamanya seperti ini...” gumam junho pada dirinya, junho menghembuskan nafas panjang sebelum ia berjalan meraih jas , membereskan barang barang di atas meja nya ke dalam tasnya sebelum ia akhirnya meninggalkan ruangan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
okbananacarrot
#1
Chapter 20: this story is good! keep writing, thankyou for the happy ending
channelca #2
Chapter 20: Waaahhh Akhirnya ending juga. Lama nungguin ini fanfic update heheh...
saya kirain ini akan berakhir dengan taecho tapi dugaan saya salah.. akhir ceritanya ditutp dengan CNN hihihi...
Suka banget ini sama jalan ceritanya,, Suksess buat saya baperr!!!...
Thanks buat kak dehana udh up ff ini
Semangat buat cerita selanjutnya
Ditunggu loch cerita yg lain... Fighting!!!
Tapi kak bleh kan minta buatin epilogenya :)
ayudaantariksa #3
Kak ceritanya bagus ^_^ . Awalnya aku ngira kalo ceritanya sad ending , eh ternyata happy ending . Kasih mau di kasih epiloge apa enggak ^_^
Nunneo74
#4
Chapter 20: Omg !! Aaaghhrr...!! Sarat macam apa itu yg no 2 , siapa yg ngeracuni otak polos nuneo hhh tp sukaaa akhir nya cnn nyatu juga , kini aku percaya bahwa tulang rusuk itu ga akan ketuker pemilik nya hhhh
dhe_dorayaki
#5
Chapter 20: Akhir nyaa up juga ff ini huhuhuhuhu,, junho udah ahli cium".n nih , aku sempet was" pas adegan ciuman nya takut junho tiba" bengek lagi kaya dulu hhhhh,,

Ini serius end??, udah tamat?? , berakhir ??
ovygaara
#6
Chapter 20: Banzai~ akhirnya kelar ini story dgn happy ending buat channuneo. #yeay
Tapi taec kasian juga. Akhirya hrs ngerelain junho. Gmn kalo sama aku ajah? *kedip2 genit* #plak xD
Beautifull ending author-shi. Great job! Ditunggu karya2 berikitnya. Fighthing! (ง'̀-'́)ง
channelca #7
Kak lanjut donk ceritanya...
Penasaran sama endingnya
Cayyoo kak
Semangat
☺☺
ayudaantariksa #8
Chapter 18: Kak di lanjut ya . Penasaran ,ceritanya bagus
ovygaara
#9
Chapter 18: Fix buat chapter ini aku jd sebel sama chansung. Kesannya dia egois bgt disini. Dia udh pergi lama, ninggalin junho, trus disaat taec sama junho udh bs dapet sedikit kebahagiaan, chan balik lagi dan dengan seenak udelnya ngomong sama taec klo dia mau ngambil junho kembali dr taec. Heelllaaawww!! Emang junho piala bergilir! *sory thornim, malah marah2 dsini* xD
And poor my baby taec~ huhu~ sini sama aku ajah sini~ xD *i can't see him suffer alone*
Semangat buat chap terakhirnya~ ^^
hwootestjang #10
Chapter 18: Keliru nih... Aku ingin chanuneo namun taecho juga berhak.. Penasaran deh ending nye