Chapter 4

The Man Who Can't Be moved
Please Subscribe to read the full chapter

Wooyoung duduk di sofa, menyandarkan tubuhnya. tenaganya cukup habis terkuras setelah seharian pernuh bermain bersama yerin dan junho, kini yerin sudah terlelap pulas di atas tempat tidur junho.

Junho membawa 4 buah kaleng minuman, ia mengulurkan salah satunya pada wooyoung dan meletakan sisa kaleng lainnya di atas meja, junho menjatuhkan diri di sofa di sisi kanan wooyoung. Wooyoung memperhatikan junho yang kini sedang menenggak habis kaleng minuman di tangannya dalam satu kali tenggak, terlihat jelas junho kelelahan.

Junho meletakan kaleng minuman yang kini sudah tak berisi di atas meja, ia baru saja akan membuka kaleng minuman keduanya, namun gerakannya terhenti ketika ia mendapati wooyoung yang menatapnya tak bergeming dengan tatapan aneh, junho merasa wooyoung masih memikirkan kejadian pagi tadi.

“ woo... minumlah...” seru junho, wooyoung mengangguk kecil namun matanya tak teralih dari diri junho yang menandakan wooyoung tidak sedang melamun

“ woo, sungguh aku bukan pria seperti itu...” wooyoung mengejapkan kedua matanya menatap junho yang kini wajahnya merah merona,

“ maksudmu...??”

“ su-sungguh,,, bagaimana aku menjelaskannya, begini woo,,,apapun yang kau lihat tadi pagi sunguh tidak seperti yang kau fikirkan, a-aku memang sudah dekat dengan yerin sejak dia masih sangat kecil, jadi aku aku sudah sering melakukannya,,,ahh! Maksudku bukan sering menciuminya, ta-tapi yerin selalu melakukan itu untuk membangunkanku,,, i-itu sungguh hanya sebuah ciuman kecil, dari seorang kakak yang begitu menyayangi adiknya, bu-bukan seperti yang , yah yang mungkin ada dalam fikiranmu,,, aku-aku bukan seorang pria pedofil,,,! Tak ada sedikitpun fikiranku tertarik pada yerin, sungguh kami melakukannya hannya sebatas kakak dan adik,,,”

junho mengucapkanya dalam satu tarikan nafas, ia mengatur kembali nafasnya untuk memulai penjelasan lainnya sampai ia yakin wooyoung tak berfikir negatif tentang dirinya atas apa yang ia lihat pagi tadi...

untuk junho, melakukan hal itu merupakan sesuatu hal yang biasa karena ia dan nickhun sering melakukan hal itu, bahkan ia juga mencium bibir sang ayah sebagai ucapan selamat pagi atau selamat malam. Atau sebagai sebuah ungkapan sayangnya sampai saat ini, namun mungkin itu bukan hal yang biasa bagi orang seperti wooyoung dan junho tak ingin ada kesalahfahaman tentang kebiasaanya itu

“ woo,,, sungguh jangan menatapku seperti itu, aku bukan pria jahat...” gumam junho kecil, kini wooyoung tertawa, wooyoung membuka kaleng minumannya, mencoba menghabiskan isi dalam kaleng minumannya dalam satu kali tengakan seperti yang sebelumnya junho lakukan, namun tiba tiba ia terbatuk, menyerah untuk meminumnya kembali,

Junho segera mengambil beberapa helai tisu dan membersihkan bagian wajah wooyoung yang basah, wooyoung hanya tersenyum senang dengan perlakuan junho padanya

“ kau ini... kau tak harus menghabiskannya sekaligus woo,,,”

“ aku hanya ingin mencoba apa yang kau lakukan ho,,,,”

“ ho..?”

“ kau memanggilku woo, maka aku akan memanggilmu ho..”

“ kau boleh memangilku apapun, asal kau hentikan tatapanmu itu, sungguh orang akan berfikir aku ini pria aneh jika kau melakukan itu...” protes junho yang justru mengundang senyum di bibir wooyoung

“ kau tau, kau itu sangat menggemaskan...”

“ tak sadar kah kau ini pria seperti apa jang wooyoung, kau lihat dirimu, bagaimana bisa pria dewasa memiliki pipi sebesar itu,,, stop,,, jangan kau lakukan hal itu padaku,,, ah...” junho mengeluh melihat wooyoung yang membuat ekspresi kekanankan

“ sadarkah kau betapa menggemaskannya bibirmu yang tak berhenti bicara itu, aku tak heran jika sesaat lagi aku menerjang bibirmu yang mengerucut itu ho...” junho mengangkat salah satu tangannya menutup bibirnya

" woo, kau tak benar benar akan melakukannya kan..." wooyoung kembali tertawa kecil, kemudian menggelengkan kepalanya. wooyoung kembali menenggak kaleng minuman yang belum ia habiskan

“ aku tak sedikitpun berfikir kau adalah pria jahat ho, lagipula aku tak heran yerin senang sekali mengecup bibirmu itu setelah melihat langsung betapa menggodanya bibirmu...”

“ eh sungguh? kau tak berfikir seperti itu..??”

“ tentu tidak ho, yerin juga selalu menciumi kedua pipiku,..”

“ ahh benar, kedua pipimu itu memang sangat menggemaskan, aku juga tidak heran mendengar yerin langsung jatuh hati padamu saat pertama kali bertemu denganmu di taman...”wooyoung menatap junho sesaat,

“ bagaimana kau tau kalau yerin dan aku bertemu di taman?? Bukankah kau bilang chansung tak menceritakaan soal diriku padamu...” junho mengangguk kecil

“ benar...”

“ lalu..???” junho kembali menenggak habis kaleng minumannya sebelum ia 

“ selama yerin berlibur di jepang ia selalu menghubungiku setiap malam sebelum ia tidur dan selalu memintaku menyanyikan sebuah lagu hingga ia tertidur, dan setiap kali ia menghubunguku ia akan bercerita tentang kau, uyoungie oppa yang baik hati, menggemaskan dan menyenangkan, yerin mengatakan ia menyukaimu...”

“ benarkah...?” wooyoung tersenyum kecil mendengarnya...” tapi yerin mengatakan padaku kalau kau adalah pria nomor satu yang ia sayangi,,,”

junho tersenyum mendengarnya senyum bulan sabit kini terlukis di wajahnya membuat wooyoung sedikit tercengang melihatnya, entah mengapa membuat ia tersipu melihat senyum yang menurut wooyoung sangat indah

“ itu karena kau mematahkan hatinya woo...”

“ maksudmu??”

“ malam itu yerin menghubungiku, namun ia menangis, ia mengatakan kalau chan oppa merebutmu dari sisinya,ia melihat chan memelukmu dan mencium bibirmu di depan kamarnya....”

“ ahh....sepertinya aku tau kapan itu terjadi, karena keesokan harinya yerin menolak bermain bersama channie, dan mengunci ku bermain di dalam kamar, melarang channie masuk untuk ikut bermain...jadi itu penyebabnya..” junho kembali menganggukka kepalanya

“ jadi kau sesungguhnya sudah mengetahui hubunganku dengan channie dari yerin, tapi kau kecewa karena ke 3 temanmu tak ada yang menceritakan hal ini padamu...?”

“ ya kurang lebih seperti itu woo...” gumam junho, wooyoung mengangguk mengerti

“ sesungguhnya aku merasa terlalu tidak pantas untuk berada di antara kalian, kau, chansung, dan lingkungan kalian, aku berbeda ho, aku tidak sepertimu....” ucap wooyoung tiba tiba

“ apa maksudmu woo...”

“ aku, aku hanyalah seorang anak yatim piatu dari busan yang berjuang keras untuk hidup dan mencapai cita citaku menjadi seorang dokter,,, “

“ hey, itu membanggakan woo, kau sudah berhasil menjadi dokter dalam usia semuda ini, jangan merendahkan dirimu seperti itu, kau harus bangga pada dirimu...”

“ bahkan awalnya aku berfikir channie tak pernah benar benar mencintaiku ho, ia hanya merasa iba padaku,..“

“ woo,,,”

“ kau tau, aku fikir rumah milik kakek chansung ialah rumah terbesar yang pernah aku masuki, namun saat pagi tadi aku sampai di rumah chansung ternyata pendapatku salah, rumah chansung jauh lebih besar, dan ternyata keterkejutanku tak berakhir ketika yerin membawaku memasuki sebuah rumah yang bahkan 2 kali lipat lebih besar dari rumah chansung,,, dan begitulah aku bisa sampai di dalam kamarmu...” tawa kecil keluar dari bibir wooyoung

“ lalu? Kau fikir kau tidak pantas berteman denganku begitu??? Jadi sejak tadi itu yang kau fikirkan??” wooyoung mengangguk kecil

“ astaga woo, jauhkan fikiran itu, kami bukan orang seperti itu,,,”

“ di kehidupanku yang lalu semua orang seperti kalian, yah seperti itu ho...”

“ lalu setelah mengenal kami, kau masih berfikiran seperti itu???” wooyoung diam tidak menjawab, junho menegakan tubuhnya, memandang wooyoung lebih dekat. Menatap wooyoung tepat pada manik hitamnya.

“ woo, hidup tidak dinilai dari harta yang kita miliki saat ini, tidak kah kau merasa bahagia karena orang orang menyanyangimu memang karena harta dalam dirimu... tidakkah kau merasa bersyukur, semua orang menyayangimu apa adanya dirimu, “

“ kau benar...” wooyoung tersenyum pada junho dengan kedua pipinya yang menggembung di sertai semburat merah merona, membuat junho tertawa kecil melihatnya,

junho kini menyadarinya hal yang membuat ia tak pernah bisa menujukan kemarahan serta kecemburuannya pada wooyoung. Wooyoung yang begitu tulus, polos, serta menggemaskan... bahkan junho merasa lebih ingin melindunginya dibandingkan cemburu padanya

“ kalau begitu bolehkah aku menganggapmu seperti adik perempuanku??”

“ aku pria jang wooyoung...”

“ kau terlalu manis untuk menjadi seorang pria... lihatlah dirimu ho, bagaimana bisa kau tersenyum semanis itu sehingga membuat aku, yang adalah seorang pria sampai tersipu...”

“ yah..!”

“ apa...!”

“ dasar keras kepala...”

“ aku memang keras kepala ho, sama sepertimu...” wooyoung dan junho saling menatap untuk beberapa saat sampai tiba tiba mereka berdua tertawa, saling menertawakan ke keras kepalaan mereka yang membuat mereka menyadari kalau banyak kemiripan dalam diri mereka berdua,

“ hwangjaee...” suara yerin menghentikan tawa junho dan wooyoung, mereka berdua mengalihkan perharian mereka pada suara yang berasal dari pintu kamar junho di lantai atas yang terbuka, junho dan wooyoung segera menuju yerin yang sepertinya terbangun dari tidurnya.

Yerin terduduk di atas tempat tidur junho, kedua tanganya seketika terangkat saat melihat junho dan wooyoung datang, junho tersenyum kecil menarik yerin ke dlm pelukannya, kedua lengan yerin melingkaar erat di sekitar tengkuk junho, tak lama yerin melonggarkan pelukannya, kemudian menatap junho menanti sesuatu,

“ kau melupakan sesuatu hwangjaee oppa...” ucap yerin yang seketika membuat junho tertawa kecil mengerti, junho mengecup bibir yerin, dan seketika senyum yerin terbentuk senang karena mendapatkan apa yang ia inginkan dari junho

“ bagaimana bisa kalian begitu mirip,,, manja sekali...” gumam junho pada yerin yang dapat di dengar wooyoung, namun karena wooyoung tak mengerti siapa orang yang junho maksud, wooyoung hanya ikut tersenyum menatap yerin yang masih bermanja manja dalam pelukan junho.

*************

Chansung memarkirkan mobilnya di halaman depan rumah kedua orang tuanya, ia menghembuskan nafas berat, rasanya sedikit melelahkan hari ini, entah mengapa. Chansung berjalan gontai turun dari mobilnya, keningnya berkerut mendengar suara tawa yang begitu ramai terdengar dari dalam rumahnya.

“ aku pulang... “ seru chansung, mengalihkan beberapa pasang mata yang sebelumnya sedang tertawa bercengkrama, kini menatap ke arah chansung. Namun kedua mata chansung terarah pada sosok pria yang sedang duduk di sofa tepat di sebelah wooyoung.

Wooyoung bangkit berdiri menyambut kedatangan chansung, wooyoung memeluk chansung erat sebelum menarik chansung berjalan untuk duduk di sofa tepat di sampingnya.

“ hey, selamat datang...” guman junho menantapnya sesaat sebelum kembali mengalihkan perhatiannya pada yerin yang duduk di pangkuannya. Chansung menarik dagu junho membuat junho kembali mengalihkan perhatiannya pada chansung

“ kenapa kau ada disini...??”

“ ah, aku hanya bermain bersama yerin sebent....”

“ kau tau seharian ini aku mencarimu seperti orang gila...?!” sela chansung dengan nada yang meninggi,

“ channie.... mengapa kau berbicara dengan nada setinggi itu pada junho...” gumam wooyoung, namun tak membuat chansung mengalihkan tatapannya dari junho

“ kenapa kau tak menjawab semua panggilanku...”

“ ah, seharian ini aku tidak berda di dekat ponselku chan...”

“ kau sengaja melakukannya...?”

“ aku yakin junho tidak sengaja chan, seharian ini aku bersama junho dan yerin, kami bermain sepanjang hari,,,,” seru wooyoung mewakili junho menjawab pertannyaan chansung... “ kenapa kau begitu marah pada junho hanya karena hal itu chan,,, “

“ ah, aku- aku hanya...” chansung menghentikan ucapannya ketika melihat sang ibu berjalan menghampirinya dari arah dapur.

“ ah chan, kau sudah pulang, kebetulan sekali, makan malam sudah siap, ayo kita ke meja makan...” nyonya hwang mengecup pipi chansung yang kini terduduk terdiam di samping wooyoung, kemudian menaiki tangga menuju kamarnya memanggil tuan hwang untuk makan malam bersama.

“ sudah, jangan marah lagi pada junho,,, ia sunguh tak sengaja, percayalah padaku...” wooyoung membelai lembut kedua pipi chansung menatapnya lekat lekat, “ channie kau baik baik saja, kau tampak lelah.....”

chansung tersenyum kecil pada wooyoung, wooyoung kembali menarik chansung ke dalam pelukannya, memeluk chansung dengan hangat. kedua mata chansung kembali teralih ketika b

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
okbananacarrot
#1
Chapter 20: this story is good! keep writing, thankyou for the happy ending
channelca #2
Chapter 20: Waaahhh Akhirnya ending juga. Lama nungguin ini fanfic update heheh...
saya kirain ini akan berakhir dengan taecho tapi dugaan saya salah.. akhir ceritanya ditutp dengan CNN hihihi...
Suka banget ini sama jalan ceritanya,, Suksess buat saya baperr!!!...
Thanks buat kak dehana udh up ff ini
Semangat buat cerita selanjutnya
Ditunggu loch cerita yg lain... Fighting!!!
Tapi kak bleh kan minta buatin epilogenya :)
ayudaantariksa #3
Kak ceritanya bagus ^_^ . Awalnya aku ngira kalo ceritanya sad ending , eh ternyata happy ending . Kasih mau di kasih epiloge apa enggak ^_^
Nunneo74
#4
Chapter 20: Omg !! Aaaghhrr...!! Sarat macam apa itu yg no 2 , siapa yg ngeracuni otak polos nuneo hhh tp sukaaa akhir nya cnn nyatu juga , kini aku percaya bahwa tulang rusuk itu ga akan ketuker pemilik nya hhhh
dhe_dorayaki
#5
Chapter 20: Akhir nyaa up juga ff ini huhuhuhuhu,, junho udah ahli cium".n nih , aku sempet was" pas adegan ciuman nya takut junho tiba" bengek lagi kaya dulu hhhhh,,

Ini serius end??, udah tamat?? , berakhir ??
ovygaara
#6
Chapter 20: Banzai~ akhirnya kelar ini story dgn happy ending buat channuneo. #yeay
Tapi taec kasian juga. Akhirya hrs ngerelain junho. Gmn kalo sama aku ajah? *kedip2 genit* #plak xD
Beautifull ending author-shi. Great job! Ditunggu karya2 berikitnya. Fighthing! (ง'̀-'́)ง
channelca #7
Kak lanjut donk ceritanya...
Penasaran sama endingnya
Cayyoo kak
Semangat
☺☺
ayudaantariksa #8
Chapter 18: Kak di lanjut ya . Penasaran ,ceritanya bagus
ovygaara
#9
Chapter 18: Fix buat chapter ini aku jd sebel sama chansung. Kesannya dia egois bgt disini. Dia udh pergi lama, ninggalin junho, trus disaat taec sama junho udh bs dapet sedikit kebahagiaan, chan balik lagi dan dengan seenak udelnya ngomong sama taec klo dia mau ngambil junho kembali dr taec. Heelllaaawww!! Emang junho piala bergilir! *sory thornim, malah marah2 dsini* xD
And poor my baby taec~ huhu~ sini sama aku ajah sini~ xD *i can't see him suffer alone*
Semangat buat chap terakhirnya~ ^^
hwootestjang #10
Chapter 18: Keliru nih... Aku ingin chanuneo namun taecho juga berhak.. Penasaran deh ending nye