Chapter 13

Rainbow In Your Eyes
Please Subscribe to read the full chapter

 

 Akhirnya bisa update juga.

Untuk para readers mohon maaf baru bisa update sekarang.

Selamat membaca dan mohon maaf jika ada salah-salah huruf.^^

 

________________________________________________________________________________________________________________________________________

 

Hujannya deras sekali.

Wooyoung menatap hujan melalui jendela pesawatnya.

Air hujan membahasi landasan Incheon ketika pesawatnya mendarat dengan sempurna di negara kelahirannya. Walaupun landasan licin, tapi Pilot dengan cekatan mendaratkan pesawat yang di bawanya tanpa mengalami hambatan yang berarti.

Wooyoung melangkah dengan enggan keluar dari pesawatnya melalui lorong yang panjang dan langsung terhubung dengan Lounge yang ada di ruang tunggu, karena di sana ada seseorang yang menunggunya untuk menjemputnya. Dalam hati, dia berdoa, jangan sampai orang yang menjemputnya itu orang yang selama ini menghantui mimpinya. Sungguh, hati dan jiwanya belum siap untuk bertemu langsung.

Tapi ketika seseorang mengacungkan sebuah banner besar yang bertuliskan namanya, dia menghembuskan nafas lega, melihat Ok Taecyeonlah yang menjemputnya.

Wooyoung mendekatinya.

"Hyung, kau terlalu berlebihan. Dengan tindakanmu ini, nanti semua orang akan tahu jika aku berada di Korea." Wooyoung berkata, lalu dia cemberut.

"Tenang saja, Lounge ini hanya untuk tamu VIP, dan hari ini Nichkhun telah memesannya khusus untuk menyambutmu, jadi tidak ada orang yang bisa melihatmu." balas Taecyeon.

Wooyoung membuka kacamata hitam lebarnya dan mengedarkan pandangan. Akhirnya dia sadar jika di dalam ruangan itu hanya ada Taecyeon dan dirinya.

"Wah, sambutannya mewah sekali." Terdengar nada sisnis ketika Wooyoung berkata seperti itu.

Taecyeon tersenyum. "Ayo, kita harus segera pergi, atau kau ingin duduk dan minum kopi dulu?"

"Aku sudah minum kopi di pesawat, aku hanya ingin segera sampai di hotel."

"Lewat sini. Kita harus menyusuri jalan rahasia untuk sampai ke mobil." Taecyeon membukakan sebuah pintu untuk Wooyoung dan membiarkannya untuk berjalan di depan.

Mereka berjalan di lorong sempit yang hanya bisa di lewati satu orang. Jadi mereka harus berjalan beriringan. Wooyoung berjalan sedikit ragu dan penasaran, ada apa diujung lorong yang mereka lewati ini. Tapi ketika dia mendorong pintu yang ada di depannya, ternyata lorong itu terhubung langsung dengan area parkir mobil.

Taecyeon. mendahului Wooyoung dan berjalan menuju mobilnya. Kemudian dia membuka sebuah pintu mobil dan mempersilahkannya masuk.

"Selama aku menjadi artis dan pergi ke berbagai negara, baru kali ini aku melewati jalan rahasia seperti tadi. Apakah itu juga termasuk cara menyambutku?" tanya Wooyoung setelah mereka berada di dalam mobil. 

Taecyeon tidak menggunakan sopir, dia sendiri yang menyetir dan Wooyoung duduk disebelahnya.

"Nichkhun sering melewati jalan itu, ketika dia pulang dari bepergian ke luar negeri untuk menghindar dari wartawan atau penggemarnya. Dan bosmu bilang kau juga tidak ingin kedatanganmu ke Korea di ketahui mereka. Jalan itu juga di pakai untuk tamu-tamu penting. Seperti para pejabat dan artis luar negeri." jawab Taecyeon.

Malam ini sepertinya orang-orang ingin bepergian ke luar kota ataupun keluar negeri. Atau juga mereka yang baru tiba di bandara International itu. Lalu lintas di bandara macet. Banyak mobil yang ingin masuk dan keluar bandara. Taecyeon hanya bisa membawa mobilnya perlahan. Hujan masih belum reda, bahkan bertambah deras. Taecyeon menyalakan wiper, suara dan gerakannya menghipnotis Wooyoung, hingga membuatnya mengantuk.

 

"Aku telah menghubungi mereka, dan mereka sangat antusias dengan kerjasama ini. Mereka bertanya kapan kau akan tiba di Korea? Apa keinginanmu? Makanan  apa yang kau sukai dan tidak kau sukai? Dan lainnya. Mereka sepertinya sangat menunggu kedatanganmu."

Sung Joon berkata sambil menyerahkan file yang harus dia tanda tangani. Wooyoung membaca sekilas dan melihat angka dari nilai kontrak kerja sama ini. Untuk sesaat dia hanya menatap angka-angka itu. Memang menurutnya nilai kontrak itu terlalu fantatis, tapi dia hanya diam,dan berharap dengan nilai kontrak sebesar ini dia bisa membantu Sung Joon hyung dan Kwoni.

File-file yang di terimanya itu terlalu tebal, lalu dia membuka dan membacanya perlahan. Sung Joon tidak saja menerima order dari perusahaan Nichkhun, tapi dia juga menerima beberapa tawaran dari station televisi, menjadi tamu di acara reality show, interview di sebuah majalah, fans meeting, dan..

Duta pariwisata!

Yang benar saja! Dia kan sudah lama tidak pulang ke Korea. Mengapa dia bisa terpilih jadi duta pariwisata? 

Wooyoung hanya melirik Sung Joon kesal, tapi setelah dia berpikir sejenak, lebih baik jika dia disibukkan dengan pekerjaan lain, dari pada harus fokus dengan satu pekerjaan saja. Mungkin jika dia sibuk, pikirannya tidak mengarah ke orang tertentu.

"Katakan pada mereka jika aku tidak menginginkan sesuatu, aku hanya berharap pekerjaan itu secepatnya selesai, dan aku segera kembali kesini." jawab Wooyoung kemudian dia menandatangi surat-surat itu.

"Aku sudah memberitahu mereka jika kau datang sendiri, tanpa manager dan asisten. Dan mereka akan menyediakannya selama kau bekerja disana." Sung Joon berkata sambil menerima file dari Wooyoung. "Kau harus bisa bekerja sama dengan baik dengan mereka." kata Song Joon lagi.

Wooyoung mengangguk. "Hyung, karena aku tidak di dampingi oleh asisten, dan manager, bolehkah kedatanganku di airport di rahasiakan?" pinta Wooyoung hati-hati. 

"Baiklah." jawab Sung Joon, setelah berpikir sejenak. "Aku juga tidak mau kejadian waktu kau di China terulang, Itu saja permintaanmu? Atau ada hal yang yang kau inginkan? 

'Bolehkah jika aku membatalkan semuanya?' 

Tapi tidak di utarakannya apa yang ada dalam benaknya tersebut, dia hanya berkata dengan tegas: "Tidak!"

 

 

"Wooyoung!"

"Jang Wooyoung sshi!"

 

Suara Taecyeon yang memanggil namanya, membuatnya terbangun dari tidurnya yang tidak nyaman. Wooyoung membuka matanya perlahan.

"Maaf aku membangunkanmu." kata Taecyeon lembut.

"Apa kita sudah sampai di hotel hyung?" tanya Wooyoung.

"Tidak, belum. Nichkhun mengundangmu untuk makan malam dulu, setelah itu baru aku mengantarmu ke hotel. Aku tahu kau lelah, tapi Nichkhun ingin sekali bertemu denganmu, dia ingin mengucapkan terima kasih karena akhirnya kau mau menerima kerja sama ini."

Perkataan Taecyeon itu membuat tubuhnya tersentak, dia panik.

"Hyung, bisakah kau mengantarkan aku ke hotel saja? Aku tidak lapar hyung. Aku tadi sudah makan di pesawat. Kau tidak kasihan melihatku? Aku benar-benar lelah, hyung. yang aku inginkan sekarang adalah tidur di hotel." tolaknya dengan suara yang bergetar. Dia tidak berharap bertemu Nichkhun secepat ini.

"Tapi Nichkhun telah menunggumu di coffee shop. Dia telah memesan makanan kesukaanmu pada MInjun. Minjun juga sedang menunggumu, bahkan dia yang paling antusias mendengar kedatanganmu di Korea."

"Bisakah kau menghubungi Nichkhun sshi? Dan mengatakan padanya bahwa aku hanya ingin beristirahat? Sampaikan juga padanya, mungkin...mungkin lain kali aku akan menerima undangan makan malam darinya."  pinta Wooyoung dengan raut wajah memohon.

"Tapi...."

"Please, hyung." Wooyoung memotong perkataan Taecyeon dengan muka memelas.

Taecyeon membawa mobilnya ke pinggir jalan, kemudian menghubungi Nichkhun melalui hp-nya. Dia berbicara dengan Nichkhun sambil menatap Wooyoung. Memang, di matanya Wooyoung terlihat pucat, dan letih. Tubuhnya sedikit lemas dan gemetar.

Sedangkan Wooyoung juga manatapnya dengan tajam sambil mendengarkan pembicaraan itu. Taecyeon berkali-kali meminta maaf, kemudian memutuskan hubungan.

"Dia mengerti. Dan meminta maaf padamu karena telah memintamu untuk menemuinya, padahal kau baru sampai." jelas Taecyeon. "Tapi aku tidak bisa meredam  rasa kecewa Minjun. Dan  kau yang harus menghubunginya langsung."

"Terima kasih hyung. Aku akan menghubungi Minjun hyung setelah sampai di hotel. Aku akan meminta maaf padanya." Kata Wooyoung sambil tersenyum, dia meluruskan tubuhnya dan kembali menatap jalanan.

Taecyeon kembali menjalankan  mobilnya, berkali-kali dia melirik ke arah Wooyoung, dan melihatnya menghembuskan nafas lega,

 

________________________________________________________________________________________________________________________________________

 

"Besok, jam 7 pagi aku akan menjemputmu. Kau harus ke kantor dulu untuk bertemu Nichkhun, menandatangi surat-surat dan mengatur jadwalmu. Jika kau membutuhkan seorang asisten,  bilang saja, kami akan menyediakannya untukmu. Apa kau biasa bangun pagi?" tanya Taecyeon ketika mereka sampai di depan kamarnya. Taecyeon membukakan pintu untuknya dan menyuruhnya masuk. Seorang belboy juga ikut masuk dengan membawa beberapa tas kepunyaan Wooyoung dan meletakkannya di sebelah sofa. Setelah menerima tip dari Taecyeon, belboy tersebut meninggalkan kamar, kemudian Taecyeon menutup pintu kamar.

"Bisa. Hyung, aku sudah terbiasa bangun pagi." jawab Wooyoung sambil tersenyum. Dia melemparkan tasnya di atas meja dan membaringkan tubuhnya dia atas kasur yang empuk dan menguap.

"Kalau begitu aku akan meninggalkanmu untuk beristirahat. Tapi sebelum kau tidur, sempatkan untuk menghubungi Minjun."

Wooyoung terkekeh mendengar perkataan Taecyeon. "Ok, aku akan menelponnya sekarang saja. Aku tidak mau di sangka artis yang sombong dan manja oleh Minjun hyung." Wooyoung merogoh kantong celananya dan mengambil telepon selularnya. "Hyung, terima kasih." teriaknya kemudian, ketika dia melihat Taecyeon menyelinap pergi keluar kamarnya.   

 

Berbaring di atas tempat tidur empuk, tidak bisa membuatnya langsung tertidur. Semua lampu sudah dia matikan, yang tersisa hanya di samping tempat tidur. Kamar yang dia tempati sangat besar dan mewah, tadi sebelum masuk ke kamar mandi dia sempat berkeliling. Tatapannya nanar ke langit-langit kamar karena mengingat perkataan Taecyeon di mobil.

 

"Nichkhun sudah berhenti menjadi penulis novel, sekarang dia hanya membuat cerita untuk anak-anak. Tapi dia tetap menjadi perancang, menciptakan kosmetik khusus pria, dan bisnis perhotelan. Hotel yang akan kau tempati itu miliknya. Jadi kau tidak perlu khawatir menggunakan fasilitas yang ada di hotel itu." Jelas Taecyeon tanpa di minta.

"Dia sudah mempunyai seorang putri yang berusia 10 tahun, dan sekarang sedang bersekolah di asrama. Seminggu sekali putrinya pulang untuk berlibur dan menghabiskan waktu bersama ayahnya. Dan Nichkhun sangat mencintai putrinya itu."

"Jadi dia sudah menikah hyung?" tanya Wooyoung. Pertanyaan yang selama ini selalu berada di benaknya.

"Belum. Tapi dia sudah mempunyai seorang istri." jawab Taecyeon. 

Dengan bingung Wooyoung menoleh dan menatap Taecyeon. 

"Maksudmu? Aku tidak mengerti hyung." Wooyoung meremas tangannya yang berkeringat yang berada di atas pangkuannya. 

"Untuk itu kau bisa tanyakan padanya langsung. Sesungguhnya aku juga tidak mengerti." 

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xxxjenaaaaya #1
Chapter 15: Lanjut dong?
Khun0430
#2
Chapter 15: Semoga ceritanya dilanjut ya thor, penasaran bnget sama cerita ini, banget bangeet
aisykahernand #3
Chapter 15: Please update. We're waiting for a long time
tcha0304 #4
Chapter 15: pls update author....
oryzae12 #5
Chapter 15: kapan updatenya?
cahyaAngAngel #6
Chapter 15: Finnaly . Khunwoo ?
hwootestjang #7
Chapter 15: Rindu pada ceritanya author... yeeeessa,, ketemukan mereka.. oh yeah
Amaliaambar
#8
Chapter 15: Aahh authornim diriku penasaran lanjutkaaan donggg pleaseee
Deahartika #9
Chapter 15: aahh.. penasaran bangett.. please update lagi ya authornim..
Kalel27
#10
Chapter 15: Waahh penasaran bgt..semoga cpt updatenya..