Chapter 9

THE PROPOSAL

"gee gee gee gee baby baby baby gee gee gee.." Eunhyuk berjalan santai dengan menggenggam satu kantong plastik putih disebelah tangannya sembari mendengarkan lagu dari ponselnya dengan headset yang terpasang di kedua telingannya.

'BRAK' seseorang yang tengah berlari tak sengaja menabraknya.

"Chusungeo.." Ujar wanita tersebut dengan tertunduk tanpa melihatkan wajahnya dan dengan cepat berlalu pergi meninggalkan eunhyuk.

"Mmm bukankah itu yoona?" Eunhyuk menatap wanita tersebut menjauh tanpa sempat ia pastikan. "Apa barusan ia sedang menangis?” ujarnya bingung sembari terus menatap wanita yang ia anggap yoona tersebut menjauh dari pandangannya “tapi kenapa?” ia mengernyitkan dahinya seolah sedang berfikir. Eunhyuk meneruskan perjalanannya sembari meneruskan berfikir tentang wanita yang menabraknya barusan, yang ia yakin itu adalah yoona.

Eunhyuk masuk kesalah satu ruangan yang berada di koridor tempatnya sedang berjalan, "kenapa kau lama sekali" ujar seseorang yang menunggu didalam ruangan tersebut, kyuhyun menatap eunhyuk yang tenga berdiri tepat didepan pintu yang baru saja ia tutup dengan perlahan. Seohyun yang ada didepan kyuhyun membalikan tubuhnya mencoba menatap eunhyuk yang baru saja datang.

"Akukan butuh waktu untuk membeli pesananmu!" ujar eunhyuk sedikit kesal “ini” ia menjulurkan kantong plastik yang sedari tadi ia bawa.

"Oppa kau yakin memakai ini akan berhasil?" Ujar seohyun sedikit cemas, matanya sedikit memerah seperti baru saja menangis. Ia menatap kyuhyun yang tengah mengeluarkan sebuah minyak goreng dari plastik yang dibawa eunhyuk dengan penuh harap.

"Aku yakin, dulu aku juga pernah melakukan ini pada rambut noonaku" jawab kyuhyun meyakinkan, "kau tenang saja, aku akan membersihkan permen karet yang ada dibelakang rambutmu hingga tak tersisa" tambahnya.

Seohyun membalikan tubuhnya ke posisi semula dengan raut wajah yang sangat cemas. Ia memikirkan nasib rambut panjang kesayangannya. Akibat kejahilan kyuhyun, permen karet yang ia makan tak sengaja menempel di belakang rambut seohyun dan kyuhyun tak membayangkan permen karet bekasnya itu melekat sangat kuat di rambut kyuhyun. Awalnya kyuhyun hanya ingin menjahilinya, tapi ia tak menyangka permen karet tersebut tak sengaja tertiup dari mulutnya dan mendarat di rambut hitam milik seohyun.

"Kyu, apakah tadi ada yoona kemari?" tanya eunhyuk penasaran.

"Tidak, memangnya kenapa?" Jawab kyuhyun sembari fokus membersihkan permen karet yang menempel di belakang rambut seohyun dengan minyak goreng yang dibelikan eunhyuk.

"Tadi sepertinya aku melihat yoona diluar" jawab eunhyuk, "ia berlari dan tak sengaja menabrakku. Tapi sepertinya ia terlihat sedang menangis" tambahnya.

Tiba-tiba saja kyuhyun menghentikan kegiatannya dan menatap eunhyuk, "menangis?" Ujarnya pelan.

Eunhyuk mengangguk yakin menjawab pertanyaan kyuhyun.

"Ada apa dengannya?" Bisik kyuhyun pelan, tiba-tiba fokusnya dari permen karet yang menempel di rambut seohyun hilang, wajahnya berubah cemas sekaligus penasaran. “kenapa dia menangis?” gerutunya dengan suara yang hanya ia sendiri yang dapat mendengarnya.


‘Isn't she lovely….. Isn't she wonderful….. Isn't she precious…’ berulang kali kucoba menghubungi yoona namun hanya dapat mendengar suaraku bernyanyi yang menjadi nada sambungnya, tak sekalipun ia mengangkat panggilanku.

“ayolah yoong angkat telfonku..” gerutuku pelan, berkali-kali aku mengulangi panggilanku padanya namun hasilnya tetap sama, ia tak mengangkat telfonku.

Ada apa dengannya? Apa benar dia menangis tadi? tapi mengapa, ada masalah apa? Seluruh isi kepalaku hanya dipenuhi dengan yoona dan yoona, si gadis bodoh yang menghilang begitu saja dan sekarang tak menjawab panggilanku. Kali ini aku benar-benar mengkhawatirkannya, eunhyuk bilang ia menangis. Apa benar yang eunhyuk lihat itu yoona? Lalu kenapa ia menangis?

“oppa bagaimana? Apa masih ada permen karet yang tersisa?” seohyun berdiri didepanku sembari melihatkan sebagian rambutnya yang basah akibat minyak goreng.

“hah?”. “iya sudah bersih ko seo” jawabku singkat.

“kau kenapa oppa? Yoona unnie tak menjawab panggilanmu?” ujar seo, dari ucapannya terdengar nada khawatir disana.

“eoh? Iya seo” jawabku sedikit lemas, “seo kau sudah selesai kan? Ayo aku antarkan kau pulang”

“tak usah oppa, kau pulang saja duluan mungkin yoona unnie sudah kembali ke rumah. Aku ingin ke salon dulu menghilangkan minyak lengket ini dari rambutku”

“kau tak apa-apa pergi sendirian seo?”

“mmm..” ia mengangguk yakin, “aku minta bisa meminta manager oppa mengantarku. Kau tenang saja”

“sungguh?”

“kau tak perlu khawatir kan ada aku” sambar eunhyuk sembari cengegesan tak jelas.

“aku tak percaya padamu!” jawabku ketus, “seo sebaiknya kau cepat menyuruh manager oppamu datang kesini ya” tambahku.

“sialan kau kyu!” ketus eunhyuk,

“hahaha.. ne oppa” jawab seohyun sembari terkekeh melihat wajah kesal eunhyuk.

“kalau begitu aku pulang duluan ya seo” aku bersiap-siap pergi dengan membawa tas dan barang-barang yoona yang masih ia tinggalkan di atas sofa didalam ruang vocal.

“mmm.. kau hati-hati oppa! Sampaikan salamku untuh yoona unnie, dan ahra unnie”

“baiklah seo kau juga hati-hati” aku menepuk pundak seohyun pelan, sembari menatap kearah eunhyuk tajam, “hati-hati dengan serigala jelek itu” candaku.

“yaa!! Apa maksudmu” teriak eunhyuk.

“aku pulang ya, eunhyuk jaga seohyun baik-baik sedikitpun kau menyentuhnya mati kau” ujarku sembari mengangkat kepalan tanganku ke arahnya dan pergi meninggalkan mereka berdua.

“salam untuk yoona dan kakamu” teriaknya.

Aku berjalan dengan langkah yang cepat, sembari terus mencoba menghubungi yoona. Namun hasilnya tetap sama, tak ada jawaban darinya. Yoona kau dimana

***


Yoona berdiri didepan pintu besar yang ada dihadapannya, yang merupakan pintu dari apartement kyuhyun. Ia menatap tak semangat dengan kedua matanya yang sembab, sebelah tangannya mengusap bekas air mata yang masih tersisa di wajahnya. Pelan-pelan ia membuka tombol kode yang ada disana, dan pintu pun terbuka dengan mengeluarkan bunyi khasnya. Yoona menarik nafasnya dalam-dalam mencoba mengatur emosinya sebelum masuk kedalam, ia tak ingin ahra tahu bahwa ia baru saja menangis.

"Yoona kau sudah pulang?" Ahra yang tengah berada diruang tv menyadari kedatagnan yoona, ia membalikan tubuhnya yang sedang duduk diatas sofa menatap yoona.

"Ne unni, aku pulang" jawab yoona tertunduk lemas, ia mencoba menyembunyikan matanya yang sembab sembari melepaskan flat shoes hitam yang ia kenakan.

"Yoongie kau sakit?" Ujar ahra khawatir melihat adik iparnya yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Aniya unnie, aku baik-baik saja hanya sedikit lelah" jawabnya lemah, "unnie aku istirahat dulu ya" tambahnya.

"Baiklah" jawab ahra masih menatap yoona cemas, "kau perlu kubelikan obat?" Ujarnya.

"Tidak unnie aku hanya butuh tidur sebentar"

"Arraseo.. Istirahatlah yoong"

"Terima kasih unnie" yoona berjalan cepat masuk kedalam kamar kyuhyun yang untuk sementara menjadi kamarnya juga. Ia melemparkan tubuhnya diatas kasur besar milik kyuhyun. Tubuh kurusnya ia tenggelamkan dibawah selimut tembal berwarna saphier.

 

"Bodoh! Yoona bodoh!" Gerutunya sendiri, "untuk apa aku menangisi si brengsek itu! Untuk apa" suaranya terdengar tersedak seperti bercampur dengan tangisan.

Sebelah tangannya ia taruh di dada, matanya kosong menerawang keatas langit-langit kamar yang ia biarkan gelap. Air matanya kembali bercucuran deras di wajah cantiknya.

"Apa aku menyukai kyuhyun" pikirnya.

***

"noona apa yoona sudah pulang?" Kyuhyun berdiri didepan kakaknya dengan nafas yang tak beraturan dan wajahnya yang terlihat sangat berantakan.

"Kyu berlari?" Ahra kebingungan menatap wajah adiknya yang dipenuhi dengan keringat.

"Yoona, dimana dia?" Tanya kyuhyun sekali lagi, kali ini sedikit mendesak.

"Ada, yoona ada dikamarnya dia…. " belum sempat ahra mengakhiri kalimatnya, kyuhyun sudah berlari pergi masuk kedalam kamarnya meninggalkan kakaknya yang melotot bingung menatap kelakuan adiknya tersebut.

“ada apa dengannya…” gerutu ahra, ia mengangkat kedua alisnya dan kembali menatap drama favoritnya di tv melupakan keanehan adiknya tersebut.

 


"Yoooong.. kau sudah tidur?" Kulihat yoona yang sudah terbaring di atas ranjang dengan sebagian tubuhnya yang tenggelam tertutup selimut dengan kedua matanya yang terpejam.

"Yoona kau baik-baik saja?" Ujarku sekali lagi, namun tak sedikitpun terdengar jawaban darinya. Aku meletakan barang-barang yang kubawa termasuk tas yang yoona tinggalkan di atas sofa kecil yang berada didekat ranjang.

Aku berjalan medekatinya, sepertinya ia memang tengah tertidur. Namun kali ini tak terlihat seperti biasanya, aku tak dapat melihat kedamaian dalam tidurnya. Wajahnya merah padam, ia juga tertidur dengan nafas yang menderu tak karuan.

"yoong kau sakit?" Aku duduk disebelahnya, tepat di ujung ranjang menghadap kearah yoona. Kupegang sebelah tangannya, dapat kurasakan suhu tubuhnya yang tak normal. kupindahkan tanganku menggapai dahinya. Tubuh yoona sangat panas.

"yoong kau demam!" Ujarku sangat khawatir. ku lihat yoona menggerakan bibirnya, mencoba berbicara padaku.

"Ada apa yoong" ujarku, ia berbisik tak terlalu jelas. Kudekatkan telingaku kepadanya, "Air, ambilkan aku air" bisiknya lemas. Dapat kurasakan deru nafasnya yang panas.

"Arraseo.. Akan kuambilkan, tunggu sebentar yoong" dengan cepat aku beranjak dari tempatku, dengan setengah berlari aku keluar dari kamar  mengambilkannya air seperti yang ia pinta.

 

 

"Sepertinya dia sudah dapat tidur dengan tenang" ahra mengangkat kain kompresan yang ada di dahi yoona, sebelah tangannya ia simpan di atas dahi yoona. "Suhu tubuhnya tak sepanas tadi" ujarnya kepada kyuhyun. Sedari tadi ia hanya dapat berdiri khawatir menatap yoona yang terbujur lemas dan tak sadarkan diri karena suhu tubuhnya yang sangat tinggi.

"Apa kita tidak perlu membawanya ke rumah sakit?" Kyuhyun menggigit ujung kukunya tegang.

"Untuk sekarang kita biarkan dulu yoona istirahat, Besok noona yang akan membawanya ke dokter" jawab ahra mencoba menenangkan kyuhyun, ia mengganti kain kompres yang baru dan memasangnya kembali di atas dahi yoona.

“Sebaiknya kau juga istirahat kyu” Ahra beranjak dari tempatnya, menghampiri kyuhyun dan menepuk punggungnya agar adiknya tersebut berhenti khawatir.

“baiklah” kyuhyun mengangguk lemas, “terima kasih noona”

Ahra membalasnya dengan senyuman manisnya dan beranjak pergi dari kamar kyuhyun meninggalkan mereka berdua.

Kyuhyun duduk disofa tempat dimana ahra duduk sebelumnya, sofa yang berada tepat disamping ranjang tempat yoona berbaring. Kyuhyun menatap intens kearah yoona, memandang wajahnya yang tengah tertidur lebih tenang dari sebelumnya. Wajahnya yang memerah karena suhu tubuhnya yang tinggi.

“kau bisa sakit juga yoong” bisiknya sembari tersenyum tipis kearah yoona. Kyuhyun mencoba meraih sebelah tangan yoona, dan menggenggamnya erat. “sembuhlah yoong” tambahnya.

***


Sebuah cahaya menembus kedalam mataku yang tengah terpejam, sedikit demi sedikit kubuka mataku sedikit kesusahan. Cahaya matahari menembus masuk dari balik tirai kamarku, menusuk mataku. Kutarik nafasku panjang lalu kuhembuskan, kuregangkan tubuhku yang sedikit kaku. Tak kusadari semalam aku tertidur diatas sofa saat menemani yoona. Namun pagi ini aku tak menemukan gadis tersebut diatas ranjang.

“mmm… kemana dia” Mataku berkeliling mencari sosok gadis yang terbujur lemas di atas kasur hampir tak sadarkan diri, aku beranjak dari kursiku berjalan kearah wardrobe yang ada dikamarku dan hasilnya sama tak ada siapa-siapa didalamnya. Aku berjalan keluar kamar dengan menyeret kakiku lemas. Kulihat kakakku yang sudah sibuk dengan kegiatannya didapur.

“oh kyu.. kau sudah bangun?” ujarnya tersenyum melihatku keluar dari dalam kamar.

“noona.. dimana yoona?” tanyaku sembari mengusap mataku yang masih terasa sedikit berat.

“dia sudah pergi kyu, pagi-pagi sekali dia sudah berpakaian rapih. Dia bilang dia harus bertemu seorang produser di kantor” jelasnya.

“noona kenapa kau mengijinkannya pergi? Dia kan sedang demam” tanpa sadar aku mengeluarkan suara tinggiku.

“Kyuuu..” protes kakakku mendengar nada tinggiku.

“ma… maafkan aku noona” jawabku dengan suara yang lebih rendah, “aku hanya khawatir” jawabku dengan tertunduk.

“kalau kau khawatir kenapa kau masih diam disini? Jemput dia dan ajak pergi ke dokter!” Aku menatap kakakku yang tengah menatapku  dengan senyumannya. “kenapa masih bengong? Cepatlah!”

Aku tersenyum menatapnya, “arraseo noona”

***

“yoong…. dimana kau" berulang-ulang kali kucoba menghubungi yoona namun sama seperti sebelumnya dia tak menjawab panggilanku, aneh sekali dia tak pernah seperti ini. Aku masuk kedalam lobby SM, mataku menelusuri ke setiap sisi namun lagi-lagi aku tak dapat melihat yoona dimana-mana.

“kemana sih dia!” gerutuku mulai kesal. Aku berlari kearah ruang meeting, tempat dimana biasanya ia bertemu dengan klien-klien untuk membicarakan kontrak atau tawaran lainnya. Dan hasilnya tetap sama ruang meeting terlihat kosong tak ada siapa-siapa.

“apa mungkin dia ada di café” pikirku. Aku berjalan kea rah lift, berniat untuk mencari yoona di café SM yang berada di lantai paling atas. Aku menekan tombol lift dan menunggu hingga pintu lift didepanku terbuka.

‘TING’ suara lift berbunyi, lift tersebut sudah sampai dilantai tempatku berada. Aku menunggu sampai pintu lift didepanku benar-benar terbuka, dan mataku sedikit terkejut menatap seseorang yang sedari tadi kucari ada didalamnya.

“yoona” ujarku menatap seseorang yang sedari tadi ku cari berdiri didalam lift.

“kyu” balasnya. Ia melangkah keluar dari dalam lift dan menghampiriku dengan seseorang yang kukenal berjalan dibelakangnya.

“Kau kemana saja, aku mencarimu dari tadi” ujarku, “kenapa kau tak menjawab panggilanku” terusku. Aku menatap sinis kearah lelaki yang tengah berdiri dibelakang yoona.  Lelaki yang akhir-akhir ini kutemukan bersama yoona.

“maaf, ponselku ku silent”

“ayo kita pergi, kita harus ke dokter” kuraih tangannya erat dihadapan changmin, berniat untuk membawa yoona pergi jauh-jauh dari lelaki tersebut.

“changmin, aku pergi dulu ya” pamitnya, yoona tersenyum sembari membungkukan kepalanya kepada changmin.

Changmin yang ada dihadapannya menatap yoona dalam, melihat caranya menatap yoona membuatku muak. Sebelum ia mengeluarkan suaranya, dengan ceoat kutarik yoona bersamaku berjalan meninggalkan changmin yang masih berdiri ditempatnya.

 

“kau apa-apaan sih!” yoona menghentikan langkahnya, ia menarik tangannya yang berada didalam genggamanku.

“kenapa? Aku hanya ingin membawamu ke dokter bukankah semalam kau sakit”

“aku sudah tidak apa-apa kau tak perlu khawatir” jawabnya ketus.

Sebelah tanganku bergerak perlahan mencoba menggapai dahinya, berniat untuk mengecek suhu tubuhnya.

“sudah kubilang aku baik-baik saja” dengan cepat ia menepis tanganku.

“aigoo perempuan ini..” gerutuku kesal, “diamlah!” bentakku. Tanpa banyak protes lagi ia membiarkanku menyentuh dahinya untuk memastikan apakah suhu tubuhnya sudah kembali normal.

“sudah tidak panas seperti semalam” kataku pelan, “Kalau begitu kita pergi sarapan, masuklah” aku membukakan sebelah pintu mobil sport putihku untuknya.

“Aku tak lapar!” ujarnya ketus, secara bersamaan dapat kudengar suara perutnya berbunyi cukup keras sampai di telingaku. Kedua tangannya mencengkram perutnya erat mencoba menyembunyikan suara perutnya namun terlambat aku dapat mendengarnya.

“perutmu memang tak pernah berbohong” sindirku sembari menyeringai evil dihadapannya.

Yoona menggigit bibir bawahnya menahan rasa malu sekaligus kesalnya kepadaku, takut ia akan beralasan lagi tanpa pikir panjang kudorong pelan pundaknya masuk kedalam mobil. Tanpa banyak bicara ia menuruti semua perintahku dan duduk dengan tenang.

***


“gzzz.. kau bilang kau tak lapar” protes kyuhyun melihat wanita dihadapannya yang tengah melahap semua makanan yang dipesan kyuhyun penuh semangat. Yoona melahap penuh semangat seperti seseorang yang tengah kesurupan, ia terlihat seperti wanita tunawisma yang sudah tak makan satu bulan. Mulutnya terisi penuh dengan semua hidangan yang sengaja kyuhyun pesan untuk perempuan yang semalam mengalami demam tinggi. Awalnya kyuhyun berniat agar yoona tak kehilangan selera makannya karena sakit ia sengaja memesan semua masakan korea kesukaan yoona, tapi sepertinya sama saja mau sakit ataupun tidak nafsu makan yoona tak pernah berubah.

“jangan banyak protes makan saja makannmu sebelum aku menghabiskannya dan tak sedikitpun ku sisakan untukmu” ancamnya.

“sssh...” Dengus kyuhyun kesal. Kyuhyun meneruskan kegiatan makannya sembari mengulum senyum melihat kelakuan perempuan yang ada dihadapannya. “yoona” sahut kyuhyun membuka suara/.

“hmm” yoona tak memalingkan fokusnya dari tumpukan makanan dihadapannya.

“kenapa akhir-akhir ini aku sering melihatmu dengan changmin”

“eoh?” yoona mulai menatap kyuhyun dengan raut wajahnya yang tak mengerti.

“iya.. aku selalu menemukan changmin bersamamu di SM”

“memangnya kenapa?” jawabnya santai. ”dia kan temanku” ia kembali fokus pada makanannya

“ya... iya aku tahu kalian berteman baik” ujar kyuhyun penuh penekanan pada kata terakhir, “tapi..” kata-kata kyuhyun berhenti di udara.

“kenapa?” yoona kembali menatap kyuhyun.

“iya tapi.. semua orang-orang di SM itu tau kau adalah istriku, dan kita adalah suami istri” yoona mengerutkan dahinya tak mengerti , “aku tak suka rumor aneh-aneh muncul tentang pernikahan kita, itu akan benar-benar menggangguku” jelaskyuhyun

Yoona menghentikan kegiatan makannya, ia menatap kyuhyun tajam. Sumpitnya dengan kasar ia simpan di atas meja. “kau ini sedang bicara apa hah” ujarnya marah, “jangan bicara yang aneh-aneh aku dan changim hanya berteman baik dan semua orang SM tau itu!” jelasnya.

“Pikirkan kembali apa yang kau lakukan bersama seohyun diruang vocal kemarin kyu!! Kau fikir jika orang SM mendapatkan kalian tengah bermesraan begitu tak akan muncul rumor hah!!” bentaknya.

“Sudahlah aku tak nafsu lagi makan!!!” bentaknya. Dengan cepat ia bangkit dari tempatnya dan berlari keluar dari ruang VIP di salah satu restaurant korea terkenal yang  sengaja sebelumnya di reserve kyuhyun untuk makan pagi bersama yoona.

Kyuhyun masih terpaku ditempatnya, wajahnya terlihat berfikir keras memikirkan setiap perkataan yoona. Ia sangat terkejut mendengar respon yoona yang begitu marah padanya.

"Kenapa dia? Memangnya aku melakukan apa dengan seohyun?" Ia berfikir keras mencoba memikirkan semua yang kulakukan dengan seohyun kemarin di ruang vocal.

"Aku bermesraan?" Nada bingung keluar dari mulut kyuhyun, alisnya hampir bertautan. Kejadian kemarin di ruang vocal berputar kembali di kepalanya. Ia mengingat baik-baik apa yang ia lakukan sehingga yoona mengatakan bahwa ia sedang bermesraan dengan seohyun.

"tidak mungkin!" matanya terbuka lebar, sekana ia mengingat sesuatu dalam kepalanya. "tidak mungkin yoona menganggap aku dan seohyun bermesraan saat aku membantu seohyun membersihkan permen karet di rambutnya" ia kembali berfikir keras, berfikir tenang kemungkinan tersebut.

"hahahahahaha... hahahaha" seketika tawa kyuhyun meledak. "Bodoh! Hahahahahaah..." Ia memegang perutnya yang terasa sakit akibat tertawa yang tak bisa ia tahan. "Kau cemburu yoona? kena kau!" seringa evil milik kyuhyun terlukis jelas di wajahnya.

***

"Jadi apa istrimu baik-baik saja kyu?" Tanya eunhyuk yang tengah berjalan masuk kedalam gedung SM membawa tas yang berisi beberapa baju kyuhyun.

"Ne.. Demamnya sudah turun" jawab kyuhyun yang tak ingin berpaling dari psp di tangannya. Mereka berjalan bersamaan kedalam gedung setelah menyelesaikan syuting reality show dimana kyuhyun menjadi salah satu host di acara tersebut.

"Hmm.. syukurlah" jawab eunhyuk, "huuuh perutku lapar sekali, bagaimana jika kita makan dulu kyu?"

"Baiklah, tapi kau duluan saja ke cafe" kyuhyun menghentikan permainan di pspnya, "aku harus bertemu lee so man lebih dulu, dia memintaku datang ke ruangannya"

"Hmm.. Ada masalah apa?" Tanya eunhyuk penasaran.

"Entahlah" kyuhyun mengangkat kedua bahunya.

"Baiklah kutunggu kau di cafe ya kyu" ujar eunhyuk sedikit berteriak, kami berjalan berpisah.

 


Aku membungkukan tubuhku sopan kepada lelaki yang tengah serius membaca beberapa dokumen diatas mejanya.

"Kyu kau sudah datang" ujarnya melihat kearahku, ia membuka kacamata yang dipakainnya dan menaruhnya di atas meja. "Duduklah kyu" tambahnya.

Aku mengangguk dan menuruti perintahnya duduk di kursi yang berada didepan meja kerjanya. "Jadi.. Ada apa kau memanggilku kemari?" Tanyaku.

"Hmm.. Aku ada tawaran proyek untukmu. Tapi sebaiknya kita menunggu seseorang lagi, baru akan kujelaskan" jawabnya.

"Mmm.. baiklah" aku mengangguk-anggukan kepalaku setuju, ku angkat sebelah kakiku dan menyimpannya di sebelah kakikku yang lain.

'Tok.. Tok.. Tok..' ketukan pintu terdengar.

"Masuklah" ujar lee so man pada seseorang yang berada diluar sana dengan sedikit berteriak.

"Duduklah..." matanya tertuju kepada seseorang yang ada dibelakangku, "changmin" tambahnya.

Seketika aku membalikan tubuhku, mataku menatap seseorang yang berjalan mendekatiku. Max changmin?! Dia seseorang yang di maksud lee so man? Pikirku dalam hati.


"Sebaiknya aku langsung saja pada tujuanku" ujar lee so man memulai pembicaraan, "tujuanku memanggil kalian kesini untuk menawarkan sebuah proyek baru yang akan dibuat SM entertaintment" tambahnya.

"Aku berniat untuk membuat sub unit yang dimana anggotanya akan dipilih dari beberapa penyanyi terbaik di SM, mungkin sekitar 4 atau 5 orang termasuk kalian berdua" jelasnya, "aku ingin kalian berdua ada didalamnya, aku ingin salah satu dari kalian menjadi ketua dari sub unit tersebut" ujarnya. "Bagaimana menurut kalian?" Wajahnya menatap kyuhyun changmin yang berada di depannya, duduk berdampingan dengan sedikit canggung.

"Menurutku ini ide bagus" chamngin membuka suaranya.

"Aku tak berfikir seperti itu" sela kyuhyun, "dari awal aku tak berniat untuk menjadi salah satu anggota dari sebuah group, lagi pula aku tengah konsen menyiapkan album keduaku bukankah sajangnim" jelasnya, "aku pun tak tertarik untuk menjadi ketua seperti katamu" tambahnya. "Jika itu proyekmu, aku tak bisa ikut aku ingin fokus mengerjakan album keduaku" choesonghamida" kyuhyun beranjak dari tempatnya.

"Hmmm.... Kau benar juga" ujarnya sembari berfikir keras.

"Sajangnim jika hanya itu yang ingin kau sampaikan" kyuhyun beranjak dari tempatnya, "sebaiknya aku permisi, aku masih ada latihan"

"Arraseo, kembalilah" ujarnya, kyuhyun membungkuk sopan pada lee so man dan pergi meninggalkan ruangan tanpa sedikitpun melirik changmin yang sedari tadi duduk disebelahnya.

 

"Tunggu" seseorang berlari menghampiri kyuhyun, karena merasa panggilan tersebut ditujukan untuknya kyuhyun menghentikan langkahnya dan membaikan tubuh melihat seseorang tersebut.

Changmin berdiri dihadapannya, "ada apa?" Tanya kyuhyun dengan menatapnya dingin.

"Apakah alasan hubungan kita kau menolak tawaran lee sajangnim?"

Kyuhyun tersenyum tipis mendengar pernyataannya, "jika kau berfikir seperti itu, anggaplah memang begitu.."

"Lagi pula aku yakin kau akan lebih baik memimpin sub unit tersebut" tambahnya dengan tersenyum sedikit dipaksakan, lalu menepuk punggung changmin dan bersiap meneruskan langkahnya. Namun sesuatu terlintas dipikirannya ia kembali membalikan tubuhnya menghadap changmin.

"Hmm.. Dan satu lagi" ujarnya, "sepertinya aku sering sekali melihat kau bersama yoona" changmin menatap kyuhyun dengan alisnya yang salin bertautan.

"Kami berteman baik" jawabnya,

"Ya ya aku tahu itu, tapi kau juga pasti tau kalau kini dia adalah istriku" jawab kyuhyun santai, "sebaiknya kau tak sering muncul bersama yoona dihadapanku, karena itu sedikit menggangguku" tambahnya sembari menyeringai dan berbalik meninggalkan changmin ditempatnya.

Kedua tangan changmin mengepal kuat, ia menatap kyuhyun yang berjalan santai didepannya. Caranya menatap kyuhyun tak biasa, emosi yang tertahan dapat dilihat dari dalam matanya.

***

 


"Huuuh.." Aku melempar tubuhku diatas sofa hitam milik SM, kusandarkan kepalaku di muka sofa tersebut dan kusilangkan sebelah kakiku menumpu diatas kaki yang lain.

"Oppa kau kenapa?" Tanya seohyun dari balik piano milik tuan lee.

"Tidak apa-apa seo" ku keluarkan ponselku dari saku celanaku. Mengecek apakah ada pesan masuk atau apapun dari yoona dan hasilnya nihil.

Sepagian aku mengirimkannya pesan namun tak ada satupun yang dia balas.

Dia masih tak mau berbicara padaku, dirumahpun ia hanya berbicara seperlunya. Ia masih percaya dengan persepsinya bahwa yang ia lihat di ruang vocal tersebut aku dan seohyun tengah bermesraan. Sehingga ia larut dalam pikirannya sendiri. Dasar bodoh!

"bagaimana kabar yoona unnie? Kudengar dari eunhyuk oppa, unnie sakit"

"ia dia sedang demam seo"

"mwo benarkah? Apa demamnya tinggi?" Terdengar nada khawatir darinya.

"Demamnya sudah turun, dia sudah baikkan" jawabku santai.

"Huuh.. Sepertinya udara akhir-akhir ini memang sedang tidak baik. Kau juga harus menjaga kondisimu oppa"

"Sepertinya bukan itu alasannya sakit seo" aku tersenyum penuh arti.

"Hah? Maksudmu? Aku tak mengerti oppa" ia menatapku antusias.

Aku membalas tatapannya dengan menyeringai evil, "kau tahu seo, dia sepertinya telah salah paham"

"Salah paham? Yoona unnie salah paham tentang apa?" Ia mengernyitkan dahinya bingung.

"Kau tahu saat emarin saat aku sedang membantumu membersihkan permen karet dari rambutmu.." Tanganku menunjuk ke arah rambut seohyun, pandangan seohyun mengikuti arah jariku. "Ia tak sengaja melihat kita, dan sepertinya yoona mengartikannya lain" ujarku mencoba menjelaskan.

Seohyun mengubah posisinya menjadi berbalik kearahku, ia sangat antusias mendengarkan keterusan penjelasanku. "Tunggu oppa, aku masih belum mengerti" ia berfikir keras mencoba mengartikan penjelasanku.

"Jadi maksudmu, yoona unnie menganggap kau dan aku...." Tangannya menunjuk ke arahku dan kearahnya berulang-ulang. Aku menganggukan kepalaku seolah mengerti apa maksudnya.

"MWO!" Teriaknya, ia menatapku tak percaya "Mana mungkin!"

Aku menganggukan kepalaku mencoba meyakinkannya.

"Oppa... Kenapa bisa-bisanya yoona unnie berfikir seperti itu?"

"Entahlah.." Aku mengangkat kedua bahuku santai.

"Aku harus bertemu dengannya, aku harus menjelaskan semuanya oppa" ia bersemangat bangkit dari tempatnya dan bersiap untuk pergi, namun dengan cepat kutarik tangannya dan memaksanya kembali duduk ditempatnya.

"Sudahlah, kau tak perlu menjelaskannya" ujarku, "biar aku saja yang menjelaskan kepadanya"

"Oppa kenapa kau terlihat santai begitu! Istrimu telah salah paham!!" teriaknya.

"Yaaa kau tak perlu berteriak seperti itu" sontak aku menutup kedua telingaku mendengar teriakannya yang tiba-tiba. "Sudahlah kau tenang saja" tambahku santai.

"Aku senang melihatnya cemburu seperti ini seo" aku menyeringai lebar mengingatnya, entah mengapa aku senang saat tahu bahwa yoona marah karena ia menyangka aku dan seohyun bermesraan. Secara tak langsung aku tahu ia cemburu pada seohyun.

"Senang?! Kau memang suami yang aneh oppa!!" Gerutu kyuhyun.

Kumainkan ponsel di tanganku, berniat untuk menghubungi yoona namun kuurungkan niatku saat melihat sesuatu yang menarik perhatianku. Didalam kontak yoona tertulis sebuah pengingat pada tanggal 30 mei dengan keterangan 'saengil chukha hamnida' yan tertulis disana.

"Seo!" Seketika ide muncul didalam otaku.

"Hmmm" jawabnya.

"Kau mau membantuku kan?" Aku menyeringai penuh arti menatap seohyun. Seohyun menatapku sedikit ngeri karena seringai evilku.

***

 


"Huuuh..." Kusimpan kepalaku diatas meja sebuah cafe milik temanku, seharian aku berusaha menjauh dari SM hanya untuk menghilang dari hadapan kyuhyun. Tapi entah mengapa saat ini aku merindukannya. Seketika dikepalaku berputar kembali kejadian diruang vocal 2 hari yang lalu, dadaku selalu terasa sakit saat mengingat kejadian tersebut seperti sesuatu menembus kedalam dadaku dan mengganggu sistem pernafasanku.

"Astaga aku ini kenapa" kutenggelamkan kepalaku diatas kedua tanganku yang bertumpu diatas meja, "Pabo! Yoona pabo!" Lagi-lagi air mata hampir jatuh dari mataku, namun sebisa mungkin kutahan agar air mataku tak sampai jatuh lagi diwajahku.

"Isn't she lovely... Isn't she wonderful.." Ponselku berdering, sebuah panggilan masuk datang.

"Huuh.. Kenapa disaat seperti ini aku harus mendengar suaranya" gerutuku, mendengar suara kyuhyun bernyanyi yang menjadi nada deringku.

Kurogoh ponselku dari dalam tas, kulihat nama ahra noona dilayar ponsel dengan cepat kutekan tanda panggilan untuk menjawab panggilan tersebut.

"Yeoboseyo..."

"Yoona.. Kau dimana?" Tanyanya to the point.

"Aku sedang berada ditempat temanku unnie, ada apa?"

"Apa kau sedang sibuk?"

"Tidak unnie.. Memangnya kenapa?"

"Kalau begitu kemarilah, kutunggu kau didepan apartement. Aku ingin kau mengantarkanku ke suatu tempat, eoh? Cepat ya.."

Dengan cepat ia menutup telfonnya tanpa mendengar jawabanku.

"Benar-benar kakak cho kyuhyun!" Protesku. Dengan malas aku beranjak dari tempatku berniat untuk pergi ke tempat yang diperintahkan ahra unnie.

***


"Kau akan pindah ke seoul noona?" Ujar kyuhyun, ditengah makan malamnya bersama kakak dan yoona. Hari ini ia sengaja pulang cepat agar dapat bertemu yoona yang akhir-akhir ini sulit ia temui.

"Mmm.." Jawab kakaknya dengan anggukan.

"Bagaimana dengan gong yoo hyung? Dia menyetujuinya?" Tanyanya lagi.

"Tentu saja" jawabnya yakin.

"Hhhh.. Kenapa aku tanyakan hal itu, tentu saja ia setuju" gerutuku, "diakan selalu mengabulkan permintaanmu"

Ahra terkekeh mendengar pernyataan adiknya tersebut.

"Lalu bagaimana dengan cottagemu di jeju?"

"Sudah ada pak kim yang mengurusnya, lagi pula jarak seoul dan jeju kan tak terlalu jauh. Aku bisa kapan saja pergi kesana" jelasnya.

Kyuhyun mengangguk-anggukan kepalanya mendengar penjelasan dari kakaknya tersebut.

"Akan sangat menyenangkan tinggal didekat kalian, kau harus sering main kerumah baruku ya yoong" ujarnya menatap yoona semangat.

"Eoh? Ya.. Tentu saja unnie" jawab yoona yang sedari tadi tak memperhatikan pembicaraan ahra dan kyuhyun.

Kyuhyun menatap yoona yang ada disebelahnya, ia menatap setiap gerak-gerik yoona. Dan yoona tak menyadari hal tersebut, dia hanya fokus pada apa yang ada didalam pikirannya sendiri.

***

 


Berkali-kali aku mengecek ponselku, berharap sebuah pesan datang dari kyuhyun seperti hari sebelumnya ia selalu cerewet bertanya keberadaanku. Hari ini ia sangat tenang. Tadi pagi aku tak mendapatinya di apartement, ia pergi pagi-pagi sekali bahkan sebelum aku bangun dari tidurku.

"Yoona lihat cangkir-cangkir ini, bagus tidak?" Ahra unnie menunjukkan salah satu cangkir classic dengan motif bunga-bunga berwarna-warni yang cantik.

"Cantik unnie" aku mengangguk sembari tersenyum menjawab pertanyaannya.

Kami meneruskan langkah kami melihat-lihat pernak-pernik cantik keperluan rumah tangga di salah satu store yang kami kunjungi hari ini. Hari ini adalah hari kepindahannya, ahra unnie memintaku untuk membantunya memilih beberapa keperluan rumah tangga yang akan ia bawa ke rumah barunya. Rumah di kawasan cheongdamdong yang baru ia beli 2 hari yang lalu.

"Kau sudah memberitahu kyu untuk datang kerumahku nanti malam kan yoong?" Ujarnya.

"Eoh? Mmm... Sudah unnie" jawabku berbohong.

"Yoong kalian tidak sedang bertengkar kan?" Ahra unnie menghentikan langkahnya dan menatapku curiga. Sontak aku terkejut melihat tatapannya yang tiba-tiba tersebut.

"Ti..ti..tidak unnie.." Sangkalku

"Hmmm.. benar?"

"Iya unnie, kami baik-baik saja" jawabku lagi-lagi berbohong.

"Kalian akhir-akhir ini terlihat aneh, tak seperti biasanya" ia meneruskan kembali langkahnya, "tapi syukurlah jika tak terjadi apa-apa" ia membalikan wajahnya dan tersenyum kepadaku. Aku menatapnya sembari membalas senyumnya sedikit terpaksa.

"Whoaa tak terasa sudah jam segini" ahra unnie melirik jam tangannya, "yoona kita harus cepat-cepat 1 jam lagi suamiku landing" ujarnya, ia merangkul tanganku dan kami melanjutkan langkah kami.

***

 


"Noona kami pulang dulu ya" kyuhyun meraih hoodie miliknya yang ia letakan di lengan sofa milik kakaknya tersebut.

"Kalian sudah mau pulang?" Ujar gong yoo, keluar dari pintu toilet berjalan mendekati kyuhyun.

"Ne hyung, sudah malam" jawab kyuhyun sembari memakai hoodienya.

"Kenapa tidak menginap disini saja?" Keluh ahra sembari merangkul yoona yang juga tengah bersiap-siap memakai mantel crem miliknya.

"Tidak bisa unnie, tidak bisa malam ini" bantah kyuhyun cepat, "lain kali saja eoh?" Ia menyeringai pada sembari mengedipkan matanya beberapa kali seolah memberi kode pada kakaknya.

"Aaaah.." Bisik ahra, yang seolah mengerti maksud adiknya tersebut. Kyuhyun merangkul kakaknya tersebut sembari mendekatkan mulutnya kearah telinga ahra, "doakan aku noona" bisiknya pelan.

"Kau harus berhasil" balas ahra, sembari sama-sama berbisik.

"Unnie selamat untuk rumah baru kalian" ujar yoona yang sudah berdiri dihadapannya.

"Terima kasih yoong, kau harus sering-sering kemari ya" pintanya, ahra merangkul yoona erat dengan menyeringai penuh arti dibalik rangkulannya.

"Tentu unnie" jawab yoona, "gong yoo oppa terima kasih untuk makan malamnya" tambahnya sopan sembari membungkuk pada suami ahra tersebut.

"Sama-sama yoona, sering-seringlah makan malam bersama kami disini ya" ia menepuk-nepuk lembut punggung yoona.

"Hyung aku pulang ya" ujar kyuhyun pada kakak iparnya tersebut, "jangan sering-sering kau meninggalkan istrimu ini sendiri atau aku yang akan kerepotan hyung" candanya.

"Ya! Tidak sopan" bentak ahra sembari menjitak kepala kyuhyun.

"Yaaa noona sakit" kyuhyun meringis kesakitan, gong yoo dan ahra terkekeh geli melihat kyuhyun begitu pula yoona.

 

"Kami pulang dulu..." Kyuhyun melambaikan tangannya dari dalam mobil, yoona yang duduk disebelahnya tak ketinggalan tersenyum manis berpamitan pada kedua kakak iparnya tersebut.

"Hati-hati dijalan" balas gong yoo dan ahra bersamaan. "Kyu jangan kebut-kebut" tambah ahra.

Kyuhyun mengangkat ibu jarinya keluar jendela, memberikan tanda bahwa ia mengerti pada kakaknya tersebut. Kyuhyun pun melajukan mobil sport putih miliknya kembali ke apartement.

***

 


Aku dan yoona berjalan bersamaan menuju aprtement dengan tenang bahkan sangat tenang tak ada satupun dari kami yang mengeluarkan suara, bahkan aku dapat mendengar langkah kaki kami sangat jelas. Yoona masih tak mau berbicara padaku. Beberapa kali aku mengajaknya berbicara namun jawabannya hanya 'iya', 'tidak', 'entahlah' hanya seperlunya saja, akujuga mengajaknya bercanda namun ia tetap menanggapinya dengan dingin.

Kini aku sedang sibuk dengan ponselku, yang sedari tadi tak lepas dari genggamanku. Berkali-kali ku hubungi seohyun dan eunhyuk memastikan rencanaku untuk memberi kejutan pada yoona malam ini tak ada kendala. Tepat pukul 12 malam nanti tanggal 30 mei ulang tahun yoona, aku meminta bantuan seohyun dan eunhyuk untuk membantuku mempersiapkan semuanya. Namun yang jadi kendala sekarang yoona masih tak mau berbicara padaku dan sekarang masih pukul 10 malam, masih ada  2 jam lagi menuju tanggal 30 dan kami sudah berada di apartment. Aku takut yoona keburu tidur dan tak ingin kuajak kompromi. Isi kepalaku berputar, memikirkan berbagai cara untuk membuatnya tetap terjaga sampai pukul 12 nanti.

Sesampainya di dalam apartement kulihat yoona berjalan menyelonong langsung kearah kamarnya, kamar yang sebelumnya ditempati ahra unnie.

"Yoong" ujarku mencoba menghentikan langkahnya, ia membalikan wajahnya dan menatap dingin kearahku.

"Kau mau kemana?"

"Kau pikir aku mau kemana?" jawabnya ketus, "aku mau tidur! Ini sudah malam!" tambahnya.

"Tapi yoong.. Inikan baru jam..." Aku melirik jam dinding yang tergantung di ruang tv lalu berbalik kembali menatap yoona. Ia menatapku sedikit kesal menunggu kelanjutan kalimatku. "Se.. pu.. luh.." Jawabku lemas.

Yoona mengangguk kesal mendengar jawabanku, "sudahlah aku mau tidur" ia kembali melangkah ke arah kamarnya, masuk dan menghilang dibalik pintu.

"Ku mohon jangan tidur dulu yoong" bisikku.

 

"Bagaimana ini, sepertinya dia sudah tidur. Aku tak bisa menahannya tetap terjaga dia sepertinya masih marah padaku" bisikku kepada seseorang yang ada dibalik ponselku.

"Cari cara lain kyu, ajak dia pergi. Ke supermarket atau kemana beralasanlah!" Suara eunhyuk terdengar begitu semangat.

"Tapi kemana?!!"

"Bilang kau sakit perut, minta dia untuk membelikan obat untukmu"

"Hmm.. Apa akan berhasil?"

"Astaga coba dulu saja kyu! Kita sudah tak ada waktu!" Desaknya.

"Arraseo.. Arraseo akan ku coba" dengan cepat kututup telfonnya. Aku menatap kearah kamar yoona, mencoba menarik nafasku sebelum melakukan apa yang diperintahkan eunhyuk padaku. Perlahan aku berjalan mendekati kamar yoona.

"Ini harus berhasil!" Bisikku pada diri sendiri.

 

"AAAARGH!!!!" Teriaku kencang, kudekatkan telingaku didekat pintu kamar yoona. Terdengar langkah kaki cepat datang mendekati pintu. Dengan cepat aku berakting seolah perutku sakit. Kupegang kuat perutku dengan kedua tanganku.

"Kyu!" Kudengar suara yoona, dan ia datang medekatiku.

"Kyu kau baik-baik saja?" Ujarnya khawatir.

"Yoong perutku sakit yoong! Sakit sekali" erangku.

"Kenapa? Kenapa bisa sakit?"

"Entahlah tiba-tiba terasa sakit" jawabku memikirkan suatu alasan didalam kepalaku. Yoona menopang tubuhku, membantuku berjalan ke sofa dan mendudukanku diatasnya. Lalu ia berjalan dengan sedikit berlari ke arah dapur dan kembali lagi membawa segelas air putih.

"Minumlah dulu" tanpa banyak bicara kuturuti perintahnya. "Kau mau aku akupuntur lagi?" Tanyanya.

"Tidak!!" Dengan cepat kutolak tawarannya, "tak perlu!"

"Tolong belikan aku obat saja yoong, tolonglah" pintaku sedikit memelas.

"Baiklah baiklah!" Ia menatapku sangat khawatir. "Kau baik-baik saja kutinggal sendiri?" Tanyanya.

Aku mengangguk lemas.

"Baiklah tunggu ya" ia berlari masuk kekamarnya dan dengan cepat keluar dengan membawa mantel. "Tunggu kyu, bertahanlah" ujarnya. Dengan setengah berlari ia keluar untuk membeli obat sakit perut untukku.

"Bingo!" Kataku setelah ia menghilang dibalik pintu apartement, aku menyeringai puas. "Aktingku bagus juga"

Dengan cepat ku kirim sebuah pesan pada eunhyuk.

'Monkeyhyuk'

Target sudah tertipu >:)

***

Aku membaringkan tubuhku diatas sofa dengan santai sembari menonton acara komedi yang ditayangkan di salah satu tv berbayar. Sekarang sudah hampir jam setengah sebelas malam dan aku yakin sekali dengan alasan sakit perutku dapat membuat yoona terjaga dan menghabiskan waktu lama untuk mencari toko obat yang buka tengah malam begini. Namun sedikit ada rasa khawatir membiarkannya pergi sendiri pada waktu seperti ini.

"Aah.. Dia pasti akan baik-baik saja" ujarku mencoba menenangkan diriku sendiri.

Tiba-tiba terdengar suara pintu apartemenku yang terbuka otomatis, dengan cepat aku mengangkat kepalaku mengintip siapa yang datang dari balik sofa.

"Kyuu.." Kuyakin suara yang memanggilku tersebut milik yoona, dengan cepat kulirik jam tangan yang ada di tanganku. Masih jauh ke angka 12 dan yoona sudah kembali. "Kyuu" teriaknya sekali lagi.

"Aaaah.." Erangku kecil.

"Kyu apa masih sakit?" Ia duduk didekatku, aku mengangguk sembari berakting lemas dihadapannya. "Ini sudah kubawakan obat untukmu, sebentar ya" ia beranjak dari tempatnya bejalan ke arah dapur.

"Kenapa dia cepat sekali kembali" bisikku kecil.

 

Tak lama yoona datang membawa air berwarna merah didalam gelas, air yang kuyakin sudah ia campurkan dengan obat sakit perut yang baru ia beli.

"Ini minumlah" ia menyodorkan gela tersebut kehadapanku.

Perlahan aku bangkit dari tempatku, membenarkan posisiku menjadi terduduk si sebelahnya. "Minumlah" gelas tersebut semakin dekat di mulutku.

Dengan ragu-ragu kuambil gelas yang berisi obat sakit perut tersebut dari tangan yoona, Apa tak apa-apa aku minum ini?! Aku kan hanya berakting sakit perut, tak sungguh-sungguh.

"Ayo minumlah, tidak pahit aku membelikan yang rasa strawberry untukmu" ujarnya.

"A..arraseo.." Dengan hati-hati aku mendekatkan gelas tersebut kemulutku, dan perlahan sedikit demi sedikit aku minum obat tersebut sampai habis di hadapan yoona. Ia tersenyum lebar menatap gelas tersebut habis kuminum.

"Good job!" Ia bangkit dari tempatnya bersiap untuk pergi, entah mengapa tanganku reflek meraih tangannya sehingga langkahnya terhenti. Ia membalikan tubuhnya menatapku bingung.

"Ada apa lagi?" Tanyanya.

"Kau mau kemana?"

"Aku mau menyimpan ini" gelas ditangannya ia perlihatkan kepadaku, "lalu melanjutkan tidurku" tambahnya.

"Kau mau tidur? Bagaimana jika perutku terasa sakit lagi?" Rengekku.

"Kau bisa berteriak seperti tadi kan? Aku pasti bangun" ia kembali bersiap untuk pergi.

"Tapi yoong.." Lagi-lagi aku mencoba menghentikan niatnya untuk pergi dari hadapanku.

"Astaga kyu apalagi sih? Kau seperti anak kecil saja" ujarnya sedikit kesal, genggamanku sedikit melonggar saat itupula yoona dengan cepat melepaskan tangannya dariku dan pergi melangkah kedapur dan berjalan masuk kedalam kamarnya.

 

“astaga kenapa susah sekali membuat dia terjaga?” aku berjalan bulak-balik didapur memikirkan ide lain agar membuat yoona terjaga sampai pukul 12 nanti, “apa yang harus ku lakukan” ujarku pada diri sendiri.

Aku berjalan ke arah dapur berniat untuk meminum sesuatu yang segar didalam kulkas, agar dapat membantu kepalaku mendapatkan ide yang bagus.

“meow” suara jolie terdengar saat aku berjalan melewati kandangnya. Sontak aku langsung menatapnya, kucing putih gendut yang masih terjaga menatapku dengan mata kuningnya. “meow” ujarnya sekali lagi seolah tengah mengatakan sesuatu padaku. Aku menatapnya dalam, isi kepalaku berputar cepat. Ku bungkukan tubuhku semakin dekat menatap kucing pemalas tersebut, “meow”

“jolie.. apa kau mau bekerja sama denganku sekali ini saja?” aku menyeringai evil, sesuatu ide muncul di kepalaku.

***

“cepat seo, bawa kucing gendut itu” bisikku pada seohyun yang tengah membungkuk mencoba mengambil jolie dari dalam kandangnya.

“pelang-pelang jangan sampai bersuara” ujarku sekali lagi.

“kau yan sedari tadi bersuara oppa!” keluhnya.

“arraseo” aku menutup mulutku dengan kedua tanganku.

“aigooo lucu sekali” seohyun menggendong gemas jolie dan menggendong kucing gendut tersebut di dekapannya.

“ayo cepat pergi-pergi..” aku mendorong pundak seohyun kearah pintu apartement.

“Jolie kau bersama unnie dulu ya..” ujar seohyun kepada jolie lucu. “oppa fighthing!!” ujarnya sembari mengepalkan tangannya member semangat padaku.

“Ne..ne cepat bawa kucing itu pergi”

“arraseo..” seohyun berjalan keluar apartemen dan pergi dengan membawa jolie bersamanya.

 


“yoong..yoong” teriakan keras beserta ketukan pintu yang tak santai terdengar dari luar kamarku, baru saja aku mau memulai mimpi indahku namun lagi-lagi kyuhyun membuatnya berantakan. Sedikit kesal aku beranjak dari tempat tidurku.

“Ada apa sih kyu” aku menggaruk-garuk kepalaku kesal, “perutmu sakit lagi?”

“tidak, tidak aku sudah baik-baik saja” sangkalnya.

“lalu ada apa?” dapat kulihat wajahnya yang gelisah tak karuan.

Ia menarik tanganku dan membawaku bersamanya.

“Itu..” tangannya menujuk kearah kandang jolie yang terbuka dan kosong tak berpenghuni, aku tak dapat melihat kucing kesayanganku ada didalamnya.

“jolie!” aku terkejut melihat jolie tak ada didalamnya, aku membungkukan tubuhku hingga berjongkok didepan kandang kosong tersebut.

“sepertinya jolie hilang, aku sudah melihat kadangnya seperti ini”

“kyu bagaimana ini, jolie kemana” rengekku.

Aku mulai berdiri dan mencari jolie didalam apartemen kyuhyun. Dibawah meja makan, kamar mandi, kamar cuci, semuanya saking putus asanya aku mencari kucing kesayanganku tersebut didalam kulkas namun aku masih tak dapat menemukannya. Aku masuk kedalam kamar kyuhyun, mencarinya kedalam wadrobe kyuhyun. Diselah-selah pakaiannya yang bergantung namun aku masih tak dapat melihat sosok kucing putih kesayanganku itu.

“joliee” teriakku. Biasanya ia mengeluarkan suaranya jika aku memanggil namanya, namun kini tak sedikitpun terdengar. “jolie dimana kau?” ujarku putus asa. Aku berpindah mencarinya di bawah kasur kyuhyun dan aku tak juga menemukannya.

“jolie.. kenapa kau tiba-tiba menghilang” aku berjalan lemas, keluar dari kamar kyuhyun.

 

“kyu!” aku duduk disebelah kyuhyun yang terlihat enjoy diatas sofa sembari menonton film. “kyuu…” gugoyang-goyangkan tangannya berusaha mendapatkan perhatiannya.

“hmm.. ada apa” jawabnya santai tanpa memalingkan matanya dari tv

“jolie tidak ada” rengekku. “kenapa kau santai begitu, kucing kesayanganku hilang tau!”

“lalu aku harus bagaimana?” tanyanya.

“bantu aku mencarinya!!”

“kenapa aku harus membantu mencarinya? Aku senang kucing gendut itu hilang”

“YAA!” reflek tanganku mendarat cukup keras diatas kepalanya setelah mendengar pernyataannya tersebut. “kau jahat sekali!” teriakku.

“YOONA SAKIT TAU” keluhnya, ia menggosok-gosok kepalanya bekas pukulanku.

“hehe.. maaf kyu reflek”. “habisnya kau bisa-bisanya berbicara segampang itu!”

“kau ingin joliemu itu kembali?” aku menatapnya curiga, dari kata-katanya sepertinya ia tahu dimana keberadaan jolie.

“kau.. kau tahu jolie dimana?” tanyaku antusias, ia mengangguk yakin menjawab pertanyaanku. “jangan-jangan kau yang menyembunyikannya kan kyu!!” bentakku.

“ikut aku!” ia bangkit dari tempatnya dan berjalan keluar kearah balkon apartemennya, aku berjalan sedikit ragu-ragu mengikuti di belakangnya.

“eoh.. ada apa ini” sebuah kain piknik tergelar rapih di bawah balkon apartemen kyuhyun, dengan sebotol wine dan dua gelas wine diatasnya. Kyuhyun duduk di atas alas kain tersebut.

“duduklah” tangannya menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya, ia memerintahkanku untuk duduk ditempat yang ia tunjukkan. Aku berjalan sembari isi kepalaku menebak-nebak apa yang kyuhyun lakukan.

“Ada apa ini? kau menyiapkan ini semua?” tanyaku tak percaya, aku duduk ditempat yan diperintahkan kyuhyun. Kulihat kyuhyun disebelahku duduk santai sembari sibuk menuangkan wine kedalam kedua gelas yang ada disini.

“Dimana jolie? Katanya kau tahu dimana dia” ujarku tak berhenti bicara.

“Dia ada di suatu tempat, kau tenang saja” jawabnya santai.

“Apa maksudmu?” tanyaku tak mengerti.

“sudahlah temani aku saja disini kalau kau ingin jolie kembali” ancamnnya.

“shh.. kau benar-benar terlihat seperti seorang penculik” aku meneguk wine didalam gelasku, setidaknya aku tenang bahwa jolie ada di suatu tempat.

“Yoona” kyuhyun membuka suaranya.

“mmm..” jawabku.

“sebenarnya… aku dan seohyun..”

“sudahlah kyu lupakan kata-kataku waktu itu..” dengan cepat kupotong kalimatnya, aku sangat tak ingin mendengar kelanjutan kalimatnya. Benar-benar membuatku takut. mendengar nama seohyun yang terlontar dari mulut kyuhyun benar-benar membuatku teringat kejadian di ruang vocal tersebut. Aku sudah memutuskan untuk tak mencampuri urusan pribadi kyuhyun aku tak ingin jatuh lebih jauh karena masalah seperti ini.

“yoong.. apa kau benar-benar cemburu pada seohyun?”

“MWO!.. uhuk..” aku tersedak mendengar kata-katanya, “Apa maksudmu, siapa yang cemburu!” bentakku.

“yasudah kalau tidak cemburu tak usah terkejut begitu” goda kyuhyun.

“yaaa..!! aku tidak cemburu. Untuk apa aku cemburu!!”

“kau benar.. untuk apa kau cemburu pada sepupuku.. sangat tidak masuk akal” seketika mataku membelalak lebar, aku menatap kyuhyun terkejut sekaligus penasaran. Dia bilang apa tadi? sepupu?

“apa? se..sepupu?”

Kyuhyun mengangguk membenarkan. “iya seohyun adalah sepupuku” jelasnya. “dia lama tinggal di jepang, dulu sewaktu aku kami masih kecil kami selalu bermain bersama-sama. Ibu dan ayahku selalu bilang jika seohyun adalah kembaranku dia selalu mengikutiku kemana-mana, kami selalu bersama. sampai akhirnya aku pindah dan menetap di amerika mengikuti kedua orang tuaku, sejak itu aku kehilangan kontak dengannya aku hanya mendengar dari noona kalau seohyun pindah ke jepang”

“ternyata aku bertemunya kembali di SM, dia memang selalu mengikutiku kan yoong” ia menatapku dengan senyum kecil diwajahnya.

“Jadi kalian adalah sepupu?”. “lalu… kenapa..”

“Yang kau lihat di ruang vocal itu tak seperti apa yang kau pikirkan, saat itu aku tak sengaja menjahilinya dengan permen karet tetapi tanpa sengaja aku malah membuat permen karet tersebut menempel di belakang rambutnya. Jadi saat itu aku tengah bertanggung jawab untuk membersihkan permen karet dari rambutnya. Benar-benar jauh dari apa yang kau fikirkan” jelasnya.

“memangnya apa yang kufikirkan..” Entah mengapa mendengar penjelasanya membuatku dapat bernafas lega, senyuman mengembang tiba-tiba di wajahku.

“lalu kenapa kau sangat emosi saat menceritakan tentang itu padaku? Bahkan kau sampai demam”

“YAA.. aku demam bukan gara-gara itu!” protesku.

Tiba-tiba ponsel kyuhyun bergetar, “Yoong berdirilah” dengan cepat kyuhyun berdiri dari tempatnya dan sedikit membuatku terkejut, aku mengikutinya berdiri sembari tak mengerti apa sebenarnya yang terjadi.

“ada apa kyu?” tanyaku bingung.

“lihat kesana..” kedua tangannya mengarah ke langit-langit malam yang sama sekali tak terdapat apa-apa. Mataku berkeliling menatap seliruh penjuru langit malam yang ada di atasku, mencari sesuatu.

"Tunggu sebentar lagi" bisiknya didekat telingaku, sontak aku terkejut mendapati tubuhku dalam dekapannya. Degup jantungku menjadi tak menentu. "Hana.." Bisiknya lembut, "dul.... Set..."

 

'TUING...... DUAR..DUAR!!!" Sebuah kembang api besar ada di hadapanku, benar-benar dihadapanku. Betapa terkejut sekaligus takjub saat melihat hijan kembang api warna warni ada dihadapanku.

 

"Neomu yeppeuda!!" Teriaku kegirangan.

"Selamat ulang tahun yoong" teriak kyuhyun, aku menatapnya dengan mataku yang berbinar sekaligus terharu. Aku benar-benar tak pernah berfikir kyuhyun akan melakukan semua ini. dia mengingat ulang tahunku.

"Kau yang buat ini semua?"

Ia mengangkat kedua bahunya dan seringai khas datang dari wajahnya. ia kembali menatap langit-langit dengan kembang api warna-warni yang menghiasi. Sungguh indah, namun entah mengapa mataku tak dapat berpaling dari wajah kyuhyun, aku menatapnya dengan senyum yang mengembang di wajahku. Sunggu kali ini aku ingin sekali menangis, menangis karena bahagia. Hatiku tak lagi sakit karena memikirkan soal kyuhyun dan seohyun yang ternyata mereka bersaudara, aku juga tak lagi salah paham dengan apa yang mereka lakukan di ruang vocal, dan saat ini aku mendapatkan kejutan indah di hari ulang tahunku yang akupun tak ingat jika hari ini ulang tahunku.

Jantungku berdegup kencang, sangat kencang.

"Kyu!!" Teriakku, ia memalingkan wajahnya dari kembang api tersebut dan menatapku dengan wajahnya yang penasaran. "Kyu..sepertinya aku.." Ia mengernyitkan dahinya, sembari menunggu kelanjutan kalimatku yang menggantung di udara. "Aku menyukaimu.." Entah mengapa kata-kata tersebut terlontar dari mulutku sangat mulus, ada suatu dorongan aneh didalam hatiku. Aku berjalan mendekat kearah kyuhyun yang masih terpaku ditempatnya dan 'cup' satu kecupan mendarat di pipi kanan kyuhyun.

 


Kyuhyun menatap yoona terkejut sekaligus tak percaya, tubuhnya menegang ia benar-benar tak pernah membayangkan yoona akan menciumnya seperti itu. Tak ada kata-kata yang dapat ia katakan.

"Maafkan aku" setelah sadar dengan apa yang ia lakukan, dengan cepat yoona menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Kurasa aku terlalu banyak minum" ujanya beralasan.

Wajah yoona sama tegangnya dengan kyuhyun, bahkan raut wajahnya berubah padam. Kepalanya tertunduk tak berani menatap kyuhyun, ia bersiap untuk pergi dari hadapan kyuhyun. Namun tak di duga kyuhyun dengan cepat menarik tangan yoona dan membawa tubuh yoona kedalam dekapannya.

"Nado!" Ujarnya pelan, dengan lembut kedua tangannya meraih pipi yoona mendekatkan wajahnya hingga sangat dekat dan semakin dekat sampai akhirnya bibir kyuhyun tepat mendarat pada bibir yoona. Ia memejamkan kedua matanya dan mencium bibir yoona lembut dibawah hujan kembang api yang ia siapkan untuk yoona.

***


Continue....

 

Semoga suka sama kelanjutan ceritanya.... tunggu terus chapter selanjutnya chingudeul ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nabiladwi19 #1
Chapter 13: aku suka ff ini, nggak pernah baca ff kyk gini sebelumnya. Chap 13 kereen, akhirnya KyuNa happy ending :)
neesstt #2
Chapter 7: Yah lgi senyum2 bca moment kyuna ehh muncul seohyun, :) tpi gk papa deh tetep keren kok ^.^
neesstt #3
Chapter 5: Duh apa ya kejutan di chap brkutnya,, penasran :) , lngsung aja deh aku bca chap 6 nya ^^
neesstt #4
Chapter 4: Aaaa jdi hubungan kyu sma appa nya kurang baik y,, ciyeee sweet bgt pernikahannya :) ;)
neesstt #5
Chapter 3: Hmm knpa kyuhyun kaget liat appanya??
neesstt #6
Chapter 2: Wah suka sma ide ceritanya,, kyk drama full house ^^ keren!!!
Warda-ssi #7
Chapter 13: Waw waw akhirnya end juga.. Suka banget sama ceritanya. Akhirnya happy ending juga. Tiap part bener* butuh waktu baca yg lama. Mungkin 3 jam non stop. Tapi aku bacanya terpotong-potong tiap part nya. Karena tiap part panjang~ banget, jadi butuh jeda yg mau baca. Biar ga suntuk. Sekitar butuh 6 jam -,-

Sekali lagi, ff nya Daebbakk :)
ChoiSuri
#8
hwaaaaaaaaa terimakasih terimakasih terimakasiiih!! seneng deh ^^ salam kenal juga manggil apa aja bebas ko hihihi :> mulai sekarang juga sering sering baca fanfic straight aku yang lain yaaaa xixixixi :P
Nara14 #9
Chapter 13: saya suka cerita nya, awal cerita di bikin gemes ama couple ini trus pas di tengah di bikin senyum-senyum sendiri eh pas mau akhir di bikin sedih, untung nya happy end coba kalo gak ah saya bakalan gak kuat. Maaf ya bru coment di chapter ini hehe. Oh,ya! Ini fanfic straight pertama loh yang saya baca, padahal saya gak suka fanfic yg straight tapi pengecualian buat fanfic ini. Gak tau kenapa liat sinopsis fanfic ini jadi pengen baca dan akhirnya fuala saya jadi suka ama fanfic ini. Oh, ok kenapa saya jdi curhat disini. Hehe Salam kenal author(saya gak tau mau manggil apa, jdi saya manggil gtu aja. Maaf klo gak suka)
yoongyuyoong #10
Chapter 13: Suka suka suka suka sukaa sukaaaaa aaaaaaaaaaaaa tapi moment kyuna nya kurang banyaaaaak hihihi ditunggu ff yg lain ^^