Chapter 9

Till death do us part
Please Subscribe to read the full chapter

 

Hello readers, sebelumnya author mohon maaf karena sudah lama tidak update. Author sangat sibuk mempersiapkan super event menyambut HUT RI yang ke 69 di perusahaan, dan Author di dapuk jadi kreatornya! 

Benar-benar menguras waktu dan pikiran author, dan maka dari itu author tidak bisa update secepatnya.

Tapi untunglah acara itu selesai dengan lancar dan author punya waktu lagi untuk melanjutkan cerita ini secepat author bisa.

Jadi sekarang, selamat menikmati lanjutan cerita ini, dan mohon maaf jika banyak salah-salah kata.

Selamat ulang tahun untuk Negeri tercinta dan MERDEKA!

 

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

 

Nichkhun berlari sepanjang koridor rumah sakit dengan pandangan yang kabur tertutup air mata. Berharap mereka berbohong padanya, berharap yang sedang sakit itu bukan Youngienya, dan berharap bahwa Youngienya sedang belajar dan kuliah dia Amerika. 

Tapi mengapa hatinya sangat sakit? Dan mengapa sekarang dia berlari seperti orang gila hanya untuk melihat dan memastikan jika orang yang mereka bicarakan itu adalah Youngienya?

Setelah mendengar perkataan Taecyeon, yang memberitahukannya tentang Youngie yang sedang sakit, Nichkhun langsung meminta Taecyeon untuk mengantarkannya ke Ilsan. Dia tidak peduli dengan teriakan ibunya yang melarangnya untuk melihat Youngie, dan dia juga tidak peduli dengan Tiffany yang menatapnya dengan curiga.

Nichkhun berhenti di depan pintu yang bertuliskan nama kekasihnya, lalu membukanya dengan pelan. Nichkhun melihat bibi Sohee sedang menangis terisak-isak disamping tempat tidur, sambil membelai pipi seseorang yang berbaring dengan sangat lembut. Sedangkan paman Jang hanya menunduk, sesekali menghapus air matanya yang jatuh kepipi. Nichkhun berjalan perlahan-lahan, mendekati tempat tidur dan  berdiri di sebelah bibinya. Menatap orang yang sedang berbaring lemah tak berdaya, dengan wajah pucat seperti mayat. 

Sohee tersentak, terkejut dengan kemunculan Nichkhun yang tiba-tiba, lalu mundur untuk memberi ruang.

"Khun? Mengapa kau ada disini?" tanya Mr. Jang heran.

Nichkhun tidak menjawab, dia masih memandangi orang yang berbaring itu lalu dengan tiba-tiba di renggutnya tubuh kecil itu kedalam pelukannya.

"Bangun! Bangunlah! Aku sudah datang, jadi tolong bangunlah!" Nichkhun menggoyang-goyangkan tubuh Wooyoung dengan keras dalam pelukannya. Dan dia kembali menangis, kali ini lebih keras. Mencoba untuk menyangkal kenyataan yang ada di depannya.

"Please, bangun!....Bangun!....Kau dengar suaraku!.....Aku minta kau bangun!" Nichkhun berteriak diantara tangisannya. Menjauhkan tubuh Wooyoung dari dirinya dan kembali mengguncang-guncang tubuh Wooyoung dengan memegang kedua bahu Wooyoung

Taecyeon yang baru sampai, langsung mendekati Nichkhun dan memisahkannya dari adiknya. "Yah, Khun. Kau tidak boleh berbuat seperti itu!" Taecyeon menarik tubuh Nichkhun, agar menjauhi adiknya. Tubuh Wooyoung yang terlepas dari pelukan Nichkhun, terhempas kembali ketempat tidur dengan keras. Tapi Wooyoung tetap tak bergeming.

Nichkhun mencoba memberontak dari tubuh besar Taecyeon yang menghalanginya, dan mencoba mendekati Wooyoung. "No! Lepaskan aku! Biarkan aku membangunkannya hyung, biarkan aku mendekatinya!" Nichkhun berteriak marah pada Taecyeon yang memisahkan dirinya dengan Wooyoung.

"Nichkhun tenanglah sedikit, kau hanya menyakitinya jika kau memperlakukannya seperti itu." Taecyeon mencoba untuk menenangkan Nichkhun.

Nichkhun  seakan tersadar, lalu berhenti berteriak dan memberontak, mencoba untuk tenang. Setelah pegangan Taecyeon pada tubuhnya melonggar, dia berusaha melepaskan dirinya dari Taecyeon dan kembali mendekati Wooyoung. Di peluknya tubuh Wooyoung dengan erat, lebih lembut. Lalu diapun kembali menangis.

Melihat Nichkhun yang histeris, Sohee hanya bisa menangis terisak di dalam pelukan suaminya.

"Youngie bangunlah! Hyung sudah datang." Nichkhun berbisik di telinga Wooyoung dengan lembut.

Dia membaringkan tubuh Wooyoung ke tempat tidur. Nichkhun menciumi seluruh wajah Wooyoung. Kening, pelipis, hidung, kedua pipi dan terakhir bibir Wooyoung yang pucat. Tak ada lagi warna pink pada bibir itu, yang ada hanyalah bibir yang pecah-pecah dan hampir membiru. Dia menarik kursi yang ada di dekatnya, lalu duduk. Tatapannya tak pernah lepas dari wajah Wooyoung, berharap tubuh lemah dihadapannya terbangun dan membuka matanya, lalu tersenyum kepadanya seperti dulu. 

Nichkhun menggenggam tangan Wooyoung dengan kedua tangannya. Dan membawanya ke pipi untuk menghangatkannya.

"Youngie!".....

"Youngie!"......

"Youngie!".....

''Bukalah matamu! Hyung sudah datang!" Nichkhun berbisik di telinga wooyoung 

"Saranghae!" Jangan tinggalkan aku, Youngie!"

"Please, bukalah matamu!"

Dia kembali berbisik tiada henti. Mencoba membangunkan kekasih kecilnya.

Taecyeon, dan kedua orang tuanya sekarang hanya bisa terduduk di sofa saling berpegangan tangan. Melihat semua perbuatan Nichkhun pada Wooyoung, dan menunggu keajaiban datang. 

Ruangan itu kembali hening, hanya terdengar suara bisikan Nichkhun yang tak pernah berhenti dan tak kenal lelah memanggil nama Wooyoung. Kepalanya berada di atas bantal dengan pipi yang menempel di bantal, di sebelah kepala Wooyoung. Sesekali dibelainya pipi Wooyoung yang pucat.

Sohee sudah berhenti menangis. Sekarang dia tertidur di pelukan suaminya yang juga tertidur bersandar di sofa.  Taecyeon juga mencoba untuk tidur, tapi dia ingin melihat adiknya siuman, jadi dia hanya menyandarkan tubuhnya ke sofa, dan sesekali memejamkan mata. Hatinya bergetar melihat pemandangan yang begitu menyedihkan antara adiknya dan Nichkhun. Tanpa dia sadari air mata bergulir jatuh dipipinya.

Detik-detik berlalu, menit demi menit telah menjadi berjam-jam, tapi Wooyoung tak kunjung terbangun. Nichkhun yang lelah, akhirnya tertidur. 

-

-

-

-

"Hyung~"

"Hyung~"

"Hyung~"

Samar-samar terdengar suara yang memanggil namanya, suara yang lemah dan lembut seperti berada di tempat yang jauh menyatu bersama angin.

"Hyung~"

"Hyung~"

"Hyung~"

Kembali suara itu terdengar. Nichkhun membuka mata dan mengangkat kepalanya kemudian melihat wajah Wooyoung.

"Hyung. Rupanya Tuhan ingin menebus kesalahannya dengan mengirimkan malaikat yang mirip Khun hyung di saat aku sudah mati." Wooyoung berkata dengan suara lemah, wajahnya tersenyum dan meringis menahan sakit yang bercampur menjadi satu. Punggung tangannya membelai pipi Nichkhun dengan sangat lembut.

"Youngie!" Teriak Nichkhun lalu menarik tubuh Wooyoung ke dalam pelukannya, dan memeluk dengan sangat erat. Tangisannya pecah dan tidak bisa dia bendung. Syukurlah! Syukurlah! "Kau tidak mati Youngie, kau masih hidup. Dan aku adalah Khun hyungmu, nyata bukan malaikat." kata Nichkhun sambil menangis terisak.

"Mengapa kau ada disini hyung? Bagaimana kau bisa tahu jika aku ada di rumah sakit ini?" tanya Wooyoung heran.

"Tidak penting bagaimana aku tahu kau di rawat disini, yang penting sekarang kau sudah siuaman Youngie." jawab Nichkhun.

"Youngie!" Kau sudah bangun nak?" Mrs. Jang terbangun mendengar suara Nickhun, dan langsung mendekati anaknya Mrs. Jang mengelus rambut Wooyoung sayang lalu memeluk Wooyoung yang masih berada dalam pelukan Nichkhun

"Umma!"........"Umma!" Panggil Wooyoung lemah.

"Ssshhht. Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Sekarang umma disini, menjagamu."

Mr. Jang dan Taecyeon pun terbangun. Mr. jang menekan bel untuk memanggil Dokter, agar dia tahu kondisi Wooyoung yang sebenarnya, lalu dia pun mendekati anaknya. Dia mengelus kepala anaknya.

Dokter Kim datang tidak lama kemudian, dan langsung mendekati Wooyoung untuk memeriksa keadaannya. Nichkhun dan ibunya melepaskan pelukannnya.

"Bagaimana kabarmu Youngie?" tanyanya sambil memeriksa tubuh Wooyoung.

"Entahlah Dok, rasanya tubuhku sakit semua." jawab Wooyoung sambil meringis.

Dokter Kim hanya tersenyum mendengar jawaban Wooyoung, dan setelah dia selesai memeriksa, dia memberi isyarat dengan anggukan kepala pada Mr. Jang untuk mengikutinya. 

Wooyoung melihat Dokter Kim dan ayahnya berbicara, lalu diapun melihat ketika Dokter Kim menggelengkan kepalanya. Wajah ayahnya berubah pucat.

"Hyung, Khun hyung aku ingin pulang. Aku sudah bosan di sini." katanya sambil menarik-narik baju Nichkhun.

"Sayang, kau ingin pulang? Tapi kau belum sehat, kau harus menjalani perawatan." kata ibunya khawatir.

"Umma, bolehkah aku pulang ke pondok kita yang ada di Busan bersama Khun hyung? Aku sudah bosan disini." Wooyoung memohon pada ibunya.

"Tapi, kau..." perkataan ibunya terpotong, karena ayahnya meremas pundak ibunya.

"Baiklah, kau boleh kesana, tapi kau harus mengijinkan kami untuk datang kapan-kapan, arraseo!" kata ayahnya, tersenyum dengan wajah lelah.

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
CNBDania
#1
Chapter 12: Okay, sejujurnya awalnya gak mau baca cerita ini(agak risih dengan main couplenya, i'm not used with that kind of relationship). Tetapi jalan ceritanya benar-benar menghanyutkan, ide ceritanya benar-benar unik dan ditambah dengan gaya penceritaan yang luar biasa. Benar2 paket komplit dan aku puas membaca cerita ini. Dan yang paling utama, cerita ini benar2 berkesan dihati.
aririska #2
Chapter 12: Cerita ini terlalu sayang untuk ditinggalkan bahkan hanya untuk comment di chapter" sebelumnya ... #plaak
Cerita ini bener" sukses membuat air mata terus mengalir ,,, serasa seperti nonton film .... ^_^

saya benar" bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan khunyoung dalam setiap katanya ...
Begitu mudah untuk membayangkan bagaimana perasaan mereka ...

fic ini bener" 'daebak' authornim .... :D Jago banget bikin kata" yg menyayat hati ...
Hwaiting ... buat update cerita" lain yang lebih agst lagi yaa ....

ditunggu Cerita terbaru selanjutnya ... ^__^
ShinPM98
#3
Chapter 12: Love this story so much...you made me cry a lot <33 a sad ending but ended up as beautiful ending... Love KhunYoung...their love is so powerful! No ine can beat it~~~
pipikya #4
Chapter 12: perjuangan yang panjang dan berat buat khunyoung. tapi syukurlah mereka bisa bersatu kembali. keren thor. next fanficnya ditunggu ^^
pipikya #5
Chapter 3: aku udah ngira kalo kalo sheeren bakalan ngomong gitu ke wooyoung. poor wooyoung, sudah jatuh tertimpa tangga pula ;-;
pipikya #6
descriptionnya menarik~
jadi penasaran gimana jalan ceritanya :3
ReLif_53 #7
Chapter 12: Huhuu.. Aku terhura.. #plakk
ini keren thorrr..
Awalnya mau nangis pas bagian jiyoung ngmong ke khun.. Tapi pas baca kebawah eh udah end, gak jadi deh nangisnya.. Hehehehe...
Kerenn thoorr.. Love it..
2pm_4ever #8
Chapter 12: Akhirnya ky bersatu....!!!
Dan akhirnya tamat juga ceritanya....!!!

Thank U banyak buat author!!!