Chapter 10

Rainbow In Your Eyes
Please Subscribe to read the full chapter

 

Mohon maaf karena baru bisa update, Author sibuk dengan pekerjaan yang menyita banyak waktu.

Selamat membaca. dan maaf jika banyak salah-salah kata...^^

 

________________________________________________________________________________________________________________________________________

 

"Bagaimana?" tanya Nichkhun tidak sabar. Dia menggoyang-goyangkan kakinya di bawah meja, menunggu komentar dari editornya dan pengacaranya yang sekaligus menjadi temannya itu. 

Di depannya duduk dengan tenang Taecyeon sambil membaca naskah tulisan temannya melalui laptop. Sesekali dia melirik temannya yang tidak sabaran itu. 

"Benarkah kau akan mengakhiri serial novel ini? Kau yakin jika naskah ini adalah novelmu yang terakhir?" jawab Taecyeon akhirnya sambil menatap temannya yang memakai kaca hitam untuk menutupi kebutaannya.

"Benar sekali. Aku ingin membuat cerita lain. Aku tidak ingin terjebak dengan serial ini. Bagiku serial detective kriminal tidak menarik lagi." 

"Aku tahu yang menarik buatmu sekarang." kata Taecyeon cepat.

"Apa?" jawab Nichkhun ingin tahu.

"Asistenmu. Udong?"

Nichkhun terkekeh. "Jadi bagaimana ceritanya?" Nichkhun mengalihkan pembicaraan mereka.

"Bagus. Mungkin, ini bisa menjadi cerita penutup dari serial yang telah membesarkan namamu. Tapi......"

"Ahh! Kalau bagus, mengapa harus ada tapinya. Apakah semua editor itu sama? Pertama  dia akan memujimu dan menyanjungmu setinggi angkasa, lalu mereka akan mengkritikmu dan menjatuhkanmu sampai ke dasar bumi." Nichkhun memotong perkataan Taecyeon cepat.

Taecyeon terbahak-bahak mendengar perkataan temannya. "Kau mau mendengar kelanjutannya tidak? Percayalah kritikanku tidak akan menjatuhkanmu atau menguburkanmu hidup-hidup." kata Taecyeon sedikit mengejek.

"Oke. Aku siap."

"Tapi tokoh utama di serial terakhir ini berubah menjadi lembek. Tokoh utama dalam novelmu itu, tangguh dan jantan, tidak mudah menyerah. Dia akan bertindak kejam walaupun musuhnya itu seorang wanita. Tidak ada kata belas kasihan dalam kamus hidupnya. Tapi disini ada sebuah kalimat: 'Dia merasa kasihan melihat wanita itu meregang nyawa' atau kalimat ini. 'Dia memutuskan, meninggalkan musuhnya yang masih hidup, dan mengejar wanita itu..... "

"Sejak kapan dia mempunyai rasa kasihan, dan meninggalkan musuhnya dalam keadaan hidup? Belum lagi di akhir cerita, dimana dia memilih untuk pensiun, lalu tinggal di kota kecil bersama wanitanya." 

"Novel terakhirmu ini seperti novel picisan karangan Jung Eun Gwol atau Lee Sae In. Seharusnya novel ini berakhir tragis, dengan kematian si tokoh utama, atau buat dia menghilang, biar kau bisa melanjutkan serial ini kapanpun kau inginkan."

Memang, novel-novelnya selalu bercerita tentang kekerasan, pembunuhan, dan penghianatan. Hutang nyawa di bayar nyawa. Tokoh penjahatnya adalah seorang pengedar obat bius, gangster, germo kelas atas, psikopat yang menyiksa korbannya, dan pejabat korup. Sedangkan tokoh utamanya adalah seorang mantan polisi yang keluar dari kesatuannya karena tidak bisa mengikuti aturan, dia mengundurkan diri dari kepolisian kerena tidak tahan dengan SOP yang menurutnya lamban dalam menangani kejahatan yang terjadi di negaranya. 

Dengan kata-kata yang lugas, kasar dan jujur, dia menggambarkan tentang pembunuhan, pemerkosaan dan psikologi di balik kejahatan yang terjadi. Tapi Walaupun kata-katanya kasar, novelnya sangat di sukai oleh pembacanya. Dan Kritikus menilai, novelnya memiliki pandangan ajaib yang menyoroti kehidupan manusia yang sebenarnya.

Nichkhun memiliki imajinasi liar. Semua ide, dia dapatkan dari pengalamannya di dunia luar, club-club yang sering dia datangi, dan cerita-cerita yang dia dapatkan diri seseorang yang sering dia temui di club-club tersebut. Atau beberapa pelacur yang sering dia pakai, ketika dia sedang melakukan riset.

"Yah! Memangnya, tokoh utama itu tidak boleh hidup bahagia? Mungkin dia sudah lelah berbuat kejam, mungkin dia ingin bertobat atau pensiun dini."

"Ck! Aku curiga, toko utama novel ini yang bertobat atau penulisnya? Kau ingin menunjukkan hidupmu sekarang yang bahagia melalui tokoh utama novelmu ini. Niatmu itu terbaca dengan mudah, karena aku melihat taburan bunga di setiap langkah kakimu."

Nichkhun terkekeh."Begitu kelihatankah?"

"Wajahmu itu sungguh bercahaya Khun."

"Itulah untungnya mempunyai pacar dan asisten sekaligus. Semua kebutuhanmu terpenuhi dengan baik."

"Kau mencintainya?" tanya Taecyeon ingin tahu.

"Ehm." Nichkhun mengangguk. "Aku sangat mencintainya, Taec."

"Tapi dulu ketika kau bersama Tiffanny, kau bilang kau juga mencintainya?"

"Dulu, aku mengira, Tiffanny adalah wanita yang ingin aku nikahi dan aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamanya. Tapi, ketika aku berhubungan dengannya, lama kelamaan, aku merasa tidak nyaman, selalu saja ada yang kurang. Aku masih sering datang ke Club dan tempat nongkrong untuk mencari sesuatu. Aku tidur dengan wanita acak yang aku temui, atau siapapun yang mau menyerahkan tubuhnya untukku."

"Sekarang aku merasa cukup Taec. Ada Krissie dan Udong yang melengkapi hidupku. Dan aku berniat untuk menikahinya." Nichkhun tersenyum sumringah setelah mengatakan itu.

"Astaga! Aku kira kau sudah muak di beritakan dimana-mana, gara-gara masalah aborsi itu. Sekarang kau berniat mengawini seorang laki-laki? Kau sadar tidak sih, berita ini akan menjadi makanan empuk bagi para wartawan dan menarik perhatian pers seperti magnet......."

"Aku tahu." sergah Nichkhun tidak sabar dan memotong perkataan Taecyeon. "Aku tahu ini gila."

"Bukan saja gila, Khun. Tapi sangat berbahaya!"

"Aku juga mengerti jika ini sangat berbahaya. Tapi aku akan berusaha melindunginya."

Taecyeon tidak bisa berkata apa-apa lagi. Melihat senyum temannya yang tulus, Taecyeon sadar jika perkataan temannya itu serius.

 

________________________________________________________________________________________________________________________________________

 

Tapi tak ada yang bisa menyalahkan Nichkhun.

Hidupnya kini sangat bahagia.

Kehadiran Udong dan putri kecilnya menambah kesempurnaan hidupnya. Mereka hidup bersama di Penthause, melakukan aktivitas rutin setiap hari. Udong akan membuat sarapan, lalu mengantarkan Krissie kesekolah. Krissie sudah 5 tahun dan dia sudah bersekolah di taman kanak-kanak dekat dengan lingkungan Penthouse. Selama Krissie di sekolah, Udong akan membantunya menyelesaikan tulisannya. Siang hari, Udong menjemput Krissie, kemudian mereka makan siang bersama. Udong akan menemani Krissie sebentar, menemaninya belajar atau bermain. Kadang mereka akan berenang bersama. Setelah makan malam, mereka akan melanjutkan pekerjaan mereka sampai pukul 10 malam. Sedangkan Krissie akan belajar atau bermain di sekitar mereka, hingga dia tertidur. 

Setelah mengantarkan Krissie tidur, dia dan Udong masuk ke kamarnya lalu tidur bersama. Mereka menghabiskan malam dengan bercinta atau hanya tidur sambil berpelukan.

 

Hubungan seksnya dulu bersama wanita selalu panas, menggebu-gebu. Dia ingin menuntaskan klimaksnya dengan cepat. Semua sama baginya, walaupun dia melakukannya dengan orang yang berbeda. 

Tapi bersama Udong, berbeda. Hubungan mereka panas, tapi Nichkhun rela terbakar di dalamnya. Dia tidak lagi tergesa-gesa, dalam permainan awal, mereka bercinta pelan, lembut dan lama. Sikap Udong yang malu-malu, karena dia masih sangat muda, begitu menggairahkan. Ketika mereka melakukannya dia selalu menemukan hal baru pada Udong. 

Udong, selalu mengunci pintu kamar, ketika mereka akan bercinta. Tidak mau melakukannya di sembarang tempat. Dia memastikan pintu selalu terkunci. Dia tidak pernah mengeluarkan suara erangan, tidak pernah memekik ketika dia klimaks, tapi dia akan bernafas pendek dan tertahan-tahan. Dan menurut Nichkhun, suara nafasnya itu jauh lebih seksi dari semua suara wanita yang pernah dia tiduri. Mungkin dia menahan suaranya, karena takut Krissie terbangun, karena kamarnya dan kamar Krissie letaknya bersebelahan atau takut jika tiba-tiba Krissie masuk ke kamar dan memergoki mereka yang masih tidur telanjang sambil berpelukan. Pagi-pagi sekali Udong akan bangun, sebelum Krissie bangun, karena Krissie jika bangun pagi, pertama kali yang dia lakukan adalah masuk kekamar ayahnya untuk membangunkannya.

Sekarang dia juga memiliki hobi baru. Dia akan mendengarkan suara Udong, selalu mengira-ngira jarak antara dirinya dan Udong, mencari alasan agar dia bisa menyentuh Udong. Tapi terkadang dia merasa Udong sering mencuri-curi ciuman darinya. Sikap Udong yang malu-malu, seperti yeoja, membuatnya selalu menginginkannya. Nichkhun tidak bisa melihat apa-apa yang dia sentuh, atau di raba pada jari-jemarinya. Tapi dia tahu betapa halus kulit Udong dalam belaiannya. Belum lagi ketika juniornya berada di dalam hole sehalus beludru tanpa penghalang. Begitu lembut. Dia merasa utuh, begitu dekat. Seakan mereka adalah satu tubuh. 

Selama ini Nichkhun selalu menggunakan kondom jika dia berhubungan dengan para wanita. Dia harus berhati-hati, karena dia tidak ingin wanita yang berhubungan dengannya hamil. Atau dia tidak ingin tertular suatu penyakit. 

Bersama Udong, dia bebas berhubungan langsung. Dia tidak pernah menggunakan kondom. Dia tidak pernah takut tertular penyakit, dia percaya Udong itu bersih, dan Udong juga tidak bisa hamil. Walaupun kenyataan itu menganggunya, karena dia tidak keberatan jika Udong bisa mengandung anaknya. Tapi masalah itu bisa dibicarakan pada Udong nanti. Mereka bisa mencari ibu pengganti untuk memiliki anak lagi biar bisa menemani Krissie bermain. 

 

Penthouse terasa sepi ketika Nichkhun masuk. Mungkin Krissie sudah tidur. Nichkhun tidak tahu jam berapa sekarang, tapi dia yakin, dia sudah terlalu lama meninggalkan Krissie dan Udong. Mungkin sekarang sudah hampir tengah malam. Nichkhun masuk ke kamarnya, dan dia tidak merasakan kehadiran Udong disana. Setelah mandi dan memakai piyama, dia mencari Udong di kamar Krissie. Tapi di kamar Krissie terasa tenang, hanya terdengar suara nafas teratur anaknya yang telah tertidur nyenyak. Lalu Nichkhun mencari udong dikamarnya sendiri. Nichkhun membuka pintu dan merasa Udong sedang membereskan sesuatu di kamarnya.

"Oh, hyung. Kau sudah pulang?" Nichkhun mendengar suara Udong yang melihatnya masuk.

"Kau sedang apa?" Nichkhun berjalan ketempat tidur dan duduk di pinggirannya.

"Aku sedang membereskan buku-buku kuliahku yang tidak terpakai lagi. Aku ingin membuangnya." Udong melihat Nichkhun berbaring di atas tempat tidurnya, dia nampak lelah.

"Hyung, tidurlah di kamarmu. Tempat tidur itu sempit. Sebentar lagi aku menyusul."

"Aku akan menunggumu disini, aku juga tidak pernah tidur di kamarmu."

Udong tersenyum melihat Nichkhun yang berbaring nyaman di atas tempat tidurnya yang sempit, buru-buru dia menyelesaikan pekerjaannya, karena tidak ingin Nichkhun menunggu lama. Setelah selesai, dia mencuci tangannya, lalu di dekatinya Nichkhun.

"Hyung, bangunlah. Ayo kita pindah kekamarmu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xxxjenaaaaya #1
Chapter 15: Lanjut dong?
Khun0430
#2
Chapter 15: Semoga ceritanya dilanjut ya thor, penasaran bnget sama cerita ini, banget bangeet
aisykahernand #3
Chapter 15: Please update. We're waiting for a long time
tcha0304 #4
Chapter 15: pls update author....
oryzae12 #5
Chapter 15: kapan updatenya?
cahyaAngAngel #6
Chapter 15: Finnaly . Khunwoo ?
hwootestjang #7
Chapter 15: Rindu pada ceritanya author... yeeeessa,, ketemukan mereka.. oh yeah
Amaliaambar
#8
Chapter 15: Aahh authornim diriku penasaran lanjutkaaan donggg pleaseee
Deahartika #9
Chapter 15: aahh.. penasaran bangett.. please update lagi ya authornim..
Kalel27
#10
Chapter 15: Waahh penasaran bgt..semoga cpt updatenya..