Prosesor≠IQ

Dong Bang Boarding High School: Dorm number 13

“Pentium 3.”

“Bukan Min! Lebih tepat Pentium 2!”

“Chunnie, menurutku Pentium 1 yang paling bener!”

Changmin manggut-manggut. “Junsu hyung bener, prosesor otak mereka mungkin masih pentium 1. Mereka lahir tahun... eh, sebelum ada pentium 1. Berarti mereka lebih lemot dari pentium 1 dong.”

“Woi Min, mereka juga lahir di tahun yang sama aku dan Su.” Yoochun melototi maknae itu dengan kedua tangan di pinggang.

“Ya udah, berarti segitulah prosesor otak kalian. Setidaknya aku lebih baru.”

Jleb.

“Kamu pernah sakit gak?” tanya Min.

“Pernah lah. Aku sering sakit flu.”

“Nah, virusnya pasti bikin kamu tambah lemot deh.”

Jleb. Jleb.

Junsu merengek, “Minnie, terus gimana nih? Aku gak mau mereka malah jadian sama orang lain.”

Ricky yang masih di ditu bertanya, “Kita ini ngomongin apa sih? Tentang komputer kan?”

“Tuh, Min! Ricky jauh lebih lemot dari aku!” kata Yoochun sambil menunjuk adiknya.

“Genetik hyung, dia kan adiknya, lemotnya turun dari kamu. Lagian waktu kamu seumuran dia, mungkin kamu juga gak jauh beda.”

Jleb. Jleb. Jleb.

“Nah, karena Eunhyuk dan Donghae hyung udah gak berfungsi lagi, sekarang gantian kita yang melakukan misi mereka.”

“Gimana Min?” tanya Junsu.

Evil grin-nya Changmin menampakkan diri. Ricky yang duduk di sebelahnya jelas kaget dan takut setengah mati melihat wajah Changmin yang ‘baru’.

~~~

Makan malam.

Junsu memandang Jaejoong dan berkata, “Wow hyung, tau gak apa yang paling enak dari sopmu ini?”

“Apa?” tanya Jae sambil senyum-senyum.

“Sopnya bener-bener terasa seperti ayam, dan daun peterselinya bikin tambah enak!”

“...”

“Hyung? Kenapa?”

“Ini sop ikan, dan itu rumput laut, bukan peterseli.”

“Oh.”

Junsu melirik Changmin yang menutup mukanya dengan kedua tangan. Lalu ke arah Yoochun di sebelahnya yang menggigil hebat, berusaha menahan tawa.

Tiba-tiba Changmin berkata, “Hyung, sop ini ada cabenya ya?”

Lalu Jejoong menoleh ke maknae itu sambil senyum-senyum berkata, “Iya, kok tau?”

Changmin memandang Jaejoong dengan aneh. “Maap hyung, aku gak bermaksud buat nggombalin kamu.”

“...”

“Jae hyung, sejujurnya aku bener-bener suka sop ini. Seandainya Ricky belum pulang dia pasti juga bakal suka sama sop ini,” kata Yoochun sambil tersenyum.

Jaejoong bener-bener pingin nangis sekarang. “... Kamu bilang Ricky itu alergi ikan.”

“... Oh iya.”

Hening beberapa saat. Changmin melirik Jaejoong yang agak sedih. Lalu ke arah Yunho yang keliatan gak senang oleh tingkah laku ‘anak-anaknya’.

Yesh!

“Kalian ini ada apa sih?” tanya Yunho tiba-tiba, setengah membentak.

Dengan tampang innocent, Changmin bertanya, “Ada apa? Maksudmu apa hyung?”

“Kalian ngapain sama umma kalian? Liat deh, dia jadi sedih begini! Udah dimasakin sop, bukannya berterima kasih!”

Changmin mencubit lengannya Yoochun. Yoochun meringis, tanda kalo mereka harus pergi dari ruang makan sekarang.

“Ah, iya appa! Sopku udah habis, aku mau main bareng Yoochun ya!” kata Junsu, menyeret Yoochun yang masih menyendok sopnya. Alhasil waktu mereka pergi, Yoochun masih bawa sendok belepotan sop ikan. Changmin menyusul kedua hyungdeulnya itu.

Setelah kabur meninggalkan appa umma mereka sendiri di ruang makan menuju kamar, Changmin berkata, “Kalo besok mereka masih belom jadian, maka bisa aku pastikan IQ mereka bukan 120 dan 122 lagi, tapi cuma setingkat sama lumba-lumba.”

Junsu memandang Changmin dengan penasaran dan bertanya, “Emang IQnya lumba-lumba itu berapa Min?”

“Paling besar 3.”

“... Oh wow! Seandainya aku sepintar itu!”

“Betul banget.”

Yoochun udah gak tahan ngeliatin tingkah Junsu sama si maknae itu, dia berkata, “Udah, sekarang kita ngapain nih?”

“Ngerjain PR.”

 “Jangan, nanti aja dulu. Aku mau makan apel, tapi apel-apelnya ada di kulkas... dan kulkasnya ada di dapur, dan appa dan umma ada di situ, dan kita gak bisa kesana, dan kalo kita ke sana rencana kita bisa gagal dan ff ini gak selesai-selesai.” kata Junsu sambil merengut.

Dia memandang Changmin dengan pandangan beliin-dong-aku-kan-anak-yang-baik. Changmin melotot dan menunjuk Yoochun.

“Minta sama dia sana!”

“Chunnie...”

“Ini udah jam 6, mana ada orang jual apel jam segini?”

“Ada di Taman Safari.”

“Gak ada Taman Safari buka jam segini! Rasional dikit dong Min!”

Changmin mengangkat bahu. “Ya udah, aku mau ke arcade dulu.” Si maknae pun mengambil jaket dan dompetnya. Dia melirik Yoosu sebentar dan keluar kamar.

Junsu kembali memandang Yoochun. “Chunnie... aku mau makan apel...”

“Gak ada yang jual jam segini, Su.”

“Aku lebih suka apel-apel yang ada di kulkas...”

Akhirnya Yoochun mengalah. “Ya deh... aku ambil dulu ya,” katanya sambil keluar kamar, berjalan menuju dapur dengan takut-takut.

~~~

Yunho memandang ‘anak-anaknya’ yang pergi begitu saja tanpa mencuci piring mereka. Saat dia mau berdiri buat menegur mereka, Jaejoong berkata, “Udah, gak apa-apa Yun.”

“Oh.” Dia duduk lagi. “Bener nih gak apa-apa.”

“Bener... emang kenapa sih kamu marah sama mereka. Kan mereka ngomongnya ke aku, bukan kamu. Gak apa-apa kok.”

Yunho menunduk dan bergumam, “Aku gak tega.”

Sayangnya telinga Jaejoong yang entah  bagaimana caranya bisa mendengar suaranya. “Heh?”

Yunho terbelalak, dan dengan setengah berpikir dia berkata, “Maksudku... iya, aku gak tega. Bagian kita kan umma appa. Mana ada appa yang tega melihat istrinya sakit hati?”

Hening. Dalam hati Yunho menampar mukanya sendiri karena bicara terlalu blak-blakan.

Jaejoong tersenyum sedikit dan mengangguk.

“Makasih yeo—maksudku, Yun.” Jaejoong menunduk, mukanya merah seperti kepiting rebus.

Bisa ditebak seperti apa Yunho dengan cengirannya sekarang.

“Yeo apa, Jae?”

“Eng—enggak.”

“Bohong~”

“Bener kok!”

“Iya deh~ aku percaya~”

“Loh?”

Kedua orang itu menoleh ke arah sumber suara, Yoochun yang terlihat kaget oleh tingkah appa-ummanya itu.

“Aku cuma mau mengambilkan apel buat Junsu... anggep aja aku gak ada.”

“Kamu ngapain?” tanya Yunho dengan ketus.

“Junsu pingin makan apel. Aku ngambilin buat dia.” Yoochun mengacungkan tanda peace ke Yunho dan dengan takut-takut membuka pintu kulkas. Setelah mengambilnya, dia berjalan mundur dengan pelan-pelan.

“Maap hyung, maap...”

~~~

Changmin kelihatan frustasi waktu dia melemparkan bola-bola basket satu-satu ke arah ring, tapi gak ada satupun yang masuk. Dia menggeram dan mencoba lagi, lagi, dan lagi.

“Sial!” katanya, akan melempar satu bola lagi. Kali ini dia ambil ancang-ancang, yang lebih mirip posisi orang waktu mau melepaskan bola bowling.

“Bukan gitu caranya, Changmin sshi.”

Ohmaigad...

Si pipi tahu...

Changmin menoleh dan langsung bertatapan sama si maniak ayam goreng yang ditemuinya setelah menghakimi Eunhae.

“Onew?”

“Oh, kamu tahu namaku ya?” Onew memasukkan satu koin ke mesin permainan basket yang serupa dengan yang dimainkan Changmin.

Changmin menunduk. Untuk pertama kali seumur hidupnya, dia gak tau harus berbuat apa di dekat seseorang.

“Changmin sshi, liatin aku, gini caranya.”

Changmin menoleh lagi. Onew tersenyum sebentar, lalu memandang ke arah mesin game. Dia menarik nafas panjang.

“HYYYAAA!!!”

Onew meloncat tinggi dan tanpa ampun melempar tuh bola masuk ke ring. Pada bola berikutnya, dia gak loncat lagi, tapi melempar bola-bola basketnya seperti orang kesurupan.

“HYYAT! CIAAT!!!”

“Tring! Tring! Tring! Tring!” Skornya pun datang satu-satu.

Changmin memandangnya dengan penuh kekaguman. Di tangannya masih ada bola terakhirnya, gak peduli kalau timer mesin gamenya masih jalan. Dan Onew masih main dengan terlalu agresif.

“CIIIIAAAATTT!!!!”

*game over*

Onew melirik ke arah tiket yang dikeluarkan mesin itu. Kira-kira setelah 25 tiket keluar, dia menoleh ke arah Changmin, masih senyum-senyum.

“Gitu caranya.”

Changmin melongo dan mengangguk pelan. Dia memandang bole di tangannya dan mesin permainan tadi. Dia melirk Onew lagi, lalu memasukkan satu lagi uang koin ke mesinnya.

Dia menarik nafas panjang.

“CIAAAATT!!!”

“Tring! Tring! Tring! Tring!”

“Huaaa! Keren banget Changmin-sshi!”

 

A/N: Gak sesuai sama harapanku T_T Maunya aku kasih Yoosu moment di sini, tapi dasar Homin lagi nyanyi Maximum jadi ingetnya ke Yunjae sama Minew T_T

Comments please? Aku paling badmood kalo gak ada notif new story comments -_- *Attention diva mode on

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 26: Hahaha...bener deh ini, tapi dari semua aku paling suka pas junsu sma yoochun akting jadi mayat lumba-lumba pake saos:D
kjjjyh #2
Chapter 2: Sejak kapan muka kyu uda bapa-bapa mukannya aja masih unyu" wkwk
kjjjyh #3
Chapter 1: Yang jae paling jleb wkwk. Masa rank saty dari bawah jadi bisa masuk 10 besar dari berapa murid?? 15? Wkwkw
kjjjyh #4
Suara junsu ga baik untuk kesehatan???! Wkwkw
carissawhite #5
Chapter 26: huaaaa, changmin ngegombal. ugh, I feel like vomit but want to laugh out loud.
carissawhite #6
Chapter 25: eyyy, gak bs bayangin tingkah ny yunjae yg dh jadian,. haha, gaje tp lucu. keep up the gaje work :D
carissawhite #7
Chapter 22: sian chunie, agk serem bayangin apa yg dilakukan voldemin pada ny.
tp yunjae emg kelewat lemot y.
carissawhite #8
Chapter 21: si jae psti mw blg yeobo, tp dasar yoochun dtg d saat yg salah, *geleng2*
carissawhite #9
Chapter 17: heechul ama noona ny jae klop amat y nyuruh yunjae bwt anak, wkwkwkwk
carissawhite #10
Chapter 18: banget gaje ny, tp suka.humor ny, hehehe.