Chapter 5

Till death do us part
Please Subscribe to read the full chapter

 

Maaf jika salah-salah ketik.

Happy reading.

 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Aku sangat merindukanmu.

Aku merindukan senyumanmu.

Aku merindukan kebersamaan kita.

Aku rindu menghabiskan waktu bersamamu.

Aku merindukan kita tertawa bersama.

Aku hanya merindukan dirimu.

 

 

 

Nichkhun keluar dari Starbucks dengan segelas kopi di tangan kanannya. Didepan pintu dia menabrak sepasang remaja yang terburu-buru memasuki kedai kopi tersebut. Kopi yang ada di tangannya tumpah dan mengotori pakaian kerjanya.

"Oh, mian aku tidak sengaja menabrak anda!" kata yeoja di depannya dengan sangat menyesal.

"Tidak apa-apa aku juga salah kok, keluar tanpa melihat anda." jawab Nichkhun dan tersenyum melihat pasangan muda tersebut. Untunglah dia sudah pulang kantor, jadi tidak perlu repot-repot untuk ganti baju. Nichkhun hanya membersihkan bajunya dengan sapu tangan lalu setelah bertukar senyum, mereka melanjutkan tujuan masing-masing.

Tapi hanya beberapa langkah Nichkhun teringat sesuatu. "Tunggu sebentar!" teriaknya pada pasangan tersebut.

"Ya bisa saya bantu?" tanya namja dan membalikkan badannya menghadap Nichkhun.

"Bukankah kau pacarnya Youngie?" tanya Nichkhun pada yeoja yang tadi menabraknya.

"Pacar? Youngie?" tanya namja itu heran sambil melihat Nichkhun dan pacarnya bergantian.

"Maaf, anda salah orang." jawab yeoja itu gugup sambil menarik tangan pacarnya untuk menjauhi Nichkhun.

"Tidak..tidak." teriak Nichkhun lagi dan menghentikan langkah pasangan tersebut. "Aku tidak mungkin salah mengenali orang, karena aku menatapmu semalaman waktu itu. Dan kalau tidak salah namamu Min?" kata Nichkhun meyakinkan.

"Min, ada apa ini sebenarnya?" tanya pacarnya masih bingung dengan apa yang terjadi di depannya.

"Aku dan Youngie bukan  pacaran, kami hanya teman. Dan ini adalah pacarku yang asli." kata Min sambil menggenggam tangan namja itu erat.

"Maksudnya apa sih, aku benar-benar tidak mengerti?" kata Nichkhun dengan raut wajah kebingungan.

"Kau bisa tanyakan langsung dengan Youngie. Atau dengan kedua orang tua kalian. Sekarang kami permisi." jawab Min dan menarik kembali tangan pacarnya.

Nichkhun mematung  melihat kepergian pasangan itu. Orang tua? Maksudnya apa? tanya Nichkhun dalam hati. Nichkhun bergegas meninggalkan Starbucks itu, dia ingin sampai di rumah secepatnya dan ingin menanyakannya dengan kedua orang tuanya. Mungkinkah Youngie memutuskan hubungan mereka karena bujukan orang tua mereka? 

 

"Dad, mom..!" teriak Nichkhun setelah dia sampai di rumahnya. Dia langsung mencari keberadaan orang tuanya.

"Kami di sini Khun." balas ibunya berteriak dari ruang duduk.

Nichkhun masuk ke ruang duduk dan melihat ayah dan ibunya sedang menonton televisi.

"Khun, apa yang terjadi? Mengapa bajumu kotor begitu?" kata ibunya khawatir dan menghampiri dirinya.

Nichkhun tidak menjawab, dia duduk di sofa di depan kedua orang tuanya.

"Aku ingin menanyakan sesuatu pada kalian. Apakah Daddy, mommy, paman dan bibi Jang mengatakan sesuatu pada Youngie, sehingga dia memutuskan hubungan kami?" tanya Nichkhun langsung dan menatap mata orang tuanya lekat mununtut jawaban yang jujur.

"Khun maksudmu apa sih, mommy tidak mengerti." kata ibunya bingung.

"Mom, sekarang tidak perlu berpura-pura tidak tahu. Dan aku juga masih bingung  mengapa kalian bisa tahu dengan hubungan kami. Aku dan Youngie memang sepasang kekasih, dan pacar yang akan aku kenalkan pada kalian itu adalah dia. Tapi aku tahu sekarang bahwa Youngie memutuskan hubungan kami karena bujuk rayu kalian padanya. Aku tadi bertemu dengan yeoja yang di bawa Youngie malam itu yang dia kenalkan sebagai pacarnya untuk mengelabui aku dan kalian. Mengapa aku mengetahui hal ini, karena aku tadi bertabarakan dengan yeoja itu dan membuat bajuku kotor." Nichkhun menarik nafas dalam setelah menjelaskan dengan panjang lebar.

Nichkhun melihat orang tuanya kaget mendengar perkataannya tersebut, tapi mereka tetap bungkam.

"Mom, dad, jika kalian tidak mau menjawab pertanyaanku, aku akan menanyakannya langsung pada Youngie." NIchkhun berdiri dari duduknya untuk pergi ke rumah sebelah, tapi suara ibunya menghentikan langkahnnya.

"Youngie sudah berangkat ke Amerika beberapa hari yang lalu. Dia memutuskan untuk kuliah disana." kata ibunya pelan.

"Mwo? Mengapa tidak ada yang memberitahukan aku tentang ini?"

"Percuma Khun, untuk apa juga kau mengungkit masalah ini. Dan kau juga sebentar lagi akan bertunangan." jawab ibunya.

"Baiklah, aku akan bertanya dengan paman dan bibi Jang saja, jika aku tidak mendapatkan jawaban yang sebenarnya aku akan membatalkan pertunangan tersebut. Dan aku kan menyusul Youngie ke Amerika." ancam Nichkhun.

"Khun tunggu sebentar! Mommy akan menjelaskannya." kata ibunya kembali menghentikan langkahnya. 

Nichkhun kembali duduk di sofa dengan kedua tangan terlipat didadanya. Dia tidak sabar dengan penjelasan yang akan ibunya sampaikan.

"Mommy akan menjelaskan semuanya, tapi berjanjilah jika kau sudah mengetahui semuanya kau tidak akan membatalkan pertunangan itu?"

"Mom, aku tidak bisa. Aku sangat mencintai Youngie."

"Jika kau bersikeras untuk membatalkannya, dan menyusul Youngie, kau hanya akan mendengar berita tentang pemakaman mommy, karena mommy akan bunuh diri di depan keluarga Hwang." ancam ibunya.

"Yeobo, kau tidak boleh berkata seperti itu, karena hal itu akan mempermalukan keluarga kita." kata suaminya sambil mengelus punggung isrtinya dengan lembut.

"Lebih memalukan lagi jika kita mempunyai seorang anak GAY, dan ingin menikah dengan seorang namja!" sekarang ibunya berteriak. "Apa kata mereka  jika mereka mendengar dan mengetahuinya."

"Mom aku GAY hanya untuk Youngie. Dan aku sangat mencintainya." Nichkhun balas berteriak dan membuat ibunya tambah emosi.

"Sama saja Khun, Youngie adalah seorang namja."

"Tapi kalianlah yang menjodohkan kami, dan menjadikan Youngie sebagai tunanganku?"

"Karena kami pikir waktu itu Youngie adalah anak perempuan. Asal kau tahu Khun, mommy yang meminta Youngie untuk meninggalkanmu, dan dia berjanji pada mommy tidak akan berhubungan lagi denganmu."

"Mwo?" Nichkhun begitu marah mendengar perkataan ibunya yang terakhir, dia berdiri dan langsung pergi kekamarnya. Sedangkan ibunya menangis di dalam pelukan suaminya.

"Yeobo, tenanglah." kata suaminya menenangkannya.

"Yeobo, bagaimana jika Nichkhun membatalkan pertunangan itu, bagaimana jika dia benar-benar akan menyusul Youngie?" kata istrinya sambil terisak. "Jika dia berbuat itu, lebih baik aku mati saja." lanjut istrinya lagi.

"Hei, berhentilah berkata seperti itu. Aku yang akan menghentikannya jika Nichkhun berbuat seperti itu, oke. Sekarang berhentilah menangis." 

Istrinya mengangguk dan menghapus air matanya dengan tissue yang ada di atas meja. Tapi beberapa saat kemudian, dia melihat Nichkhun menuruni tangga sambil membawa ransel di punggungnya dan dan membawa sebuah koper kecil di tangannya, dia sudah berganti baju dan memakai jaket.

"Khun, kau mau pergi kemana?" teriak Mr. Horvejkhul pada anaknya.

"Khun, jangan pergi. Jangan tinggalkan mommy." ibunya memeluk tubuhnya erat menghentikan langkah Nichkhun

"A..aku akan menenangkan diri sebentar. Aku ingin pergi ke pondok pantai kita untuk sementara waktu." jawab Nichkhun.

"Berjanjilah kau akan kembali pada mommy. Berjanjilah kau akan muncul di pertunangan itu!" kata ibunya yang kembali menangis.

Nichkhun tidak bisa berkata apa-apa, karena dadanya terasa begitu sesak, dia hanya menganggukkan kepalanya sedikit, dan berlalu dari hadapan orang tuanya.

 

                                                                                  ------------------------------------------

 

Wooyoung terbangun pagi itu karena batuk yang menyerangnya. Dia kemudian  bangkit dan berlari ke toilet, dan memuntahkan darah dari mulutnya di wastafel. Wooyoung berkumur dan mengambil sikat gigi dan menyikat giginya. Setelah selesai, dia kembali ke kamar, Dia tidak mengantuk lagi, dan mengganti piayamanya dengan celana panjang, kaos dan jaket. Dia ingin keluar untuk sarapan di lobi hotel.

Wooyoung memesan sarapannya, lalu memakannya dengan pelan. Sudah beberapa hari dia menginap di hotel ini, karena dia tidak bisa masuk ke rumah sakit, karena kamar untuknya belum siap. Setelah dia melarikan diri di Incheon waktu itu, dia memutuskan untuk pergi ke Busan dan menginap di hotel ini. Dia tidak bisa memakai pondok di tepi pantai milik keluarganya karena di takut ketahuan oleh pengurus pondok yang akan memberitahukan keberadaannya pada orang tuanya.

 

Flashback.

Incheon Airport.

"Kau harus menelpon umma setelah kau pulang kuliah setiap hari, mengerti?" kata ibunya memperingatkannya, ketika orang tuanya mengantar di bandara.

"Ne, umma." 

"Jaga dirimu, pakailah baju yang hangat." kata ibunya lagi sambil memeluk tubuhnya erat.

"Ne, umma."

"Seharusnya umma pergi denganmu, untuk mengurusmu sementara di sana." 

Wooyoung cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Tidak, umma tidak bisa begitu, nanti appa tidak ada yang mengurus." kata Wooyoung sambil tersenyum pada ummanya, dan meyakinkan ummanya kalau dia baik-baik saja pergi sendiri.

Ibunya ingin berkata lagi tapi suara pengumuman keberangkatan pesawatnya terdengar mengema dia bandara tersebut.

"Appa, umma, aku berangkat ya." kata Wooyoung tersenyum riang. Lalu memeluk ayah dan ibunya bergantian dengan sangat erat, setitik air mata jatuh ke pipinya karena dia sangat sedih teringat mungkin ini adalah pertemuan terakhir dengan kedua orang tuanya.

"Saranghae appa. Saranghae umma." Wooyoung berkata pada orang tuanya. Mianhae... lanjutnya dalam hati.

"Oke, hati-hati Youngie." ayahnya melambaikan tangannya.

Wooyoung balas melambaikan tangannya dan berjalan ke gerbang keberangkatan. Dia menyerahkan tiket pada petugas dan masuk ke dalam lorong menuju ke pesawat. Tapi setelah sampai di pintu pesawatnya dan di sambut oleh pramugari yang tersenyum manis padanya, dia berhenti.

"Maaf, sepertinya aku salah masuk pesawat." kata Wooyoung sambil tersenyum manis pula pada pramugari itu, lalu cepat cepat berlari keluar dari lorong, berlari keluar dari ruang tunggu, lalu masuk ke sebuah toilet untuk bersembunyi disana semantara waktu.

Setelah cukup lama, dia keluar dari toilet dan meninggalkan bandara tersebut. Samar-samar terdengar panggilan namanya pada pengeras suara, karena pesawatnya akan segera berangkat, dan di tunggu kedatangannya pada pesawat itu. Wooyoung tersenyum kecil dan berjalan keluar dari bandara, lalu menyetop sebuah taxi di luar bandara. "Tolong antarkan aku ke statsiun kereta." katanya terengah-engah pada sopir taxi.

"Dengan senang hati tuan." kata sopir taxi itu ramah.

 

End of Flashback.

 

                                                                           ---------------------------------------------

 

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
CNBDania
#1
Chapter 12: Okay, sejujurnya awalnya gak mau baca cerita ini(agak risih dengan main couplenya, i'm not used with that kind of relationship). Tetapi jalan ceritanya benar-benar menghanyutkan, ide ceritanya benar-benar unik dan ditambah dengan gaya penceritaan yang luar biasa. Benar2 paket komplit dan aku puas membaca cerita ini. Dan yang paling utama, cerita ini benar2 berkesan dihati.
aririska #2
Chapter 12: Cerita ini terlalu sayang untuk ditinggalkan bahkan hanya untuk comment di chapter" sebelumnya ... #plaak
Cerita ini bener" sukses membuat air mata terus mengalir ,,, serasa seperti nonton film .... ^_^

saya benar" bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan khunyoung dalam setiap katanya ...
Begitu mudah untuk membayangkan bagaimana perasaan mereka ...

fic ini bener" 'daebak' authornim .... :D Jago banget bikin kata" yg menyayat hati ...
Hwaiting ... buat update cerita" lain yang lebih agst lagi yaa ....

ditunggu Cerita terbaru selanjutnya ... ^__^
ShinPM98
#3
Chapter 12: Love this story so much...you made me cry a lot <33 a sad ending but ended up as beautiful ending... Love KhunYoung...their love is so powerful! No ine can beat it~~~
pipikya #4
Chapter 12: perjuangan yang panjang dan berat buat khunyoung. tapi syukurlah mereka bisa bersatu kembali. keren thor. next fanficnya ditunggu ^^
pipikya #5
Chapter 3: aku udah ngira kalo kalo sheeren bakalan ngomong gitu ke wooyoung. poor wooyoung, sudah jatuh tertimpa tangga pula ;-;
pipikya #6
descriptionnya menarik~
jadi penasaran gimana jalan ceritanya :3
ReLif_53 #7
Chapter 12: Huhuu.. Aku terhura.. #plakk
ini keren thorrr..
Awalnya mau nangis pas bagian jiyoung ngmong ke khun.. Tapi pas baca kebawah eh udah end, gak jadi deh nangisnya.. Hehehehe...
Kerenn thoorr.. Love it..
2pm_4ever #8
Chapter 12: Akhirnya ky bersatu....!!!
Dan akhirnya tamat juga ceritanya....!!!

Thank U banyak buat author!!!