Chapter 4

Till death do us part
Please Subscribe to read the full chapter

 

Aku memang seorang pembohong, tapi jika kebohonganku itu bisa membuat keluargaku dan orang yang aku cintai hidup bahagia, aku akan berbohong selamanya.

 

 

Nichkhun menikmati minumannya di luar restorant, di dalam, keluarganya dan keluarga Hwang sedang asyik berbincang-bincang. Nichkhun yang seakan tercekik, di dalam, pamit untuk  pergi ke toilet. Tapi dia tidak kembali ke sana, melainkan duduk santai di luar restoran. Ibunya, sore tadi muncul di kantornya dan mengajaknya makan malam di luar bersama ayahnya. Dan setelah mereka sampai di restoran ini, Nichkhun melihat keluarga Hwang sudah menunggu mereka. Nichkhun akhirnya mengerti arah dari pertemuan dan pembicaraan keluarganya dan keluarga Hwang. Ibunya ingin menjodohkannya dengan Tiffany.

Sudah seminggu terakhir dia tidak bertemu Wooyoung lagi, walaupun mereka tinggal bersebelahan. Nichkhun hanya sering melihat mobil Wooyoung melintas depan rumahnya ketika dia pergi kuliah. Pembicaraan mereka malam itu masih membuatnya kesal dan marah. Betapa mudahnya Wooyoung melupakan janji mereka dan betapa mudahnya Wooyoung melupakan cinta mereka. Nichkhun sebenarnya ingin bertemu dengan Wooyoung dan mengajaknya baikan. Nichkhun berharap Wooyoung hanya bercanda waktu itu, dan kembali bersama dengannya. Tapi dia begitu sibuk di kantor dan pulang malam hari, sehingga dia tidak punya waktu bertemu Wooyoung.

"Boleh aku duduk di sebelahmu?" suara lembut itu membangunkan dia dari lamunannya, dan melihat Tiffany berdiri di sebelahnya.

"Silahkan, tempat duduk ini bukan milikku." kata Nichkhun dingin.

Tiffany lalu duduk dengan anggun dan menatap Nichkhun dengan lekat.

"Ada sesuatu di wajahku?" tanya Nichkhun, karena Tiffany menatapnya tanpa berkedip.

"Apakah kau membenciku?" tanya Tiffany yang membuat Nichkhun kaget dan terlonjak sedikit dari tempat duduknya.

"Mengapa kau bertanya seperti itu?" jawab Nichkhun balas bertanya.

"Kau, selalu menghindariku dan tidak pernah melihat ke arahku, seolah-olah aku tidak ada. Padahal aku yakin aku adalah wanita cantik." Jawab Tiffany sambil tertawa lembut.

"Jika kau merasa seperti itu, mengapa kau menerima perjodohan ini? Karena aku yakin dengan wajahmu itu, kau bisa mendapatkan laki-laki manapun yang sesuai dengan seleramu."

"Aww, ayolah Khun. Jangan terlalu sinis. Dan kau pasti tahu dengan baik, keluarga seperti kita sudah biasa dengan perjodohan. Seharusnya kaupun tahu suatu saat kau pasti akan di jodohkan." kata Tiffany. 

Nichkhun diam saja, membenarkan perkataan Tiffany.

"Tapi mengapa kau mau di jodohkan denganku? Aku juga yakin masih banyak laki-laki lain yang lebih baik dan lebih kaya dari keluargaku?" tanya NIchkhun.

"Mungkin, salah satunya adalah suami adikmu Suzy. Tapi beruntung karena Taecyeon begitu mencintai adikmu." 

"Maksudmu? Taecyeon?" tanya Nichkhun kaget.

"Ya, Taecyeon. Sebenarnya ada juga anak laki-laki dari keluarga Kim, yaitu Kim Soo Hyun dan dari keluarga Song, yaitu Song Jong Ki. Tapi namja terpanas adalah Taecyeon, sedangkan kau berada di urutan kedua. Dan kami sering bertanya-tanya siapa yang akan di pilih oleh keluargamu untuk menjadi istrimu. Jadi aku adalah wanita yang sangat beruntung bukan?" tanya Tiffany sinis.

"Maaf aku sudah mencintai orang lain." jawab Nichkhun masih dingin.

"Tak masalah buatku. Aku juga sedang menjalin hubungan dengan orang asing, teman kuliahku di Amerika. Kita bisa menikah sambil berhubungan dengan orang lain, dan itu juga banyak terjadi dikalangan keluarga seperti kita." kata Tiffany yang membuat Nichkhun muak.

"Kau, adalah wanita ambisius dan sedikit gila." Nickhun merinding dan menatap Tiffany marah.

"Mungkin, tapi pernahkah kau perhatikan orang tuamu dan keluarga Jang. Mereka juga di jodohkan, tapi akhirnya mereka saling jatuh cinta dan bertahan hingga sekarang. Tidakkah kau ingin mencobanya denganku? Karena aku yakin, jika kita menikah kita akan menjadi pasangan yang serasi, dan bisnis keluarga kita akan berkembang dengan baik." kata Tiffany sambil tersenyum.

"Bermimpilah selamanya, dan aku tidak akan pernah menikah denganmu. Permisi!" kata Nichkhun bangkit dan meninggalkan Tiffany, menghampiri keluarganya dan berpamitan untuk pulang duluan.

 

                                                                                 ------------------------------------

 

Nichkhun membawa mobilnya kencang pulang kerumah. Malam ini di harus bertemu dengan Wooyoung dan mengajaknya baikan, dan dia begitu merindukan kebersamaannya dengan Wooyoung.

"Bibi, Youngie ada?" tanya Nichkhun pada ibunya Wooyoung. Setelah sampai di rumah, dia mandi, mengganti pakaiannya lalu dia cepat-cepat pergi kerumah Wooyoung. 

"Ada, tapi tunggu sebentar bibi lihat dulu di kamarnya, siapa tahu dia sudah tidur." 

Nichkhun menunggu di ruang tamu, biasanya dia bisa langsung pergi kekamar Wooyoung. Tapi sekarang tidak bisa lagi karena selalu ada bibi Sohee menghalanginya.

Wooyoung muncul menuruni tangga, dia mengenakan Hoody panjang hinggga kekepalanya. Dia berjalan perlahan menghampiari Nichkhun.

"Hyung ada keperluan apa?" tanya Wooyoung dingin.

"Youngie, dapatkah kita bicara sebentar? Ada yang ingin aku sampaikan." kata Nichkhun dan tersenyum pada Wooyoung.

"Baiklah." Tapi kita bicaranya di taman saja." kata Wooyoung dan berjalan keluar rumah.

Nichkhun mengikuti Wooyoung yang berjalan cepat ke arah taman di dekat rumah mereka. Wooyoung lalu duduk di kursi taman yang sedikit gelap. Nichkhun tidak bisa melihat dengan baik raut muka Wooyoung.

"Apa yang ingin kau bicarakan hyung?" tanya Wooyoung.

Nichkhun duduk di sebelah Wooyoung sebelum dia menjawab pertanyaan Wooyoung tersebut.

"Youngie, ayo kita baikan. Aku sangat merindukanmu. Aku ingin kita bersama seperti dulu." kata Nichkhun lembut.

Wooyoung menghela nafas panjang. "Hyung aku sudah punya pacar, dan aku tidak ingin menjadi pengkhianat untuk kedua kalinya. Kau pasti tidak mau aku seperti itu."

"Aku tidak peduli, yang penting kita bisa bersama lagi." kata Nichkhun. Di raihnya kedua tangan Wooyoung dan di remasnya dengan lembut.

"Maaf, hyung aku tidak bisa. Aku tidak ingin mengkhianati Min. Kami sudah sangat dekat dan kami berdua saling mencintai." kata Wooyoung lagi.

"Maksudmu kau sudah berhubungan dengannya?" Teriak Nichkhun marah. Karena ketika mereka pacaran dulu mereka tidak pernah melakukannya. Karena Nichkhun ingin menjaga Wooyoung, Nichkhun ingin ketika mereka melakukannya, Wooyoung benar-benar telah siap.

"Ya hyung. Dan itu bukan hanya semata, kami bercinta." jawab Wooyoung berbohong. Untunglah Wooyoung membawa Nichkhun ke taman, karena Nichkhun tidak melihat sebutir air mata jatuh di pipinya.

"Aku mengerti." Nichkhun berdiri. "Aku juga ingin memberitahukanmu sesuatu Youngie. Tadi aku akan di jodohkan oleh orang tuaku, tapi aku menolaknya karena aku masih berharap kita bisa bersama." Nichkhun menghapus air matanya yang jatuh ke pipinya dengan punggung tangannya.

"Setelah pembicaraan kita ini, aku akan menerima perjodohan itu. Dan hubungan kita sampai di sini saja. Di masa depan, kita hanya sebatas saudara ipar dan tetangga. Aku berharap kita bisa berbahagia dengan pasangan kita masing-masing." Nichkhun berbalik dan meninggalkan Wooyoung.

"Hyung, tunggu sebentar!" teriak Wooyoung.

Nichkhun berhenti melangkah. "Ada apalagi?" tanya NIchkhun dingin tanpa membalikkan badannya.

"Boleh aku memelukmu untuk terakhir kalinya?" pinta Wooyoung bergetar menahan tangis. Tapi dia berusaha menutupi emosinya.

Nichkhun berbalik dan merentangkan kedua tangannya. Wooyoung berlari dan langsung merengkul tubuh Nichkhun erat untuk terakhir kalinya. Di hirupnya aroma Nichkhun dengan kuat dan berlama-lama agar dia bisa mengingat aroma itu di otaknya selamanya.

Nichkhun membalas rangkulan Wooyoung dan mencium rambut Wooyoung lembut. "Saranghae." bisik Nichkhun sangat pelan, hampir tak terdengar.

Setelah beberapa saat Wooyoung melepaskan pelukannya dan menatap Nichkhun. "Terima kasih hyung, untuk semuanya." kata Wooyoung dan tersenyum lembut. 

Nichkhun mengangguk dan membalikkan badannya, dan pergi meninggalkan Wooyoung sendirian di taman itu.

Wooyoung kembali duduk di kursi taman dan menutupi mukanya dengan kedua tangannya dan menangis tersedu-sedu. Seandainya dia tidak sakit dan sekarat dia akan menerima Nichkhun kembali, tak peduli dengan janjinya pada aunti Shereen. Karena dia sangat mencintai Nichkhun. Tapi dia tidak ingin membuat Nichkhun khawatir dengan keadaannya. Dan Wooyoung tidak ingin melihat Nichkhun bersedih dengan kepergiannya. Jika suatu saat dia meninggal, Wooyoung berharap ada seseorang yang bisa menghibur dan mencintai Nichkhun, lalu bisa membuat Nichkhun melupakan dirinya untuk selamanya.

Wooyoung berdiri dan menghampiri kran air yang ada di taman tersebut lalu membasuh wajahnya dari air mata. Wooyoung menghapus jejak air matanya itu dengan Hoodynya lalu beranjak meninggalkan taman itu menuju rumahnya.

 

                                                                                     ---------------------------------------

 

Woyoung menemukan rumah sakit itu. Ilsan Medical Centre, terletak beberapa kilometer dari kota Ilsan, dan dengan menempuh tiga jam perjalanan dari pusat kota. Tempatnya yang jauh dari kota dan sangat asri dengan sedikit hutan dan perbukitan di sekelilingnya, sangat baik bagi pasien dalam masa penyembuhan. Rumah sakit itu k

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
CNBDania
#1
Chapter 12: Okay, sejujurnya awalnya gak mau baca cerita ini(agak risih dengan main couplenya, i'm not used with that kind of relationship). Tetapi jalan ceritanya benar-benar menghanyutkan, ide ceritanya benar-benar unik dan ditambah dengan gaya penceritaan yang luar biasa. Benar2 paket komplit dan aku puas membaca cerita ini. Dan yang paling utama, cerita ini benar2 berkesan dihati.
aririska #2
Chapter 12: Cerita ini terlalu sayang untuk ditinggalkan bahkan hanya untuk comment di chapter" sebelumnya ... #plaak
Cerita ini bener" sukses membuat air mata terus mengalir ,,, serasa seperti nonton film .... ^_^

saya benar" bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan khunyoung dalam setiap katanya ...
Begitu mudah untuk membayangkan bagaimana perasaan mereka ...

fic ini bener" 'daebak' authornim .... :D Jago banget bikin kata" yg menyayat hati ...
Hwaiting ... buat update cerita" lain yang lebih agst lagi yaa ....

ditunggu Cerita terbaru selanjutnya ... ^__^
ShinPM98
#3
Chapter 12: Love this story so much...you made me cry a lot <33 a sad ending but ended up as beautiful ending... Love KhunYoung...their love is so powerful! No ine can beat it~~~
pipikya #4
Chapter 12: perjuangan yang panjang dan berat buat khunyoung. tapi syukurlah mereka bisa bersatu kembali. keren thor. next fanficnya ditunggu ^^
pipikya #5
Chapter 3: aku udah ngira kalo kalo sheeren bakalan ngomong gitu ke wooyoung. poor wooyoung, sudah jatuh tertimpa tangga pula ;-;
pipikya #6
descriptionnya menarik~
jadi penasaran gimana jalan ceritanya :3
ReLif_53 #7
Chapter 12: Huhuu.. Aku terhura.. #plakk
ini keren thorrr..
Awalnya mau nangis pas bagian jiyoung ngmong ke khun.. Tapi pas baca kebawah eh udah end, gak jadi deh nangisnya.. Hehehehe...
Kerenn thoorr.. Love it..
2pm_4ever #8
Chapter 12: Akhirnya ky bersatu....!!!
Dan akhirnya tamat juga ceritanya....!!!

Thank U banyak buat author!!!