Shoot!

Dong Bang Boarding High School: Dorm number 13

A/N: Waktu aku nulis chapter ini, tiba-tiba aku kepikiran wall message dari Kim Ji-Yeon Unnie. Jadi ada beberapa adegan di chapter ini terinspirasi oleh wall messagenya ^.^ Thanks unnie~ *aegyo

...

Aku gak pernah aegyo seumur hidup O_o abaikan dah.

Oiya, met ultah buat leader Jung! WUATB :)

 

Hari H: Pentas Seni

Jaejoong mengintip ke arah tempat duduk penonton dari belakang panggung. Waktu dia melihat kedua noona-nya Jaekyung dan Jisook duduk di sebelah orang tuanya, dia merinding.

“Kenapa hyung?” tanya Hangeng yang tiba-tiba ada di sebelahnya lagi makan pisang.

“Noonaku. Untung cuma dua yang datang. Kalo semua datang gawat dah.”

“Kamu kan gak tampil.”

“Tapi mereka tahu kalau aku adalah penata panggung.”

“Hmm... emang noonamu ada berapa sih?”

“8.”

“Wow... dulu umma-mu pasti hebat banget.”

“...”

~~~

Changmin yang ikut bantu-bantu mempersiapkan acara gak sengaja melihat Yunho lagi merengut sambil duduk di atas sebuah bangku di dekat ruang rias. Dia mengangkat satu alis dengan heran dan menghampirinya.

“Ada apa hyung, kok sendirian?”

“Mungkin kata semua orang di sini benar.”

Changmin semakin heran, dia duduk di sampaing hyungnya itu an bertanya, “Bener apa?”

“Kalo aku suka sama Jae.”

“...”

“Tapi apa dia—”

“Dia suka kamu hyung, percaya deh. Kalian itu seperti versi warasnya Yoosu. Bener.”

“Versi waras?”

“Iya. Tau kan mereka itu... begitulah. Tapi kalian juga versi lemotnya mereka, enggak segera jadian.”

“...Iya, aku tau.”

“Terus kamu mau apa?”

“Entah... menurutmu gimana? Aku bingung, Min.”

“Hmm... biar aku tanya Onew dulu. Dia banyak makan ayam, ayam itu sumber protein. Protein itu zat pembangun tubuh, dan dengan begitu, kita bisa tumbuh dengan cepat.”

“Apa hubungannya?”

“Gak ada.”

“...” Yunho menunduk. Untuk pertama kalinya sejak dia masuk DBBHS dia meragukan otaknya Changmin. Bosan ngobrol dengan Yunho, Changmin memandang sekeliling dan pandangannya tertuju pada Jaejoong yang ngobrol sama Hangeng. Ummanya itu cengengesan waktu mereka ngobrol.

Senyum evil kembali mendatangi wajahnya. “Eh hyung. Liat deh.” Dia menunjuk ke arah Jae. Yunho menoleh dan seketika itu dia terbelalak.

Changmin menyeringai melihat tampang beastly hyungnya.

Kekekeke...

“Oh! Maaf Onew ah! Kamu gak apa-apa?”

Changmin menoleh ke sumber suara. Beberapa meter darinya, terlihat Minho menolong Onew yang jatuh dari sebuah platform.

“Aku enggak apa-apa. Makasih Min.”

Min? Cuma aku yang boleh dia panggil Min!

“Bener nih? Kakimu gak apa-apa? Aku ambilkan kompres ya? Kalo tidak aku bisa dibunuh Changmin nih.”

Kini Changmin meniru tampang beast hyungnya.

Beberapa saat kemudian mereka bangkit, berjalan menuju arah pemandangan yang dari tadi mereka pelototi.

~~~

“—tapi aku gak tau apa Heechul mau kalo... aku... sekarang...” Hangeng menunduk malu.

Sebenarnya Jaejoong juga gak yakin sejak kapan topik pembicaraan mereka bisa jadi begini. Awalnya mereka ngomongin soal noona-noonanya Jae yang berisik dan setengah waras, lalu ngomongin Heechul, dan akhirnya rencananya Hangeng buat menikah sama Heechul.

Melihat Hangeng yang malu-malu Jaejoong cengengesan. “Seonsaengnim, Heechul juga sering ngomongin kamu kalo kita lagi ngobrol. Tenanglah... lagian kalian udah tiga tahun jadian. Lumayan tuh.”

“Bener nih?” Pipinya guru Bahasa Cina itu jadi tambah merah. Jae cekikikan lagi.

“Iya...”

“Oh, iya deh.”

“Sebenarnya... aku merasa gak bener ngomongin ini. Karena aku juga gak berani... mengaku kalo aku suka sama... Yunho.”

“Heh? Jadi gosip-gosip yang biasa diomongin Heechul sama Ryeowook itu bener? Kamu suka dia?”

“... aku gak tau dia gosipin aku, tapi iya, itu bener.”

“Oh. Terus... kenapa gak bilang dia?”

“Gak tau. Aku nyesel gak bilang dari dulu.”

“Enggak. Lebih bagus kalo kamu nunggu agak lama dikit. Kamu jadi tau dia bener suka sama kamu atau gak.”

“Oh.”

“Jaejoong ah.”

Kedua orang itu menoleh ke sumber suara, yang tak lain tak bukan adalah Yunho Jung.

“Ada apa Yun?”

“Enggak ada, nyapa aja.” Yunho tersenyum sedikit, tapi saat dia menoleh ke Hangeng, senyumnya hilang dan matanya melototi guru Bahas Cina itu. Setelah beberapa saat, dia pergi, berjalan menuju Eunhae yang lagi ngobrol.

Hangeng berkeringat dingin.

“Aneh. Biasanya dia begitu cuma waktu Changmin mencuri semua bungkus keripik kesukaannya, juga waktu Junsu gak sengaja nginjek HPnya sampai remuk.”

Keringat dingin Hangeng semakin parah. Seketika itu dia mengambil sebuah kesimpulan: Saat Jung Yunho melototi seseorang, artinya adalah satu kata.

Gawat.

~~~

“Ho, kamu gak apa-apa?” tanya Eunhyuk pada Yunho yang merengut. Yunho menggeleng.

“Enggak apa-apa.”

“Bohong. Kalau kamu emang punya masalah, SMS aku aja soal itu.”

“HPku udah gak ada. Gara-gara Junsu.” Yunho menggeram ketika mengingat-ingat kejadian itu.

Dua hari yang lalu Junsu yang lagi latihan koreo buat lagu Balloons, di tengah-tengah lagunya tiba-tiba ada suara ‘krek’ yang ternyata bagian belakang HP punya Yunho yang gak sengaja keinjek. Entah gimana caranya HPnya appa orang satu dorm itu bisa ada di situ, mungkin karena Changmin yang tadinya pinjam HP itu buat main game, lalu dia taruh di lantai begitu saja.

“Oh. Turut berduka cita.”

“Yep.”

Donghae tiba-tiba menyela, “Kayaknya aku tahu apa masalahmu hyung.”

Yunho melotot. “Aku tidak punya masalah!”

“Ngaku aja deh hyung. Ini soal Jaejoong itu kan? Soal Jaejae?”

Yunho semakin jengkel begitu mendengar kata terakhir. “Jangan panggil dia Jaejae!”

Donghea memandang Eunhyuk sambil menghela nafas. “Tuh kan.”

“Aish! Diamlah! Lima menit lagi kita perform nih!”

“Changmin tampil gak?” tanya Donghae.

“Enggak tau.”

“Kalo Jae hyung tampil gak?” tanya Eunhyuk sambil nyengir.

“Enggak, dia bantuin Minho, Changmin, sama Onew menata lampunya panggung dan—eh?”

Eunhae berdehem bersamaan.

“Hyung, kalian sudah kenal satu sama lain selama hampir setahun. Sebentar lagi kita libur kenaikan kelas selama tiga minggu dan selama itu kalian bakal jarang kontak. Jangan menunggu lebih lama lagi lah hyung, nanti dia digebet orang lain,” kata Eunhyuk dengan sok bijak. Donghae manggut-manggut.

Yunho menghela nafas dan mengangguk-angguk. “Baiklah. Tapi... gimana caranya?”

“Aku tau.” Donghae mengambil sebuah spidol yang dari tadi ada di sakunya dan menuliskan sesuatu di tangannya Yunho sambil nyengir.

~~~

Setelah semua penonton menempati tempat duduk mereka, pentas seni pun dimulai. Jaejoong dan beberapa penata lampu panggung lain mulai sibuk bekerja.

Ketika Yoochun tampil dengan lagu galau dan pianonya, Jaejoong mengatur satu lampu LED putih ke arahnya untuk menciptakan suasana melankolis yang membuat ayahnya Yoochun yang lagi menonton anaknya bernyanyi semakin murung karena tema lagunya juga tidak membuat dia melihat sedikit warna selain abu-abu (A/N: Jiah, bahasanya sok amat -_-’).

Waktu bagiannya Junsu dengan koreo lagu Balloons-nya, Jaejoong dan Minho agak kerepotan di awal lagu karena geraknya Junsu yang cepat juga teman-temannya. Tapi semakin lama geraknya semakin cepat dan akhirnya Jaejoong yang kecapekan istirahat sebentar setelah lagunya selesai.

Setelah itu giliran Jiyong dan Seunghyun sebagai duo GD n TOP dengan rap mereka yang agak berbau yadong. Disambung Yunho dan Eunhae, segera Changmin menyetel lagu Checkmate.

“Jae hyung, kamu capek kan? Kamu udah membantu kita menata setting panggungnya, kamu istirahat di bangku penonton aja hyung, biar aku yang gantiin.” Jaejoong mengangguk dan meninggalkan ruang kontrol. Setelah dia pergi, Changmin menoleh ke Minho dan melototinya.

Minho yang lagi mengatur lampu LED-nya seketika itu berkeringat dingin. Dia menoleh ke Onew dan menyenggol lengannya.

“Kok atmosfirnya jadi serem gini ya?” tanyanya.

~~~

Jaejoong menemukan satu kursi yang kosong; dekat panggung, tepat di sebelah Jaekyung. Selain itu gak ada lagi. Dengan berat hati dia duduk di situ.

Begitu melihat adiknya duduk di sebelahnya“Joongie~ kenapa kamu gak perform seperti Yunho?”

“Aku bertugas menata lampu panggung. Aku lagi istirahat sekarang.”

“Oh...”

Tiba-tiba Jisook menunjuk Yunho dan berkata, “Eh, yang di tengah itu ganteng banget deh. Kenal gak Jae?”

“Sst... jjangan manas-manasin Jaejae, punyanya tuh.”

Tiba-tiba musik berhenti. Lampu LED menyorot ke arah Yunho yang berada di tengah panggung. Jae heran. Ini gak masuk rencananya bersama Changmin, Onew, dan Minho. Apa mereka membuat rencana baru?

“KIM JAEJOONG!” seru Yunho tiba-tiba. Dia menatap Jaejoong dan Jaejoong balik menatapnya. Dia mengepalkan satu tangan ke arahnya. Di buku jari tengah, jari manis, dan kelingkingnya masing-masing ditulis satu huruf. Di buku jari tengah huruf Y, jari manis huruf O, dan jari kelingking huruf U.

Ada apa nih?

Sementara itu...

 “Onew, ganti warnanya. Warna putih, dan kurangi tingkat brigthness-nya” kata Changmin. Onew mengangguk, menekan satu tombol, dan lampu LED itu pun berubah warna menjadi putih.

Changmin mengangguk puas “Oke. Sekarang kita tinggal nonton dramanya.”

~~~

Seisi ruangan hening, bahkan penonton sekalipun. Lalu lampu LED di atasnya Yunho berubah warna menjadi putih, dan sedikit lebih redup. Jaejoong masih menatap Yunho, tapi tangannya menggenggam tangannya Jaekyung karena takut apa yang akan terjadi. Jaekyung berbisik, “Tenang Jae, aku tahu ada apa ini. Tenang aja...”

Jaejoong mengangguk pelan, tapi tambah gugup begitu melihat Yunho melototi tangannya dan Jaekyung. Jaekyung segera melepas tangannya.

“Jaejoong ah...” kata Yunho.

Dia mengangkat ibu jarinya, yang ditulisi huruf I. Lalu telunjuknya menunjuk Jae, yang ada gambar hati di ujungnya, ujung yang menunjuk Jae. Sekarang tangannya seperti orang yang sedang menembak, dan Yunho masih menatapnya lekat-lekat. (A/N: Bisa dibayangkan?)

Jadi dalam posisi itu di tangannya itu ada tulisan I ♥Y O U. Jaejoong tercengang.

“YUNJAE JADIAAAAN!!!” teriak satu murid. Lalu murid-murid se-aula bersorak dengan hebohnya. Changmin dan Onew pun mengarahkan satu lagi lampu LED putih ke arah Jae.

“Jae~ so sweet banget sih dia~~~” kata Jisook. “Untung aku sama Jaekyung gak doyan berondong.”

Sementara itu Jaejoong dan Yunho masih cuek dengan sorakan di sekitar mereka. Yunho tersenyum ke Jae dan Jae membalas senyumnya. Akhirnya, akhirnya, akhirnya... kata mereka dalam hati.

Tiba-tiba Eunhyuk menghampiri Yunho dan berbisik, “Hyung, aku gak mau ganggu, tapi ini waktunya video pentas Cinderella kalian tayang.”

Yunho menggeram dan melototinya. Dia turun dari panggung dengan berat hati. Jaejoong menghela nafas lega. Akhirnya dia enggak perlu lagi bersikap canggung di dekatnya. Dia melirik ke arah ruang kontrol dan melihat Changmin dan Onew mengacungkan jempol mereka sambil nyengir.

 

A/N: Ada apa sih chapter ini? -_- masih akan ada satu bonus chapter ^.^ Aish, tapi maap ya chappie ini crappy banget -_- Humornya... Hhh...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 26: Hahaha...bener deh ini, tapi dari semua aku paling suka pas junsu sma yoochun akting jadi mayat lumba-lumba pake saos:D
kjjjyh #2
Chapter 2: Sejak kapan muka kyu uda bapa-bapa mukannya aja masih unyu" wkwk
kjjjyh #3
Chapter 1: Yang jae paling jleb wkwk. Masa rank saty dari bawah jadi bisa masuk 10 besar dari berapa murid?? 15? Wkwkw
kjjjyh #4
Suara junsu ga baik untuk kesehatan???! Wkwkw
carissawhite #5
Chapter 26: huaaaa, changmin ngegombal. ugh, I feel like vomit but want to laugh out loud.
carissawhite #6
Chapter 25: eyyy, gak bs bayangin tingkah ny yunjae yg dh jadian,. haha, gaje tp lucu. keep up the gaje work :D
carissawhite #7
Chapter 22: sian chunie, agk serem bayangin apa yg dilakukan voldemin pada ny.
tp yunjae emg kelewat lemot y.
carissawhite #8
Chapter 21: si jae psti mw blg yeobo, tp dasar yoochun dtg d saat yg salah, *geleng2*
carissawhite #9
Chapter 17: heechul ama noona ny jae klop amat y nyuruh yunjae bwt anak, wkwkwkwk
carissawhite #10
Chapter 18: banget gaje ny, tp suka.humor ny, hehehe.