Chapter 3

Till death do us part
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Mohon maaf jika ada persamaan judul atau persamaan karakter pada fic yang lain. 

Selamat membaca...

 

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Terkadang, mereka hanya tidak ingat dan tidak mengerti dengan janji yang telah mereka ucapkan.

 

 

Nichkhun membutuhkan suplement, dia membutuhkan vitamin agar bisa bernafas lega. Dan suplementnya itu adalah Jang Wooyoung. Pekerjaan begitu menyita waktu dan tenaganya, dan dia tidak bisa bersantai seperti dulu. Ayahnya peralahan-lahan menyerahkan semua pekerjaan kantor pada NIchkhun dengan alasan dia harus belajar banyak untuk bisa menjadi pemimpin yang baik.

Tapi sudah beberapa minggu bahkan mendekati dua bulan,Nichkhun tidak bisa bertemu dengan Wooyoung sering seperti dulu. Sejak ibunya berhenti dari pekerjaannya, Wooyoung seakan tidak terjangkau. Selalu ibunya yang mengantar jemput Wooyoung kuliah, dan tidak ada waktu untuk mereka berdua. Jika dulu mereka sempat makan siang berdua selama istirahat makan siang, tapi karena kesibukannya Wooyoung tak bisa lagi menyisihkan waktunya. Dan ketika malam tiba dia kadang sudah tertidur kelelahan, jadi mereka tidak sempat saling berbicara di telepon. 

Semua itu benar-benar membuat Nichkhun frustasi. Dia sudah lelah menjalani hubungan rahasia ini. Nichkhun hanya ingin hubungannya dengan Wooyoung bisa berjalan lancar, dan di restui oleh kedua orang tua mereka. Tapi pertama-tama dia harus memberitahu orang tuanya tentang hubungan mereka. Dan itu mungkin bisa lakukannya malam ini, karena nanti malam ada acara makan malam bersama di rumah baru Suzy dan Taecyeon hyung.

Nichkhun membereskan semua pekerjaannya dengan cepat, agar dia bisa pulang ke rumah untuk bersiap-siap. Nichkhun menghubungi Wooyoung melalui telepon, karena dia ingin bertanya apakan mereka bisa pergi bersama. Tapi setelah beberapa kali Nichkhun mencoba, Wooyoung tidak mengangkat teleponnya. Nichkhun mendesah, ini sudah sering terjadi, dan ketika mereka bertemu nanti, Nichkhun akan memarahi anak itu. 

Nichkhun sampai di rumah Suzy, dan melihat orang tuanya, paman dan bibi Jang sudah ada disana sedang membantu Suzy menyiapkan makan malam untuk mereka. 

"Oh Khun, kau sudah sampai?" sapa ayahnya di ruang tamu dengan paman Jang dan Taecyeon hyung sedang asyik menonton tv. 

"Paman Jang apa Wooyoung sudah datang?" tanya Nichkhun tanpa menjawab pertanyaan ayahnya barusan.

"Belum, katanya dia akan datang terlambat, karena sedang berada di rumah temannya untuk belajar." jawab pamannya.

Nichkhun kembali mendesah, begitu sibuknya Wooyoung, hingga dia tidak sempat mengangkat telaponku dan sekarang dia juga belum pulang. Kata Nichkhun dalam hati.

Mrs. Jang muncul dari dapur dan mengajak mereka untuk segera makan. "Ayo para suami, hidangan sudah siap."

Semua beranjak dari tempat duduk masing-masing menuju ruang makan, tapi semua kembali menoleh ke arah pintu, ketika Wooyoung datang.

"Hai semua, aku sudah datang." teriak Wooyoung dengan suara riang.

"Wah, untung kau datang sekarang, karena kami baru saja mulai." kata ibunya menghampiri dirinya untuk memeluknya.

"Ayah ibu, aku membawa seseorang." kata Wooyoung tersenyum.

"Oh, siapa?" tanya ayahnya penasaran.

Wooyoung keluar kembali, dan masuk dengan menggandeng tangan seorang yeoja.

"Kenalkan ini Min, pacarku." 

"Anyeong hasseo." sapa Min ramah sambil membungkukkan badannya.

Nichkhun membelalakkan matanya, dan menatap Wooyoung lekat. Tapi yang ditatap, tidak melihat Nichkhun. Seolah-olah Nichkhun tidak ada di sana.

"Min, selamat datang. Ayo bergabung dengan kami." sambut Mrs. Jang menarik tangan Min ke ruang makan. 

Di ruang makan bibi Jang mengenalkan Min pada Mrs. Horvejkhul dan Suzy. Mereka menyambut Min dengan gembira, terutama Mrs. Horvejkhul. Dia menatap Wooyoung dan tersenyum. Wooyoung juga tersenyum pada bibinya tersebut, dan dia menganggukkan kepalanya rahasia.

Mereka makan dengan sambil bertanya pada Wooyoung dan Min.

"Youngie, ceritakan tentang Min dan hubungan kalian." kata Mr. Horvejkhul.

"Ehm, kami teman satu kampus dan satu jurusan. Kami sudah dekat ketika kami baru saja masuk ke Universitas." jawab Wooyoung tersenyum sambil menggenggam tangan Min di bawah meja dan menatap Min dengan sayang.

"Benarkah?" tanya Mrs. Horvejkhul. "Tapi mengapa kau baru membawanya sekarang, Youngie?"

"Karena baru minggu kemarin kami jadian, selama ini kami hanya berteman." jawab Min.

"Kami senang, akhirnya Youngie punya pacar. Aku berterima kasih padamu Min, karena telah menerima anakku yang manja ini sebagai pacarmu." kata Mrs. Jang.

Semua  tertawa mendengar perkataan Mrs. Jang. Kecuali Nichkhun.

"Umma kau membuatku malu." kata Wooyoung manja dengan pipi yang memerah. 

"Nah Min, makan yang banyak, kau sudah di terima di keluarga kami." kata Mr, Jang.

"Terima kasih, paman, bibi." jawab Min dan tersenyum manis.

"Umma, sekarang umma tidak harus mengantar dan menjemputku kuliah. Karena aku harus menjemput dan mengantar pacarku kerumahnya." kata Wooyoung tersenyum pada ummanya.

"Baiklah, umma tidak akan mengantarmu lagi."  

"Taec hyung, bolehkah aku meminjam mobilmu sebentar, untuk mengantar Min pulang?" Wooyoung berkata pada Taecyeon.

"Bawa saja, masih ada mobil Suzy yang bisa kupakai." jawab hyungnya.

"Terima kasih hyung." kata Wooyoung tersenyum pada hyungnya.

"Sebenarnya kami juga ingin menyampaikan sesuatu." kata Taecyeon sambil tersenyum bahagia dan beradu pandang dengan istrinya.

"Oh ya! Apa itu Taec?" tanya ibunya ingin tahu.

"Tujuh bulan lagi ayah dan ibu akan mendapatkan cucu." kata Suzy riang.

"Benarkah?" teriak mereka semua.

"Ya, sudah 8 minggu. Kemarin kami sudah ke dokter untuk memastikannya." jawab Taecyeon.

"Wah, selamat yah." kata Mrs. Jang dan Mrs Horvejkhul dan bergantian memeluk Suzy. Sedangkan para ayah, memeluk Taecyeon dan juga mengucapkan selamat.

Mereka menghabiskan malam itu dengan gembira. Setelah membereskan sisa makan mereka, Wooyoung berpamitan untuk mengantar Min pulang.

 

"Mianhae, dan terima kasih banyak." kata Wooyoung pada Min setelah mereka di dalam mobil.

"Ok, tidak apa-apa, kau benar orang tuamu tidak menakutkan." jawab Min. "Dan cowok tampan tadi itu siapa?" 

Wooyoung tersenyum dengan pertanyaan Min dan tahu dengan orang yang di maksud. "Dia saudara iparku." jawab Wooyoung.

"Oh, begitu. Apakah kau ingin memamerkan aku padanya? Ataukah dia memutuskanmu dan berpaling dengan yeoja cantik?" kata Min meminta penjelasan karena di meja makan tadi Min merasa ditatap tanpa berkedip.

"Karena kami sama-sama namja." jawab Wooyoung singkat.

"Sekarang aku mengerti." kata Min dan tersenyum lembut sambil melirik Wooyoung yang sedang mengemudi.

 

 

                                                                                     --------------------------------------

 

Flashback

 

Wooyoung terbangun kembali di ruang klinik kampusnya, sambil memegang kepalannya yang sedikit pusing dan matanya yang berkunang kunang.

"Kau sudah bangun?" 

Sebuah suara menyadarkannya, Wooyoung mengangkat kepalanya. Dia melihat Min sedang duduk di kursi dekat tempat tidur.

"Min, mengapa aku ada di sini?" tanya Wooyoung.

"Kau tiba-tiba pingsan di ruang kuliah, dan teman-teman kita membawamu ke sini." jawab Min.

"Oh, terima kasih. Dimana dokter Lee?"

"Dia sudah pulang dari tadi. Hari sudah sore Woo, dan jika kau baik-baik saja aku juga akan pulang." Min beranjak dari kursinya.

"Tunggu Min!" teriak Wooyoung, menarik tangan Min. "Bolehkah aku meminta pertolongan padamu?" tanya Wooyoung dan menatap mata Min.

"Pertolongan apa Woo?" tanya Min dan kembali duduk di kursi.

"Ehm, sebelumnya aku ingin bertanya sesuatau padamu. Apakah kau sudah memiliki pacar?" tanya Wooyoung takut-takut.

"Ya, mungkin. Bisa di bilang aku sedang dekat dengan seseorang. Mengapa kau bertanya?" jawab Min balas bertanya.

"Maukah kau menolongku dengan menjadi pacarku untuk malam ini saja? Malam ini ada acara makan malam di rumah baru hyungku dan aku ingin mengenalkan pacarku pada orang tuaku."

Min terlonjak kaget dan hampir jatuh dari kursinya. "Woo, jangan bercanda, dan sebenarnya apa yang sedang terjadi?"

"Aku tidak bercanda Min, dan akan lebih baik jika kau tak tahu alasannya. Tapi aku akan membayarmu jika kau merasa keberatan." jawab Wooyoung.

"Bukan masalah uang yang aku beratkan Woo, tapi ini adalah sebuah kebohongan dan aku tidak bisa bersandiwara." 

"Kau bisa diam dan menjawab apa adanya jika mereka bertanya padamu, Min. Kau tak perlu bersandiwara. Jangan khawatir dengan orang tuaku, mereka tidak akan menginterogasimu macam-macam, karena mereka akan bahagia jika aku membawa seorang yeoja, walaupun yeoja itu seorang alien sekalipun." kata Wooyoung sambil tersenyum miris

"Tolong Min, hanya untuk malam ini saja?" Wooyoung barkata lagi dengan tatapan memohon.

"Baiklah, tapi hanya untuk malam ini saja." kata Min dengan berat hati.

"Terima kasih banyak Min, aku tidak tahu, jika kau menolaknya aku akan meminta pertolongan siapa lagi, karena aku tidak begitu kenal dengan teman-teman yeoja yang lain di kampus kita." kata Wooyoung.

"Yah aku menyadarinya. Kami sering membicarakanmu, dan kami mengira kau adalah seorang gay." kata Min tersenyum malu karena membicarakan Wooyoung di belakangnya.

Wooyoung hanya tersenyum mendengar perkataan Min. "Kalau begitu kita bisa berangkat sekarang? Kau bisa pulang dulu untuk berganti pakaian. Aku akan mengantarmu."

Min mengangguk dan menunggu Wooyoung memakai sepatu dan jaketnya. Lalu mereka meninggalkan klinik kampus, dan menuju rumah Min.

 

End of Flashback.

 

                                                                                     -----------------------------------

 

 

Wooyoung melihat Nichkhun berdiri di depan pagar rumahnya, setelah pulang dari mengantar Min. Woo

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
CNBDania
#1
Chapter 12: Okay, sejujurnya awalnya gak mau baca cerita ini(agak risih dengan main couplenya, i'm not used with that kind of relationship). Tetapi jalan ceritanya benar-benar menghanyutkan, ide ceritanya benar-benar unik dan ditambah dengan gaya penceritaan yang luar biasa. Benar2 paket komplit dan aku puas membaca cerita ini. Dan yang paling utama, cerita ini benar2 berkesan dihati.
aririska #2
Chapter 12: Cerita ini terlalu sayang untuk ditinggalkan bahkan hanya untuk comment di chapter" sebelumnya ... #plaak
Cerita ini bener" sukses membuat air mata terus mengalir ,,, serasa seperti nonton film .... ^_^

saya benar" bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan khunyoung dalam setiap katanya ...
Begitu mudah untuk membayangkan bagaimana perasaan mereka ...

fic ini bener" 'daebak' authornim .... :D Jago banget bikin kata" yg menyayat hati ...
Hwaiting ... buat update cerita" lain yang lebih agst lagi yaa ....

ditunggu Cerita terbaru selanjutnya ... ^__^
ShinPM98
#3
Chapter 12: Love this story so much...you made me cry a lot <33 a sad ending but ended up as beautiful ending... Love KhunYoung...their love is so powerful! No ine can beat it~~~
pipikya #4
Chapter 12: perjuangan yang panjang dan berat buat khunyoung. tapi syukurlah mereka bisa bersatu kembali. keren thor. next fanficnya ditunggu ^^
pipikya #5
Chapter 3: aku udah ngira kalo kalo sheeren bakalan ngomong gitu ke wooyoung. poor wooyoung, sudah jatuh tertimpa tangga pula ;-;
pipikya #6
descriptionnya menarik~
jadi penasaran gimana jalan ceritanya :3
ReLif_53 #7
Chapter 12: Huhuu.. Aku terhura.. #plakk
ini keren thorrr..
Awalnya mau nangis pas bagian jiyoung ngmong ke khun.. Tapi pas baca kebawah eh udah end, gak jadi deh nangisnya.. Hehehehe...
Kerenn thoorr.. Love it..
2pm_4ever #8
Chapter 12: Akhirnya ky bersatu....!!!
Dan akhirnya tamat juga ceritanya....!!!

Thank U banyak buat author!!!