Changmin yang membawa sebuah boneka teddy memasuki dorm dengan senyum lebar. Setelah mengalahkan mesin basket, para-para, whack a mole, dan beberapa mesin permainan lainnya, akhirnya dia dan Onew bisa bawa pulang paket ayam goreng dan 2 boneka couple teddy bear.

Tapi senyumnya hilang begitu dia melihat Junsu makan apel sambil tiduran dengan kepala di pangkuannya Yoochun di sofa depan TV. Kalau Junsu dapat apel, pasti Yoochun yang ngambil, dan apelnya ada di kulkas, dan kulkasnya ada di dapur, dan Yunjae lagi di situ. Kesimpulan: Yoochun sudah menghancurkan plan B-nya, demi makhluk ber-IQ 3 itu.

“Yoochun hyuung!!!” jerit Changmin tiba-tiba. Junsu langsung duduk terbangun dan Yoochun memandang Changmin dengan horor.

“Chang—Changmin ah...”

“Wae??? Kenapaa kamu ganggu mereka hyung???” Sang maknae yang murka langsung menyeret Yoochun ke kamar. Junsu yang gak tega melihat Yoochun sendirian bersama sang maknae kejam tak berperi kemanusiaan itu mengikuti mereka, masih dengan apel setengah habis di tangan.

Setelah menutup pintu, Changmin kembali menyeret hyungnya itu. “Je. Las. Kan,” Changmin  membanting tubuh Yoochun yang malang itu ke tempat tidurnya Yunho. Junsu yang masih gak ngerti ada apa duduk di kursi belajar gak jauh dari mereka.

“Junsu! Dia cuma pingin makan apel dan—aku—aku ambilin Min! Maaf Min! Maaf!”

“Gak ada alasan!” Changmin langsung menindih badannya Yoochun tanpa ampun dan memukul-mukul si melankolis malang itu dengan boneka Teddy-nya. “Gara-gara kamu rencananya jadi gagal hyung! Kamu harus DIHUKUM!”

“Enggaaaak!!!”

“Haruuus!!!” Changmin menduduki pahanya Yoochun dan terus memukul-mukulinya.

“Jangan Miiin!!! Huaaa!!!”

Tiba-tiba terdengar suara leadernya Yunho dari luar berteriak, “Woi! Kalian lagi ngapain?”

~~~

Setelah Yunho berteriak gitu, tiba-tiba jeritan Yoochun dari dalam kamar berhenti. Dia dan Jaejoong saling bertatapan, heran. Lalu Yoochun jerit-jerit lagi.

“Yah!”

Dibalas oleh Junsu dengan berteriak, “Enggak apa-apa, Umma! Appa! Cuma Yoochunnie ma Minnie lagi main kuda-kudaan!”

“...”

Jeritan-jeritan Yoochun berhenti lagi. Setelah beberapa saat pintu dibuka oleh Yoochun yang sangat kacau rambutnya dan terengah-engah. Dengan menatap Yoochun sebentar Yunho masuk kamar dengan agak canggung, begitu juga dengan Jaejoong. Changmin udah tidur dengan selimut menutupi kepalanya. Sementara Yoosu juga bergegas ke tempat tidurnya. Yunho memandang kasurnya yang gak keruan seprai sama bantalnya.

Yunho merinding.

~~~

Esoknya...

“Enam hari lagi,” kata Minho. Changmin yang sedang membaca buku fisika itu memandang Minho dengan bingung. “Ada apa?”

“Pentas seni, dan tayangan Cinderellanya Yunjae bakal ditayangkan di situ. Orangtua bakal datang dan... aku gak tau gimana nasib mereka waktu ortu mereka nonton tayangan itu.”

“Oh. Ohohoho... Muehehehe...”

Minho memandang Changmin yang ketawa gaje dengan aneh. “Min?”

“Aku gak apa-apa... aku cuma baru inget kalo rencana A dan B ku buat Yunjae gagal, masih ada 24 rencana lain yang bisa kupakai.”

“24?”

“Iya. Rencana C, D, E, F, G, H, dan seterusnya...”

~~~

Yunjae memandang Yoochun dengan kasihan. Sejak pagi si melankolis itu gak ngomong sepatah katapun, bahkan ke Junsu.

“Chun, kamu gak apa-apa?” tanya Jae.

“Gak apa-apa hyung.”

“Bener nih? Kamu murung terus dari tadi pagi.”

“Genetik. Ayahku juga selalu galau.”

“Oh.”

~~~

Waktu jam istirahat, Changmin celingukan mencari Onew. Setelah ketemu, dia memandang si pipi tahu itu lagi makan sayap ayam goreng. Dia nyengir dan langsung menghampirinya.

“Yah.” Changmin duduk di sebelah Onew tanpa diminta.

Onew tersenyum ke arahnya. “Oh, Changmin hyung.”

“Nanti sore kamu ke toko buku sama aku.”

“Loh? Kenapa?”

“Karena aku suka kamu dan aku mau pendapat kamu soal buku resep yang harus aku beli buat klub masak. Dan aku mau jadian sama kamu sekarang.”

“... Oh.”

“Iya. Dan aku gak menerima jawaban enggak.”

Onew tersenyum dan berkata, “Baguslah. Aku emang gak mau bilang enggak.”

Changmin nyengir ke arahnya. “Oh iya, dan aku perlu bantuan kamu, ini soal hyungdeulku yang agak lambat pikirannya.”

~~~

Sementara itu Yoochun lagi duduk di kelasnya, galau luar biasa. Dia merasa bersalah karena membuat Yunjae batal jadian dan Changmin yang kesal juga bukan hal yang patut diremehkan.

Lalu Yunho masuk kelas. Dia agak kaget melihat yang ada di kelas cuma Yoochun.

 “Hai Chun.”

“Hai hyung.”

“Kenapa gak ke kantin?”

“Aku gak laper. Kamu aja yang ke sana.”

“Aku juga gak. Aku mau belajar, nanti ulangan Matematika.”

“Oh. Oke. Omong-omong nanti waktu pentas seni kamu mau nampilin apa?”

“Hip hop dance bareng Eunhae.”

“Oh. Baguslah.”

“Kamu?”

“Mungkin main piano, sama nyanyi...”

“Oh wow. Good luck deh.”

“Hmm.”

“Oh iya hyung, kamu suka sama Jae hyung gak?”

“Eh?” Yunho menatap Yoochun dengan heran. Kenapa tiba-tiba dia tanya itu?

“Kau suka Jaejoong kah hyung?”

Yunho memandang ke arah lantai. Iya? Enggak? Kalau dia memang suka dia pasti udah bilang ke Jae dari dulu. Tapi kenapa enggak sampai sekarang? Dan kalau dia enggak suka, kenapa dia sering memandang Jae selama lebih dari 3 menit?

“Iya.”

“Kenapa enggak bilang aja? Kenapa gak kamu tembak aja dia?”

“Aku... dia... mungkin dia gak suka aku.”

Hmm... bener kata Changmin. IQ mereka sudah turun jadi setingkat IQnya lumba-lumba. Setingkat sama Junsu...

“Dia suka kamu kok.”

“Kok tau?”

“... Ehm... hyung? Aku gak bermaksud gombalin kamu.”

“...”

“Kamu kurang teliti. Dia sering melirik kamu. Kamu gak nyadar ya?”

“Enggak. Bagus kan? Dia emang gak mau aku nyadar.”

“... oh iya.”

A/N: Chapter garing dan pendek. Yup. Dan tinggal 2ato 3chapter lagi ff ini completed T_T Nuuuu! Sebenarnya ini salah satu ff kesukaanku T_T

Comments?