Chapter 13 (END)

THE PROPOSAL

"A..apa maksudmu kyu..?" Dengan penuh keberanian ku lontarkan pertanyaan tersebut, pertanyaan yang jelas-jelas aku tahu apa jawabannya. Jawaban yang hanya akan membuatku semakin sakit.

 

'TES' air mataku mengalir begitu saja, tak dapat lagi ku bendung. Aliran-aliran sungai yang kuyakin sudah mengalir deras diwajahku. Dadaku terasa sesak, sulit bagiku untuk bernafas.

 

"Kita berpisah saja yoong..." Tiba-tiba saja duniaku mendadak runtuh saat ini juga. Hatiku sakit! Sangat sakit, seperti terdapat sebuah luka menganga yang masih basah sehingga dapat kurasakan betul luka tersebut berdenyut perih.

 

"Kita akhiri kontrak pernikahan kita" Tak ada kata-kata yang dapat kukatakan lagi, seakan semua berjalan sebagai mana mestinya. Lee so man memintaku untuk meninggalkan kyuhyun, dan kini kyuhyun pun memintaku untuk pergi. Bukankah hal itu bagus? Sebelum semuanya berjalan semakin jauh dan sebelum hubunganku dan kyuhyun ini semakin dalam, akupun tak perlu mengatakan kata-kata pisah yang sangat kubenci. Namun entah mengapa aku tak bisa menerima semua ini, begitu menyakitkan. Aku mencintai kyuhyun dan begitulah kenyataannya, entah sejak kapan dan seberapa besar rasa cintaku padanya yang jelas kyuhyun ada di hatiku dan aku sangat mencintainya itulah yang ku tahu.

 

"Dan..." Dapat kudengar suara kyuhyun bergetar, kata-katanya menggantung diudara. Suaranya tiba-tiba saja menghilang sejenak. "Dan.. Kau bisa menjalani kehidupanmu, kehidupan normalmu.."

 

Air mataku mengalir bertambah deras, entah dari mana datangnya air mata yang sepertinya tak ada habisnya ini. Aku sudah tak dapat lagi menahan isakan tangis yang sedari tadi ku tahan dengan sekuat tenaga.

 

"K..kyu.." Kata-kataku tak begitu jelas keluar akibat isakan tangis yang semakin menjadi, "apa itu semua yang kau mau?"

 

"....." Tak kudengar jawabannya, aku hanya dapat mendengar deruan nafas yang menggebu cepat di balik ponselku.

 

"...hmm" jawabnya lemah. hatiku semakin sakit saat mendengar jawabannya, sebuah belati sukses tertancap didadaku.

 

"....a..arra.. arraseo jika itu maumu.." Kupejamkan kedua mataku sembari menggigit ujung bibirku sesaat setelah mengatakan kata-kata tersebut. Ya tuhan, aku tak pernah menyangkan akan seperti ini rasanya. sangat sakit, hatiku sangat sakit. Aku benar-benar tak siap dengan ini semua, tak akan pernah siap.

 

***


 

"Kita berpisah saja yoong..."

 

"Kita akhiri kontrak pernikahan kita"

 

Bibirku bergetar, dengan sekuat tenaga aku mengatakan kata-kata yang tak ku inginkan tersebut. Kata-kata yang tak pernah ada di benakku sebelumnya dan sampai kapanpun. Bodoh! Cho kyuhyun bodoh!

 

"Dan..." Suaraku tiba-tiba bergetar tak terkendali, aku tak sanggup mengatakan ini semua.. "Dan.. Kau bisa menjalani kehidupanmu, kehidupan normalmu.." kepalaku terjatuh lemas, menjadi tertunduk. Kupejamkan kedua mataku. Dapat kurasakan rasa sakit yang teramat sakit dalam dadaku. Sesak! Dan sulit bernafas itulah yang kurasakan saat ini.

 

"K..kyu.." Dapat kudengar isakan tangis di sela-sela kata-kata yoona, dan membuat dadaku semakin terasa sesak. "apa itu semua yang kau mau?" tambah yoona sedikit kesusahan akibat isakan tangisnya yang semakin menjadi. kata-katanya membuat denyutan perih didalam dada ini dapat kurasakan begitu jelas. Ayolah im yoona aku tak menginginkan ini semua, aku melakukannya demi kau! Jangan seperti ini kumohon.

 

"...." Sulit sekali rasanya membuka mulutku kali ini, ingin sebenarnya mengatakan yang sebenarnya tapi percuma hal tersebut tak akan merubah apa-apa, hanya akan membuat keadaan semakin sulit. Yoona maafkan aku,

 

"...hmm" sebelah tanganku mengepal, menahan emosi sekaligus rasa sakit yang kurasakan bersamaan di dalam hatiku saat ini.

 

"....a..arra.. arraseo jika itu maumu.."

 

'DEG' jantungku serasa berhenti berdegup saat ini juga, benda yang sangat berat seperti tiba-tiba menimpa kepalaku bersamaan dengan silet kecil yang menyayat-nyayat hatiku dan membekaskan luka yang banyak di sana-sini. Ya tuhan aku hanya ingin mencintainya, kenapa sesulit ini?!

 

"y..yoong" suaraku bergetar.. dan parau

 

"...hmm" jawabanya disambut dengan isakan tangis.

 

"pulanglah.. kita tak perlu bertemu malam ini.."

 

***


 

kyuhyun tertunduk lemas dengan kedua matanya yang masih terpejam. Kepalanya tak dapat bekerja dengan baik. Berbagai perasaan bercampur aduk di benaknya, marah dan juga sedih. Angin malam di rooftop SM yang menggebu begitu kencang tak ia hiraukan. sebelah tangannya bergerak kearah kantong jas yang ia kenakan saat ini, merogoh sesuatu yang ada di dalamnya. Sebuah kotak kayu terlihat didalam genggamannya. Kedua manik coklatnya menatap tak berdaya kearah kotak kayu tersebut. Ia buka kotak tersebut, dan sepasang cincin yang akan ia berikan untuk menyatakan perasaannya pada yoona malam ini masih tersimpan rapih ditempatnya. Cincin yang seharusnya sudah terpasang di jari manisnya dan jari manis yoona. cincin yang seharusnya mewakili perasaannya pada yoona, cincin yang akan ia pakai untuk melamar yoona. Melamar yoona secara resmi, resmi membuat gadis tersebut menjadi gadis miliknya.

 

"Yoona... Joengmal saranghae.." Bisiknya parau, ia genggam kuat-kuat kotak tersebut. Seolah tak ingin melepaskan dan kehilangan benda tersebut. Sama seperti keinginannya pada gadis yang ia cintai Im Yoona.

 

***


 

Seorang gadis berjalan gontai ditengah keramaian malam gangnam. matanya yang sembab menatap kosong ke sembarang arah, pikirannya melayang entah kemana. Entah sudah berapa orang pejalan kaki yang menabrak tubuh kurus yoona karena ia tak memperhatikan jalan, namun tak ada sedikitpun rasa sakit yang ia rasakan. Hatinya jauh lebih sakit dari tubuhnya. Sampai akhirnya..

 

'BRAK' Tubuh yoona ambruk di atas jalanan. Seseorang menabrak tubuhnya sangat keras sehingga tubuh ringkih yoona terjatuh.

 

"Eoh... Mianhae.. Joengmal mianhae aggashi" terdengar suara seorang lelaki dengan nada menyesalnya.

 

'TES' air mata yang tadi sempat hilang, kini kembali membasahi wajah cantik yoona. Sebelah tangannya ia taruh di dada, seolah menahan rasa sakit yang timbul dari dalamnya. Rasa sakit yang entah bagaimana menyembuhkannya. Dikepalanya berputar kembali kenangan-kenangannya bersama kyuhyun, senyumannya, mata coklatnya, tingkah jahilnya, juga ciuman hangat kyuhyun semua berputar kembali seperti sebuah adegan film yang kembali di rewind. Yang membuatnya semakin sakit, karena kata-kata perpisahan yang masih jelas terdengar di telinga gadis tersebut, setiap kata-kata yang terlontar dari mulut kyuhyun masih jelas teringat di kepalanya.

 

"Kita berpisah saja yoong..."

 

Tiba-tiba saja tangisan yoona semakin menjadi, tangisannya meledak begitu saja. Kedua tangannya ia simpan menutupi seluruh wajah mungilnya. Menahan isakan tangis yang tak dapat ia bendung lagi, menahan rasa sakit yang semakin membuatnya sesak tak mampu bernafas.

 

"aggashi, kwaencana?" Ujar lelaki si pejalan kaki yang menabrak yoona sebelumnya, ia menatap khawatir kearah gadis kurus yang saat ini masih terdampar di jalanan akibat tak sengaja ia tabrak. Tak ada sahutan dari gadis tersebut, sayup-sayup lelaki tersebut dapat mendengar isakan tangis dari gadis yang ia tabrak itu dengan bahunya yang bergerak naik turun tak berirama semakin meyakinkannya bahwa gadis tersebut tengah menangis.

 

***


 

'Tut...tut...tut...tut' Terdengar suara tombol-tombol yang ditekan dari balik pintu dorm cho kyuhyun. Eunhyuk yang tengah bermain playstation sendirian di ruang tv sontak menatap sekilas kearah sumber suara tersebut.

 

"Kyu..!" Sambut eunhyuk saat melihat lelaki pucat dengan jas hitam yang melekat di tubuhnya. Tak terdengar balasan yang keluar dari mulut artisnya tersebut, karena merasa penasaran eunhyuk menghentikan permainannya dan menatap kearah lelaki yang kini tengah berjalan lemas dengan wajah yang kusam dan pandangannya yang kosong.

 

"kyu kau darimana saja?" Tanya eunhyuk dari tempatnya, ia masih tak dapat jawaban dari artisnya tersebut.

 

"kyu, kwaencana? Apa kau sudah bertemu yoona?" Dan pertanyaan eunhyuk masih tak mendapatkan jawaban, kyuhyun bahkan tak sedikitpun menatap eunhyuk walaupun sekilas. Tatapannya kosong entah kemana.

 

"Kyu.."

 

'BRAK' kyuhyun membanting dengan keras pintu kamarnya dan menghilang dibalik pintu kayu tersebut.

 

"YAA!!" teriak eunhyuk karena suara gebrakan pintu yang sukses membuatnya terkejut, "bocah tengik! ada apa sebenarnya dengan dia" gerutu eunhyuk yang kesal sekaligus khawatir.

 

***


 

Tubuh kurus seorang gadis tenggelam dibalik sofa beludru berwarna merah maroon yang kini tengah menghadap keluar jendela besar yang di desain berbentuk setengah lingkaran. Jendela- jendela tersebut sengaja dibuka sehingga angin sejuk dapat menyerang masuk kedalam kamar yoona. Langit biru dengan awan putih yang berjalan beriringan kearah tiupan angin membawanya pergi, ditambah dengan pemandangan pepohonan hijau dan kicauan merdu burung gereja yang sayup-sayup terdengar membuat gambaran kota seoul percis seperti di dalam sebuah buku dongeng cinderella.

 

Yoona duduk diatas sofa tersebut dengan mengangkat kedua kakinya keata sofa sembari melipat kedua tangannya didada. Tak sedikitpun terpancar wajah yang bahagia ataupun terlihat ia tengah menikmati pemandangan indah yang ada di hadapannya tersebut. Kedua matanya menatap lurus dan kosong dengan dua buah lingkaran hitam yang menghiasinya. Wajahnya yang tirus terlihat semakin kurus, Begitu juga dengan tubuhnya. Kaos putih yang kini tengah ia pakai, berikut dengan celana training abu yang melekat di tubuhnya terlihat kebesaran. Tubuh kurusnya seolah tenggelam dibalik pakaian yang ia pakai saat ini. Percis seperti cinderella, cinderella yang tengah menunggu sang peri yang akan membantu dirinya dengan tongkat sihir dan beberapa mantra.

 


 

Dunia terus berputar, berputar di sekitarku dengan detik demi detiknya yang terus berlalu tanpa menghiraukanku. Dunia berputar mengitariku namun aku masih disini, berdiri ditempatku, ditempat yang sama. Aku tak dapat melangkah mundur tapi aku pun tak berani untuk melangkah maju. Entah sampai kapan aku hanya dapat duduk diam disini, satu hari, satu bulan, satu tahun, entahlah aku tak dapat membayangkan seperti apa aku harus memulai menata kembali hidupku setelah semua ini berakhir. Hidupku terus berjalan, namun aku hanya mampu diam di tempatku. Kyuhyun telah merubah hidupku, dan ia tak dapat mengembalikannya lagi seperti semula. Kembali pada saat aku belum mengenalnya, atau disaat aku tidak menerima permintaan konyolnya, atau bahkan kembalikan saja disaat aku belum mencintainya. Tidak yoona! Inilah hidupmu, beginilah jalannya. Fakta bahwa aku mencintai kyuhyun tak dapat kupungkiri dan tak dapat kubohongi diriku bahwa saat ini aku sangat ketakutan memikirkan cara untuk melupakannya dan berhenti mencintainya. Aku tak ingin melupakannya, tak ingin menghapus namanya tapi semakin aku mengingat hari-hari yang kuhabiskan bersamanya semakin membuat dada ini terasa sesak.

 

***


 

'Tok..tok..tok..tok..'

 

"Ya cho kyuhyun! Buka pintunya!" Teriak eunhyuk, entah sudah berapa kali eunhyuk berteriak sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar kyuhyun namun tak ada sedikitpun teriakannya yang di gubris oleh si empunya kamar. Sejak semalam kyuhyun terus mengunci dirinya didalam kamar, ia sama sekali tak keluar kamar hingga langit yang kini sudah siap kembali lagi berganti malam.

 

"ya... Kau tidak lapar? Setidaknya keluarlah untuk makan!" Tambah eunhyuk, "kyu...! Keluarlah sebelum pintu kamar ini ku dobrak!!" Teriakannya yang terakhir nadanya lebih keras dari yang sebelumnya.

 

Namun teriakan eunhyuk tersebut tak berhasil membuat kyuhyun merubah pikirannya, lelaki tampan tersebut masih berbaring diatas ranjang miliknya dengan sebelah lengannya yang ia letakan di wajah sehingga menutupi kedua matanya. Seolah tak ada hal lain yang dapat ia pikirkan saat ini selain perasaannya yang tengah hancur dan hatinya yang terasa sakit karena terlalu merindukan gadis rusanya im yoona.

 

Kyuhyun merasa sangat menyesal dengan keputusannya untuk berpisah dengan yoona, ia berharap kejadian tersebut hanyalah sebuah mimpi buruk dan saat ini ia ingin sekali mencoba bangun dari mimpi buruk tersebut. Tak pernah ia bayangkan berpisah dengan managernya tersebut akan terasa begitu sulit seperti ini, bahkan sangat sulit. Hatinya tak rela, namun tak ada lagi yang bisa ia lakukan kyuhyun hanya ingin tak membebani yoona lebih jauh dengan keegoisannya.

 

Kedua mata kyuhyun terpejam, alisnya bertaut membentuk sebuah garis keras. Hatinya semakin terasa perih saat teringat kembali kenangannya bersama yoona. Senyuman yoona, pipinya yang mengembung saat tengah kesal, wajah serius nya saat tengah bertemu klien, mulut alligatornya saat ia sedang tertawa semua masih dapat terekam jelas didalam ingatan kyuhyun dan sampai kapanpun tak akan pernah ia lupakan.

 

***


 

"Aigoo! Ada apa sebenarnya dengan bocah itu!" Gerutu eunhyuk sembari memandang kearah ponsel yang ada di genggamannya, tangannya bergerak dengan cepat mencari-cari seorang nama yang ada di ponselnya dan menekan tanda panggilan pada kontak tersebut.

 

Sejenak eunhyuk menunggu seseorang menjawab panggilannya, namun wajahnya berubah saat ia tak kunjung mendengar suara balasan dari sebrang sana.

 

"Aish... Kenapa yoona tak mengangkat telfonku?" Gerutu eunhyuk, dengan pantang menyerah ia kembali mencoba menghubungi gadis tersebut. Namun lagi-lagi tak mendapat jawaban dari yoona.

 

"Aigoo... Sebenarnya ada masalah apa lagi ini! Kyuhyun tak mau keluar kamar dan sekarang yoona juga tak mau mengangkat telfonku!" Gumam eunhyuk tak jelas. "Apa hidupku ditakdirkan untuk dicampakan? Bahkan teman-temanku sekarang mencampakan aku... Huuuuh"

 

***


 

1 weeks later

 

Kutarik nafasku dalam-dalam. Dengan enggan kubuka kedua matakku yang tertutup rapat. Lagi dan lagi hanya pemadangan langit-langit apartement bisu yang menyambut pagi hariku. Aku terbangun di pagi yang sama, pagi yang begitu dingin,sunyi dan senyap. Aku terbangun dalam perasaan yang sama, hampa setidaknya kata-kata itulah yang dapat mengdeskripsikan perasaanku kurang lebih dalam seminggu ini. 7 hari terberat yang pernah kujalani, rasanya bahkan seperti sebulan lamanya. Entahlah sampai kapan aku akan menjalani hari-hari seperti ini lagi. Rasa sakit di hatiku yang tak kunjung menghilang, bahkan berkurang sedikitpun tidak. Aku terlalu takut untuk keluar dari kamarku karna kini tak ada lagi kyuhyun yang menyambutku diluar sana. Aku terlalu takut untuk duduk di meja makan karna tak ada lagi kyuhyun yang menemaniku menyantap makanan di atas meja. Aku terlalu takut untuk melakukan semuanya, karna hal tersebut hanya akan mengingatkanku pada kehadiran kyuhyun yang kini sangat ku rindukan. Aku bahkan sudah tak ingin lagi mengeluarkan air mataku karna aku tak yakin masih ada yang tersisa disana.

 

***


 

"Kring... Kring..."  Telefon putih bergaya classic berdering tepat disebelah tempat tidur milik yoona. Deringan tersebut berhasil membuyarkan lamunan gadis cantik tersebut, sebelah tangan kurus milik yoona yang kini terlihat lebih kurus mencoba meraih gagang telefon tersebut.

 

"Ne.." Ujar yoona lembut sesaat setelah gagang telefon tersebut sampai mendekati daun telingnya.

 

"Selamat pagi nona" sapa lembut lelaki bersuara berat dari balik telefon. "Seseorang tengah menunggu anda di lobby" tambahnya.

 

"Menungguku? Siapa?" Dahi putih yoona berkerut.

 

"Seseorang dari bank, begitulah yang ia katakan sebelumnya nona" jelas lelaki tersebut. "Apa anda akan menemuinya nona?"

 

"Eoh.." Yoona berpikir sejenak, "a..arraseo.. Aku akan segera turun kebawah"

 

"Ne.. Kamsahamnida" balas si resepsionis tersebut lalu sambungan telefon tertutup.

 

"Apa aku lupa membayar tagihan kartu kredit?" gerutunya. Tanpa pikir panjang yoona bangkit dari tempat tidurnya, berjalan keluar dari kamarnya sembari meraih cardigan hijau tosca yang terlihat hangat dan memasangkannya sehingga tubuh mungilnya diselimuti oleh benang-benang rajut dari cardigan tersebut.

 

Sejenak kaki yoona terhenti saat ia berada di depan pintu kamarnya, tangannya menggenggam erat kenop pintu. Ada sedikit keraguan di benaknya. Yoona mencoba menguatkan hatinya, mencoba kembali menyadarkan akal sehatnya.

 

Ayolah yoona, sampai kapan kau akan seperti ini terus? Gumamnya dalam hati.

 

Kedua matanya terpejam, ujung bibirnya ia gigit kecil. Genggaman tangannya pada kenop pintu semakin menguat. "Baiklah! Tak ada salahnya untuk mencoba!" Gumamnya gadis tersebut, dan akhirnya pintu tersebut terbuka.

 

***


 

'TING' suara lift berbunyi, tak lama liftpun terbuka terlihat gadis kurus berjalan keluar dari lift yang baru saja berbunyi tersebut bersama beberapa orang yang lain. Yoona berjalan cepat kearah meja resepsionis untuk menanyakan dimana pegawai bank yang ingin bertemu tersebut menunggunya. Namun tiba-tiba saja langkah cepat yoona terhenti saat meja resepsionis tersisa 5 langkah lagi. Yoona menatap seseorang yang tengah menatapnya kini, menyambut kedatangannya didekat meja recepsionis dengan senyuman yang mengembang dari kedua sudut bibirnya.

 

"Changmin?" Ujar yoona dengan kedua alisnya yang saling bertautan.

 

"Annyeong noona.." Sapanya lelaki tersebut, dengan senyuman yang tak hilang dari wajahnya.

 

***


 

"Jadi kau si pegawai bank itu?" Tanya yoona dengan nada yang sedikit kesal sekaligus bercanda.

 

"Mianhae noona" jawab changmin sembari menyeringai jahil, lelaki tersebut menggaruk-garuk pangkal lehernya yang sama sekali tak gatal.

 

"Apakabarmu noona?" Tanya changmin, nada suaranya berubah serius. "Lama aku tak pernah melihatmu.." Tambahnya.

 

"Hmm.." Yoona menatap changmin sejenak, "kabarku baik" jawab yoona ditambah dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.

 

Changmin membalas senyuman yoona, "kau terlihat tidak baik noona" ujarnya. "Begitu jelas"

 

Yoona tersenyum sembari tertunduk.

 

"Aku pun melihat hal tersebut pada kyuhyun akhir-akhir ini" tambahnya dengan nada parau.

 

"Changmin~a bisa bisanya kau kemari tanpa membawakanku makanan?" Ujar yoona dengan nada suara cerianya, nada suara yang sama sekali tak pernah keluar dari tenggorokannya akhir akhir ini.

 

"Kau tak punya sopan santun pada noona mu?" Bentaknya sembari beranjak dari sofa empuk berwarna coklat keemasan yang ada di lobby apartement yoona. "Kajja! Kau harus traktir aku sarapan sepuasnya" yoona menarik paksa tangan changmin sehingga membuat lelaki tersebut mau tak mau mengikuti yoona kemana ia pergi. "Ini adalah sebuah hukuman untukmu!" gumamnya. Changmin hanya dapat menyeringai sembari menggeleng kepalanya gemas oleh tingkah laku gadis tersebut.

 

***


 

“Hahahaha.. jinja? Yang benar saja..” tawa riang yoona sesaat setelah mendengar cerita yang baru saja diceritakan lelaki yang kini tengah berjalan bersamanya, shim changmin. Tawa riang yang muncul dari wajah yoona seolah membawa kembali gadis riang yang akhir-akhir ini menghilang.

 

“hahaha.. sungguh noona aku tak bercanda” ujar changmin sembari menghentikan langkahnya tepat didepan gedung apartement yoona yang didepannya terlihat dua orang security berbaju hitam lengkap dengan kacamata yang sama hitam dan walky talky di tangan mereka masing-masing.

 

“aku senang bisa melihatmu tertawa seperti ini noona” sahut lelaki tersebut sembari menatap gadis didepannya dalam, yoona yang merasa sedang dipandang tak biasa mencoba mengalihkan kedua matanya dari lelaki yang kini tengah berdiri tepat dihadapannya.

 

“kamsahamnida noona, untuk makan pagi hari ini” tambah changmin dengan senyum lembut yang mengembang.

 

“untuk apa berterima kasih, bukankah kau yang menraktir aku” balas yoona dengan nada candanya, “cepatlah kembali sebelum ada seseorang yang sadar siapa kau sebenarnya” bisik yoona sembari memutarkan kedua bola matanya ke sekitar mereka.

 

“hahaha.. arraseo, arraseo noona” changmin terkekeh geli melihat kelakuan seniornya tersebut. “kalau begitu aku pulang dulu… dan.. sampai bertemu lagi noona”

 

Yoona mengangguk pelan

 

“annyeong noona” changmin melambaikan tangannya kearah yoona tanpa melepaskan senyuman mautnya yang sedari tadi ia bagi untuk yoona.

 

“annyeong..” balas yoona dengan tersenyum, ia menarik kedua ujung bibirnya dengan susah payah.

 

***


 

‘JEPRET’

 

‘JEPRET’

 

‘JEPRET’

 

Cahaya blitz kamera menyala untuk kesekian kalinya, Didepan sebuah screen berwarna putih berdiri seorang lelaki tampan tengah berdiri menghadap sang photografer sembari memakai produk rancangan salah satu brand terkenal di asia dan eropa dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Tak seperti biasanya, pemotretan yang dilakukan kali ini tak menghasilkan hasil yang begitu sempurna seperti yang selalu dilakukan seorang Cho Kyuhyun. Walaupun dilihat dari foto-foto yang didapat kyuhyun masih terlihat tampan seperti biasanya dan cukup menjual namun tak ada nyawa yang diberikan kyuhyun dari foto-foto tersebut.

 

“Kurasa pemotretannya cukup” teriak sang photographer, seluruh kru bersorak sembari memberikan applause untuk kerja keras mereka kali ini.

 

“kamsahamnida” ujar kyuhyun sembari membungkukkan tubuhnya keseluruh kru yang telah berkontribusi pada pemotretannya hari ini. kyuhyun tersenyum dari balik wajah pucatnya yang tak bergairah.

 

“kyu ada apa denganmu? Kau baik baik saja?” ujar seseorang yang baru saja datang menghampirinya.

 

“hmm..” jawab kyuhyun lemas. Mereka berdua berjalan kearah ruang ganti.

 

“kau sakit? Apa kau tadi pagi tak sarapan lagi?”

 

“anniya.. aku baik baik saja”

 

“ya kyuhyun! Mukamu pucat tak ada gairah begitu baik baik saja katamu?” bentak eunhyuk sesaat setelah mereka sampai di ruang ganti yang menyisakan kyuhyun dan dirinya disana.

 

“kau ini apa apaan?” tanya kyuhyun terkejut.

 

“kau fikir dengan kau begini terus pekerjaanmu juga akan baik baik saja hah?” bentak eunhyuk yang lebih terdengar seperti nada yang khawatir.

 

“Kuberi kau waktu libur selama 3 hari, pergilah mencari angin segar terserah kau mau pergi kemana aku sudah muak melihat wajahmu dan kelakuanmu akhir akhir ini!”

 

Kyuhyun mengerutkan dahinya tak mengerti.

 

“Ingat! Setelah tiga hari tak ada lagi kyuhyun yang seperti ini!!” ancam eunhyuk sembari menunjukkan jari telunjuknya pada artisnya tersebut dengan menatap tajam kearahnya, benar benar pertama kalinya eunhyuk berani melakukan hal ini pada kyuhyun dan kyuhyun tak bereaksi apa-apa.

 

‘KLIK’ eunhyuk menutup pintu ruang ganti meninggalkan kyuhyun sendirian didalamnya.

 

“Astaga apa yang aku lakukan? Apa aku ingin menjadi pengangguran?” gerutunya sendiri sembari menatap jari telunjuknya, jari yang ia pakai untuk menunjuk artisnya barusan. “Tapi kenapa ia tak marah padaku?” gumamnya bingung.

 

Eunhyuk kembali menatap pintu yang ada dihadapannya kini, menerawang apa yang tengah dilakukan artisnya kini didalam sana.

 

“Kurasa aku harus cepat pergi, sebelum dia tersadar dan kembali normal..” ekspresi ketakutan datang dari wajah eunhyuk saat membayangkan hal apa yang akan tertimpa padanya, lelaki tersebut bergidik ngeri sembari berjalan setengah berlari sebelum hal menyeramkan yang ada di kepalanya terjadi.

 

***


 

“sekarang kita kemana tuan?” tanya lelaki paruh baya yang tengah fokus dengan kemudi dan jalanan di hadapannya. Van hitam yang dikemudikannya melaju santai di tengah-tengah jalanan kota yang tak begitu ramai namun tidak juga sepi. Seberkas sinar matahari bersinar hangat dari balik gumulan awan-awan putih.

 

 “SM? Atau langsung ke apartement?” tambahnya pak jung supir pribadi kyuhyun.

 

Namun tak ada kata-kata yang keluar untuk mejawab pertanyaan tersebut.

“Tuan kyu?” ujarnya memastikan, pak jung melirik spion dari ujung matanya. Ia menatap khawatir pada tuannya yang tengah duduk dikursi belakang sembari memejamkan kedua matanya dan menyandarkan kepalanya di kursi. Pak jung tahu betul bahwa tuannya tersebut sedang tidak dalam kondisi yang baik akhir-akhir ini.

 

Wajah pucat kyuhyun terlihat begitu tenang dengan kedua matanya yang terpejam, namun garis diwajahnya dengan jelas mengatakan bahwa ia sedang tak baik-baik saja. Kyuhyun tengah berperang hebat dengan perasaannya sendiri, ia berusaha keras membuat apa yang ada didalam pikirannya dapat singkron dengan apa yang ia rasakan saat ini. semuanya tentang Im yoona, gadis rusa yang ia cintai managernya yang telah genap seminggu menghilang darinya.

 

Yoona.. Dimana kau? Apa yang tengah kau lakukan? Apa kau baik-baik saja?

 

‘Aku rindu senyumannya, aku rindu suara tawanya, aku rindu celotehannya, aku rindu masakannya, aku rindu tingkah bodohnya, aku rindu im yoonaku, yoona bogoshipo..’

 

Sebelah tangan kyuhyun meraba pelan kearah dadanya, dadanya yang tiba-tiba terasa sesak sehingga membuatnya kesulitan untuk menghirup oksigen. Rasa rindu didalam hatinya begitu besar pada yoona, tak ada lagi yang ia inginkan kyuhyun hanya ingin melihat yoona. Ia sangat merindukan gadis rusanya.

 

“apartement yoona” ucapnya singkat.

 

“ne?” kedua alis pak jung saling bertautan,bingung.

 

“antarkan aku ke apartement yoona” jelas kyuhyun.

 

 “aah.. baiklah tuan” jawab pak jung, dengan sigap ia bergegas memutar arah van hitam tersebut ke tempat tujuan yang diinginkan tuannya Cho Kyuhyun.

 

***


 

‘Walaupun dari kejauhan aku hanya ingin melihat wajahnya’

 

“Kenapa kita tidak langsung masuk saja kedalam tuan?” tanya pak jung, entah pertanyaan ini sudah diulang berapa kali.

 

“kita putar sekali lagi” pintaku yang juga sudah kuulang untuk beberapa kali.

 

Van yang dikemudikan pak jung sudah berputar-putar kesekian kalinya disekitar apartement berlantai dua puluh tersebut.

 

Aku tak ingin benar-benar bertemu dengan yoona, maksudku dengan melihat wajahnya dari kejauhan saja mungkin sudah cukup mengobati rasa rinduku padanya. Aku tak ingin lagi mengusik hari-harinya, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tak menjadi beban untuknya, untuk membiarkannya menjalani kehidupannya. Ya.. kehidupan yang sebagai mana mestinya ia jalani.

 

“arraseo..” jawab pak jung, seperti biasanya ia selalu sigap mematuhi segala permintaanku.

 

Van berjalan pelan, sangat pelan saat tiba tepat di depan apartement berwarna putih dengan sedikit sentuhan warna maroon di beberapa sisinya. Bahkan sangat pelannya mungkin pejalan kaki bisa menyusulnya dengan mudah.

 

Kedua mataku dengan cepat menelusuri disetiap sisi apartement, melihat dengan mata elangku beberapa orang yang hilir mudik didepan apartement tersebut dan kedua mataku berhenti di suatu tempat. Mataku fokus pada seseorang yang kini tengah berdiri tepat didepan pintu masuk apartement  dengan dua security yang berjaga di kedua sisinya.

 

Tubuh kurus seorang wanita yang terbungkus jacket hoodie berwarna biru navy yang terlihat tak asing di mataku.

 

Yoona?

 

Rambut pirangnya tertiup angin sehingga berterbangan di beberapa sisi dari balik hoodie yang menutupi kepalanya. Sampai pada akhirnya aku benar-benar dapat melihat wajah si wanita tersebut dengan jelas dari dalam van ini.

 

Im yoona kaukah itu?

 

Ia tengah tertawa, dengan tawa alligatornya yang sangat aku rindukan. Matanya menyipit khas percis seperti milik yoona saat ia tengah tertawa. Tiba-tiba saja senyuman mengembang dari wajahku.

 

“bisa kau hentikan vannya sebentar?” pintaku

 

“ne.. arraseo” jawab pak jung, dan van pun berhenti di posisi yang tepat. Dari sini aku dapat memandangi yoona dengan sangat jelas. Seperti penguntit, aku hanya tersenyum bodoh dari dalam van sembari menahan keinginan besarku untuk memeluk tubuh gadis yang sangat kurindukan tersebut.

 

Namun ada sedikit kejanggalan, rasa penasaran muncul dari dalam diriku. Aku tahu percis yoona tak sedang seorang diri disana. Kedua matanya tengah menatap kearah seseorang yang kini tengah berdiri tegap dihadapannya dan membalas tatapan yoona saat ini. Ku picingkan mataku, ku lihat baik baik siapa orang tersebut. Siapa lelaki yang ada dihadapan yoona saat ini, siapa lelaki yang tengah tertawa bersamanya saat ini, siapa lelaki yang mendapat perhatian dari yoona tersebut?

 

“Shim Changmin?!”

 

Bibirku sedikit kelu saat mengucapkan nama tersebut. Aku tak ingin mempercayai apa yang tengah kulihat saat ini. Namun kedua mataku yakin betul bahwa lelaki tersebut adalah changmin, ya yoona melempar senyuman tersebut untuknya seseorang yang kini tengah berada dihadapan yoona begitu bebas memandanginya.

 

Tiba-tiba saja suatu hal yang aneh bergejolak didalam dadaku. Rasanya sesak, sulit bagiku untuk bernafas. Jantungku berdegup sangat kencang dengan rasa sakit disetiap degupnya. Dengan otomatis sebelah tanganku bergerak ke sumber rasa sakit di dadaku, ku dekap erat rasa sakitnya berharap dapat berkurang walaupun hanya sedikit kuharap aku dapat bernafas kembali normal. Namun nihil, rasa sakitnya terasa begitu jelas didalam sana.

 

"Jalan pak" ujarku parau.

 

"Ne.." Jawab pak jung, dengan sigap van yang dikemudikannya pun melaju.

 

Yoona apakah kau bahagia

 

***


 

'TOK' 'TOK' 'TOK'

 

Ku ketuk pintu kayu besar yang terbentang tinggi dihadapanku. Dalam sekali percobaan seseorang yang enggan kutemui didalam sana mengeluarkan suaranya.

 

"Masuklah!" Suara serak terdengar dari dalam ruangan yang ada dibalik pintu tersebut.

 

Dengan tak sabar kutarik kenop pintu yang sebelumnya sudah kugenggam erat, lalu kudorong pintu tersebut hingga aku dapat melihat lelaki tua yang kini tengah bersantai di meja kerjanya dengan secangkir kopi yang asapnya masih mengepul di atas meja.

 

"kudengar kau ingin bertemu denganku?" Begitulah yang ku tahu setelah mendapat telefon  dari assisten pribadinya tadi pagi.

 

"Duduklah yoona.." Ujarnya mempersilahkanku duduk dengan senyuman yang kutahu tak tulus dari dalam hatinya.

 

Dengan enggan kulangkahkan kakiku masuk kedalam ruang pribadi si pemilik SM tersebut, dan duduk di kursi yang berhadapan dengannya.

 

"Sebelumnya aku meminta maaf karena tak menghubungimu secara pribadi.." Ujarnya basa-basi dan cukup membuatku muak.

 

"Tak apa.. sewajarnya seperti itu" jawabku ketus.

 

"Aku jarang sekali melihatmu akhir-akhir ini..." Kedua alis lelaki tersebut berkerut terlihat begitu tertarik menunggu jawabanku.

 

"Bukankah itu yang kau pinta lee sajangnim?" Sengaja kuberi penekanan di akhir kalimat.

 

"hmm... benarkah? "...aku tak berfikir akan secepat ini" ujarnya sembari sibuk membuka isi didalam lacinya.

 

aku hanya membalasnya dengan menarik salah satu ujung bibirku, ku tahan emosiku yang sempat meninggi saat melihat wajah picik dari lelaki tua dihadapanku saat ini.

 

Tiba-tiba saja sebuah map berwarna dongker berbahan beludru ia letakan diatas meja tepat di hadapanku. Kedua mataku tiba-tiba memicing waspada, mencoba menebak-nebak apa yang ada didalam map tersebut. Instingku mengatakan bahwa ada sesuatu yang akan terjadi setelah ini, insting tersebut muncul karena yang ada dihadapanku saat ini adalah seorang lee so man.

 

"sebuah hadiah" ujarnya singkat, dahiku berkerut saat mendengar pernyataanya barusan. "Khusus untukmu" tambahnya sembari tersenyum picik.

 

"Apa maksudmu sajangnim?" Aku menatapnya dengan tatapan tajam meminta penjelasan.

 

"sebuah tawaran berhadiah yang ku berikan khusus hanya kepadamu yoona" katanya yang semakin membuatku tidak mengerti.

 

"Tawaran? Tentang apalagi ini?"

 

"Soal kontrak kerjamu... Tentu saja" jawabnya picik.

 

"sudah kupikirkan sangat matang mengenai hal ini.." Aku menatapnya sungguh tak mengerti apa yang direncanakan lelaki tersebut didalam kepalanya. "bicara soal janjimu yang akan berhenti menjadi manager kyuhyun pada saat konsernya nanti, kurasa hal tersebut terlalu mencolok”

 

Dahiku berkerut, kedua alisku membentuk garis tegas. Apa maksudnya ini..

 

“ku rasa perlu ada hal yang realistic untuk menjelaskan pemberhentianmu menjadi manager kyuhyun kepada media” jelasnya lagi, “aku tak ingin perginya kau nanti malah membuat pemberitaan antara kau dan kyuhyun semakin besar… oleh karena itu aku sudah menemukan jalan keluarnya”

 

Aku masih diam ditempatku, menatap lelaki tua dihadapanku penuh waspada.

 

Lee so man membalas tatapanku penuh arti, dengan senyum licik diwajahnya “sebuah beasiswa kuberikan khusus untukmu sebagai jalan keluarnya” lee so man membuka map bludru yang sebelumnya ia keluarkan, mataku tak lagi menatapnya namun berpaling kepada secarik kertas yang tersimpan rapi didalam map tersebut.

 

'Bussines and Management, Stanford University. United Stated'  Tulisan tersebut menarik perhatianku saat map tersebut terbuka. Betapa familiar di mataku melihat tulisan yang tercetak begitu jelas di atas kertas tersebut.

 

Almamater ayahku dan juga tempat impianku. Aku memimpikan untuk menjadi salah satu mahasiswa disana bahkan sejak aku masih kecil dulu, ayahku selalu menceritakan hal indah tentang universitas tersebut.

 

‘appa… aku ingin sekolah di tempat yang indah itu seperti ayah’

 

‘suatu saat nanti uri yoona akan menjadi salah satu mahasiswi berprestasi di sana!

 

Kenangan-kenangan bersama mendiang ayah berputar kembali didalam kepalaku, seperti adegan film yang sengaja di rewind dan membuat kepalaku sakit. Apa-apaan ini, dari mana lelaki tua ini tahu tentang Stanford university.

 

"Apa ini semua?" nadaku penuh penekanan, bibirku mulai bergetar. Aku marah juga sedih sekaligus.

 

"bukankah rencanaku bagus? Dengan begitu media akan menyimpulkan bahwa kau berhenti menjadi manager kyuhyun karna alasan pendidikan dan rumor pun akan menghilang” jelasnya enteng.

 

"Apa sebenarnya yang kau inginkan sajangnim?" kedua mataku menatap lee so man tajam, siratan mataku menggambarkan sebuah ketakutan didalamnya.

 

"Setelah konser kyuhyun selesai, aku akan mengirimkanmu ke amerika untuk meneruskan pendidikamu yoona. Setelah itu kau bisa meneruskan sisa kontrakmu untuk kembali bekerja di SM Amerika" jelasnya panjang lebar. "dibalik kertas beasiswa, sudah ku siapkan kontrak barumu bersama SM entertainment di Amerika" tambahnya sembari mengangkat jari telunjuknya, memerintahkanku untuk membaca kertas lain yang sudah ia simpan didalam map tersebut.

 

Wajahku mulai memanas, perasaan marah telah menguasai diriku. Kedua mataku hampir tak dapat melihat jelas, air mata sudah berkumpul disana siap untuk turun membasahi wajahku. Aku tak percaya sejauh ini lee so man menghancurkan hidupku, aku tak dapat berada didekat lelaki yang aku cintai dan sekarang ia menodai impian indahku bersama ayah dan kini aku terperangkap bersama rencana busuk lelaki tua ini.

 

“apa sebenarnya yang kau inginkan sajangnim?” tanyaku parau, kugigit ujung bibirku menyamarkan suaraku yang mulai bergetar “kau ingin aku pergi dari hidup kyuhyun bukan? Maka aku akan pergi! Apa itu saja tidak cukup?!” suaraku mulai meninggi.

 

“akan lebih baik jika kyuhyun juga tak bisa bertemu lagi denganmu” jawabnya dingin, kata-katanya begitu menyakitkan untuk didengar. “agar dia fokus pada pekerjaan seperti yang selalu ia lakukan dulu, bukankah kau juga ingin yang terbaik untuk kyuhyun?” matanya menatapku tajam, tak lagi ada senyuman picik diwajahnya kini ia menatapku dingin.

 

“bukankah itu adalah tempat impianmu yoona?” tanyanya santai, “jadi kau juga tidak akan dirugikan oleh rencanaku ini kan?” lee so man mengangkat salah satu ujung bibirnya, semakin terlihat siapa sebenarnya lee so man dan seperti apa dia yang sebenarnya.

 

***


 

'TING' pintu lift berbunyi, beberapa orang berjalan keluar dari dalamnya. Yoona keluar bersamaan dengan beberapa penghuni apartement yang lain, keluar dari dalam lift yang berhenti tepat dilantai apartement miliknya. Ia berjalan dengan menatap kosong kesembarang arah dengan map bludru berwarna dongker di lengannya, pikiran dan tubuhnya sedang  tak  singkron. Yoona benar-benar tak menatap sekitarnya, ia hanyut dalam pikirannya sendiri. Wajahnya yang semakin tirus dan terlihat pucat membuatnya terlihat seperti mayat hidup. Jiwanya dan nyawanya seolah tak ada namun organ di tubuhnya masih berfungsi dengan baik.

 

Yoona berjalan masuk kedalam apartementnya nyaris tak mengeluarkan suara. ia begitu tak memiliki tenaga bahkan hanya untuk menghentakan langkahnya. Yoona menjatuhkan map yang sedari tadi ia bawa keatas meja yang ada diruang tv.

 

‘BRUK..’

 

Bersamaan dengan jatuhnya map tersebut, tubuh kurus gadis tersebut terjatuh lemah diatas ubin. Kekuatan yang sedari tadi ia simpan didalam tubuhnya lenyap seketika. Seolah ia tak mampu lagi menahan beban yang ia pikul saat ini.

 

“aaaaa…” tangisan histeris datang tak terbendung. Yoona geram ia sudah muak dengan apa yang menimpa hidupnya saat ini. apa sebenarnya yang ia lakukan hingga mendapat cobaan seberat ini? sebenarnya apa yang salah tentang mencintai seseorang? Mengapa sesulit ini?

 

Air mata mengalir dari kedua mata yoona, seolah tak habis-habis. Air matanya membentuk sungai kecil dengan air yang deras membasahi pipinya. Yoona menangkupkan wajahnya diatas kedua lengannya yang saling bertumpu di atas meja.

 

“aaaaa… oemmaaa, appaaa..” teriak yoona di tengah-tenga tangisnya.

 

Hatinya sangat sakit, luka yang baru saja ingin ia obati kembali menganga. Rasa perihnya kembali dapat yoona rasakan. Rasanya dua kali lebih sakit dari sebelumnya. Didalam kepalanya kembali terbayang wajah kyuhyun, wajah kyuhyun yang tak lama lagi tak dapat ia lihat.

 

“hiks…hikss”

 

***


 

'if our love... is tragedy why are you my remedy....

If our love's... Insanity why are you my clarity? ...'

 

Dentuman lagu zedd terdengar memenuhi ruangan, bahkan satu bangunan club sampai ke pelosoknya. Semua orang yang memenuhi club malam ini begitu menikmati setiap hit music yang dimainkan dj malam ini, semua seakan tenggelam dalam setiap dentuman musik yang membuat tubuh mereka enggan untuk diam.

 

Kecuali seorang lelaki yang tengah duduk di salah satu kursi bar di club tersebut. Berbeda dengan pengunjung yang lain, lelaki dengan kemeja putih dan blazer hitam yang tergantung di muka kursi yang didudukinya seakan tak peduli pada sekitarnya. Ia hanya fokus pada botol bir yang ada dihadapannya, botol bir yang berjajar rapi dan semuanya sudah habis tanpa tersisa setetespun.

 

Lagu yang berdentam hebat bahkan hampir menggetarkan seluruh meja yang ada di dalam club ini tak membuat lelaki tersebut melupakan dunianya walaupun hanya sekejap. Ia duduk di sana sembari bergumul dengan pikirannya dan melawan rasa sakit yang ada di hatinya berharap dengan meminum bir tersebut ia dapat melupakan segala rasa sakit yang bersarang didalam dadanya. Namun semuanya tak berjalan seperti yang ia pikirkan, bayang bayang wajah gadis yang ia cintai terekam baik didalam kepalanya. Semua kejadian-kejadian pagi ini terulang didalam otaknya dengan sempurna. 

 

Kau bahagia Im Yoona?

 

Hanya pertanyaan pertanyaan tersebut yang terus menerus terulang didalam dirinya.

 

"One...."

 

'GUBRAK' belum sempat kyuhyun menyelesaikan kalimat yang ia tujukan kepada bartender dihadapannya, tubuhnya jatuh dari atas kursi tempatnya duduk. kyuhyun sudah mabuk berat hingga tubuhnya goyah dan tak mampu lagi menahan bobotnya sendiri.

 

Ia tergeletak dilantai, bergerak-gerak mencoba kembali berdiri dengan sisa kekuatan dan kesadaran didalam dirinya namun disaat itu pula kakinya tak sengaja menendang salah satu kursi bar yang ada didekatnya membuat kursi tersebut terjatuh dan menghasilkan dentuman yang cukup keras. Cukup untuk membuat beberapa orang disekitarnya memperhatikan kyuhyun saat ini.

 

Kyuhyun kembali mencoba bangun dari tempatnya, namun semakin ia mencoba semakin hilang kekuatan didalam dirinya.

 

"Bukankah itu kyuhyun?"

 

"Benarkah? Itu cho kyuhyun?" Bisik dua orang wanita yang kini tengah menatap kyuhyun tergeletak di lantai dengan tatapan yang iba.

 

"Kau baik baik saja tuan?" Seorang bartender berjongkok di samping kyuhyun, "mari ku bantu berdiri" ujarnya sembari berniat untuk membantu membangunkan kyuhyun. Bukan malah berdiri kedua tangan kyuhyun bergerak kearah kerah kemeja yang tengah ia gunakan, dan di tarik dengan kuat sehingga ia hampir terjatuh di samping kyuhyun.

 

"Baik baik saja katamu? Apa aku terlihat baik baik saja?!!" Bentak kyuhyun.  "Kau pikir aku baik baik saja hah!" Teriaknya sembari mendorong si bartender tersebut hingga tersungkur di tempatnya. Sebelah tangan kyuhyun disimpan diatas wajahnya sehingga kedua mata miliknya menghilang dibalik sana.

 

'TES' tetesan air mata terlihat muncul dari balik lengan kyuhyun, turun membasahi rambut didekat telinganya.

 

"Im yoona.. Aku mencintaimu" bisiknya parau, hampir tak terdengar.

 

***


 

'TOK! TOK! TOK!'

 

Terdengar suara ketukan yang begitu keras, suaranya lebih mirip dentuman benda keras yang sengaja dipukulkan ke tembok atau semacamnya. Nada dentumannya tak berirama dan memekakan, suara tersebut berhasil membangunkan yoona yang baru saja berhasil bermimpi setelah ia lagi lagi harus mengalah dari usahanya untuk tidur dan membiarkan obat tidur yang akhir-akhir ini ia konsumsi untuk membuatnya terlelap.

 

Dengan enggan yoona harus kembali membuka kedua matanya sembabnya yang baru saja berhasil tertutup.

 

'TOK! TOK! TOK!'

Suara keras tersebut kembali terdengar, membuat yoona langsung tersadar dari bawah alam sadarnya. Yoona begitu terkejut mendengar ketukan yang berasal dari pintu apartementnya. Dengan cepat gadis tersebut turun dari ranjangnya, berjalan keluar dari kamarnya untuk memastikan diluar sana baik-baik saja. Kedua bola matanya bergerak cepat, mengecek ke setiap sudut apartement miliknya. Tak ada yang berubah pikirnya, semua masih di tempatnya masing-masing.

 

'TOK! TOK!'

Suara tersebut kembali terdengar, arah suaranya datang dari pintu apartementnya. Wajah yoona menatap pintu apartementnya secara otomatis saat ketukan keras tersebut terdengar untuk kesekian kalinya. Wajahnya terlihat khawatir membayangkan suatu hal dibalik pintunya tersebut, ketukan pintu itu membuat yoona ketakutan setengah mati.

 

'TOK!'

 

"IM YOONA!!!" kali ini terdengar suara seseorang memanggil namanya. Yoona tercengang begitu namanya di panggil, dapat terlihat dari wajahnya yang tadinya panik menjadi ekspresi tak percaya. Yoona hafal betul suara tersebut, ia tahu siapa pemilik suara tersebut. Dengan hati yang tak 100% percaya pada instingnya tersebut, yoona berjalan setengah berlari kearah pintu apartementnya masih mengenakan piyama tidurnya.

 

'CEKLEK'

 

"Huh.." Tubuh seseorang terkulai lemas tepat di dalam dekapan yoona begitu pintu apartementnya terbuka. Yoona terpaku di tempatnya, ia berusaha menopang berat tubuh lelaki yang terkulai lemas didekapannya kini sembari berusaha menopang tubuhnya sendiri yang lemas akibat tak percaya dengan hal yang tengah terjadi saat ini.

 

"Kyu.. Kaukah itu?" Bisik yoona parau,

 

Yoona terpaku ditempatnya, tanpa bergerak sedikitpun. Ia sama tak sadarnya dengan lelaki yang ada di dekapannya kini. Ia merasa tengah bermimpi, lelaki yang sangat ia rindukan kini datang kedalam dekapannya. Nafas hangatnya, wangi tubuhnya, semua milik kyuhyun yang ia rindukan. Tanpa ia sadari setetes demi setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya, mengalir membasahi kedua pipi tirus yoona.

 

'Ya tuhan apa aku tengah bermimpi? Jika iya, aku tak ingin bangun dari mimpiku'

 

Kedua tangan yoona bergerak begitu saja, mendekap tubuh kyuhyun erat-erat. Berharap waktu berhenti dan selamanya kyuhyun ada didekapannya seperti saat ini.

 

***


"yoong..."

 

"yoongie-ya" gumam kyuhyun ditengah tidurnya.

 

"Aku disini kyu.. Aku disini" bisik yoona pelan.

 

Tak pernah sedikitpun yoona memalingkan tatapannya dari wajah kyuhyun yang kini tengah berbaring di atas ranjang miliknya. Wajahnya yang tengah tertidur terlihat begitu tenang, walaupun sesekali kyuhyun menggumam tak jelas di tengah-tengah tidurnya.

 

Yoona menarik nafasnya dalam-dalam. Sebelah tangannya mengelus lembut puncak kepala kyuhyun yang saat ini terasa panas. Ia membenarkan letak kain kompres yang berada di dahi lelaki tersebut. Kyuhyun terserang demam mendadak malam ini, diperkirakan karena reaksi dari tubuhnya yang menolak alkohol yang masuk dengan jumlah yang sangat banyak sekaligus.

 

Yoona duduk diatas kursi yang sengaja ia letakan disebelah ranjangnya, tepat di sisi ranjang tempat kyuhyun tengah tertidur saat ini. Berhenti mengelus puncak kepala kyuhyun, tangannya bergerak perlahan menggenggam tangan kyuhyun tergeletak lemas disamping tubuhnya. Dengan hati-hati yoona mengelus telapak tangan kyuhyun dengan ibu jarinya tanpa berniat untuk mengusik tidur kyuhyun.

 

Tubuh kyuhyun menggeliat pelan di tempatnya, dengan cepat yoona berniat untuk menarik tangannya dari kyuhyun namun niatnya terhenti saat tangan kyuhyun mencegah yoona untuk pergi.

 

"Tetaplah seperti ini" ujarnya pelan, tanpa membuka matanya.

 

Terdengar dari nada suaranya ia tidak tengah mengigau atau masih dalam pengaruh alkohol. suaranya terdengar normal saat mengucapkan kalimat tersebut.

 

Yoona tak membalas kalimat kyuhyun, tak ada suara yang keluar dari bibir yoona. Namun ia pun tak menolak permintaan kyuhyun barusan. Yoona masih menggenggam erat tangan kyuhyun dengan kyuhyun yang balas menggenggam tangannya. Hangat genggaman kyuhyun begitu nyata, terasa sangat nyata untuk sebuah mimpi indah seperti ini.

 

***


 

Sekumpulan burung berkicau merdu menghasilkan nada-nada indah untuk didengar. Matahari bersinar begitu cerah pagi ini, biasan cahayanya memaksa masuk kedalam celah-celah jendela kamar yoona.

 

Kyuhyun menghembuskan nafasnya panjang, kedua mata lelaki tersebut terbuka perlahan. Matanya terasa berat begitu pula dengan kepalanya akibat pengaruh alkohol semalam.

 

"Aaa..." Erang kyuhyun sembari memegang puncak kepalanya yang terasa pusing. Kyuhyun bangun dari tidurnya, ia menguatkan tubuhnya yang lemas dan mendudukan tubuhnya di pinggiran kasur. kedua matanya berkeliling, menatap kesetiap sudut ruangan. ia mendapati bahwa kamar tempatnya tidur semalam bukan kamar di apartementnya juga bukan kamarnya di dorm. Ia juga mendapati gelas beserta obat-obatan yang tersimpan diatas meja yang ada didekatnya lengkap dengan kain kompresan didalam sebuah wadah es disana. Sebelah tangan kyuhyun memeriksa dahinya yang terasa dingin saat ini. dahi kyuhyun berkerut berfikir keras mencoba mengingat-ingat kejadian semalam.

 

"Aku tidak bermimpi?" katanya kepada dirinya sendiri.

 

setelah ia dapat mengingat kembali kejadian semalam. Ia mabuk, lalu entah mengapa ia sampai ke apartement yoona dan sampai akhirnya tertidur di atas ranjang ini. Satu yang benar-benar ia ingat adalah semalam kepalanya  dipenuhi dengan nama im yoona, sampai tanpa ia sadari kakinya melangkah sampai kedekat gadis tersebut. Sangat dekat.

 

Entah harus bersyukur atau tidak, yang jelas kyuhyun tidak mampu berhadapan dengan yoona disaat kesadarannya sudah kembali seperti saat ini. Apa yang harus ia katakan? Apa yang harus ia lakukan? Bagaimana ekspresi yang harus ia pasang dihadapan yoona? kyuhyun kembali mengingat kata-kata perpisahan yang keluar dari bibirnya yang membuatnya merasa bersalah, ia juga memikirkan kembali kejadian disaat ia melihat yoona dan changmin bersama yang membuat hatinya begitu sakit.

 

Yang kyuhyun inginkan adalah memeluk gadis tersebut, mengatakan bahwa ia sangat merindukannya dan mengatakan maaf namun kini semuanya tak dapat semudah yang ia fikirkan.

 

"Pabo!" gumamnya kesal. 'apa yang sebenarnya sedang kau lakukan kyuhyun! kau hanya membuat semuanya semakin rumit!'

 

***


 

'Ceklek' suara pintu terbuka perlahan, kyuhyun keluar dari balik pintu tersebut. Ia melangkahkan kakinya ragu-ragu, matanya tertuju pada punggung seorang gadis yang tengah sibuk dengan kegiatannya didapur. matanya tak dapat berpaling pada tubuh gadis kurus tersebut, besar sekali keinginannya untuk memeluk yoona. namun sebisa mungkin ia menahan keinginan tersebut. Langkahnya terhenti tak jauh dari tempat yoona berdiri. Hatinya kembali goyah, ingin sekali kyuhyun menarik kata-kata perpisahan yang membuatnya tak dapat lagi memeluk gadis tersebut dan tak dapat membuat gadis tersebut kembali ke sisinya.

 

kedua mata kyuhyun terkejut saat pemandangan yang ia lihat saat ini tak lagi punggung yoona, melainkan kedua manik coklat yang kini balik menatap kearahnya. kyuhyun mencoba membuang tatapannya ke sembarang arah sehingga ia tak harus menatap kedua mata milik yoona yang hanya membuat hatinya semakin terasa sakit.

 

"k..kau sudah bangun?" tanya yoona yang sama terkejutnya, mendapati kyuhyun yang sudah berada di hadapannya.

 

"mmh.." jawab kyuhyun singkat.

 

"apa kau baik-baik saja?" tanya yoona khawatir.

 

"mmh.. aku baik baik saja"

 

"duduklah aku membuat sup untuk mengurangi sakit dikepalamu" kata yoona mencoba mencairkan suasana.

 

kyuhyun tak menjawab apa apa, ia tak mengangguk juga tidak menggelengkan kepalanya. sejenak ia hanya diam dan terpaku di tempatnya sembari menatap yoona yang kembali sibuk dengan kegiatan masaknya. sampai akhirnya kyuhyun melangkahkan kakinya dan menuruti perintah yoona .ia duduk di salah satu kursi di meja makan, yoona menyodorkan semangkuk penuh sup panas tepat dihadapan kyuhyun.

 

"Makanlah, aku akan meninggalkanmu agar kau tak terganggu" ujar yoona yang bersiap berjalan meninggalkan kyuhyun seperti ucapannya, namun langkahnya terhenti saat kyuhyun menghentikan niatnya. kyuhyun dengan cepat menggenggam lengan yoona, dan langkah yoona terhenti.

 

"Duduklah" pintanya.

 

Yoona terkejut saat tangannya di genggam oleh kyuhyun, sejenak ia terpaku di tempatnya dengan tangannya yang masih digenggam oleh kyuhyun.

 

"Arraseo.." Jawabnya parau, perlahan kyuhyun melepas genggamannya. Saat lengan yoona bebas gadis tersebut membalikan tubuhnya dan duduk di kursi yang berada tepat di hadapan kyuhyun.

 

Hampir 5 menit mereka habiskan tanpa mengeluarkan suara apa apa, yang terdengar hanya bunyi sendok yang sesekali saling berdentuman dengan mangkuk beling yang berisi sup buatan yoona.

 

"aku sudah meminta eunhyuk untuk menjemputku" kyuhyun mengeluarkan suara, ia berbicara tanpa berani menatap yoona dihadapannya. Kyuhyun hanya memperhatikan mangkuknya sedari tadi.

 

“hmm.. baguslah..” jawab yoona singkat, kedua matanya tak dapat lepas dari kyuhyun.

 

Keheningan kembali terjadi, masing-masing dari mereka hanyut dalam pikirannya sendiri-sendiri. Yoona tak dapat menghilangkan kesedihannya mengingat rencana lee so man yang benar-benar akan memisahkannya dengan kyuhyun, sedangkan kyuhyun masih terekam jelas pemandangan menyakitkan melihat yoona bersama changmin didalam kepalanya.

 

"Kyu...." kalimat yoona menggantung diudara, belum sempat gadis tersebut menyelesaikan kalimatnya

 

"Yoona berhentilah menjadi managerku" ujar kyuhyun memotong kalimat yoona, nadanya terdengar dingin.

 

kedua mata yoona membelalak hebat, hatinya terasa patah menjadi beberapa bagian yang tak utuh.

 

"Mw..mworago...?" Tanya yoona lemah, suaranya bergetar dan tak terdengar jelas.

 

"Aku ingin kau berhenti menjadi managerku..." Sahut kyuhyun, "aku ingin kembali fokus pada pekerjaanku, kurasa akan sulit jika kau yang menajadi managgerku" tambahnya, wajahnya datar saat mengatakan hal tersebut, kedua matanya terlihat kosong.

 

yoona menatap lelaki dihadapannya tak percaya, ia tak ingin percaya bahwa benar-benar kyuhyun yang mengatakan hal semacam itu.

 

'TING' kyuhyun menjatuhkan sendok ditangannya, sehingga terjatuh tepat membentut ujung mangkok.

 

"Aku akan mencari managger baru secepatnya, masalah kontrakmu dengan SM aku yang akan mengurusnya kau tak perlu khawatir" jelasnya panjang lebar, kyuhyun berdiri dari kursinya bersiap untuk pergi. "dan juga masalah kontrak pernikahan itupun kau tak perlu khawatir, aku membatalkannya" sahut kyuhyun, nadanya melemah saat mengatakan hal tersebut. Kedua tangannya mengepal kuat.

 

Tak ada yang dapat dikatakan yoona, ia masih diam terpaku ditempatnya tanpa bergerak sedikitpun. Kedua matanya mulai berair, maniknya yang hitam dipenuhi dengan linangan air mata.

 

"Aku sudah selesai" lanjut kyuhyun, "maaf merepotkanmu, aku berjanji tak akan mengusik kehidupanmu lagi" lelaki tersebut membungkuk sopan dihadapan yoona, saat itulah air mata menetes di pipi gadis cantik tersebut.

 

"Kamsahamnida... Im yoona" suara kyuhyun terdengar bergetar, mendengar kalimatnya yang terakhir sukses membuat hati yoona remuk menjadi puing-puing kecil.

 

Tanpa menunggu jawaban yoona lebih lanjut, kyuhyun sesegera mungkin membalikan tubuhnya dan berjalan pergi. Keluar dari apartement yoona, dan pergi menjauhi gadis tersebut.

 

Air mata yoona mengalir deras seiring dengan langkah kaki kyuhyun yang semakin menjauh. Sebelah tangannya mendekap erat dibagian dada, denyutan didalamnya terasa sangat perih dari sebelumnya dua kali lipat terasa begitu sakit. Tangisannya semakin menjadi, isakan-isakan tangis terdengar semakin jelas. Hatinya kini tak lagi hanya berlubang melainkan hancur mencadi serpihan kecil yang tak mampu lagi ia perbaiki kedalam bentuk sebelumnya.

 

"Ya tuhan inikah rencanamu? Apakah ini takdirku?"

 

 

Kyuhyun berjalan keluar dari apartement yoona dengan tubuhnya yang lemas, sekuat tenaga ia menopang berat badannya sendiri. Lelaki tampan tersebut berjalan dengan langkahnya yang gontai. Pelan-pelan kyuhyun berjalan mendekati dinding koridor, Tangan kirinya menggapai dinding menumpu seluruh beban tubuhnya ke dinding tersebut. Tubuhnya lemas, tak mampu lagi untuk berdiri.

 

Sebelah tangan kyuhyun yang lain bergerak menutupi wajahnya, tiba-tiba saja kedua bahu kyuhyun naik turun tak berirama. isakan tangis sayup sayup terdengar, sekuat tenaga kyuhyun menyembunyikannya. Kyuhyun tak mampu lagi menyembunyikan segalanya, berakting kuat dan seolah semua baik-baik saja. Kenyataanya semua hancur, hatinya seolah tengah ditancapkan beribu belati di berbagai sisi. Sakit amat sakit rasanya. Ia tak tahu apa yang ia katakan, ia tak tahu apakah hal ini adalah hal yang benar. Yang kyuhyun inginkan hanya melindungi wanita yang sangat ia cintai, melindungin kehidupan berharganya yang seharusnya indah menjadi buruk akibat keegoisannya.

 

***


 

2 month later

 

Seorang gadis  berjalan diantara karpet merah di sebuah lorong dengan kayu sebagai dindingnya, lampu berwarna kuning gold di sisi-sisi ruangan menambah kesan mewahnya. gadis tersebut berjalan memasuki ruangan vip yang ada di sebuah restaurant china yang cukup terkenal di seoul. Ia berjalan mengikuti seorang waitress yang berjalan lebih dulu didepannya.

 

"Nona Im, tuan kim sudah menunggu anda didalam" ujar waitress tersebut, mereka berhenti didepan sebuah pintu geser berwarna merah dengan lukisan china yang menghiasinya. Pelayan wanita tersebut lantas membukakan pintu dan mempersilahkan gadis tersebut untuk masuk masuk.

 

"Kamsahamnida" sahut yoona kepada pelayan wanita tersebut, dan pelayan tersebut membalasnya dengan tersenyum ramah.

 

yoona melangkah masuk kedalam ruangan tersebut dengan membuka sepatu yang ia pakai dan menggantinya dengan sandal yang sudah disediakan oleh restaurant tersebut. terlihat tuan kim yang sudah duduk sila dengan pakaian jasnya dihadapan meja rendah yang sudah dipenuhi dengan berbagai macam masakan-masakan china diatasnya.

 

"ah.. im yoona kau sudah datang" sapanya ramah, "duduklah" tangannya bergerak menunjuk kearah depannya. yoona mengangguk sopan tanpa berkata apa apa dan segera duduk ditempat yang ia perintahkan.

 

"maaf membuatmu menunggu lama" ujar yoona setelah duduk dihadapan tuan kim.

 

"anniya aku juga baru saja datang" balasnya, "kalau begitu ayo kita makan" tambahnya bersiap untuk mengambil sumpit yang sudah disiapkan.

 

"Kamsahamnida, kebetulan aku sudah makan" tolak yoona berbohong, ia tak ingin berlama-lama ditempat ini bersama si assistent pribadi lee so man tersebuy. Ia hanya ingin mendengarkan hal penting yang ingin tuan kim katakan, karna memang itulah tujuan yoona diminta datang kemari dan yoona yakin betul lee so man lah yang ada dibalik ini semua.

 

"Aah.. Sayang sekali padahal aku sudah memesan banyak sekali makanan" ujarnya seolah kecewa.

 

"Mianhae.." Jawab yoona sopan. Ia benar benar tak ingin terlalu banyak berbasa-basi saat ini.

 

"Hmm.. Baiklah kalau begitu" ujar tuan kim,ia membuka sedikit kerah jasnya. Sebelah tangannya masuk kedalam menggapai sesuatu dari dalam kantong jas yang ia pakai. "Ini" ia mengeluarkan sebuah amplop coklat panjang yang tak terlalu besar dan memberikannya kepada yoona.

 

yoona menatap amplop tersebut bingung, dengan ragu-ragu ia menggapai amplop tersebut dan mengambilnya.

 

"Segala berkas untuk kepergianmu ke amerika" sahutnya, yoona menatap amplop tersebut menerawang. "semua berkas berkas yang dibutuhkan untuk universitas sudah ku lengkapi, kau hanya tinggal memberikannya" jelas tuan kim. "Didalam situ juga sudah kusiapkan tiket pesawat untuk kepergianmu 2 minggu lagi" tambahnya.

 

yoona menatap tuan kim tak percaya, "2 minggu lagi tuan kim?" Tanyanya tak percaya.

 

"Mmh" angguk tuan kim, yoona kembali menatap amplop ditangannya. Ia menatap amplop tersebut menerawang. Yoona tak percaya ternyata tersisa 2 minggu lagi ia berada di korea sebelum harus pergi dan entah kapan ia bisa kembali lagi kesini. Yoona tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini.

 

'SREEEEK' suara pintu bergesar terdengar sangat tiba-tiba, suaranya terdengar tak sama dengan cara pelayan tadi membukakan pintu untuk yoona. Yoona dan tuan kim secara otomatis melihat kearah pintu tersebut.

 

"Siapa yang akan ke amerika? Kau noona?" Ujar seseorang yang berdiri disana. Kedua matanya mebelalak shock menatap kearah yoona dan tuan kim secara bergantian menuntut penjelasan.

 

"Shim changmin kau pun sudah datang?" Sapa tuan kim yang sama sekali mendapati chang min di ambang pintu. "Masuklah" ujarnya.

 

"Kita akan berbicara nanti tuan kim" chang min masuk tanpa mengganti sepatunya, ia berjalan kearah yoona dan menarik sebelah tangannya. "Aku minta waktu sebentar untuk bicara dengan nona im" tanpa menunggu jawaban dari tuan kim, chang min membawa yoona yang tengah duduk dan masih terkejut bersamanya meninggalkan tuan kim yang menatap mereka berdua tak mengerti.

 

***


 

"Kau akan kemana noona? Amerika?!" Tanya changmin tegas, ia berdiri dihadapan yoona yang duduk di kursi panjang yang terdapat di rooftop restaurant china yang ia datangi.

 

"Ada apa kau datang menemui tuan kim?" tanya yoona mencoba mengalihkan pembicaraan.

 

"noona jawab aku!" Bentak changmin yang menuntut penjelasan. "Kau akan kuliah di amerika? Rencana siapa ini sebenarnya? Mengapa tuan kim yang mengurus kepindahanmu?" ia benar-benar ingin tahu.

 

"Ya.. Aku akan menerukan S2 ku di amerka changmin-a... aku mendapat beasiswa dari SM dan aku akan berangkat 2 minggu lagi, bukankah itu bagus?" Jelas yoona dengan berakting seolah dirinya sangat bahagia. Namun changmin tak dapat melihat pancaran kebahagiaan tersebut dari orang yang sudah ia kenal sejak SMA tersebut.

 

"Noona apa ini semua tentang kyuhyun? Apa kau pergi untuk kyuhyun?" Tanya chamngin tiba-tiba,

 

yoona menunduk diam tak menjawab, changmin seolah mendapat jawaban 'iya' darinya secara tidak langsung.

 

"Noona... Jangan diam jawab aku!" Changmin berlutut dihadapan yoona sehingga ia bisa melihat wajah gadis tersebut, "apa dihidupmu hanya ada kyuhyun?" Nadanya parau.

 

"Ini semua keinginanku changmin-a.." Yoona menatap changmin tak berdaya, ia sangat merasa bersalah.

 

"apa ini semua benar-benar yang kau inginkan noona? Bagaimana dengan kehidupanmu disini? Bagaimana dengan aku?" Nada changmin terdengar bergetar saat ini.

 

"Mianhae changmin-a... mianhae ini semua sudah keputusanku" balas yoona, setetes demi setetes air mata jatuh membasahi wajah gadis tersebut.

 

"Maafkan aku aku harus pergi!" yoona berdiri dari tempatnya, ia rasa penjelasannya sudah cukup jelas dan tak ada lagi yang harus changmin ketahui. Yoona benar-benar tak ingin menangis dihadapan sahabatnya tersebut dan membuatnya khawatir. Ia benar-benar tak ingin membagi bebannya kepada siapa-siapa.

 

"Noona apa kau tak pernah melihat aku?" Langkah yoona terhenti, changmin yang masih berlutut ditempatnya menatap tanah tak berdaya. "Apa kau tak pernah memikirkan perasaan aku noona?" Tanya changmin lemah. "apa hanya kyuhyun yang berarti bagimu?" nadanya meninggi.

 

Air mata yoona semakin deras turun, kedua tangannya mengepal kuat. Hatinya begitu sakit mendengar hal tersebut. Tentu yoona bukan orang bodoh yang tak mengerti maksud dari perhatian changmin kepadanya selama ini, yoona terlanjur sayang kepada changmin sebagai sahabatnya dan ia tak ingin merusak itu semua dan changmin pun mengerti hal tersebut itulah penyebabnya changmin tak ingin membicarakan soal perasaanya pada yoona karna ia tak ingin yoona menjauh dari sisinya.

 

Sebelah kaki yoona bergerak selangkah, sangat berat baginya untuk mengabaikan changmin saat ini. Tapi tak ada yang dapat ia lakukan, ingin rasanya ia memeluk sahabatnyab tersebut dan meminta maaf namun hal tersebut takkan mengubah keadaan malah akan membuat segalanya semakin sulit.

 

Sekuat tenaga yoona mengumpulkan kekuatannya untuk melangkah pergi, meninggalkan changmin ditempatnya. Sangat berat hatinya mengacuhkan changmin sahabat yang ia sayangi, perasaan bersalah yang amat besar bergumul didalam hatinya. Tangisan yoona semakin menjadi.

 

***


 

Kyuhyun berjalan ditengah-tengah keramaian orang yang tengah menikmati makan siang mereka. Dengan memakai kacamata hitamnya kyuhyun berjalan masuk ke tengah-tengah meja yang ada di SM cafe mencari-cari seseorang yang memintanya datang kemari.

 

Kepalanya memutar, kedua matanya mencari-cari orang tersebut sampai akhirnya berhenti saat menemukan seseorang yang tengah duduk di meja tepat diujung jendela besar yang menghadap ke luar seoul. Kyuhyun berjalan mendekati lelaki yang tengah menerawang menatapi pemandangan kota seoul hari ini.

 

"Maaf menunggu" ujar kyuhyun datar, ia menarik kursi tepat didepan lelaki tersebut dan duduk disana.

 

Lelaki tersebut mengalihkan pandangannya menjadi menatap kyuhyun.

 

"Sepertinya kau sangat sibuk?!" Sindir lelaki yang sudah menunggu kyuhyun hampir 30 menit lamanya.

 

"Begitulah, makanya aku tak punya waktu cukup untuk berbasa basi" balas kyuhyun ketus. "ada apa kau memintaku datang kemari?" tambahnya.

 

"aku ingin membicarakan tentang yoona.. ku yakin ada sesuatu yang kau tidak ketahui" jelas changmin yang membuat kyuhyun bingung. "aku yakin noona tak memberitahumu soal ini" tambahnya.

 

Kyuhyun terlihat geram mendengar sebutan 'noona' yang ia pakai untuk memanggil yoona, ia tak suka mendengar itu sejak dulu.

 

"Ada apa soal 'noona'mu yang aku tidak tahu?" Kyuhyun memberikan penekanan pada kata 'noona'

 

"Ia akan pergi ke amerika..." Kata kata changmin menggantung di udara, "dia akan pergi 2 minggu lagi"

 

Kyuhyun tercengang, tubuhnya mengeras terkejut mendengar kabar yang disampaikan changmin, aliran daranya seperti mendadak berhenti. Ia tak pernah tahu tentang rencana yoona akan pergi ke amerika.

 

"SM memberikannya beasiswa untuk meneruskan S2nya di Amerika" tambah changmin, "apa kau pikir SM tidak terlalu baik pada pekerjanya?" sindir changmin, "apa kau pernah dengar program yang lee so man buat itu untuk karyawan yang lain?" Changmin mencoba membuat kyuhyun mengerti maksudnya.

 

Kedua tangan kyuhyun mengepal kuat, ia menatap changmin tajam emosi memucak saat mendengar nama lee so man terdengar ditelinganya. Kyuhyun mengerti apa maksud omongan changmin barusan, ia mengerti bahwa dirinya disangkut pautkan dengan kabar yoona kepergian yoona ke amerika.

 

"Kkau.. Mendengar hal ini dari mana?" suara kyuhyun bergetar marah.

 

"aku bertemu yoona bersama tuan kim kemarin, tidak sengaja aku mendengar mereka membicarakan rencana kepergiannya ke amerika" jelas changmin, "kau harus melakukan sesuatu kyuhyun" pinta changmin tegas.

 

Kyuhyun kenatap changmin menerawang, seketika tak jelas dari mana datangnya kejadian changmin bersama yoona yang ia lihat didepan apartement kembali memasuki kepalanya.

 

"Kenapa harus aku?" Kata kata kyuhyun tajam.

 

Changmin terdiam, "jika aku bisa, aku tak mungkin duduk didepanmu saat ini" ujarnya parau. kedua matanya menatap putus asa. "Aku tak berhasil memintanya untuk tetap tinggal!" Jawabnya lemah, "hanya omonganmu yang akan ia dengar" tambahnya, wajahnya terlihat sedih namun penuh harap pada kyuhyun.

 

"Yoona hanya mencintaimu kyu.. Dan ku yakin kau pun begitu" ucap changmin mencoba jujur dan lapang dada. "Kau harus berusaha membuatnya tetap tinggal disisimu" pinta changmin penuh harap "jangan biarkan ia pergi.."

 

Kyuhyun menatap changmin menerawang, ia dapat membaca permintaan tulus serta kejujuran dari dalam mata changmin yang meyakinkan dirinya.

 

***


 

'Ting..tong..'

 

'Ting..tong..'

 

"Neee.." Teriak yoona, ia bergegas keluar dari kamar mandi sembari membalut rambutnya yang basah dengan handuk.

 

'Tingtong..tingtong..tingtong..tingtong" bunyi bel apartementnya terdengar lebih cepat dari sebelumnya, membuat yoona sedikit geram mendengarnya.

 

"Neee... Tunggu sebentar!" Teriak yoona, sembari berlari kecil terburu buru untuk membukakan pintu. tertinggal beberapa senti lagi jaraknya untuk membukakan pintu, namun terdengar suara denyitan tombol dari pintu apartement yoona. Seseorang yang tak sabar diluar sana sepertinya memutuskan untuk membuka pintu sendiri. Rangkaian tombol ia tekan hingga secara otomatis pintu tersebut menunjukan keterangan 'unlock' dari layar kecil disamping pintu tersebut.

 

yoona terkejut karna ada seseorang yang tahu kode apartementnya, ia sekaligus ketakutan melihat siapa orang yang akan masuk saat pintunya terbuka. Tubuh yoona terpaku, melihat seorang lelaki yang menerobos masuk kedalam apartementnya.

 

"Kyu.." Ujar yoona saat melihat lelaki tersebut.

 

"Miahae" balas kyuhyun dan berlalu pergi, tanpa dipersilahkan masuk kyuhyun terburu buru masuk kedalam apartement yoona dan membuat si pemiliknya kebingungan. Yoona mengikuti langkah cepat kyuhyun berjalan kearah kamarnya, dengan tidak sabar kyuhyun membuka pintunya hingga menghasilkan suara dentuman yang cukup keras dan hal tersebut membuat yoona kebingungan melihat tingkah laku kyuhyun.

 

"Kyuhyun ada apa?" Tanya yoona tak mengerti.

 

Namun lelaki tersebut tak menghiraukan pertanyaannya. Kyuhyun seperti kehilangan akal, ia mengobrak abrik isi kamar yoona seperti tengah mencari sesuatu. Setelah tak menemukan yang ia cari di lemari, ia berpindah ke laci-laci yang lain yang ada di kamar milik yoona.

 

"Kyuhyun-a.. apa yang kau lakukan?" Sahut yoona yang mulai ngeri melihat tingkah laku lelaki tersebut, yoona berdiri menatap kyuhyun yang seperti orang kesurupan mengacak-acak isi kamarnya.

 

"Apa yang sebenarnya kau cari kyu?"

 

Kyuhyun seperti tak menyadari kehadiran yoona, ia terlalu sibuk dan tidak menghiraukan perempuan tersebut.

 

"Ya cho kyuhyun!" Teriak yoona, mulai tak sabar.

 

Tak lama gerakan kyuhyun yang tadinya agresif semakin melemah, sepertinya ia sudah menemukan benda yang ia cari. Ia menarik sebuah amplop dari dalam laci yang terletak tepat disebelah ranjang milik yoona. Kyuhyun menatap isi yang ada didalam amplop tersebut tak percaya. Matanya menatap marah saat membaca kalimat yang tertera dikertas tersebut. Sebuah tiket pesawat New york, Amerika dengan tanggal berangkat tepat di tanggal konsernya.

 

Ia segera bangkit dari tempatnya, membalikan tubuhnya menatap gadis yang sedari tadi berdiri dibelakangnya.

 

"Ini apa yoong?" Tanyanya emosi, kedua matanya menatap yoona marah. Amplop berwarna coklat ditangannya ia angkat sehingga yoona dapat melihat secara jelas.

 

Yoona menatap amplop tersebut bingung dan tidak mengerti. Apa benar benda tersebut yang dicari kyuhyun? Lalu dari mana ia tahu mengenai masalah ini? Yoona bertanya tanya didalam hatinya.

 

"KATAKAN PADAKU APA INI SEMUA" teriak kyuhyun tak sabar

 

Yoona melonjak kaget, ia terkejut mendapati kyuhyun yang berteriak kepadanya.

 

"Kyu..." Ujar yoona tak berdaya, yoona menatap kyuhyun lemah.

 

"Ini ulah lee so man kan? Ini semua rencananya kan?!!" desak kyuhyun.

 

Yoona tak dapat menjawab pertanyaan kyuhyun, ia hanya diam sembari menatap kyuhyun dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca.

 

"Im yoona katakan padaku!" kyuhyun mendekap kedua lengan yoona, suaranya semakin melemah. Kemarahannya seketika menghilang saat menatap kedua mata yoona yang dipenuhi air mata.

 

"Kenapa kau melakukan ini yoong? Kenapa kau menyembunyikan ini semua dariku?" Kata kyuhyun, "tak tahukah kau yoong, tiket ini berarti kau pergi dan tidak boleh kembali lagi!! Tidakkah kau mengerti?!!" desak kyuhyun, ia mengguncang-guncangkan tubuh kurus yoona. Seketika air mata mengalir membasahi wajah cantiknya.

 

"yoona akhiri ini semua, batalkan rencana kepergianmu!" kyuhyun melemaskan pegangannya dari kedua lengan yoona. "Aku akan mengembalikan ini pada lee so man" sahut kyuhyun dengan segera melepaskan tangannya dari tubuh yoona.

 

"mianhae kyu..." yoona mengeluarkan suaranya, "aku tidak bisa" tambahnya.

 

Kyuhyun menatap yoona putus asa, "yoong... kumohon" ujarnya dengan tatapan memohon. "jangan lakukan ini padaku..." nadanya melemah.

 

"Yoona berhentilah mencoba untuk melindungiku, soal pemberitaan juga nada-nada negatif yang kau dengar tentang aku itu bukan apa apa yoong" jelas kyuhyun, "maafkan aku, aku benar-benar mencintaimu yoong apa kau tidak mengerti? Aku berusaha untuk mengembalikan kehidupan normalmu, berbohong seolah aku tak lagi menginginkamu karna aku ingin kau menjalani kehidupan yang kau inginkan tapi bukan ini maksudku. Tak bisakah kau menghargai usahaku?"

 

"Ya ini semua belum apa apa, akan ada masalah yang lebih besar lagi jika kita mengabaikannya kyu" Balas yoona. "Anniya.. tentu saja semua ini tidak hanya tentang dirimu, ini semua menyangkut mimpi dan masa depanku" terusnya. "melanjutkan pendidikan di amerika adalah mimpiku kyu, kaupun tahu itu bukankah ini kesempatan yang bagus untukku?" Tangisan yoona mengalir lebih deras.

 

"Tidak yoong.. Tidak seperti ini jalannya.." balas kyuhyun putus asa.

 

"kyu bukankah kau ingin aku menjalani kehidupan yang aku inginkan?" kini gantian yoona menatap dengan tatapannya yang meyakinkan.

 

kyuhyun tahu lanjutan kalimat tersebut, kepalanya menggeleng pelan kedua manik coklat milik kyuhyun dipenuhi dengan linangan air mata saat ini.

 

"Biarkan aku pergi kyu..." Kalimat tersebut sukses membuatnya sesak tak mampu bernafas, tubuhnya lemas ia tak mampu lagi bertahan Ia tak mampu lagi menghadapi semua ini.

 

***


 

Kyuhyun berjalan gontai dipinggiran jalan kota seoul, hanya menggunakan jaket hoodie yang ia pakaikan dikepalanya sebagai penyamaran. Tubuhnya lemas, tak seimbang menahan bobot tubuhnya kesadarannya entah kemana. Kyuhyun berjalan menerawang, ia tak melihat orang-orang disekitarnya. Beberapa orang pejalan kaki tak sengaja berbenturan dengannya.

 

'BRAK!' kyuhyun terjatuh dijalanan, ia tak sengaja menabrak salah seorang pejalan kaki yang tengah berlari.

 

"mianhae.. apa kau baik-baik saja?" Ujar seorang pejalan kalo tersebut. Kyuhyun hanya terdiam di jalanan, tak menghiraukan lelaki pejalan kaki tersebut juga tidak menghiraukan pejalan kaki yang memandanginya aneh.

 

"Tuan.. Aku bilang apa kau baik-baik saja?" Tanya lelaki tersebut sekali lagi, namun lagi lagi juga ia tak mendapat jawaban dari kyuhyun.

 

Kyuhyun hanya diam, terduduk diatas trotoar jalan dengan kepalanya yang tertunduk ke tanah. Didalam dirinya sudah dipenuhi kesedihan, rasa bersalah, serta sakit hati yang membuat otaknya tidak dapat bekerja dengan baik.

 

"Yaa... Tu.."

 

"Mianhae, dia temanku" tiba tiba saja eunhyuk datang, mencegah niat lelaki pejalan kaki tersebut untuk membuka hoodie yang menutupi hampir seluruh wajah kyuhyun.

 

Eunhyuk membantu kyuhyun untuk berdiri dengan tetap menjaga wajahnya tetap aman tidak terekspose.

 

"Mianhae, joengmal mianhae" eunhyuk membungkuk beberapa kali meminta maaf.

 

"A..arraseo" balas lelaki pejalan kaki tersebut dengan membungkukan kepalanya, wajahnya tampak bingung menatap kyuhyun yang sedari tadi diam   tanpa menunjukan wajahnya sedikitpun.

 

"kajja" bisik eunhyuk sembari membopong kyuhyun membantunya berjalan.

 

***


 

Tubuhku lemas tak bertenaga, hatiku terasa kosong dan hampa. Kyuhyun sudah mengetahuinya, rencana kepergianku yang sengaja aku rahasiakan ia sudah mengetahui semuanya. Bukankah itu baik? Dengan begitu aku tidak memiliki beban untuk menjelaskan semuanya, bukankah itu bagus? Tapi mengapa rasanya begitu sakit, mengapa hatiku masih terasa sangat sakit?

 

Seharusnya tak begitu sulit bagiku untuk menjalani ini semua, kuliah di Amerika adalah keinginanku sejak dulu seharusnya aku dengan senang hati menjalaninya. Namun membayangkannya saja sudah membuat hatiku terasa berat, aku ingin mengatakan aku tidak mampu tapi aku tak punya pilihan lain.

 

Suara kyuhyun bernyanyi terdengar, lagunya yang selalu menjadi nada dering ponselku sampai sekarang. Dengan cepat kuangkat panggilan masuk yang berasal dari eunhyuk tersebut.

 

"Kau menemukannya?" Kataku tanpa menyapanya terlebih dahulu.

 

"Ya aku menemukannya dijalan dekat apartementmu" jawabnya dari balik ponsel.

 

"Syukurlah, apa dia baik baik saja?"

 

"Jasmaninya terlihat baik, namun aku tak yakin dengan rohaninya" jawab eunhyuk, "apa yang terjadi?" Tanya eunhyuk penasaran.

 

"Cepatlah kembali ke dorm, pastikan kau selalu mengawasinya eoh?!" Aku tak menghiraukan rasa penasaran eunhyuk.

 

"Ne.. Arraseo.."

 

"Kamsahamnida eunhyuk-ga" dengan segera ku tutup telfonnya. Sedikit terasa kelegaan didalam hatiku, namun rasa sakit yang ada di sana terlalu memdominasi tak dapat aku abaikan.

 

***


 

'BRAK!!!'

 

Suara benturan pintu kayu dengan dinding terdengar begitu keras. seseorang bersikeras memaksa masuk kedalam ruangan kerja Lee so man di pemilik SM entertainment.

 

Lelaki yang sedang duduk dimeja kerjanya yang mewah terlihat terkejut, terlihat jelas dari kedua matanya dibalik kacamata baca yang tengah ia kenakan.

 

"Mianhae sajangnim, sudah kukatakan kau tak bisa diganggu saat ini" ujar gadis mungil berambut hitam pendek yang merupakan sekretaris pribadi lee so man.

 

"Kwaencana.. Biarkan ia masuk" ujar si penguasa tersebut santai.

 

"Ne..." Ujar sang sekretaris tersebut menuruti perintah atasannya dengan menutup pintunya dan meninggalkan bosnya bersama lelaki yang memaksa untuk masuk tersebut.

 

"Ini dia artis besar kita cho kyuhyun" ujar lee so man sembari bangkit dari kursinya, lelaki tua tersebut sudah mencium gelagat yang tidak baik dari awal caranya membanting pintu kantor pribadinya.

 

"Coba kita lihat, ada urusan apa sampai kau memaksa masuk untuk menemuiku... ditengah jadwalmu yang padat itu cho kyuhyun?" tambah lelaki tua tersebut basa basi.

 

Kyuhyun berjalan cepat menghampiri lelaki tua dihadapannya, lelaki tua yang sedari tadi ia tatap penuh amarah dengan kedua mata yang tajam dan berapi-api.

 

Kyuhyun mencengkram kerah kemeja yang dikenakan lee so man dibalik jasnya, "JAUHKAN TANGAN KOTORMU DARI KEHIDUPANKU!!" teriak kyuhyun sangat geram. tangannya mencengkram sembari bergetar hebat, wajah kyuhyun yang biasa terlihat pucat kini memerah padam, kedua matanya seperti tidak menunjukan seorang cho kyuhyun.

 

Lee so man terlihat santai berada di cengkraman kyuhyun, lelaki tua yang tak terlalu tinggi tersebut sekuat tenaga menjaga ekspresinya untuk tetap tenang.

"Apa ini semua tentang yoona?" Tanyanya santai, lelaki tua tersebut tersenyum licik.

 

"Kuperingatkan padamu!" Sahut kyuhyun, nadanya sedikit merendah terdengar seperti hampir berbisik. "Jika terjadi sesuatu pada yoona, aku tak akan segan segan membuat perusahaan kesayanganmu ini mati bersama denganmu!" Ancam kyuhyun. "Kau pasti tahu aku bisa melakukan itu semua!" Ancam kyuhyun. Ia melepas tangannya dari kerah lee so man kasar, lalu berlalu pergi tanpa mendengar balasan dari lee so man.

 

Lelaki tua dengan kemejanya yang kusut tersebut terjatuh tepat dikursi hitam empuk miliknya. Ia menatap punggung kyuhyun berjalan menjauh dari tempatnya.

 

"Ck..! Bocah tengik!" Bisiknya dengan memincingkan mata marah.

 

***


 

2 weeks later

 

Aku berdiri di lantai beralaskan kayu hangat yang akan sangat kurindukan. Pemandangan isi apartementku yang didominasi oleh kain putih disana sini membuat hatiku terasa sedih. Waktu berputar begitu cepat, tanpa memberikan aku kesempatan membuat diriku siap untuk berpisah dengan ini semua. Sofa favoritku, televisi, meja makan semua sudah kubalut dengan kain putih untuk menjaga mereka disaat aku tak ada disini dan entah kapan aku akan membuka kain tersebut kembali.

 

Kutarik nafasku, rasanya berat dan sakit. Ini baru benda mati yang tak rela aku tinggalkan. Bagaimana yang lain? Apa yang harus aku lakukan? Hanya diam-diam dan pergi?

 

Tanpa kusadari pipiku terasa dingin dan basah. Tanpa aku inginkan air mata kembali jatuh dari kedua mataku. Dengan cepat kuseka air mata tersebut dari wajahku. Mengapa aku harus bersedih? Ini semua keinginanku, aku ingin membuat kyuhyun bisa terus menggapai mimpinya sebagai seorang penyanyi bukankah itu semua alasanku berjalan sampai sejauh ini? Kukuatkan kembali hatiku, kutarik lagi nafasku dalam dalam kini rasanya sedikit lebih ringan.

 

Tanganku menggenggam pegangan koper yang sudah siap berdiri didekatku. Kutarik gagangnya sehingga terangkat menjadi sebuah pegangan besi panjang. ku tarik koper merah maroon tersebut berjalan bersamaku.

 

"Annyeong" bisikku pada semua kenangan kenangan yang tertinggal didalam apartement yang sudah lebih dari 3 tahun kutinggali.

 

***


 

'TING' pintu lift berbunyi. Lift tersebut berhenti di lantai dasar apartement yoona. Perempuan tersebut keluar bersama beberap orang yang ada didalam lift, bersamaan dengan koper merah maroon yang ia tarik dibelakangnya.

 

Langkah yoona terhenti tak berapa jauh dari lift yang baru saja mengantarnya turun ke lantai dasar. Yoona berdiri terkejut menatap lelaki yang kini tengah berdiri menatapnya.

 

"Changmin?!" Ujarnya bingung.

 

Changmin berdiri menunjukan ekspresi apa apa. Lelaki tersebut menatap koper maroon yang berada didekat yoona dengan tatapan sedih.

 

Yoona mengikuti arah mata changmin. Ia mengerti mengapa changmin bersikap seperti itu kepadanya.

 

 

 

"Kau tetap akan pergi noona?" tanya changmin lemah, ia duduk tertunduk putus asa di taman apartement bersama yoona disampingnya.

 

"mm.." angguk yoona.

 

"Bagaimana dengan kyuhyun?" tanya changmin, ia tak menatap yoona saat berbicara begitu pula dengan yoona.

 

"Kyuhyun sudah tahu" jawab yoona yakin, "ia tahu aku akan pergi hari ini" tambahnya.

 

"Kenapa kau melakukan ini semua noona? Bukankah kau mencintainya?" Kali ini changmin menatap yoona lekat, yoona membalas tatapan changmin tersebut.

 

"Aku mencintainya, karena itulah aku sampai pada titik ini" jawab yoona lemah, namun tak terdengar nada kesedihan dari kalimatnya.

 

dahi changmin berkerut, ia menatap yoona tak mengerti. Lelaki tersebut mencoba mengerti apa maksud kalimat yang yoona lontarkan tersebut.

 

"Apa kau baik baik saja tanpa bisa melihatnya lagi?" Tanya changmin, "melihat orang yang kau cintai?" Tatapan lelaki tersebut semakin dalam.

 

"Jika itu yang terbaik.." Jawab yoona sembari tersenyum paksa. Gadis tersebut dapat merasakan hatinya tersayat.

 

"apakah ini yang terbaik juga untukmu noona?" kali ini pertanyaan changmin membuatnya bingung. "Jika iya! Maka aku akan merelakan kau untuk pergi" jelasnya.

 

Hati yoona bergetar, setetes air mata tiba tiba jatuh dari kedua matanya. Air mata yang sekuat tenaga ia tahan kali ini jatuh akibat perkataan changmin. Dengan sekejap yoona mendekap tubuh lelaki di sampingnya.

 

"Changmin-a... mianhae dan.. Kamsahamnida" bisik yoona sembari menetaskan air matanya lagi.

 

Changmin membalas pelukan yoona sembari memejamkan kedua matanya. "Jaga dirimu noona" ujarnya tulus.

 

Air mata yoona mengalir lebih deras dari sebelumnya.

 

***


 

“Sebelum kau pergi setidaknya kau harus melihat kyuhyun diatas panggung sekali lagi noona, Setidaknya tidak ada rasa menyesal yang tersisa dalam dirimu saat kau pergi nanti”

 

“setidaknya kau yakin bahwa keputusanmu ini bukan keputusan yang sia-sia… kau harus melihatnya, diatas panggung, untuk terakhir kalinya..”

 

Kata-kata changmin tersebut terus berputar didalam kepalanya, terngiang didalam otaknya. Yoona menatap ragu pada amplop putih yang ada digenggamannya, kedua matanya tak henti menerawang kearah amplop tersebut. Amplop yang berisi tiket konser VIP Kyuhyun yang sengaja diberikan changmin untuk yoona. Konser yang berlangsung pukul 5 sore tepat pada hari ini.

 

Yoona menatap arloji yang terikat dilengan kirinya, arloji biru langit tersebut menunjukan pukul 5 lebih 15 menit yang berarti konser tersebut sudah berlangsung. Gadis tersebut menatap keluar jendela taksi yang tengah ia naikki saat ini, taksi yang sedang melaju untuk mengantarkannya pergi ke Bandara. Yoona menatap bimbang, hatinya sangat berat membiarkan taksi tersebut berjalan kearah yang berbeda dari yang ia inginkan.

 

“mianhae sajjangnim, bisakah kita putar arah? Aku harus pergi ke suatu tempat lebih dulu” pinta yoona pada lelaki paruh baya dengan rambut putihnya.

 

“ah ne.. baiklah aggashi” supir taksi tersebut dengan sigap memutarkan taksinya.

 

Yoona sangat ingin melihat kyuhyun, walaupun dari jauh ia ingin melihatnya setelah itu ia akan pergi dengan tenang.

 

***


 

“WHOAAAAA…” teriakan serempak 15000 lebih penonton yang memenuhi arena konser Kyuhyun hari ini terdengar membeludak, mereka yang rata-rata adalah perempuan berteriak histeris saat melihat penampilan kyuhyun menunjukan kebolehan menyanyi sekaligus menarinya bersama beberapa penari latar yang menambah kemewahan panggung besar konser hari ini. Semua orang bersuka cita hari ini, para sparkyu begitu antusias melihat penampilan kyuhyun dengan album barunya yang sudah mereka tunggu tunggu tersebut. Tak ada yang berbeda, para sparkyu tetap setia meneriaki nama kyuhyun keras-keras, bahkan beberapa orang ada yang menangis histeris karena saking bahagiannya. Kabar yang menerpa kyuhyun akhir-akhir ini tak mempengaruhi mereka untuk tetap mencintai idolanya Cho Kyuhyun.

 

Seketika panggung menjadi gelap, sangat gelap hampir hitam. Gemuruh para penonton berkurang sedikit demi sedikit, mereka seperti tengah menunggu-nunggu aksi idolanya lagi menunggu kejutan lain yang sudah direncanakan kyuhyun.

 

Tiba-tiba saja salah satu dari sekian banyak lampu sorot ditengah panggung menyala, membuat satu titik fokus bagi semua yang berada di arena konser ini. Sebuah piano putih muncul dari bawah panggung bersama dengan lelaki tampan bertuxedo hitam disebelahnya. Seketika teriakan kembali terdengar bergemuruh.

 

“sparkyu make some noise…” ujar lelaki tersebut berteriak penuh semangat diikuti dengan teriakan para penonton yang dua kali lebih keras darinya.

 

“ooh.. aku sangat merindukan saat-saat ini” Ujar kyuhyun sembari memegang sebelah dadanya merasa tersanjung, “sudah lama sekali kita tidak memiliki waktu bersama seperti ini, apa kabar kalian semua? Apa semuanya baik-baik saja?” kyuhyun mengayunkan micnya kearah penonton, gemuruh kembali terdengar.

 

“Aku sangat berterima kasih karena kalian sudah datang dan menghangatkan arena ini, aku berjanji tidak akan membuat kalian kecewa hari ini”

 

“Apakah kalian akan bernyanyi bersamaku?”

 

“NEEE!!!” jawaban para sparkyu serempak.

 

“Hati-hati aku akan mengawasi kalian” Canda kyuhyun sembari menunjuk kearah belasan ribu penonton dihadapannya dan gemuruh kembali terdengar.

 

“Saat ini aku akan menyanyikan sebuah lagu dari albumku yang baru” nada kyuhyun terdengar lebih serius kali ini.

 

“Lagu ciptaanku yang kutulis sendiri...”

 

“Lagu ini kuciptakan untuk seseorang yang berarti bagi hidupku..” suara kyuhyun terdengar bergetar.

 

Terdengar gemuruh pelan para penonton yang terkejut sekaligus penasaran mendengar kalimat yang dilontarkan kyuhyun tersebut.

 

“Seorang gadis bodoh namun dapat membuatku tertawa akibat kebodohannya”

“ gadis kurus yang mulutnya terlihat seperti alligator saat tertawa”

“gadis rusa yang pintar memasak…”

“… yang sekuat tenaganya berusaha keras untuk mewujudkan impian seorang pria bodoh yang hanya mengerti bagaimana caranya bernyanyi….” Suara kyuhyun mulai terdengar bergetar dari pengeras suara.

“Dia merelakan kehidupannya untuk membantuku terus dapat berdiri disini, bernyanyi bersama kalian sparkyu…”

 

“Aku berharap aku masih punya kesempatan untuk dapat melihatnya dan mengatakan terima kasih…”

 

“Aku sangat mencintainya…”

 

“ karena dia sangat mencintai kalian”. “Sparkyu….”

 

“It Has To Be You”

 

Kyuhyun berjalan kearan piano putih, duduk dihadapan piano tersebut sembari meletakan jari jemarinya diatas jajaran tuts piano tersebut dengan hati-hati. Terdengar nada indah melantun pelan dari piano putih tersebut. Para penonton yang masih tak percaya dan kebingungan menatap idolanya terpesona.

 

 

oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda

(Hari ini, aku terhanyut ke dalam ingatanku)


i gil kkeuteseo seoseongineun na

(Aku berputar seputar ini sampai akhir)


dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba

(Kau masih menggenggam ku dengan erat, mesikpun aku tidak bisa melihatmu lagi)


naneun tto i gireul mutneunda

(Aku kehilangan arah ku)

 

~It Has To Be You – Kyuhyun (Cover)~

 

 

Bait demi bait kyuhyun nyanyikan dengan suara merdunya, kata demi kata ia sampaikan begitu baik pada seluruh penonton yang ada di arena konsernya membuat mereka seolah dapat merasakan apa yang kyuhyun rasakan saat ini.

 

 

neol bogo sipdago

(aku ingin melihatmu)
tto ango sipdago

(dan menahan mu lebih lama)


jeo haneulbomyeo gidohaneun nal

(Itu yang aku inginkan melihat mu dan menahanmu lebih lama)

 

 

 

niga animyeon andwae

(Ini tidak bisa jika bukan kau)

 

neo eobsin nan andwae

(aku tidak bisa tanpamu)

 

 

na ireoke haru handareul tto illyeoneul

(jika aku terluka untuk sehari dan setahun seperti ini)

 

na apado joha

(Tidak masalah)

 

nae mam dachyeodo joha nan

(Bahkan jika hatiku terluka)

 

geurae nan neo hanaman saranghanikka

(Itu karena aku hanya mencintaimu)

 

***

 

na du beon dasineun

bonael su eopdago

(Aku tidak bisa melepaskanmu pergi sekali lagi)

 

na neoreul itgo salsun eopdago

(Aku tidak bisa hidup tanpamu)

 

 

Penggalan kata-kata yang kyuhyun nyanyikan berhasil membuat seseorang yang berada di bangku VIP konsernya merasa sesak, setiap bait yang ia nyanyikan membuat hatinya terasa sakit. Air mata mengalir deras dari pelupuk matanya, membasahi wajah cantik gadis tersebut. Setia kata-kata yang ditulis kyuhyun di lagunya tersebut seolah ditujukan untuknya.

 

“Pabo… hiks.. kyuhyun pabo!!” gumam yoona ditengah tangisannya, mulutnya sengaja ia tutup dengan punggung telapak tangannya

 

Air matanya mengalir begitu deras tak dapat ia bendung, kembali berputar didalam kepala yoona semua kenangan-kenangannya bersama kyuhyun.

 

Hari pernikahan dippinggir pantai jeju saat kyuhyun mengecup puncak kepalanya masih terekam sangat jelas diotakknya.  hari ulang tahunnya dengan langit yang dipenuhi kembang api, saat kyuhyun pertama kali mengecup hangat bibirnya. Hari kencan mereka ke100 semua kembali terulang didalam kepala yoona seperti flashback sebuah film. Pelukan hangat kyuhyun, cara kyuhyun tertawa, caranya marah, semua tingkah jahil kyuhyun padanya masih dapat ia ingat dengan baik.

 

Hatinya terasa semakin perih mengingat kenangan-kenangan tersebut, ia benar-benar tak sanggup hidup tanpa kyuhyun. Terlalu berat baginya untuk selamanya hidup tanpa kyuhyun disisinya. Kedua telapak tangannya ia simpan diwajah menyembunyikan wajah cantik bersama tangisannya yang semakin menjadi.

 

“Aku mencintaimu kyu, jebal! Aku sangat mencintaimu..”

 

***

 

‘JEPRET’

 

“Cho kyuhyun.. beri kami waktu sebentar” Teriak seorang lelaki yang sibuk dengan microfon ditanganya dengan seorang juru kamera dibelakangnya.  

 

“Cho kyuhyun berikan kami penjelasan atas pernyataanmu didalam arena konser tadi” Ujar seorang yang lain, kali ini seorang wanita dengan microfon yang berbeda dari yang sebelumnya.

 

“Ya! Cho kyuhyun siapa sebenarnya gadis tersebut?” tuntut yang lain.

 

Kumpulan wartawan yang haus akan berita menyerbu kyuhyun dan mengikuti setiap langkah kyuhyun pergi. Beberapa orang keamanan berbadan besar mencoba melindungi kyuhyun, namun para wartawan tersebut tetap tak putus untuk mencari tahu rasa penasaran mereka.

 

“Cho kyuhyun… katakana sesuatu…”

 

“apakah ia managermu?” . “apa benar kalian memiliki hubungan khusus?”

 

Kyuhyun yang sedari tadi mencoba tak peduli tersebut menghentikan langkahnya, eunhyuk yang berjalan dibelakang kyuhyun ikut menghentikan langkahnya begitu pula dengan para wartawan juga bodyguard pribadi kyuhyun.

 

“Aku akan mengadakan konfrensi pers besok… jika kalian ingin mendengar penjelasanku maka datanglah” ujar kyuhyun pada seluruh pasang mata yang bernafsu ingin memangsanya.

 

***

 

Kyuhyun menghempaskan tubuhnya lemah, tenaganya terkuras habis akibat konser hari ini. Lelaki tersebut menyandarkan pangkal kepalanya ke sandaran sofa empuk di apartementnya. Apartementnya yang sengaja ia gelapkan, hanya satu lampu di ruang tv yang dibiarkan menyala.

Kyuhyun memejamkan kedua matanya, sebelah lengannya ia taruh diatasnya sehingga menutupi sebagian wajah tampan kyuhyun. Sekilas terlihat setetes air mata jatuh dari dari pinggir matanya.

 

“yoona-ya… dimana kau?” bisiknya pelan, didalam kepalanya kembali terbayang gadis yang sangat ia cintai tersebut. hatinya kembali merasakan sakit.

 

“bogoshipo…” nadanya bergetar.

 

Ia dapat merasakan hatinya yang hampa. Di penthousenya ini begitu banyak kenangan yang mengingatkannya dengan yoona, bahkan suaranya saat ia tertawa atau berteriak marah masih dapat ia rasakan disini. Ia sangat merindukan yoona, kyuhyun sangat ingin bertemu dengan gadis rusanya.

 

 

“k..kyuu..” bisik seseorang, kyuhyun melonjak terkejut mendengarnya. Lelaki tersebut dengan segera bangkit dari sofa, ia berdiri waspada ditempatnya.

 

“kau sudah pulang?” ujar seorang gadis yang tiba-tiba saja muncul dari kegelapan.

 

Kyuhyun berdiri mematung, kedua matanya mebelalak tak percaya menatap gadis yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

 

“kapan kau kembali?” tanya gadis tersebut.

 

Kedua matanya yang hitam menatap kyuhyun hangat. Gadis tersebut tersenyum lembut pada kyuhyun.

 

Kyuhyun tak sanggup mempercayai ini semua, ia tak dapat membedakan mimpi saat ini karena terlihat terlalu nyata. Atau memang ia benar-benar tengah kelelahan sekarang.

 

“y..yoona, kenapa kau ada disini?” kyuhyun berhasil mengeluarkan suaranya.

 

“mianhae, aku mencari sesuatu disini” gadis tersebut menunjuk kearah salah satu kamar yang dulu sempat menjadi miliknya. “Maaf aku masuk tanpa…”

 

Belum selesai yoona menyelesaikan kalimatnya, kyuhyun sudah menarik tubuh kurus yoona kedalam dekapannya.

 

Kali ini kyuhyun yakin bahwa ini semua nyata, yoona benar-benar berada didalam dekapannya. Ia dapat merasakan harum tubuhnya yang sudah lama ia rindukan.

 

Yoona membalas pelukan kyuhyun sembari menenggelamkan wajahnya didada bidang kyuhyun. Air mata kembali membasahi wajah cantiknya.

 

“jangan pergi... aku mohon" bisik kyuhyun tulus.

 

“aku sudah tak bisa pergi kyu..” balas yoona, kyuhyun melepas pelukannya. Ia menatap gadis dihadapannya sembari mendekap pinggul milik yoona seolah tak ingin gadis tersebut pergi walapun hanya sejengkal.

 

"Waeyo?" Tanya kyuhyun penasaran.

 

“Pesawat yang kutumpangi sudah pergi 2 jam yang lalu..."ujar yoona, "mereka pergi tanpa menungguku, sialan!" Umpat yoona sembari berakting marah.

 

Kyuhyun tersenyum menatap gadis dihadapannya, matanya yang coklat menatap yoona hangat. Tatapan yang yoona rindukan selama ini.

 

"Waee?!!" Ujar yoona mendapati dirinya tengah ditatap tak biasa.

 

Kyuhyun kembali membawa tubuh yoona kedalam dekapannya, "hati-hati kali ini kau akan semakin sulit pergi dari hidupku!" bisik kyuhyun sembari tersenyum bahagia.

 

Yoona terkekeh mendengar kata-kata kyuhyun tersebut, "berusahalah dengan keras.." Balas gadis tersebut. Yoona mendekap tubuh kyuhyun tak kalah erat, Dadanya kini terasa lebih ringan. Entah ini keputusan yang benar atau salah tapi yang ia tahu bahwa ia membutuhkan kyuhyun disisinya. Kyuhyun yang begitu ia cintai.

 

"saranghae! Joengmal saranghae!!" Bisik kyuhyun lembut.

 

"Nado saranghae.." Balas yoona tak kalah lembut.

 

***

 

'JEPRET'

 

'JEPRET'

 

'JEPRET'

 

Kilauan blitz kamera bergantian dari kamera yang satu ke yang lainnya. Beberapa kamera on yang siap merekam konferensi pers yang diadakan kyuhyun pagi ini.

 

"Annyeong haseyo.." Sapa eunhyuk, suaranya terdengar dari alat pengeras. "Sebelumnya saya berterima kasih kepada rekan-rekan media yang sudah hadir hari ini" ujarnya, "Konferensi pers hari ini tak akan berlangsung lama, Cho Kyuhyun akan menjelaskan sesuatu kepada rekan rekan semua" lanjutnya. "Saya mohon maaf pada konferensi pers kali ini tidak diterima pertanyaan dalam bentuk apapun" ujar eunhyuk tegas. Gemuruh kekecewaan terdengar dari beberapa wartawan yang sudah siap stand by dengan rasa penasaran mereka.

 

Kyuhyun duduk tegap ditempatnya, didepan meja berkain putih yang sudah terdapat sebuah microfon kecil dihadapannya dengan beberapa bodyguard pribadinya yang berdiri sigap tak jauh dari tempatnya. Wajah kyuhyun terlihat begitu yakin saat menatap kumpulan wartawan dihadapannya.

 

"Kamsahamnida.." ujar kyuhyun mulai membuka suaranya, sekejap suara gemuruh tak terdengar lagi. Ruangan konferensi pers yang begitu terang menderang sekejap sunyi, hanya suara nafas kyuhyun yang dapat terdengar jelas dari balik microfonnya.

 

Eunhyuk yang duduk bersama kyuhyun tepat disebelahnya, menatap artisnya tersebut penuh keyakinan. Ia memberikan semangat pada lelaki tersebut.

 

"Saya ingin mengatakan sesuatu mengenai pemberitaan yang semakin lama semakin mengembang..."

 

"Sudah seharusnya kalian mengetahui kebenarannya.... Saya tidak ingin membiarkan pemberitaan ini semakin tak jelas..."

 

"Hal ini cukup mengusik kehidupan saya dan orang orang terdekat saya..."

 

"Saya... Sudah menikah..."

 

Gemuruh kembali terdengar dari wartawan yang terkejut mendengar pernyataan kyuhyun tersebut.

 

kyuhyun menarik nafasnya panjang,

 

"Menikah dengan gadis yang saya cintai..."

 

"Si gadis bodoh yang membuat saya bertekuk lutut, membuat saya tak sanggup hidup tanpanya..."

 

"dia managger saya Im Yoona" jelas kyuhyun yakin.

 

'JEPRET'

 

Jepretan blitz kamera semakin riuh terdengar, beberapa wartawan yang penasaran berdiri sembari menyeruakan pertanyaan pertanyaan kepada kyuhyun.

 

Kyuhyun dan eunhyuk bersamaan bangkit dari tempatnya diikuti bodyguard pribadi kyuhyun yang mendekat kearah kyuhyun.

 

"Kamsahamnida" ujar kyuhyun sembari membungkuk kearah wartawan yang masih menuntut pertanyaan kepadanya. Dengan segera ia berlalu meninggalkan ruangan sebelum para wartawan mengejarnya.

 

***


 

Aku duduk dihadapan seorang lelaki tua dengan wajahnya yang memerah padam. Aku yakin ia melihat acara konferensi pers yang disiarkan disalah satu televisi pagi ini.

 

Kuangkat sebelah kakiku, menopang di kakiku yang lain. Dengan santai ku simpan map yang kubawa diatas meja kerja miliknya, tepat di hadapan lelaki tua yang terpaku ditempatnya.

 

"Aku mengembalikan semuanya.." Kataku, si penguasa tersebut menatap kearahku tajam.

 

"Dan ini..." aku merogoh sesuatu dari dalam kantong blazer yang ku pakai. Aurat pengunduran diri yang telah kusiapkan. "Kurasa aku perlu memberikan ini" ku taruh amplop putih tersebut tepat diatas map bludru yang kusimpan lebih dulu.

 

"Kau ingin keluar dari SM?" Tanyanya sembari memicingkan mata.

 

Aku mengangguk yakin sembari melirik kembali surat pengunduran diriku.

 

"Hah.." Dengusnya, "kau tahu aku bisa menuntutmu soal ini? Kontrak kerjamu dengan SM belum selesai!" Ujarnya sedikit berteriak.

 

Dengan santai aku berdiri dari tempatku, tak aneh bagiku melihat responnya. Aku tahu ia pasti akan mempermasalahkan soal kontrak kerjaku, karena akupun sudah menyiapkan jalan keluarnya.

 

"Kalau begitu sampai bertemu di pengadilan" ujarku santai, aku membungkuk sopan dihadapannya.

 

"Kamsahamnida.. Sajjangnim" ujarku sembari berlalu pergi.

 

"Akan kubuang suratmu, kuanggap kau tak pernah melakukan ini!" Teriakan lelaki tua tersebut tidakku gubris. Tak kuhentikan langkah kakiku walau sedikit, aku berlenggang pergi keluar dari kantornya secepat yang kumampu.

 

***


 

"isn't she lovely..."

"Isn't she wonderful..."

 

Ponselku berbunyi, dengan cepat kubereska sisa sisa olesan fondation diwajahku. Memastikannya didepan kaca besar dihadapanku, setelah tak ada lagi yang tertinggal aku buru-buru keluar dari dalam kamar dan menghampiri ponselku yang berdering.

 

"Kyu.." Jawabku setelah membaca nama yang tertera di layar ponselku.

 

"apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya dari balik telfon.

 

"aku baru saja selesai mandi, wae?"

 

"kalau begitu kutunggu ka dibawah..”

 

“mwo?” nadaku sedikit meninggi

 

“Dalam 15 menit dimulai dari… sekarang” Dan telfonpun mati meninggalkan nada ‘nut’, ‘nut’ disana

“iishh!! Kenapa dia itu” gumamku kesal, namun dengan cepat terganti dengan senyuman tersipu. Tanpa berpikir panjang aku bergegas bersiap siap mengganti pakaianku sebelum kyuhyun kembali menelfonnya dan membisingkan telingaku. Namun aku tak keberatan dengan itu semua, asalkan dia teta disampingku.

 

***

 

“Kita mau kemana?” protes yoona, “kenapa mataku harus ditutup seperti ini?” keluhnya saat sehelai kain diikatkan dikedua matanya sehingga ia tak dapat melihat. Kyuhyun sembari terkekeh jahil menuntun yoona yang kesusahan untuk berjalan.

“Sebentar lagi sampai… bertahanlah” sahut kyuhyun, lelaki tersebut dengan sabar membantu yoona menaiki jalanan yang sedikit berbukit.

“sebenarnya kita ada dimana? kenapa jalannya jauh sekali” keluhnya lagi.

“aish arraseo..arraseo” balas kyuhyun, kita sudah sampai.

“benarkah? Apa boleh kubuka penutup matanya?”

“biar kubantu…” dengan sigap kyuhyun berdiri dibelakang yoona dan membukakan kain penutup yang menutupi kedua matanya.

 

Sekejap angin sepoi menyambar wajah cantik yoona. Gadis tersebut berdiri terpaku menatap sekelilingnya.

“kkyuu..” bibirnya bergetar saat memanggil nama kyuhyun. Lelaki tersebut tersenyum hangat menatap yoona.

Angin sejuk pegunungan menyambut kedatangan yoona ditempat pemakaman ibu dan ayahnya. Air mata yoona terjatuh saat menatap kedua batu nisan dihadapannya. Foto ibunya yang cantik, serta ayahnya yang begitu mirip dengannya terpasang dikedua batu nisan tersebut.

Tak ada kata yang sanggup dikeluarkan yoona, hanya tangisan yang dapat menggambarkan suasana hatinya saat ini.

Kyuhyun mendekat kearah kedua nisan ibu dan ayah kyuhyun, dengan tak canggung ia memberikan salam penghormatan kepada orang tua yoona. Sedangkan yoona masih terpaku di tempatnya, ia masih terhanyut dengan perasaannya. Ia tak pernah berpikir kyuhyun tahu makam ibu dan ayahnya, belum pernah yoona mengajak orang lain datang ke makam kedua orang tuanya.

“abeonim…eomeonim” ujar kyuhyun setelah selesai memberikan penghormatan “Aku suami putri semata wayang kalian Cho Kyuhyun imnida…”

“Senang bisa berkenalan dengan anda” Kyuhyun membukukan tubuhnya menyapa kedua orang tua yoona.

“mungkin sangat terlambat.. namun kami datang kemari untuk meminta doa restu” kyuhyun melirik gadis dibelakangnya dan mengulurkan sebelah tangannya kearah yoona, yoona menatap kyuhyun lembut dengan matanya yang berlinangan air mata dan menyambut uluran tangan kyuhyun.

“abeonim.. mungkin jika kau masih ada saat ini kau sedang memukuliku dengan keras” yoona terkekeh geli mendengarnya, “sekeras apapun pukulanmu abeonim sekuat tenaga akan ku tahan demi restumu…”

“eomeonim kau sudah melahirkan gadis cantik yang kuat, joengmal kamsahamnida oemeonim. Izinkan putrimu untuk terus bersama denganku..”

Yoona menangis mendengar perkataan kyuhyun kepada orang tuanya, air matanya mengalir lebih cepat dari sebelumnya. Ia tak menyangka kyuhyun akan melakukan hal ini padanya, hatinya benar benar tersentuh.

“Aku membuat kesalahan pada awalnya, dan kini aku ingin memulai kembali semuanya…”

Kyuhyun membalikan tubuhnya menghadap kearah yoona, sembari dengan lembut membalikan tubuh yoona sehingga mereka saling menatap satu sama lain. Perlahan kyuhyun berlutut dihadapan yoona dan membuat gadis tersebut terkejut.

“ya.. waeyoo.. apa yang kau lakukan bangunlah” protes yoona.

Kyuhyun tak menggubris yoona, ia tetap berlutur sembari menatap yoona hangat.

“Hari ini, disaksikan oleh ibu dan ayahmu yoong aku ingin mengatakan sesuatu padamu”

Yoona menatap kyuhyun, siratan ketulusan terpancar dari kedua mata kyuhyun.

Lelaki tersebut merogoh sesuatu dari dalam kantung blazernya, sebuah kotak kayu muncul dari dalamnya. Ia menaruh kotak kayu ditelapak tangannya dan mendekatkannya kearah yoona. Sepasang cincin perak terlihat didalamnya, cincin yang sudah lama kyuhyun siapkan untuk gadis rusanya, cincin yang terukirkan nama mereka berdua yang selama ini ia simpan baik baik.

Yoona tercengang menatap cincin tersebut, tidak mewah dibandingkan cincin saphier yang dibelikan ahra saat pernikahannya dulu namun hatinya lebih tersentuh kali ini.

“Im yoona…” ujar kyuhyun lembut, suara merdunya menyatu dengan hembusan angin sepoi pegunungan.

“Maukah kau bersama denganku sampai akhir hayatmu?” air mata yoona kembali mengalir saat mendengar kata-kata kyuhyun tersebut.

“Maukah kau menikah denganku… lagi?”

Yoona menangis sembari terkekeh geli mendengar perkataan kyuhyun. Gadis tersebut seolah berakting tengah berpikir. Ia memutar bola matanya lucu.

“buat apa?” sahut yoona jahil. Kyuhyun mengerutkan dahinya tak mengerti.

“Kita kan sudah menikah..” Yoona tersenyum hangat kearah kyuhyun, “Tentu saja aku mau Cho Kyuhyun” tambah yoona.

Kyuhyun tersenyum bahagia, ia bangkit dari tempatnya dan langsung membawa tubuh yoona kedalam dekapannya.

“Gomawo…” bisiknya tepat ditelinga yoona, “Saranghaeyo.. Im Yoona”

“Nado.. Cho Kyuhyun Saranghaeyo..” balas yoona sembari mengeratkan pelukannya.

Kyuhyun melepaskan pelukannya dan melirik kembali kearah nisan ibu dan ayah yoona.

“aboenim, oemeonim… apakah aku boleh mencium putri kalian?” tanya kyuhyun jahil, yoona memukul dada kyuhyun gemas.

“boleh? Benarkah?” ujar kyuhyun antusias. “Kamsahamnida aboenim, oemeonim…” kyuhyun membungkuk lagi kaerah nisan orang tua kyuhyun.

Tanpa berpikir panjang kyuhyun mendekap wajah tirus gadis rusanya, dan dengan lembut menaruh bibirnya tepat dibibir yoona.

Bibir hangat kyuhyun dapat dirasakan oleh yoona, lelaki tersebut mencium yoona dengan lembut diramaikan dengan hembusan angin pegunungan yang semakin lama semakin kencang. Membuat rambut pirang yoona berterbangan.

 

***


 

Aku berjalan memasuki pintu masuk VIP bersama beberapa orang yang lain. Munhak World Cup Stadium dipenuhi oleh orang-orang yang tak sabar untuk menyaksikan konser SM Town yang diramaikan oleh artis-artis SM Entertainment termasuk kyuhyun.

“YOONAA..” teriak seseorang mengagetkanku, otomatis aku membalikan tubuhku mencari tahu seseorang yang meneriaki namau tersebut.

“AAAA AHRA UNIEE” ujarku berteriak sama histerisnya, Ahra uni berlari kecil kearahku diikuti dengan suaminya Gong Yoo yang terkekeh geli dibelakangnya.

“Aaaa aku merindukanmu yoona!” ujarnya, aku memeluknya erat.

“Nado unnie” Jawabku, sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya. Waktu beratku kemarin membuat aku tak bisa dengan mudah bertemu dengannya, namun mulai saat ini aku benar-benar bisa bertemu dengannya kapanpun yang aku inginkan.

“YA! Dasar gadis tengik kau ini kemana saja tidak pernah datang kerumahku hah?” Amuknya.

“sudahlah ahra.. mungkin yoona sibuk akhir-akhir ini” sahut gong yoo menenangkan istrinya.

“Oppa annyeong..” sapaku pada suami ahra unnie.

“Annyeong yoona, apakabarmu?” tanyanya ramah.

“kabarku baik, bagaimana dengan kalian berdua?”

“kami berdua sangat baik” jawab gong yoo, “Benarkan calon oemma?” ia melirik istrinya jahil.

Ahra unnie membalas tatapan suaminya sembari tersipu malu sembari mengelus-elus lembut perutnya.

Aku mencoba menebak-nebak maksud dari pembicaraan mereka, “Ommo unnie” aku menutup mulutku tak percaya.

“apa jangan-jangan kau….” Belum ku selesaikan kalimatku ahra unnie sudah menganggukan kepalanya, aku berpaling menatap gong yoo ia tersenyum bahagia sembari mengangguk pelan.

“AAA… UNNIE CUKAE!!” aku berhamburan kembali memeluk ahra unnie..

“haha… kamsahamnida yoonieya..”

“Para wanita bagaimana kalau kita masuk sekarang? Sebelum lebih banyak orang yang masuk” ujar gong yoo.

“ne.. kajja!” ajak ahra unnie, ia menggandeng tanganku antusias.

Kami berjalan memasuki area VIP bersama-sama.

 

***


 

“KAMSAHAMNIDAAA” Teriak para artis SM Entertainment yang meramaikan konser SM TOWN malam ini. Mereka semua berdiri berjajar diatas panggun sembari memegang tangan satu sama lain.

Secara bersamaan mereka membungkuk, memberikan salam kearah puluhan ribu penonton yang meramaikan arena konser Munhak World Cup Stadium malam ini yang berarti konser telah sampai pada penghujung acara. Teriakan penonton meramaikan serta menghangatkan arena konser hari ini, Teriakan nama-nama idola mereka masing-masing dapat terdengar.

Yoona tersenyum bahagia menatap laki-laki yang ia cintai masih dapat berdiri dipanggung besar dengan puluhan ribu penonton yang masih meneriaki namanya. Setelah konferensi pers yang kyuhyun lakukan, Ia tak kehilangan para sparkyu. Begitu banyak dukungan yang datang pada dirinya, memberikan semangat untuknya agar ia tetap meneruskan impiannya sebagai penyanyi. Tak sedikit pula orang-orang yang memberikan comment positif pada hubungannya dengan kyuhyun.

Kyuhyun berdiri diatas panggung, berpegangan tangan dengan seohyun yang ada di sampinga dan changmin di sisi yang lain. Bukan keputusan yang mudah baginya untuk kembali bergabung dengan SM entertainment. Ia memikirkan hal tersebut matang-matang, namun ia tetap percaya bahwa SM jugalah yang ikut andil akan keberhasilannya hingga saat ini.

Lee so man yang keras kepala kini mulai melunak. Ia tak lagi ikut campur atas kehidupan pribadi artisnya. Saat ini tak sedikit artis SM yang melakukan go-public mengenai hubungan asmara mereka tentu saja atas izin si penguasa SM Entertainment tersebut.

 

***

 

Aku berdiri diatas panggung megah dengan beberapa lampu mewah yang menyorot kearahku.

Ribuan orang meneriaki namaku, tulisan-tulisan besar yang tertuliskan namaku dapat kulihat dimana-mana

Hatiku berdegup sangat kencang, sangat kencang namun aku sangat menikmatinya

Bernyanyi adalah hidupku,

Dengan yoona yang berada disampingku membuatku tetap hidup

“Saranghaeyo Im Yoona” bisik kyuhyun pada dirinya sendiri ditengah-tengah gemuruh penonton yang meneriaki namanya.

 

-END-



SELESAI SELESAI SELESAI!! Akhirnya Fanfic The Proposal selesai chingudeul, gimana ceritanya? Gimana akhirnya? Apakah kalian puas hihihi. Memang sangat terlambat banget ngepostnya, banyak ini itu yang menunda penulisan the proposal ini jadi aku bener bener mohon maaf kalian menunggu sangat lama dihantui rasa penasaran xixixi. Semoga kalian puas dengan akhir cerita yoonkyu kita di fanfic The Proposal ini. Dalam waktu dekat (Tapi gatau kapan) aku bakal ngeluarin fanfic baru. Tungguin ya chingudeeuuul… 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nabiladwi19 #1
Chapter 13: aku suka ff ini, nggak pernah baca ff kyk gini sebelumnya. Chap 13 kereen, akhirnya KyuNa happy ending :)
neesstt #2
Chapter 7: Yah lgi senyum2 bca moment kyuna ehh muncul seohyun, :) tpi gk papa deh tetep keren kok ^.^
neesstt #3
Chapter 5: Duh apa ya kejutan di chap brkutnya,, penasran :) , lngsung aja deh aku bca chap 6 nya ^^
neesstt #4
Chapter 4: Aaaa jdi hubungan kyu sma appa nya kurang baik y,, ciyeee sweet bgt pernikahannya :) ;)
neesstt #5
Chapter 3: Hmm knpa kyuhyun kaget liat appanya??
neesstt #6
Chapter 2: Wah suka sma ide ceritanya,, kyk drama full house ^^ keren!!!
Warda-ssi #7
Chapter 13: Waw waw akhirnya end juga.. Suka banget sama ceritanya. Akhirnya happy ending juga. Tiap part bener* butuh waktu baca yg lama. Mungkin 3 jam non stop. Tapi aku bacanya terpotong-potong tiap part nya. Karena tiap part panjang~ banget, jadi butuh jeda yg mau baca. Biar ga suntuk. Sekitar butuh 6 jam -,-

Sekali lagi, ff nya Daebbakk :)
ChoiSuri
#8
hwaaaaaaaaa terimakasih terimakasih terimakasiiih!! seneng deh ^^ salam kenal juga manggil apa aja bebas ko hihihi :> mulai sekarang juga sering sering baca fanfic straight aku yang lain yaaaa xixixixi :P
Nara14 #9
Chapter 13: saya suka cerita nya, awal cerita di bikin gemes ama couple ini trus pas di tengah di bikin senyum-senyum sendiri eh pas mau akhir di bikin sedih, untung nya happy end coba kalo gak ah saya bakalan gak kuat. Maaf ya bru coment di chapter ini hehe. Oh,ya! Ini fanfic straight pertama loh yang saya baca, padahal saya gak suka fanfic yg straight tapi pengecualian buat fanfic ini. Gak tau kenapa liat sinopsis fanfic ini jadi pengen baca dan akhirnya fuala saya jadi suka ama fanfic ini. Oh, ok kenapa saya jdi curhat disini. Hehe Salam kenal author(saya gak tau mau manggil apa, jdi saya manggil gtu aja. Maaf klo gak suka)
yoongyuyoong #10
Chapter 13: Suka suka suka suka sukaa sukaaaaa aaaaaaaaaaaaa tapi moment kyuna nya kurang banyaaaaak hihihi ditunggu ff yg lain ^^