Chapter 8

Till death do us part
Please Subscribe to read the full chapter

Happy Ied Mubarak. Bagi yang merayakan, dan Author berharap bagi yang sedang mudik, harap berhati-hati di jalan. Utamakan keselamatan diri kalian, karena jalanan sangat ramai dan padat.

Terima kasih pada subscribers yang dengan setia menunggu lanjutan fic ini.

Selamat membaca, dan maaf banyak sekali typos.

 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Taecyeon menemukan rumah kaca itu. Dia membuka pintu yang tidak terkunci, lalu berjalan perlahan kedalam. Dia memperhatikan seseorang yang sedang berjongkok membelakanginya, lalu Taecyeon mendekatinya.

"Anneyohasseo!" sapanya pelan, takut mengagetkan orang itu.

"Oh, anneyo." jawab Chansung, dan langsung berdiri menghadap Taecyeon.

"Oh, kau bekerja disini?" tanya Taecyeon, setelah mengenali Chansung.

"Ne, aku bekerja dan sekalian magang disini."

"Kalau tidak salah namamu Chansung bukan? Maaf, aku lupa mengucapkan terima kasih padamu."

"Tidak apa-apa, aku juga berterima kasih, karena kalian mempercayaiku."

Mereka menjadi canggung dan terdiam beberapa saat. Taecyeon berkeliling dan menikmati pemandangan indah taman itu, lalu kembali mendekati Chansung.

"Chansung sshi, bolehkah aku bertanya?"

"Ne? Kalau begitu kita bisa duduk di bangku itu." 

Taecyeon mengangguk mengikuti Chansung yang berjalan ke bangku dan mereka duduk bersebelahan.

"Ini mengenai adikku. Apakah dia pernah menceritakan keadaannya padamu? Apakah dia menderita selama di dirawat disini? Apakah dia pernah memberitahumu, mengapa dia menyembunyikan ini pada keluarganya?" begitu banyak pertanyaan di benak Taecyeon pada Chansung, dan itu hanya sebagian kecil yang dia ucapkan.

"Maaf Taecyeon sshi, Wooyoung sangat tertutup jika mengenai sakitnya dan keluarganya. Dan dia tidak pernah mengeluh, tapi saya tahu dia sangat menderita, hanya dengan melihat raut mukanya. Dia akan datang ke sini setelah ritual pengobatan yang di jalaninya setiap hari dengan tertatih-tatih. Saya kadang sangat kasihan padanya, menjalani semua tanpa seorangpun untuk merawatnya, dan berbagi penderitaan dengannya. Tapi dia pernah mengatakan pada saya jika dia tidak ingin membuat khawatir keluarganya, terlebih orang yang sangat dia cintai."

"Apakah kau tahu siapa orang yang dia cintai? Apakah dia menyebutkan nama orang itu?" cecar Taecyeon lagi, dan tersadar jika dia  begitu mendesak Chansung dan akan menimbulkan ketidak nyamanan. "Maaf, aku merasa bersalah dengan kejadian ini. Kami keluarganya tapi kami tidak tahu dengan keadaan yang sesungguhnya."

"Wooyoung tidak pernah menyebutkan nama. Dia hanya mengatakan jika dia mencintai seorang angel dan dia tidak pantas untuk orang itu. Tapi jika aku boleh mengatakan sebenarnya bahwa Wooyounglah sebagai angel, jadi wajar jika Tuhan ingin mengambil miliknya kembali." jawab Chansung, matanya menerawang sedih.

Mungkin Taecyeon, menyetujui perkataan Chansung. Mungkin Wooyoung memang seorang angel. 

Dulu sewaktu Wooyoung dilahirkan, musim dingin hampir selesai dan cuaca menjadi hangat. Walaupun Wooyoung dilahirkan sebagai anak laki-laki, tapi kulitnya putih bersih, pipinya montok, dan dia sangat lucu dan menggemaskan. Sangat mudah untuk mencintai dan menyukainya. Taecyeon pun ingat, dengan reaksi Nichkhun ketika pertama kali melihat adiknya yang baru pulang dari rumah sakit setelah dia di lahirkan.

"Putih sekali, dia sangat indah. Dan dia seperti malaikat" kata Nichkhun lugu, khas seorang anak yang berumur 4 tahun,

"Tidak! Dia bukan anak perempuan, dia itu anak laki-laki!" teriak Taecyeon kala itu, menyangkal perkataan Nichkhun.

Walaupun akhirnya ibunya kembali bekerja dan menyerahkan perawatan Wooyoung dengan seorang baby sitter, tapi Taecyeon melihat ibunya begitu menyayangi Wooyoung. Dan sebab itulah dia tidak menyukai adiknya. Adiknya yang merebut cinta ibunya yang dulu pernah dia miliki, tapi semenjak kelahiran adiknya, kasih sayang itu berpaling. 

Taecyeon, tidak pernah bermain dengan adiknya. Dia selalu sibuk belajar, dia ingin ayah dan ibunya bangga padanya dan kembali menyayanginya, tapi itu ternyata sia-sia. Dia memang anak yang pintar dan berprestasi, tapi kasih sayang ibu dan ayahnya tetap mereka berikan pada Wooyoung. 

Teacyeon, sering mengusir adiknya yang selalu mengajaknya bermain. Taecyeon pernah berteriak dan mendorong keras tubuh kecil Wooyoung karena merusak hasil karyanya yang akan dia kumpulkan keesokan hari tanpa sengaja ketika Wooyoung bermain di kamarnya. Wooyoung menangis ketakutan dan memeluk erat leher babysitter dengan tubuh gemetar. Dan ketika ibunya tahu, dia di marahi ayahnya habis-habisan. Tapi sejak saat itu, Wooyoung tidak pernah lagi menganggunya dan masuk ke kamarnya.

Beruntung rumah keluarga Horvejkhul berada di sebelah rumahnya, Wooyoung sering bermain ke rumah itu bersama Suzy dan Nichkhun. Dan mereka bertiga menjadi akrab, dan sangat dekat. Aunti Shereen, sangat menyayangi Youngie, dan menjadikan Youngie seperti anaknya sendiri, Suzy dan Nichkhun menjadikan Youngie seperti saudara mereka sendiri, dan Nichkhun sangat menyayangi Youngie. Dia tidak pernah menjadi dekat dengan adiknya tersebut. Sering Taecyeon melihat adiknya tersebut memasak untuknya sendiri, dan menonton televisi sendiri di ruang keluarga tanpa ada yang menemani. Waktu itu Nichkhun sedang belajar di Amerika. Taecyeon tidak pernah berniat menemani adiknya atau mengajaknya mengobrol. Semua waktu dia habiskan untuk belajar dan bekerja, sampai-sampai dia tidak sempat berpacaran. Tapi, dia beruntung karena dia sudah di tunangkan dengan Suzy, jadi dia tidak perlu mencari wanita yang cocok dengannya atau dengan keluarganya. Dan Taecyeon sangat berterima kasih dengan istrinya itu, karena selalu memahami kesibukannya. 

Dia mengakui, memang dia tidak dapat menebak atau merasakan ada ke ganjilan ketika Wooyoung datang ke kantornya untuk meminta uang padanya waktu itu. Dia hanya tidak ingin Wooyoung menganggu kerjanya, dia tidak ingin adiknya itu merengek dan memohon-mohon padanya. Jadi tanpa bertanya atau menyelidiki kebenaran alasan adiknya, dia memberikan uang itu dengan mudah. Sekarang Taecyeon benar-benar menyesal, karena dengan uang itulah adiknya akan pergi, dan tidak memberitahu mereka keluarganya. Karena Wooyoung tidak ingin merepotkan orang tuanya ataupun hyungnya yang memang sudah sangat sibuk dan tidak pernah memperhatikannya.

 

Taecyeon membuka pintu kamar adiknya dengan perlahan, lalu masuk dan melihat ibunya sedang membersihkan tubuh adiknya menggunakan kain lap dan air hangat dengan lembut. Tubuh kecil itu terhubung dengan bermacam-macam selang yang menancap di tubuhnya dan terhubung dengan mesin penunjang hidup. 

Ibunya menyadari kehadirannya dan tersenyum lembut.

"Dari mana saja Taec? Umma harap kau tidak pergi kemana-mana. Siapa tahu adikmu sadar, dan umma ingin kita ada disini bertiga untuknya." ujar ibunya pelan.

"Maaf umma, aku tadi hanya berkeliling sebentar."

"Sejak kapan ya, tangan adikmu sudah sebesar ini. Umma hanya ingat tanganya kecil dan montok waktu itu." Dan sekarang dia belum genap 20 tahun, tapi mengapa dia menderita begini?" ibunya menyeka jari-jari adiknya, lalu  satu persatu tangan itu di sentuhnya dengan penuh kasih sayang.

"Youngie, bangunlah nak. Jangan membuat umma sedih, biasanya kau tidak pernah membuat umma sedih, kau anak yang baik bukan? Umma ingin minta maaf padamu, jangan hukum umma seperti ini, arraseo! Bangunlah!" ibunya terisak pelan sambil menciumi tangan adiknya.

"Umma." Taecyeon mendekati ibunya dan mengusap punggung ibunya untuk menenangkannya.

"Kau tahu Taec, umma merasa adikmu, sedang menghukum umma dan appa, karena kami telah memisahkannya dengan Nichkhun. Kita terlalu sibuk dan tidak pernah memperhatikannya, lalu dia menjadi dekat dengan Nichkhun, dan akhirnya mereka saling jatuh cinta. Appa, umma dan kedua mertuamu sepakat untuk memisahkan mereka." kata ibunya sambil terisak.

"Kejam bukan, disaat ada seseorang yang mencintai dan menyayanginya dengan tulus, kami memisahkannya, dan merenggut kebahagiaanya. Wajar, jika dia menghukum umma

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
CNBDania
#1
Chapter 12: Okay, sejujurnya awalnya gak mau baca cerita ini(agak risih dengan main couplenya, i'm not used with that kind of relationship). Tetapi jalan ceritanya benar-benar menghanyutkan, ide ceritanya benar-benar unik dan ditambah dengan gaya penceritaan yang luar biasa. Benar2 paket komplit dan aku puas membaca cerita ini. Dan yang paling utama, cerita ini benar2 berkesan dihati.
aririska #2
Chapter 12: Cerita ini terlalu sayang untuk ditinggalkan bahkan hanya untuk comment di chapter" sebelumnya ... #plaak
Cerita ini bener" sukses membuat air mata terus mengalir ,,, serasa seperti nonton film .... ^_^

saya benar" bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan khunyoung dalam setiap katanya ...
Begitu mudah untuk membayangkan bagaimana perasaan mereka ...

fic ini bener" 'daebak' authornim .... :D Jago banget bikin kata" yg menyayat hati ...
Hwaiting ... buat update cerita" lain yang lebih agst lagi yaa ....

ditunggu Cerita terbaru selanjutnya ... ^__^
ShinPM98
#3
Chapter 12: Love this story so much...you made me cry a lot <33 a sad ending but ended up as beautiful ending... Love KhunYoung...their love is so powerful! No ine can beat it~~~
pipikya #4
Chapter 12: perjuangan yang panjang dan berat buat khunyoung. tapi syukurlah mereka bisa bersatu kembali. keren thor. next fanficnya ditunggu ^^
pipikya #5
Chapter 3: aku udah ngira kalo kalo sheeren bakalan ngomong gitu ke wooyoung. poor wooyoung, sudah jatuh tertimpa tangga pula ;-;
pipikya #6
descriptionnya menarik~
jadi penasaran gimana jalan ceritanya :3
ReLif_53 #7
Chapter 12: Huhuu.. Aku terhura.. #plakk
ini keren thorrr..
Awalnya mau nangis pas bagian jiyoung ngmong ke khun.. Tapi pas baca kebawah eh udah end, gak jadi deh nangisnya.. Hehehehe...
Kerenn thoorr.. Love it..
2pm_4ever #8
Chapter 12: Akhirnya ky bersatu....!!!
Dan akhirnya tamat juga ceritanya....!!!

Thank U banyak buat author!!!