DBBHS Days Part 2: The Three Slaves of Shim Changmin

Dong Bang Boarding High School: Dorm number 13

Priiit!

Guru olahraga Yunjaechun, Kim Youngwoon ato yang biasa dipanggil Kangin meniup peluit kayak meniup balon. “Semua KUMPUUUL!!!”

Cepat-cepat murid-murid kelas 10A berbaris berbanjar dua. Kangin menatap mereka dengan maa lebar. “Hari ini sebagai pemanasan kalian akan saya uji ketangkasannya!” Kangin menunjuk lintasan lari yang ada palang-palang yang tingginya sedikit di atas paha. “Kalian lari dan lompati penghalang-penghalang itu, paham?”

“Sekarang, gantian pertama. Kang Daesung, Park Yoochun, Jung Yunho, Kim Jaejoong, Ok Taecyeon!”

~~~

Junsu sedang melakukan praktikum biologi bareng Eunhae dan Seungri tentang reproduksi tumbuhan (secara kelas mereka kan sama dengan kelasnya Yunjachun, jadi babnya sama juga). Tanaman yang mereka amati itu letaknya di dekat areal olahraga dan mereka ambil tempat yang agak jauh jaga-jaga supaya gak kena bola basket, voli, tenis, ato pingpong yang mungkin keluar lapangan.

“Junsu ah, tolong kamu gambar bunga ini. Aku ambil biji buahnya dulu,” kata Eunhyuk. Junsu mengangguk dan tersenyum lebar creepy yang biasa menakuti Taeyang di kelas mereka.

“Siap! Mulai!” Junsu menoleh ke sumber suara. Ternyata dari guru olahraga yang galaknya terkenal mengalahkan galaknya King Kong. Siapa lagi kalo bukan Kangin?

Tapi begitu dia liat murid-muridnya yang dia suruh lari, matanya langsung menangkap umma, appa, dan jidat lebar favoritnya.

~~~

Yoochun sering lari-lari. Dulu dia pernah jadi juara sprint melawan guru-guru kalo dia enggak mengerjakan PR ato menaruh lem di kursi mereka.

Tapi waktu dia lari kali ini, dia melihat Junsu memandangnya dengan kagum. Jadilah dia memandangi Junsu terus. Larinya dipercepat, seolah kalo dia lari lebih cepat dia bakal lebih cepat ketemu Junsu persis di film-film India gitu. Cuma kali ini gak ada lagunya. Junsu tersenyum lebar ke arahnya, bertepuk tangan gak jelas, membuat Eunhaeri memandangnya dengan aneh.

Tapi kemudian suara Kangin membuyarkan lamunan mereka.

“Park Yoochun! Awas!”

Bruk!

Bemper depannya Yoochun nabrak satu palang di depannya. Benar sekali pemirsa, hadirin sekalian; bemper depan.

~~~

Yunjae yang sudah ganti ke baju seragam memandang Yoochun yang terbaring di kasur UKS tanpa ekspresi.

“Sakit gak?” tanya Yunho, yang langsung dipelototi Jaejoong.

“Kamu replay adeganku tadi baru kamu tau rasanya hyung,” kata Yoochun sambil melotot. Yunho menatap kedua temannya yang sama-sama melotot itu. “Ini hari Mari Melototi Yunho nasional ya?”

“Yunho ah, gak usah ngomong yang aneh-aneh,” kata Jaejoong. “Chun, kita mau balik ke kelas. Kamu sendirian gak apa-apa?”

“Umurku 16 hyung, jelaslah aku gak apa-apa.”

“Ya udah, kita—”

“Eh, Changmin ah,” Yoochun tersenyum sedikit ke arah si maknae itu.

“Aku mau ketemu Jaejoong hyung kok,” kata Changmin, langsung membuat sebuah pisau nancap di kepalanya Yoochun. “Jae hyung, dipanggil Heechul-sonsaeng—”

“JANGAN PANGGIL DIA SONSAENGNIM!!!” Jaejoong langsung keluar UKS dan membanting pintu, persis adegan drama. Tapi kemudian pintu itu dibuka dan Jaejoong nongol lagi. “Dimana?”

“Depannya Lab Fisika. Yunho hyung, kamu dipanggil Hangeng-sonsaengnim di depan perpustakaan.”

Yunho mengangguk dan keluar dari ruangan UKS. Changmin menatap Yoochun, senyum evil kembali datang mampir ke wajahnya. “Yoochun hyung.”

“Heh?”

“Tau gak kenapa aku gak pernah dapat kiriman uang tiap minggu dari ortu?”

“Kenapa?”

“Aku penulis, aku nulis buat koran-koran sama majalah. Aku dapat wesel dari redaksinya hyung.”

“Oh...”

“Aku nulis cerpen. Kadang-kadang aku nulis itu berdasarkan kejadian nyata.”

“Terus?”

“Aku tau pas kamu SMP kamu pernah kehilangan celana renangmu setelah loncat ke dalam kolam renang dewasa dari ketinggian 3 meter. Terus kamu punya obsesi sama telur bebek asin dan puding coklat, ya kan? Juga, kamu suka sama Junsu hyung.”

Mata Yoochun melebar. “Kok—”

“Karena aku Shim Changmin, dan tau kan kalo Shim Changmin seorang penyebar gosip yang gak ada tandingannya?”

“Min, jangan. Tolong,” Yoochun memandang Changmin dengan tampang memohon. Senyum evil Changmin mengembang.

“Ada syaratnya supaya cerita ini gak bocor ke koran-koran, majalah nasional, sama seisi sekolah kok.”

“Apa?”

Sekarang senyum Changmin menghilang, diganti dengan tampang serius. “Bantu aku masangin appa dan umma.”

“Eh?”

“Enggak mau? Nanti di jamnya Heechul sosaengnim aku umumin lewat speaker TOA kalo mungkin kamu lebih milih sebutir telur bebek daripada Junsu.”

“Enggak! Jangan! Aku bantu! Aku bantu kamu!”

Changmin kembali tersenyum evil.

~~~

Heechul menjentik-jentikkan jarinya. Untuk pertama kali sepanjang karir mengajarnya, dia diteror oleh seorang siswa. Siswa yang namanya Changmin Shim. Dia menggigit jari-jari yang tadinya dijentik-jentikkan olehnya dengan takut begitu ingat namanya.

Entah gimana tapi Changmin tau kalo dia punya boneka teddy pink besar, sikat gigi dan boxer bergambar Keroro dan Hello Kitty, dan kebiasaanya yang selalu nangis setiap nonton film Barbie.

Demi menjaga nama baiknya, dia pun menuruti perintah Changmin: buat Jaejoong sama Yunho membersihkan Lab Biologi berdua.

“Chullie,” panggil Jaejoong. “Ada apa sih?”

“Jaejoong ah,” Heechul berusaha tersenyum. “Jae kelas kita butuh lab biologinya besok jadi...”

“Jadi?”

“Aku kasih kamu sama Yunho tugas buat bersihin lab itu, oke?”

“...”

Hening beberapa saat.

“Kenapa gak minta tolong penjaga sekolah aja?”

“Aku gak mau ngerepotin dia, jadi...”

“Kamu gak mau ngerepotin dia tapi kamu mau ngerepotin aku?” Jaejoong menatapnya dengan aneh. “Jahat.”

“Pokoknya bersihkan! Kalo enggak kamu sama Yunho gak aku bolehkan ikut ujian besok!”

~~~

“Hangeng sshi, ada perlu apa?” tanya Yunho. Hangeng memaksakan sebuah senyum supaya rasa bersalahnya enggak kentara. “Kamu sekelas sama Kim Jaejoong kan?”

“Iya. Wae?”

“Kamu sama dia saya pasangkan buat drama acara talent show sekolah dua minggu lagi di drama Cinderella.”

Yunho berkedip. Sekali. Dua kali. Lalu dia terkekeh-kekeh. “Heh?”

“Iya. Tapi kali ini saya aransemen ulang ceritanya. Nanti ada dancenya juga. Jadi ini mirip-mirip drama musikal.”

“Kenapa harus saya sama Jaejoong?”

Karena kalo gak Shim Changmin akan majang koleksi boxerku. “Karena ini... rekomendasi dari Taeyang sshi!” kata Hangeng, ngaco.

“Oh.”

~~~

Changmin keluar ruang UKS masih dengan senyum evil. Minho yang menunggunya dari tadi di depan ruangan memandangnya dengan aneh.

“Kenapa Min?”

“Enggak...” Changmin menggeleng, masih tersenyum evil. “Klub masak belum mulai aku udah dapat tiga budak baru.”

 

A/N: Maaf ya chappie ini agak pendek. Dan MAAF lagi karena mungkin Jumat sama Sabtu besok aku gak bisa update ff ini sama The Savior’s Savior. Karena—karena—karena—karena—*tarik nafas dalam-dalam.

Akudiikutkangurukuolimpiadebahasainggrisdanakuberangkatharisabtudanharusbelajarbesoksowishmeluck!!! KYAKYAKYAKYAKYAKYAKYA!!!!! *Hyperventilating.

...

Itu berita bagus ato... buruk?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 26: Hahaha...bener deh ini, tapi dari semua aku paling suka pas junsu sma yoochun akting jadi mayat lumba-lumba pake saos:D
kjjjyh #2
Chapter 2: Sejak kapan muka kyu uda bapa-bapa mukannya aja masih unyu" wkwk
kjjjyh #3
Chapter 1: Yang jae paling jleb wkwk. Masa rank saty dari bawah jadi bisa masuk 10 besar dari berapa murid?? 15? Wkwkw
kjjjyh #4
Suara junsu ga baik untuk kesehatan???! Wkwkw
carissawhite #5
Chapter 26: huaaaa, changmin ngegombal. ugh, I feel like vomit but want to laugh out loud.
carissawhite #6
Chapter 25: eyyy, gak bs bayangin tingkah ny yunjae yg dh jadian,. haha, gaje tp lucu. keep up the gaje work :D
carissawhite #7
Chapter 22: sian chunie, agk serem bayangin apa yg dilakukan voldemin pada ny.
tp yunjae emg kelewat lemot y.
carissawhite #8
Chapter 21: si jae psti mw blg yeobo, tp dasar yoochun dtg d saat yg salah, *geleng2*
carissawhite #9
Chapter 17: heechul ama noona ny jae klop amat y nyuruh yunjae bwt anak, wkwkwkwk
carissawhite #10
Chapter 18: banget gaje ny, tp suka.humor ny, hehehe.