chapter 12

THE PROPOSAL

“Berpisahlah dengan kyuhyun, Im yoona”  Suara berat dan datar keluar dari mulut lee so man dan berhasil membuat duniaku mendadak runtuh. Tak ada nada tinggi dari kata-kata yang terdengar, tak ada juga nada amarah ataupun hinaan yang kudengar tapi entah mengapa dadaku terasa sakit. Hatiku seolah tengah disayat oleh benda yang amat tajam, dadaku terasa sangat-sangat sesak. Sakit sangat sakit rasanya.

Entah mengapa bibirku pelu tak dapat kugerakan, tubuhku mendadak lemas kuyakin saat ini kakiku tak mampu menopang tubuhku jika berdiri. Kukepalkan kedua tanganku kuat-kuat, berusaha mencoba mengembalikan kesadaranku yang tersisa, kucoba menarik nafas sepanjang mungkin yang kubisa dan kembali menatap lee so man dihadapanku.

“Apa sebenarnya yang ada didalam pikiranmu sajangnim” akhirnya mulutku dapat kembali kugerakan, sekuat tenaga kukuatkan diriku agar tak terlihat lemah didepan laki-laki tua ini.

“Sejak awal aku tak yakin dengan rencana pernikahan kalian” ujarnya memulai menjelaskan, “Kau pasti tahu betul kan yoona pilihan menikah disaat karier seorang artis tengah berada di puncak bukan merupakan pilihan yang baik” terusnya santai, “meskipun kalian merahasiakan pernikahan kalian namun kau lihat sendiri kan?! Akhirnya wartawan juga dapat mengendusnya?”

Jantungku memacu sangat kencang tak terkendali, emosiku sudah sampai di puncak ubun-ubun kepalaku melihat wajah santai tak berperasaan lelaki paruh baya dihadapanku.

“Yoona aku sangat mengenalmu. Aku tahu kau merupakan managger terbaik milik SM dan mengapa aku mengatakan ini kepadamu bukan kepada kyuhyun karena aku mempercayaimu, kau pasti menginginkan hal yang terbaik untuk artismu bukan begitu?” lee so man menyeringai di akhir kalimatnya, ia terlihat sangat menyeramkan bagiku. “Kau pasti tetap menginginkan kyuhyun berada di kariernya seperti sekarang kan?”

“Apa yang kau inginkan sebenarnya?” suaraku keluar sangat berat, teredam oleh emosi yang sudah menguasai seluruh tubuhku.

“berpisahlah dengan kyuhyun dan kita anggap pernikahan ini tak pernah ada!” mulutnya sungguh terlihat sangat enteng mengeluarkan kata-kata tersebut, “Lupakan keegoisanmu, pikirkanlah kyuhyun. Anggaplah ini merupakan permintaan langsung dariku im yoona”

Kali ini mataku terasa perih, sebisa mungkin ku tahan air mata yang mulai bergumul di ujung mataku. Kepalan tanganku semakin kuat, antara menahan amarahku juga rasa sakit dihatiku.

***


“Aku tahu ini bukan hal yang mudah” sahut lee so man, “Tapi pikirkanlah baik-baik, aku sangat mempercayaimu!” tambahnya, ia bersiap bangkit dari tempatnya, lelaki kekar yang merupakan bodyguard lee so man berjalan mendekatinya dari sebelumnya ia berdiri mencoba menjaga jarak memberi ruang agar bosnya dapat berbicara dengan leluasa.

“Sepertinya aku harus kembali lebih dulu, kau santai saja dulu” lee so man tersenyum kepada gadis pucat di hadapannya, yoona menapa lurus kearah lelaki tersebut dengan pikirannya yang sangat kacau.

“Aku menunggu keputusanmu, aku tahu kau gadis yang pintar memilih keputusan”setelah mengatakan kata-kata terakhirnya, ia lantas pergi berjalan dengan jalan khasnya yang penuh wibawa diikuti bodyguard dibelakangnya.

‘TES’ tetesan air mata yang sedari tadi yoona tahan turun membasahi wajah cantiknya, ia tak mampu lagi menahan bendungan air mata yang memenuhi mata indah miliknya. Semakin lama tetesan-tetesan air matanya semakin deras, menghasilkan aliran-aliran sungai kecil di pipi merah gadis tersebut. Tubuh kurusnya tersandar lemas di kursi tempatnya duduk, tangan kanannya ia simpan di dada, menekan kuat rasa sakit yang berasal dari dalamnya. Yoona mengigit ujung bibirnya, mencoba menahan isakan tangis serta rasa sakit yang kini tengah ia rasakan.

Ia benar-benar tak menyangka lelaki pemilik SM entertainment tersebut dapat mengatakan hal tersebut. Pernikahannya dengan kyuhyun memang bukan pernikahan sungguhan, tapi kini yoona sangat mencintai kyuhyun ia benar-benar tak ingin berpisah dengan artisnya tersebut ia tak percaya pada dirinya sendiri bahwa ia akan mampu hidup tanpa ada kyuhyun disisinya. Namun disisi lain yoona tak ingin menghancurkan mimpi kyuhyun hanya karena perasaannya.

***

"Kita sudah sampai nona" ujar seseorang lelaki paruh baya dari balik kemudinya.

"Ne.." Sahut gadis yang duduk dibangku belakang, gadis tersebut bersiap untuk turun dari van hitam yang ia naiki sembari tak lupa membawa sebuah boquet bunga yang ia simpan di sebelah kursinya dan beberapa bingkisan lainnya.

"Pak jung pulanglah, tak usah menungguku" perintah gadis tersebut,

"Tapi nona, tuan kyuhyun memerintahkan saya untuk menemanimu hari ini" elaknya lelaki tersebut.

"Ya katakan saja seperti itu, ia tak akan tahu jika kau tak memberitahunya" yoona menyeringai jahil menatap supir pribadi kyuhyun yang menatapnya dari balik kemudinya. "Lagi pula aku masih ingin mampir ke tempat lain, kau pulang dan istirahatlah nikmati hari liburmu pak jung" tambah gadis tersebut.

"Hmm.. Kau baik-baik saja sendirian nona?" Wajah hangat pak jung terlihat sedikit cemas.

"Kau tak perlu khawatir pak jung, aku ini mantan atlet judo! Kau tak tahu kan sabuk hitam milikku selalu kubawa kemana-mana hehehe" canda yoona sembari terkekeh geli.

"Tapi nona jika terjadi sesuatu padamu, aku juga akan mendapat bahaya" ujar pak jung sembari menatap yoona penuh arti.

"hahaha... kau tenang saja pak! Aku pergi ya, terima kasih sudah mengantarkanku" yooan tersenyum ramah pada pak jung dan membungkukan sedikit tubuhnya, pintu van lantas terbuka dan dengan segera gadis kurus tersebut keluar dari dalam van.

"nona hati-hati ya, kalau ada apa-apa hubungi aku segera" teriak pak jung dari dalam.

"Arraseo!" yoona memberikan wink beserta sign dari tangannya. "Pak jung pulanglah" perintah gadis tersebut.

"Baiklah kalau begitu, saya pergi nona" pak jung terlihat membungkukan sedikit kepalanya kearah yoona.

"Ne.." Balas yoona sembari melambaikan tangan pada supir pribadi kyuhyun tersebut, pintu vanpun lantas tertutup dan tak lama kembali melaju pergi meninggalkan yoona sendiri ditempatnya.

 

Dada gadis kurus tersebut membusung, terlihat hendak menghirup dalam-dalam udara disekitar pemakaman yang terletak di daerah perbukitan dengan lingkungannya yang masih segar. Rumput hijau yang mulai menguning, pepohonan yang terlihat mulai berguguran sedikit demi sedikit menandakan musim gugur yang akan segera datang.

Ia dekap lebih erat boquet bunga di pelukannya, tiba-tiba saja senyuman tipis datang dari wajahnya. Yoona segera melangkahkan kakinya menuju pemakaman kedua orang tuanya.

***

Gadis cantik, tinggi semampai berdiri menatap dua makam di hadapannya. Angin di puncak bukit berhembus cukup kuat, dress hitam selutut yang ia kenakan berterbangan mengikuti arah angin bertiup. Boquet bunga yang sedari tadi ia dekap dalam pelukannya, ia simpan di tengah-tengah makam ayah dan ibunya. Sebotol wine yang ia bawa ia simpan di samping boquet bunga tersebut.

"sudah sangat lama dari terakhir aku kesini" gumam gadis tersebut sembari menatap nanar nisan kedua orang tuanya.

"Oemma.. Appa annyeong" ujarnya sembari membungkukan tubuhnya 90 derajat.

"Maafkan aku, karena baru mengunjungi kalian hari ini" tambahnya, "aku merindukan kalian, noemu bogoshipeo!" kini terdengar isakan-isakan kecil dari suaranya yang tertahan.

"Oemma... Appa aku sangat membutuhkan kalian!" Gadis tersebut mengepal kedua tangannya, aliran sungai-sungain kecil sudah membasahi sebagian wajahnya.

"oemma.. banyak sekali yang ingin aku ceritakan padamu, sampai-sampai aku tak tahu harus memulai darimana!" Tangisannya semakin menjadi, kepalanya tertunduk mencoba menahan emosi yang saat ini tengah bergejolak dalam hatinya. Sedih, sakit, rindu, amarah semua bercampur menjadi satu.

"Oemma maafkan aku, aku sudah melakukan sebuah kesalahan" suaranya terdengar tak jelas bercampur dengan isakan tangis yang kini semakin membeludak. Nafasnya tersenggal akibat tangisannya yang semakin tak bisa ia bendung. Sebelah tangannya lagi-lagi mendekap dada cukup kuat, mencoba menahan rasa sakit yang muncul kembali dari dalamnya.

"Oemma... Hiks.. Hiks.."

***

"satu bubble green tea?" Tanya seorang pelayan dengan ramah. Ia berdiri dengan nampan ditangannya disamping meja pelanggan yang memesan pesanan yang ia sebutkan tadi.

"Ah ne.. Kamsahamnida" sahut gadis yang duduk di meja tersebut.

"Ne.." Laki-laki pelayan tersebut membungkuk sopan setelah mengantarkan pesanan tersebut dan segera pergi untuk kembali kepada pekerjaannya lagi.

 

Dengan cepat gadis tersebut menyeruput bubble green tea pesanannya. Wajahnya terlihat pucat, tak bercahaya seperti biasanya, pikirannya melayang jauh ke sembarang arah, wajah cantiknya tak dapat menutupi kesedihan yang tengah ia rasakan.

'Isn't she lovely.... Isn't she wonderful...'

Tiba-tiba saja ponsel dengan case berwarna biru langit yang tergeletak di meja mengeluarkan suara, membuyarkan lamunan gadis tersebut. Dengan cepat tangan kurus gadis tersebut meraih ponsel miliknya, sejenak senyuman sumeringah datang dari wajahnya saat ia melihat nama yang tertera di layar ponsel tersebut.

"Kyu!!" Ujarnya cepat sesaat setelah menjawab panggilan tersebut, wajahnya tiba-tiba berseri bahagia dan sebuah semangat yang hilang entah darimana datangnya terlihat kembali didalam dirinya.

"Ya im yoona! Kenapa kau menolak pak jung untuk menemanimu!" Suara ketus terdengar dari balik telfonnya, tapi entah mengapa mendengar laki-laki tersebut marah saja membuat yoona dapat tersenyum.

"Haha.. Pak jung memberitahumu?! Dia benar-benar tak bisa berbohong" gerutu yoona.

"Kau ini benar-benar sangat keras kepala ya! Kau dimana sekarang?"

"Aku sedang di cafe dekat apartemenku, kau sendiri?"

"Untuk apa kau disana? Kenapa kau tak langsung pulang?" Tanyanya lagi tanpa menghiraukan pertanyaan yoona.

"Hanya ingin menghirup udara segar, aku bosan di apartemen"

"Ada apa? Apa ada masalah yoong?" Suara kyuhyun terdengar sangat khawatir.

"Aniya.." Tiba-tiba suara yoona terhenti, kata-katanya tak mampu ia teruskan.

"Yoona?" terdengar suara kyuhyun yang penasaran, ia seperti dapat merasakan sesuatu yang aneh.

"Semua baik-baik saja" Yoona berusaha berbohong. Ia tak ingin membuat kyuhyun khawatir, ia tak mau menambah beban pikiran kyuhyun. Selama ini kyuhyun selalu melindunginya.

"Kau yakin?!" Kata kyuhyun tak percaya.

"mmm.." Jawab yoona meyakinkan, "bagaimana dengan syutingmu? Apa berjalan lancar?" Yoona mencoba mengubah arah pembicaraan mereka.

"Sejauh ini lancar, aku berharap syutingnya cepat selesai! Aku ingin cepat kembali bertemu denganmu yoong!"

Yoona tersenyum bahagia mendengar ucapan kyuhyun, rasa sakitnya seketika tak ia rasakan lagi dengan hanya mendengar suara namjanya tersebut.

"Bagaimana denganmu? Apa kau menceritakan aku kepada kedua orang tuamu?" Tambah kyuhyun terdengar antusias.

"Eoh?!" Yoona sedikit terkejut dengan pertanyaan kyuhyun yang satu ini. "Ne.." Terusnya dengan suara yang lemas, ia mengingat kembali semua kata-kata yang ia ceritakan didepan nisan ayah dan ibunya. Menceritakan kyuhyun laki-laki yang dicintainya, lengkap dengan permasalahan yang kini tengah ia hadapi bahkan kyuhyun sendiri pun tak mengetahuinya.

"Yoong lain kali ayo kita mengunjungi ayah dan ibumu bersama-sama, aku ingin memperkenalkan diriku secara resmi" Kata-kata kyuhyun kali ini sukses membuat jantung yoona berdegup sangat kencang, ia sangat senang tapi tak mengerti mengapa tetesan air mata kembali jatuh membasahi kedua pipinya. Yoona menggigit ujung bibirnya, mencoba menahan tangisnya agar tak terdengar oleh kyuhyun.

"Bagaimana yoong?" Tanya kyuhyun sekali lagi. Yoona memejamkan matanya sejenak sekuatbl tenaga tak ingin terdengar bahwa kini ia tengah menangis.

"Ne.." Hanya itu yang dapat keluar dari mulutnya, susah payah yoona mencoba menelan ludahnya dengan sekuat tenaga ia mencoba menghentikan tangisannya. Sebelah tangannya yang bebas mengusap sungai-sungai kecil yang membasahi pipinya.

"siapkan dulu dirimu, ayahku bukan orang yang mudah untuk didekati" canda yoona di tengah kesedihannya. Ia kembali mencoba untuk tersenyum.

"Aish! Kenapa kau membuat kepercayaan diriku drop!" Balas kyuhyun, yoona mengulum senyum sembari mencoba menarik nafasnya dalam-dalam. Ia benar-benar harus kuat!

"Yoona aku harus take sekarang, nanti kuhubungi kau lagi setelah syutingnya selesai eoh?"

"Istirahatlah, berhenti menghubungiku terus!" ujar yoona jahil.

"Aigoo gadis ini, kau tak tahu aku sangat merindukanmu eoh!" Nada ketus kembali terdengar, "pastikan kau mengangkat panggilanku nanti! Awas saja jika tidak" dumel kyuhyun.

Yoona hanya terkekeh geli mendenga namjanya menggerutu, "arraseo! Kau ini bawel sekali!" Protes yoona.

"Jangan banyak protes! Kututup telfonnya eoh?! I love you!" Setelah menyelesaikan kalimatnya, panggilanpun berakhir. Suara kyuhyun menghilang berganti dengan suara 'tut..tut..tut' dari balik telfon.

"cepatlah kembali, aku merindukanmu! Aku sangat membutuhkanmu!" bisik yoona parau.

Ponsel yang berada di telinganya, perlahan merosot turun dalam genggaman yoona. Ponselnya ia geletakan diatas kursi tepat disamping tempatnya duduk.

Dengan tak bertenaga, yoona meraih minuman yang ada dihadapannya dan menyeruputnya lemas. Sampai seseorang berjalan mendekat kearahnya tanpa ia sadari.

"Noona" sapa lelaki tinggi yang kini sudah berdiri dihadapannya. yoona mendongakan kepalanya menatap lelaki tersebut, suaranya tak asing ditelinga yoona.

"Changmin!" Ujarnya penuh semangat, seseorang yang akhir-akhir ini jarang sekali bertemu dengannya.

"Noona, kau sendirian?" Tanyanya sopan, laki-laki tersebut menarik kursi yang berada didepan tempat duduk yoona.

"Ne.." Jawab yoona dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Sedang apa kau disini noona? Bertemu klien?"

"Aniya.." Bantah yoona, "aku hanya sedang mencari udara segar" tambahnya.

"Hmm begitu" changmin mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kau sendiri sedang apa disini?" Tanya balik yoona.

"Aku sedang menunggu pesanan" jawabnya sembari menunjuk kearah kasir. "Aku sedang melakukan pemotretan distudio dekat sini, kau ingin mampir noona?" Ajaknya.

"Aniya..  aku harus segera pulang changmin" yoona melambaikan tangannya menolak ajakan changmin.

"Aaaa begitu ya" raut kecewa datang dari wajah tampan milik changmin.

"Mmm" yoona mengangguk yakin, "kalau begitu aku duluan ya changmin?" ujarnya sembari melambaikan tangan pada lelaki tersebut. “salam untuk yunho oppa” Yoona membawa tas merah yang ada di pangkuannya dan segera berdiri dari tempat duduknya.

"hmm noona" changmin berusaha menghentikan langkah yoona, yoona menatap changmin menunggu kelanjutan kalimatnya.

"Lain kali ayo kita makan siang bersama" changmin tersenyum manis.

"Eoh?!" Yoona mengernyitkan dahinya bingung.

"Kita jarang sekali mengobrol seperti dulu" tambah changmin.

"Aaah ne... Kau benar" sahut yoona, "baiklah lain kali kita luangkan waktu untuk makan siang bersama eoh?" tambahnya sembari menyunggingkan senyum manis miliknya.

Changmin mengangguk senang, ia membalas senyuman manis milik yoona yang sudah lama tak pernah ia lihat lagi. Changmin benar-benar merindukan noonanya tersebut.

***

“Permisi tuan, ini pesananmu” ujar seorang gadis muda berseragam pelayan yang tiba-tiba menghampiri changmin, “ini pesananmu” ujarnya sembari menyodorkan 2 gelas minuman yang sudah terbungkus rapi di wadahnya.

“ah ne..” changmin mengangguk, sesegera mungkin ia kembali memakai topi hitamnya kembali agar pelayan tersebut tak mengenalinya. Ia bangkit dari tempatnya duduknya dengan wajah yang sedikit tertunduk. “Terima kasih” ujarnya singkat, ia meraih bungkusan dari pelayan dihadpannya dan bersiap pergi dari café tersebut.

“Tuan, tunggu!” Teriakan pelayan muda tersebut berhasil membuat changmin menghentikan langkahnya,

“sssh… apa dia mengenaliku?!” gumam changmin dengan suaranya yang kecil. Ia ragu-ragu untuk membalikan kembali tubuhnya dan menatap pelayan tersebut, sejenak changmin hanya terpaku di tempatnya sampai pelayan muda tersebut sudah berdiri didepannya.

“Apa ini punyamu tuan?” ia menyodorkan sebuah ponsel yang ada di tangannya kearahnya.

“eoh?!” Changmin sedikit terkejut karena perkiraannya salah. Ia pikir pelayan tersebut ingin mengajaknya foto bersama atau minta tanda tangan ternyata tidak.

“Apa ini ponselmu tuan?” tanya pelayan tersebut sekali lagi, “Ku temukan ponsel ini di meja tempatmu duduk tadi” pelayan tersebut menunjuk kearah tempat changmin duduk sebelumnya.

Changmin mengerutkan dahinya, ia terlihat seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.

“aaah… sepertinya ponsel ini milik teman saya" changmin mengingat yoona yang tadi duduk bersamanya.

“kalau begitu bisakah saya menitipkannya kepada anda tuan?”

“hmm… baiklah” changmin mengangguk dan membawa ponsel dengan case biru langit tersebut dari tangan pelayan dihadapannya. “Aku akan segera mengembalikannya”

“Kamsahamnida” ujar pelayan tersebut sembari membungkuk sopan pada changmin.

“Ne..” balas changmin.

Ia memasukan ponsel tersebut kedalam kantong jaketnya dan kembali meneruskan langkahnya yang sempat terhenti.

***


"Ommo.. Ommo.. Ommo" kedua tanganku sibuk mengacak-acak isi dalam tas yang kupakai hari ini mencari ponsel yang tak kunjung kutemukan.

"Astaga.. Kemana ponselku!" Kubalikan tas berwarna merah yang berukuran sedang tersebut, sehingga semua isi didalamnya tumpah berserakan diatas meja. Kedua tanganku kembali berusaha mencari ponsel tersebut.

"Tak ada! Mati aku!" Aku berusaha mengingat-ingat saat terakhir aku menggunakan ponsel tersebut.

Tak mungkin dipemakaman! Karena seingatku dipemakaman  tak sedikitpun aku mengeluarkan ponsel itu, lagi pula aku tak ingin kembali ke pemakaman saat malam hari  begini. Bukan ide yang baik!

"Bukan!bukan!" Kugeleng-gelengkan kepalaku cepat, kepalaku kembali mengingat-ingat kejadian yang kulakukan tadi siang.

"Aaaah cafe!" ya aku yakin ponselku tertinggal di cafe yang kukunjungi tadi siang sebelum kembali ke apartement! Aku ingat sekarang! Aku ingat betul ponsel tersebut kutinggalkan di kursi tempatku duduk setelah menerima panggilan dari kyuhyun.

"Aish pabo!!!!" Aku memukul-mukul kepalaku sendiri, memberi hukuman atas kelalaian yang kulakukan sendiri.

"Aaw.. Appo" pukulan yang terakhir terasa sangat sakit, sepertinya tanganku memukul terlalu kuat. Akhirnya kuusap-usap rasa sakit dikepalaku, untuk menghilangkan rasa sakitnya.

***


"Sssshhh... Dingin sekali" yoona menggosok-gosok kedua lengannya, menahan hembusan udara dingin di malam awal musim gugur.

'Kring.. Kring..' Suara bel cafe berbunyi seraya yoona membuka pintu cafe tersebut.

Yoona berjalan masuk kedalam cafe yang terlihat cukup sepi malam ini, ia menatap sekilas arloji yang terpasang di tangannya sudah menunjukan pukul 9 malam pantas saja tak banyak pengunjung saat ini karena cafe tersebut sudah hampir mau tutup.

Gadis kurus berbalut jaket kulit hitam tersebut berjalan kearah seorang pelayan yang terlihat tengah sibuk membereskan sesuatu, tak dapat terlihat jelas oleh yoona karena terhalang oleh meja kasir yang cukup tinggi.

"Permisi.." Panggil yoona pada pelayan tersebut, ia sedikit menundukan kepalanya menenggelamkan wajahnya dibalik topi biru yang ia kenakan.

"Ada yang bisa saya bantu?" Sahut pelayan tersebut, ia menghentikan kegiatannya dan berbalik memperhatikan perempuan dihadapannya.

"Jika anda ingin memesan sesuatu, kami sudah tutup nona" tambahnya ramah.

"Hmm.. Sebenarnya saya datang kesini bukan untuk memesan minuman" jelas yoona, "tadi siang saya tertinggal barang di cafe ini, sebuah ponsel dengan case berwarna biru langi, apa mungkin kau menemukannya?"

"eoh?! Ponsel ya?" Lelaki inocent yang sepertinya umurnya sangat jauh di bawah yoona terlihat tengah berpikir keras, mencoba mengingat-ingat sesuatu.

"Apa kau tau?" Tanya yoona penuh harap.

"Hmm.. Maafkan aku nona tapi hari ini sepertinya saya tidak menemukan sebuah ponsel seperti yang kau bilang tadi" raut wajah kecewa terlihat dari pelayan tersebut.

"Aaah begitu.." wajah yoona berubah pucat, ia yakin betul ponselnya tertinggal di cafe tersebut. "kalau begitu terima kasih" tambahnya lemas dengan tersenyum yang sangat dipaksakan.

"Kalau tidak kau kembali besok pagi saja nona, siapa tahu temanku di shift pagi yang menemukan ponsel milikmu" usul lelaki tersebut sembari tersenyum lebar.

"Ada apa dae bum~a" seorang wanita muda berpakaian sama seperti lelaki di hadapan yoona tiba-tiba datang diantara mereka, ia membungkuk ramah kearah yoona.

"Permisi nona, ada yang bisa kami bantu?" Ujarnya sopan.

"Min ah noona, apa kau menemukan sebuah ponsel? ponsel tersebut milik nona ini yang tertinggal disini" jelas lelaki tersebut sembari menunjuk kearah yoona

"Maksudmu ponsel dengan case biru langit nona?" ujarnya kembali menatap kearah yoona di hadapannya.

"Ne! apa kau menemukannya?" Yoona menatap gadia tersebut dengan kedua matanya yang semangat dan penuh harap.

"Ne.. ponsel tersebut sudah saya titipkan pada teman anda yang duduk bersama anda nona, apa tuan tersebut belum mengembalikannya padamu?"

"Temanku?" Yoona diam sejenak, memikirkan teman yang gadis tersebut maksud.

"Ya.. Seorang laki-laki tinggi semampai yang duduk di meja yang sama denganmu nona"

"Changmin?!" gumam yoona kecil.

***

'sreeeeeek' suara geseran sebuah pintu kayu terdengar cukup kuat, seseorang melangkah keluar dari dalamnya dengan kimono putih yang terpasang di tubuh kekarnya dengan handuk kecil di lingkarkan di lehernya.

Changmin berjalan santai keluar dari kamar mandi, sembari sesekali mengacak-acak rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil yang melingkar di lehernya bertujuan untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Ia melangkah kearah sebuah sofa kecil yang berada di samping ranjang king size miliknya, lelaki tersebut merebahkan tubuhnya diatas sofa single yang terlihat nyaman itu sembari menyandarkan pangkal lehernya di sandaran sofa berwarna krem tersebut. Ia memejamkan matanya sekejap sembari menarik nafasnya dalam-dalam mencoba menghilangkan semua kelelahaannya akibat jadwal yang menumpuk seharian ini.

matanya tiba-tiba terbuka, lelaki tersebut seakan mengingat sesuatu. Dengan cepat ia kembali meneggakan duduknya dan menatap kearah sesatu yang tergeletak di atas meja kecil berbentuk bulat yang ada di hadapannya. Sebuah ponsel dengan case berwarna biru muda tergeletak tepat disebelah cangkir putih berisi kopi miliknya. Dengan hati-hati tangannya bergerak semakin mendekat kearah ponsel tersebut, ponsel yang diberikan seorang pelayan cafe siang tadi padanya, ponsel yang ia tahu milik seseorang. Ya ponsel milik yoona!

Kini ponsel tersebut sudah berada didalam genggamannya, ia menatap ponsel tersebut dalam. Terdapat sebuah dorongan dari dalam diri changmin untuk melihat isi ponsel tersebut, namun ia tak yakin! Ia tak yakin membuka ponsel tanpa mendapatkan izin dari pemiliknya adalah hal yang benar. Ia urungkan niatnya tersebut, tangannya kembali bergerak untuk meletakkan ponsel tersebut kembali di tempat sebelumnya namun tiba-tiba saja tangan changmin berhenti entah mengapa ia pun tak mengerti. Lelaki tersebut kembali menatap ponsel milik yoona itu, kini layarnya menyala ia dapat melihat sebuah pemandangan sunset pulau bali yang ia tahu itu adalah pulai favorit yoona. Seketika senyuman manis mengembang dari wajah tampan changmin, ia kembali mengingat ekspresi yoona saat gadis tersebut menceritakan pulau bali kepadanya.

Kini jari jemari changmin mulai bergerak, meraba-raba layar ponsel milik yoona di genggamannya. Dengan sedikit ragu ia mencoba menekan angka random untuk mencoba membuka password yang dipasang yoona di ponselnya. Percobaan pertama gagal, ternyata tanggal ulang tahun gadis tersebut bukan merupakan password yang yoona pasang. Changmin kembali berfikir keras, dengan asal ia memasukan kembali rangkaian empat dijit angka disetiap kolom-kolom yang terdapat di layar ponsel tersebut dan BINGO! Kali ini tebakan lelaki tersebut benar. Berapa terkejutnya changmin saat password ponsel yoona berhasil ia buka, dan yang lebih membuatnya kaget karena tanggal ulang tahun kyuhyun yang yoona jadikan passwordnya. Hal tersebut sedikit membuatnya kecewa.

"Gamekyu?!" gumamnya saat melihat banyak panggilan masuk yang semuanya berasal dari kyuhyun. "Kyu? Apa nomer Kyuhyun?" Gumamnya sendiri. Ia memilih untuk tidak memikirkan hal tersebut, ia memilih untuk tak ikut campur jika hal tersebut menyangkut dengan kyuhyun. lebih tepatnya ia tak ingin tahu apa-apa dari pada ia harus merasakan sakit hati, mengetahui statusnya dengan kyuhyun saja sudah membuatnya sakit.

Changmin beralih melihat-lihat galery yang ada di dalam ponsel yoona. Ia sekedar hanya ingin melihat foto-foto gadis yang sangat ia rindukan itu. Terdapat banyak sekali selca yang dilakukan yoona, sepertinya gadis tersebut selalu melakukan selca di setiap kegiatannya. Selca dengan kucingnya jolie, selca dengan menampilkan wajah bosan di dalam van, selca saat ia sedang memasak dengan celemek di tubuhnya, dan masih banyak lagi. Changmin hanya mengulum senyum memandang berbagai selca milik yoona tersebut, ia benar-benar merindukan waktunya bersama gadis tersebut. Ia terus memindahkan tangannya dari satu foto ke foto lain hingga foto dalam galery yoona hampir habis. Tiba-tiba saja tangannya terhenti pada sebuah foto yang menarik perhatiannya, kali ini bukan wajah cantik yoona yang ada di dalam foto tersebut melainkan secarik kertas yang tergeletak di atas meja kayu yang sepertinya sengaja yoona foto. Karena penasaran changmin melakukan zoom in pada foto tersebut sehingga ia bisa membaca jelas kata-kata yang ada didalamnya. 

Dahinya mengkerut, mencoba berusaha membaca setiap kata-kata yang terdapat didalam kertas tersebut. Kini tatapannya mengeras, kedua mata lelaki tersebut membuka lebar, genggamannya semakin kuat menggenggam ponsel tersebut. Betapa terkejutnya changmin saat mengerti kertas apa yang difoto oleh yoona tersebut. Pikirannya mulai melayang kemana mana, perasaannya campur aduk tak dapat ia mengerti.

"Apa-apaan ini!"

***

'TING TONG' suara bel berbunyi, 'TING TONG' suara tersebut tak henti terdengar karena gadis yang berada didepan pintu sebuah apartement tersebut juga tak menghentikan kegiatannya menekan tombol bel tersebut.

Gadis tersebut berniat untuk menekan tombol untuk yang kesekian kalinya, namun niatnya terhenti saat ia mendengar suara seseorang membuka kunci pintu apartemen tersebut. Ia menatap pintu kayu berwarna coklat sedikit keemasan yang ada dihadapannya, menunggu seseorang yang akan menyapanya di balik pintu tersebut.

"Changmin-a" sahut yoona seketika setelah menatap seseorang lelaki tampan yang berdiri menyapanya didepan pintu.

"Noona" jawab changmin, ia menatap gadis dihadapannya dalam seolah menyampaikan arti dari balik tatapannya tersebut. Wajahnya terlihat lemas namun garis di wajahnya membentuk garis keras.

"Mmh.. Mianhae apa aku mengganggumu?" Tanya yoona menatap sambutan changmin yang tak seperti biasa.

"aniya" jawabnya dingin.

"Aaa.. Mmh begini changmin..." Yoona menggantungkan kata-katanya di udara, ia sedikit mengendus hal yang tak menyenangkan dari raut wajah changmin yang tak seramah seperti yang ia kenal. Malam ini yoona merasa changmin bersikap tak seperti biasanya. "Mmh.. Aku ingin..."

"Apa kau datang kemari untuk mencari ini.." Changmin tertunduk, sebelah tangannya merogoh sesuatu dari dalam cardigan abu yang ia pakai. ia sodorkan sebuah ponsel dengan case berwarna biru langit yang ia keluarkan dari dalam kantung cardigan yang merekat ditubuhnya.

"Aah.. Ternyata benar kau yang menyimpannya" sahut yoona sembari menyeringai girang, ia meraih ponsel dari genggaman changmin. "Terima kasih changmin, joengmal kamsahamnida" tambah yoona, ia menatap lelaki tersebut dengan tatapannya yang berbinar. Namun lelaki dihadapannya membalas tatapan yoona dengan menatap gadis tersebut kosong, ada kesedihan sekaligus marah yang menyatu dari balik tatapan changmin.

"Mmh.. Kalau begitu kau lanjutkan waktu istirahatmu, maafkan aku karena telah mengganggumu" ujar yoona dengan menatap changmin tak enak, "kalau begitu aku pergi ya, joengmal kamsahamnida!" Tambah yoona sembari menatap changmin girang, seperti seorang gadis kecil yang sudah menemukan kembali boneka kesayangannya.

"Noona!" Langkah yoona terhenti saat tangan changmin menarik sebelah lengannya, gadis tersebut hendak melangkah pergi namun changmin menahannya.

Yoona menatap changmin tak mengerti, "waeyo?" Tanya yoona polos. Lelaki tersebut tak menjawab, ia diam wajahnya masih tertunduk. Genggamannya sedikit bergetar di lengan yoona.

"Changmin kau baik-baik saja?" Kini yoona terlihat khawatir melihat dongsaengnya tersebut, yoona berbalik menatap changmin. "Changmin-a" sahutnya sekali lagi.

"Kau sakit?" Tanya yoona. Sejenak changmin hanya diam tak mengeluarkan suara sedikitpun, perlahan genggaman tangannya semakin melemah dan akhirnya ia melepaskannya.

"Kau baik-baik saja? Ada apa denganmu? Kau tak enak badan?" Tanya yoona khawatir.

"Aku baik-baik saja" jawabnya terdengar parau, "kembalilah, hati-hati dijalan" tambahnya. Changmin membalikan tubuhnya, ia melangkah masuk kedalam apartemennya dan kembali menutup pintunya rapat-rapat.

Yoona masih terpaku di tempatnya, ia masih menatap changmin hingga lelaki tersebut menghilang di balik pintu kayu dihadapannya. Ia benar-benar mengkhawatirkan changmin, yoona dapat mengendus sesuatu yang tak beres dengan dongsaengnya yang sudah ia kenal sejak bangku sekolah dulu.

***

yoona terduduk lemas di salah satu bangku taman yang ada di halaman depan apartement milik changmin tersebut. Lampu taman membiaskan cahayanya tepat di sebelah yoona, dapat terlihat wajah cantiknya tak begitu bersemangat. Ia menatap ponsel miliknya yang baru saja dikembalikan oleh changmin, entah mengapa wajah changmin terus terbayang di kepalanya. Yoona benar-benar mengkhawatirkna dongsaengnya tersebut.

"Ada apa dengannya? Apa ia hanya kelelahan saja?" Gumamnya sendiri.

'Ishn't she lovely... Ishn't she wonderful..' Tiba-tiba saja ponsel digenggamannya menyala bersamaan dengan suara kyuhyun yang menjadi nada deringnya.

"Kyu!" Ujarnya saat melihat nama yang muncul di layar ponselnya, wajahnya kembali bersemangat. Tak lagi terlihat wajah lemasnya, melainkan kini senyum manis menghiasi wajah cantiknya.

"Cho kyuhyun!" Teriaknya seketika setelah mengangkat panggilan dari kyuhyun.

"Ya im yoona! Kau sebenarnya kemana saja hah?" Sahut kyuhyun ketus, "aku menghubungimu dari beberapa jam yang lalu" tambah lelaki dibalik telfon.

"Mianhae kyu.. Ponselku tertinggal di cafe tadi sore, tapi aku sudah menemukannya sekarang" jelas yoona.

"Mwo?! Ponselmu tertinggal? Ya kau ini pabo!"

"Aish.. Akukan lupa!"

"Kau ini kebiasaan sekali......"

Yoona bangkit dari tempatnya, kembali meneruskan jalannya untuk kembali pulang sambil mendengarkan suara kyuhyun yang tengah memarahinya akibat kelalaiannya hari ini. Ia tak berhenti mengulum senyum mendengar setiap ocehan kyuhyun padanya, ia sama sekali tak merasa kesal ataupun marah. Ia benar-benar merindukan gamekyunya itu.

***

Hari yang cerah di pagi musim gugur dengan kicauan merdu sebuah kelompok burung terdengar saling menyahut satu sama lain, ditambah dengan pemandangan pohon-pohon yang mulai menguning sangat kontras dengan warna birunya langit pagi ini. Udara segar menyambar wajah cantik yoona yang tengah berjalan sendirian kearah pintu utama kantor SM entertainment. Ada beberapa pekerjaan yang mengharuskan ia datang kesini, walaupun keadaan sedang memanas pekerjaan tetaplah pekerjaan. Ia melangkahkan kakinya penuh semangat, hentakan sepatu flat hitam yang ia pakai terdengar bersemangat dan penuh irama.

"Ya! Cogyo! Ya kau!!" Teriak seseorang.

"Ya!!! Im yoona!" Teriakannya semakin mengeras.

Sontak yoona membalikan tubuhnya saat ia mendengar seseorang memanggil namanya dan 'PLAK' sebuah map berwarna hijau terang mendarat tepat di wajah yoona menampar sebelah pipinya. Map yang terbuat dari bahan semi plastik dengan hard cover itu mendarat cukup keras di wajah yoona.

yoona sangat terkejut dengan apa yang dilakukan wanita yang tak ia kenal tersebut. Wanita tersebut tiba-tiba saja datang dan memukulnya tanpa ia tahu apa alasannya, ia menatap yoona dengan kedua matanya yang penuh amarah dan tubuhnya yang bergetar hebat.

"Kau memang wanita jalang! Berani beraninya kau menggoda kyuhyun ku!!!!!" teriaknya tak terkendali.

Yoona mengerutkan dahinya, kini ia dapat mengerti mengapa perempuan di hadapannya melakukan hal tersebut padanya.

"Aggashi.. Sepertinya kau salah mengerti, aku.."

"Aku benar-benar benci padamuu!!!!"

'PLAK' perempuan tersebut melemparkan sebutir telur mentah kearah yoona, tapi telur tersebut pecah di dada bidang seseorang yang kini tengah berdiri tepat didepan yoona, melindunginya dari serangan gadis yang tak ia kenal.

"oh..." Ujar perempuan tak dikenal tersebut, perempuan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Gadis tersebut sangat terkejut karena lemparannya salah sasaran, telur mentah yang ia bawa sengaja untuk menyerang yoona malah mengotori tuxedo seorang lelaki yang kini berdiri dihadapannya.

"m..mian.. mianhae" ujarnya terbata-bata.

Yoona yang sebelumnya reflek memejamkan kedua matanya kini perlahan membuka kembali matanya karena medengar suara perempuan tersebut. ia menatap sebuah punggung besar yang kini tepat ada di depannya.

"Sebaiknya kau pergi sebelum security sampai disini" ujar lelaki tersebut. Mata yoona membuka lebar, ia tahu percis siapa pemilik suara tersebut.

"m..mianhae.. Joengmal mm..mianhae" ujar perempuan tersebut parau.

Changmin membalikan tubuhnya, ia menatap yoona sejenak lalu menarik lengan wanita tersebut untuk ikut bersamanya.

 

"Changmin kau baik-baik saja? Bajumu kotor" ujar yoona sembari mencoba membersihkan tuxedo changmin yang kotor dan berbau amis telur mentah.

"Bagaimana denganmu noona? Wajahmu berdarah" balas changmin sembari menatap luka goresan yang menghiasi wajah cantik yoona.

"Eoh? Mm.. Kwaencana, tidak terasa sakit" jawabnya sedikit kelimpungan, padahal ia merasa wajahnya sedikit nyeri.

"Bagaimana ini? Sepertinya tuxedomu tak bisa hanya dibersihkan dengan sapu tangan. Apa kau ada pemotretan?"

"Tidak, aku hanya sebuah fansign. Bajuku bisa ku ganti, mari kita obati lukamu dulu noona" ujar changmin, "kau duduklah disini, aku akan kembali lagi" tambahnya sembari memerintahkan yoona duduk di sebuah sofa bundar yang ada di lobby lantai 2 gedung SM.

***

"Aaw.." Yoona meringis kesakitaan saat changmin berusaha mengobati luka diwajahnya. Dengan perlahan ia mengusap-usap luka yoona dengan memberikannya obat sembari meniupnya agar tak terasa terlalu perih. Yoona menatap dongsaengnya dalam, ia sangat terharu dan berterima kasih pada changmin karena telah melindunginya. Changmin memang dongsaeng yang selalu bisa diandalkan, sejak ia mengenal changmin untuk pertama kalinya lelaki tersebut memang selalu melindunginya dan berusaha selalu ada di sisinya disaat ia susah maupun senang, tanpa ia sadari perasaan changmin yang sesungguhnya.

"Selesai" kata changmin setelah merekatkan sebuah plester untuk menutupi luka di wajah yoona.

"Kamasahamnida" sahut yoona sedikit parau.

changmin tak membalas perkataan yoona, ia hanya tertunduk diam tak berani membalas tatapan yoona kepadanya. Seolah ada sesuatu yang ia simpan rapat-rapat didalam dirinya.

"Bagaimana denganmu? Bajumu kotor" ujar yoona.

"Hmm tak apa, akan kuganti nanti" balasnya sembari menatap jasnya yang berlumuran telur mentah dan menghasilkan bau yang sedikit tak sedap

"noona.." Ujarnya membuka suara, "ada yang ingin kutanyakan padamu" katanya sedikit ragu-ragu.

"eoh? Tentang apa?" Tanya yoona sedikit bingung.

"Mmmh.." Changmin seperti sedang memikirkan kata yang tepat untuk mengatakan hal yang ada didalam benaknya.

"Apa yang ingin kau tanyakan? Tanyakan saja" ujar yoona.

"Sebenarnya aku sedikit tak sopan karena membuka isi ponselmu semalam" kata changmin.

"Mwo?" Yoona mengerutkan dahinya seperti tengah berpikir sesuatu.

"Mianhae noona, semalam aku membuka ponsel milikmu" ujarnya parau,  changmin memberanikan dirinya untuk menatap gadis di sebelahnya.

"aku membuka ponselmu, dan menemukan sesuatu.." tambahnya sembari menatap kedua manik indah milik yoona, mencoba menyampaikan suatu pesan lewat tatapannya.

yoona mengerutkan dahinya, alisnya hampir menjadi satu. Ia menyadari sesuatu yang tak benar saat ini. Yoona berpikir keras tentang apa yang changmin maksud, sesuatu yang ada di dalam ponselnya dan membuat changmin tiba-tiba memiliki tatapan yang berbeda dari biasanya.

"Changmin-a mianhae aku harus pergi sekarang! Banyak yang harus ku kerjakan, terima kasih untuk obatnya" ujar yoona sedikit terburu-buru, ia terkesan menghindari sesuatu. Dengan cepat yoona bangkit dari tempatnya dan berniat untuk meninggalkan changmin dan semua pertanyaan didalam dirinya.

"Noona!" Tiba-tiba saja langkah yoona tertahan, sebelah tangannya didekap erat-erat oleh changmin. Tubuh yoona bergetar, jantungnya berdegup sangat kencang. Didalam kepalanya seolah memikirkan hal yang sama dengan apa yang changmin maksud.

"Jawab pertanyaanku sejujurnya" ujar changmin lirih.

Yoona diam di tempatnya, sekuat tenaga ia berusaha melepaskan genggaman tangan changmin namun gagal. Kedua matanya mulai memanas, air mata telah bergumul di pelupuk matanya. Ia berusaha keras untuk menahan semua air mata tersebut agar tak membasahi pipinya. Yoona menggigit ujung bibirnya, tak berani menatap kearah changmin.

"Noona.." Ujar changmin "apakah pernikahanmu dengan kyuhyun... adalah pernikahan sungguhan?" Pertanyaan yang keluar dari mulut changmin sukses membuat seluruh tubuh yoona lemas seketika, ia dapat merasakan seluruh aliran darahnya seakan bergerak sangat cepat dan degupan jantungnya hampir berhenti.

Sejenak keduanya tak mengeluarkan suara apa-apa, changmin menunggu jawaban atas pertanyaannya sedangkan yoona tak tahu harus berkata apa.

"haha.. Mwoya! Kau ini bicara apa changmin? Pernikahan kami tentu saja pernikahan sungguhan" sangkal yoona, sekuat tenaga ia menahan suara paraunya. Ia berusaha terdengar bahwa tak terjadi apa-apa.

"apa pernikahan itu kau lakukan karena kau mencintainya?" tanya changmin sekali lagi, kini air mata yoona sukses tak dapat ia bendung lagi.

"changmin-a mianhae, aku harus pergi! semua orang menungguku" pinta yoona sedikit memohon, sekali lagi ia mencoba berusaha melepaskan tangannya dari genggaman changmin dan kali ini changmin menyerah ia melepaskan genggaman tangannya dari tangan gadis tersebut.

secepat mungkin yoona melangkahkan kakinya meninggalkan changmin yang masih terduduk lemas di tempatnya. Kini sungai-sungai kecil terbentuk di wajah yoona menghiasi wajah cantiknya. Perasaannya sangat campur aduk, ia merasa marah karena changmin membuka ponsel miliknya tanpa sepengetahuan dirinya namun rasa marah tersebut tertutupi rasa bersalah yang begitu besar karena ia telah membohongi changmin, membohongi sahabat baiknya yang ia kenal saat bangku sekolah dulu. Sahabat yang ia anggap sebagai adiknya sendiri, changmin yang ia sayangi sebagai adik, changmin yang selalu membantunya, changmin yang selalu menghiburnya saat kedua orang tuanya meninggal, changmin yang menyemangatinya saat ia sedang sedih, changmin yang selalu ada disisinya, selalu melindunginya. Dan kini changmin telah mengetahui segalanya, segala kebohongan yang ia buat bersama kyuhyun.

Tak sengaja changmin melihat sebuah foto dokumen yang ada di dalam ponsel yoona, dokumen perjanjian pernikahannya dengan kyuhyun. Dokumen yang ia sengaja foto agar mendapat salinan jika suatu saat kyuhyun mangkir dari perjanjian mereka dan sekarang malah menjadi suatu masalah besar baginya.

***

'tuttt... tuttt... tuttt' berkali-kali hanya suara datar sama sekali tak berirama yang terdengar di telinga kyuhyun.

"Kemana dia" gerutu kyuhyun pelan, akhirnya ia memutuskan menghentikan panggilannya. Berkali-kali kyuhyun mencoba menghubungi yoona namun tak ada satupun panggilannya yang gadis itu terima. Kyuhyun sedikit kecewa karena ia sangat merindukan gadis rusanya tersebut, namun ia mengingat bahwa hari ini adalah hari terakhirnya di thailand dan besok ia akan kembali kekorea dan bertemu dengan gadisnya tersebut.

"kau mau kemana kyu?" tanya eunhyuk sekeluarnya kyuhyun dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah rapih.

"eoh? aku ingin jalan-jalan sebentar" jawab kyuhyun, ia berdiri didepan cermin sembari memasang masker hitam favoritnya sehingga menutupi wajah tampannya dan tak ketinggalan ia pasangkan topi biru dongker miliknya yang tergeletak di atas meja dan kali ini wajahnya berhasil tersamarkan.

"kau mau kemana? Mau ku temani?" Tanya eunhyuk yang tengah terbaring diatas kasur hotel yang terlihat sangat nyaman dan empuk.

"tidak usah! kau istirahat saja, aku hanya jalan-jalan sebentar" tolak kyuhyun, dengan cepat ia berjalan meninggalkan eunhyuk sembari memakai jaket parka hitam yang tergantung di tempatnya.

"Kalau ada apa-apa cepat hubungi aku!" Teriak eunhyuk dari dalam kamar hotel yang tak digubris oleh kyuhyun.

Di hari terakhirnya ini ia tak memiliki jadwal kegiatan apa-apa karena semua kegiatan syutingnya selesai lebih cepat dari yang diperkirakan, hari ini kyuhyun berniat jalan-jalan untuk mencari sebuah oleh-oleh untuk yoona.

 


Begitu banyak orang-orang memenuhi jalan di salah satu pusat perbelanjaan di bangkok, thailand. Dari gerombolan keluarga yang sengaja menghabiskan waktu weekend mereka, para pasangan yang sedang berkencan dan juga tak sedikit terlihat wisatawan asing yang ikut meramaikan tempat yang terlihat seperti sebuah pasar kaget ini.

para pedagang kerajinan serta makanan-makanan kecil khas thailand berkumpul memenuhi sekitar jalanan ini. udara yang sejuk ditambah lagi pemandangan senja langit sore hari membuat jalan-jalan ini semakin menyenangkan. walaupun banyak orang disini, tapi sepertinya tak satupun dari mereka yang menyadari kehadiranku dan aku sangat bersyukur karena penyamaranku berhasil.

Kedua mataku tak henti-hentinya menatap berbagai keramaian yang menarik perhatianku. Kepalaku hampir berbutar menatap aneka souvenir yang dijual oleh para pedagang disini. Sesekali langkahku terhenti karena tergoda untuk mencoba beberapa jenis makanan yang membuat air liurku hampir menetes, untung saja masker yang terpasang di wajahku dapat mengcovernya.

 

Aku terus berjalan, melewati berbagai kerumunan orang sampai akhirnya seorang perempuan tua pemilik sebuah kios kaki lima melambai kearahku. Ia melambaikan sebelah tangannya sangat bersemangat, sembari mengatakan sesuatu yang tak ku mengerti menggunakan bahasa lokal thailand. Dahiku berkerut, karena aku tak cukup yakin ia bermaksud memanggilku atau bukan. Ku tolehkan kepalaku kekiri lalu kekanan mencoba memastikan apakah ada orang lain didekatku yang ia panggil tapi kurasa tidak ada. Kembali ku tatap nenek tua tersebut, ia menyeringai sembari menunjukku.

"Aku?" Gumamku sembar menunjuk ke diriku sendiri. Nenek tua dengan rambut putihnya dipenuhi uban mengangguk yakin. Dengan ragu-ragu aku berjalan menghampirinya.

Ia berbicara padaku tapi aku tak mengerti maksudnya,

"I'm sorry i can't understand what you mean" ujarku mencoba memberitahunya bahwa aku tak dapat menggunakan bahasa thailand seperti dirinya.

"Ring.. For you" sahutnya sembari menyodorkan sepasang cincin didalam kotak kayu yang terlihat sangat artistik dengan ukiran-ukiran di pinggirnya.

Aku mengerutkan dahiku tak mengerti, ku raih cincin tersebut dengan sedikit ragu-ragu.

"Give this for woman you love.. And your love will live forever"

Ku tatap perempuan tersebut sejenak, nenek tua tersebut seakan tau tentang kehidupanku saat ini. tatapanku berpaling, menatap sepasang cincin yang berada didalam kotak yang kini tengah kugenggam. Sebuah cincin sederhana, bukan sepasang cincin emas melainkan terbuat dari perak. Kuambil salah satu cincin yang ada disana, ku tatap dengan seksama. Didalam lingkaran tersebut terdapat ukiran kata-kata yang sepertinya sebuah huruf Thailand yang entah apa artinya. Entah mengapa sebuah dorongan kuat muncul dalam benakku untuk memiliki cincin ini. aku menatap kembali nenek tua yang sedari tadi mengamatiku sembari tersenyum hangat kearahku.

“I’ll take it” ucapku seketika.

***

“aish… kemana si weirdo itu sebenarnya” gerutu kyuhyun untuk yang kesekian kalinya, yoona masih tak mengangkat panggilannya. Kyuhyun merasa kesal bercampur khawatir, tak biasanya yoona seperti ini gadis tersebut biasanya akan menghubunginya balik jika ia sedang sibuk atau mengirimkan pesan jika ia memang tak bisa mengangkat panggilannya namun kali ini sama sekali tidak.

Namun kyuhyun sama sekali tak menyerah, ia mencoba sekali lagi menghubungi gadis rusa yang sangat ia rindukan tersebut. Ia mendengarkan dengan penuh harap bahwa kali ini suara gadis yang ia hafal diluar kepala akan ia dengar.

“yeob..”

“YOONA!” belum sempat gadis disebrang sana menyelesaikan kalimatnya, kyuhyun sudah menyambar penuh semangat.

“KAU KEMANA SAJA? KENAPA BARU MENGANGKAT TELFONKU? KAU TAK MELIHAT PONSELMU PENUH DENGAN PANGGILANKU HAH?” makinya bertubi-tubi,

“mianhae..” jawab gadis tersebut singkat, kyuhyun sudah berbicara panjang lebar namun jawaban yoona hanya itu. Kyuhyun mengerutkan dahinya curiga, gadis tersebut terdengar tak biasa. Kali ini nadanya lemas, tak seperti yoona yang selalu mengangkat panggilannya dengan penuh semangat.

“Yoong, waeyo? Kwaencana?” tanya kyuhyun sangat khawatir, dapat terdengar dari nada suaranya yang benar-benar berbeda dari sebelumnya.

“Aniya…”

“jangan berbohong padaku yoong, apa ada masalah?” desak lelaki tersebut

“aniya kyu, kwaencana” jawab yoona, “aku hanya sedikit lelah” tambahnya mencoba meyakinkan

“apa kau sakit?” tanya kyuhyun lagi.

“sedikit masuk angin sepertinya” jawab yoona beralasan.

“Aish.. pabo! Kau pasti berkeliaran lupa memakai jaket kan? Dasar ceroboh”

“mianhae… kyu” jawab yoona, kali ini suaranya sedikit tertahan. Kyuhyun sedikit kebingungan, ia berfikir keras mencoba menerka-nerka apa yang terjadi. Hatinya sedikit tak tenang, ia benar-benar mengkhawatirkan yoona.

“bogoshipo yoong..” ucap kyuhyun lirih.

“….” Sejenak tak ada suara balasan yang kyuhyun dengar di ponselnya, ia hanya dapat mendengar sebuah deruan nafas yang sedikit tak beraturan, “nado…” jawab yoona lemah.

***

Air mata mengalir deras, membentuk seperti sebuah aliran-aliran kecil menghiasi wajah cantik milik yoona. Gadis tersebut menggigit ujung bibirnya, mencoba menahan agar tak ada isakan yang terdengar dari bibir mungilnya. Tangannya bergetar sembari menggenggam ponsel di telinganya. Entah mengapa hatinya terasa begitu sakit saat mendengar kata-kata kyuhyun baru saja dari balik ponselnya.

‘bogoshipo yoong..’ kata-kata manis namun membuat hatinya sedikit tersayat, yoona pun tak mengerti mengapa dadanya saat ini terasa sesak. Seharusnya ia senang mendengar kyuhyun mengatakan hal tersebut, karena ia juga sangat merindukan lelaki yang ia cintai itu.

“aku akan segera kembali, dan kita akan segera bertemu” tambah kyuhyun dari balik ponselnya.

“….” Bibir yoona bergetar, sekuat tenaga ia berusaha menjawab kata-kata kyuhyun. Namun ia takut isakan tangisnya terdengar oleh lelaki tersebut. ia tak ingin membuat kyuhyun khawatir, walaupun kenyataannya memang kyuhyun sangat mengkhawatirkannya.

“…arraseo..” hanya kata-kata tersebut yang dapat keluar dari bibir merahnya. Air matanya turun semakin deras. Sesekali gadis tersebut memejamkan matanya, menahan rasa sakit yang terasa di dadanya.

“tunggu aku, eoh?” tanya kyuhyun parau.

Lagi-lagi yoona menggigit ujung bibirnya lebih keras, menahan isakan tangis yang hampir saja keluar dari mulutnya. Ia mencoba mengatur nafasnya yang tak beraturan.

“mmm..” hanya itu yang dapat keluar dari mulut gadis tersebut, sebelah tangannya yang bebas mencoba mengcover mulutnya. Tangisannya sebentar lagi akan meledak.

“istirahatlah.. jaga dirimu sampai aku kembali” kata-kata kyuhyun sebelum ia akhirnya memutuskan panggilan telfonnya yang bersamaan dengan tangisan yoona yang semakin hebat. Sebelah tangannya yang sedari tadi menggenggam ponsel di dekat telinganya terkulai lemas diatas pangkuannya. Deruan nafas gadis tersebut semakin cepat, bercampur dengan isakan tangis yang sudah tak bisa ia bendung lagi. Tangan yang sebelumnya ia simpan di bibirnya, kini beralih ke atas dadanya seolah tengah menahan hujaman hebat yang berasal dari dalamnya.

***

Yoona tertidur diatas ranjang king size miliknya dengan damai, wajahnya sedikit terlihat lelah akibat menangis hampir seharian. Ia tertidur diatas ranjang dengan sprai berwarna biru gradasi masih memakai pakaian yang percis sama yang ia pakai saat pergi ke SM hari ini. lengkap dengan pita hijau gelap di rambutnya dan accessories lainnya yang ia pakai hari ini.

‘TING TONG’ tiba-tiba saja bel apartemennya berbunyi, namun belum berhasil membuat gadis tersebut bangun dari alam bawah sadarnya. ‘TING TONG’ bel selanjutnya berhasil membuat yoona merespon dengan mengerutkan alisnya terlihat kesal. ‘TINGTONG.. TINGTONG.. TINGTONG’ bel kali ini terdengar bertubi-tubi dan benar-benar berhasil membuat yoona sangat kesal, gadis tersebut tak hanya mengerutkan alisnya kini matanya terbuka lebar, sangat lebar!

“Ommo! Siapa tamu yang menekan bel tak sopan seperti itu” gerutu yoona tak santai, lirikan mata tajamnya mengarah kerah jam dinding rillakuma yang terpasang di dinding kamarnya. Matanya semakin lebar, ia terkejut melihat rillakuma kesayangannya menunjuk kearah angka 2 yang ada didalamnya.

“siapa tamu yang datang berkunjung pukul 2 dini hari?” gumam yoona kesal sekaligus bergidik ketakutan. Dengan ragu-ragu dan sedikit mengendap ia bangkit dari tempat tidurnya. Gadis tersebut berjalan kearah pintu apartemennya dengan berusaha tak mengeluarkan suara sedikitpun. Ia menatap kayar lcd kecil yang berada tepat di pinggi pintu apartemennya, seorang lelaki dengan jaket hitam, lengkap dengan masker dan topi yang serba berwarna hitam.

Yoona semakin bergidik ketakutan, ia tak berpikir lelaki yang tengah berdiri didepan pintu apartemennya tersebut sebuah pencuri karena setahunya pencuri tak akan menekan bel terlebih dahulu jika ingin masuk kedalam apartemennya. Ia takut lelaki tersebut seorang stalker, atau lebih buruk lagi seorang pembunuh. Tiba-tiba ia teringat kejadian didepan gedung SM tadi pagi.

‘apa dia sama seperti perempuan tadi pagi? Apa dia perempuan tadi pagi yang menyamar?’ pikir yoona dalam hati.

“astaga bagaimana ini, bagaimana ini” gumam yoona tak jelas, ia menggigit-gigit ujung kuku ibu jarinya sembari berjalan mundar-mandir tak jelas didepan pintu apartemennya.

‘TINGTONG’, ‘TINGTONG’, ‘TINGTONG’ bel apartemennya terdengar lagi, kali ini lebih terdengar tak santai dari sebelumnya dan sukses membuat yoona semakin ketakutan.

‘Sebelum lelaki tersebut mendobrak pintu apartemenku, sebaiknya aku membukanya dan berteriak minta tolong jika ia benar-benar membahayakanku’ ujar yoona dalam hati. Perempuan tersebut mengangguk yakin. Ia meraih stick baseball yang tersimpan di tempat penyimpanan payung yang berada tepat di dekat rak sepatu yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Perempuan tersebut menggenggam stick baseball tersebut dengan erat, sebelah tanganya bergerak kearah kenop pintu apartemennya. Jantungnya berdebar cepat, sengat cepat!

‘KLIK’ terdengar pintu apartemennya yang terbuka, status lock menjadi unlock. Dengan cepat lelaki yang sedari tadi menunggu dibukakan pintu tersebut melangkah masuk kedalam apartemen yoona tanpa ragu.

‘Yoong, aku merin….” Lelaki tersebut membuka lebar kedua tangannya seperti hendak memeluk yoona. reflek yoona melayangkan stick baseball yang tengah berada digenggamannya tepat kearah kepala lelaki tersebut.

“AAAAAAAAA!!!!” teriak lelaki tersebut sejadi-jadinya,

“SIAPA KAU! PERGI KAU PERGI!” balas teriak yoona sembari melangkah mundur menjaga jarak dengan lelaki yang kini sudah terjatuh sembari mengusap-usap kepala bekas pukulannya.

“Im Yoonaaaaaaa… ini aku” ucap lelaki tersebut dengan sedikit mengerang kesakitan. Lelaki tersebut melepaskan topi yang ada diatas kepalanya dan juga masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya.

“KYU!” teriak yoona seketika. Kini ia dapat melihat wajah lelaki tersebut sangat jelas, tiba-tiba saja stick baseball ditangannya terjatuh dengan cepat ia berlari menghampiri lelaki yang terkulai di atas lantai tengah menahan sakit di kepalanya.

“KYU! Ini kau? Benar-benar cho kyuhyun?” tanya yoona sedikit tak percaya.

“PABO! Siapa lagi” protes kyuhyun masih menahan sakit.

“ASTAGA KYUHYUN MIANHAE..” sontak yoona memeluk lelaki tersebut erat.

“Pabo!” gumam kyuhyun tepat ditelinga gadis tersebut.

***

"Aaaaa.. Appo!!" Protes kyuhyun manja. Lelaki tersebut berbaring diatas sofa empuk milik yoona yang ada di ruang tv apartement gadis tersebut.

"Mianhae kyu.." Sahut yoona merasa bersalah, gadis tersebut dengan sigap mengompres kepala kyuhyun dengan sekantung es batu diatas kepalanya.

"Kau sadis sekali yoong, bagaimana jika aku geger otak akibat pukulanmu itu?" Ujar lelaki tersebut berlebihan.

"Aish salahmu sendiri! Datang tak memberi kabar padaku. Kau tak lihat ini jam berapa hah? Siapa tamu normal yang berkunjung pada dini hari seperti ini?" Maki yoona kesal.

"Seharusnya kau kan tahu itu aku hanya dengan melihat postir tubuhku" sahut kyuhyun beralasan.

"Kau pikir aku bisa berpikir jernih pada keadaan seperti itu? Aku sudah keburu panik!"

"kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan!" Protes kyuhyun.

"Memangnya sekarang kau pikir aku sedang apa hah!" Gerutu yoona sembari menekan-nekan kantong berisi es balok tersebut kekepala kyuhyun tepat di tempat bekas pukulan stick baseball miliknya.

"YAA! IM YOONA!" Erang kyuhyun sembari bangkit dari tidurnya mencoba menghindari kejahilan yoona.

"Kau mau kemana! Bukankah kau menuntut tanggung jawabku!" Ujar yoona tak mau kalah, ia ikut bangkit dari tempatnya dan berniat untuk mendekati kyuhyun.

"Keumanhae! Kepalaku sudah baik-baik saja" elak kyuhyun sembari berjalan menjauhi yoona, dengan cepat lelaki tersebut berjalan kearah sebuah kamar yang pintunya terbuka yang ia tahu ruangan tersebut dalah kamar tidur yoona.

"Ya.. Ya.. Ya kau mau kemana" teriak yoona saat melihat kyuhyun dengan cuek melenggang masuk kedalam daerah pribadinya tersebut.

 

"Agh.." Kyuhyun melemparkan tubuhnya keatas ranjang king size milik yoona. "Aaa.. Kasurmu empuk sekali yoong! Aku bisa mimpi indah disini" ujar lelaki tersebut sembari mengelus-elus kasur tersebut dengan kedua tangannya dan tak lupa menggerak-gerakan kedua kakinya seperti anak kecil.

"Ya! Apa yang kau lakukan.." Sahut yoona sedikit bergumam. Gadis tersebut terlihat sedikit kikuk. Wajahnya mulai berubah merah.

"Tentu saja aku akan tidur disini, jangan bilang kau akan menyuruhku pulang setelah apa yang kau lakukan pada kepalaku yoong" ujar kyuhyun jahil.

"A..a..aku.." Ujar yoona gugup, gadis tersebut terlihat sedikit salah tingkah. "Aish...!" Gerutunya, "arraseo.. Tidurlah! Aku akak tidur di sofa" ujarnya sembari berjalan mendekati kyuhyun sedikit ragu, gadis tersebut berniat membawa bantal yang berada di dekat kyuhyun namun niatnya terhenti saat tangannya ditahan oleh kyuhyun cukup erat.

"Temani aku... Malam ini" kata-kata tersebut terlontar lembut dari bibir kyuhyun, tatapan hangatnya menatap manik milik yoona dalam.

yoona mengerutkan dahinya tak mengerti, kyuhyun bangkit dari tidurnya menjadi terduduk diatas ranjang milik yoona tanpa melepaskan genggaman tangannya dari gadis tersebut. Dengan lembut ia menarik lengan yoona untuk duduk tepat di sebelah tempatnya. Tanpa berbicara yoona melakukan apa yang diminta kyuhyun. gadis tersebut duduk tepat disamping kyuhyun. Sebelah lengan kyuhyun merangkul bahu mungil milik yoona sehingga tubuhnya kurusnya berada didalam dekapannya.

"Bogoshipo yoong.. Joengmal!" Bisiknya tepat di telinga yoona.

"Na..na..na do" ujar yoona terbata-bata.

"Kenapa kau tegang sekali? Bukankah dulu kita juga pernah duduk seperti ini di ranjang milikku saat ahra noona memaksa masuk kedalam kamar" kata-kata kyuhyun mengingatkan kembali masa-masa konyol mereka saat berakting mesra didepan ahra.

"Ss..siapa yang.. Tegang!" Elak yoona, wajahnya tiba-tiba saja merona merah.

"Hahaha.." Kyuhyun tertawa jahil, lelaki itu mengecuk kilat puncak kepala yoona. "Jangan berfikir aneh, aku tak akan melakukan apa-apa seperti apa yang ada didalam otak kotormu itu!" Ujar kyuhyun seolah dapat menebak apa isi didalam kepala yoona yang membuatnya kikuk seperti sekarang.

"MWOYA! Memangnya aku berfikir apa..." Ujar yoona, suaranya melemah di akhir kalimat.

"Hey.. Hey.. Hey wajahmu memerah!" Goda kyuhyun.

"Ya! Keumanhae!" Ujar yoona yang merasa wajahnya semakin panas.

kyuhyun memperhatikan yoona dengan tatapan yang meneliti,

"Waeyo?" Tanya yoona yang merasa mendapat tatapan aneh dari kyuhyun.

"Yoona. Wajahmu diplester? Kenapa?" Kyuhyun mengerutkan dahinya saat melihat sebuah plester kecil berwarna sama seperti kulit yoona menempel diwajah cantiknya.

"Eoh?" Yoona sedikit kelimpungan, ia berusaha memakai plester yang sama dengan warna kulitnya agar tersamarkan namun ketahuan juga.

"Ini?... Mmh, tak sengaja tergores tumpukan buku yang terjatuh dari rak tadi pagi. Bukan apa-apa" jelas yoona yang sedikit tak masuk akal dan membuat kyuhyun bingung.

"Kyu!" Sahut yoona sembari meraih tangan kyuhyun yang hendak melihat luka dibalik plester tersebut, yoona menggenggam tangan kyuhyun sembari mengusap-usap lembut. "Mengapa kau tiba-tiba datang jam segini? Bukankah jadwal pulangmu baru besok?" Tanya yoona berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Mmh.. Syutingnya selesai lebih cepat! Aku sangat khawatir mendengar suaramu di telfon tadi siang, jadi aku memaksa eunhyuk untuk segera kembali tapi aku mendapat tiket pesawat malam" jelas kyuhyun.

"Bukankah sudah ku katakan aku baik-baik saja kyu" ujar yoona.

"Mmh.. Syukurlah" sahut kyuhyun sembari mempererat rangkulannya pada yoona.

"Bagaimana thailand? apa menyenangkan?" tanya yoona terlihat antusias ingin mendengar cerita kyuhyun, ia menyandarkan kepalanya di bahu kyuhyun manja sembari menatap wajah kyuhyun begitu dekat.

"Mmmh... Lumayan! Aaah benar!" ujar kyuhyun seperti teringat sesuatu.

"Waeyo?" Tanya yoona bingung.

"Aku membawakanmu sesuatu, tapi sepertinya tertinggal didalam koperku! Besok akan kuberikan padamu"

"Apa itu?" Tanya yoona penasaran.

"Hmm.. Rahasia!" Ujar kyuhyun jahil.

"Aish.. Tidak lucu!" sahut yoona sebal sembari menoyor kepala kyuhyun pelan.

***

Dada kurus seorang wanita terlihat terangkat sejenak lalu kembali rata, ia tarik nafasnya dalam-dalam lalu ia hembuskan kembali. Udara pagi musim gugur masuk kedalam paru-parunya dan membuatnya terasa sangat segar. Senyuman mengembang dari wajah cantik wanita kurus tersebut, ia merubah posisi tidurnya dari terlentak menjadi miring kesebelah kanan. Seketika cahaya matahari mengejutkan kedua matanya yang walaupun masih dalam keadan tertutup, dengan setengah tersadar sebelah tangan yoona sedikit demi sedikit mencoba meraba atau meraih sesuatu yang ia ingat ada di sebelah tempatnya tidur saat ini. gerakan tangannya semakin lama semakin cepat, ia meraba-raba dengan gusar seolah tak menemukan apa yang ia cari. Kedua alis gadis tersebut saling bertaut, perlahan ia membuka matanya karena penasaran.

“eoh..” ujarnya sedikit kebingungan karena tak ada apa-apa disampinya, lebih tepatnya tak ada siapa-siapa. Wajah yoona tiba-tiba saja berubah kecewa sekaligus bingung, ia yakin beberapa jam lalu masih ada seseorang disebelahnya. Ia tak mungkin salah, kejadian semalam tak mungkin hanya mimpi. Ia ingat betul semalam, ia tidur beralaskan lengan kekar seseorang. Bahkan masih hangat di telinga yoona suara khas milik orang tersebut yang semalaman menceritakan banyak hal padanya hingga akhirnya yoona tertidur dan tak sadarkan diri.

“kemana kyuhyun?” gumam gadis tersebut kecewa, dengan malas yoona bangkit dari tidurnya menjadi terduduk diatas ranjang. Gadis tersebut mengembungkan kedua pipinya, sembari menyisir-nyisir rambutnya yang berantakan menggunakan jari-jarinya.

“ada dia sudah kembali?” tanya gadis tersebut pada dirinya sendiri, yoona bangkit dari ranjangnya dan berjalan keluar dari kamar. Kepalanya berputar, kedua matanya mengitari seluruh pelosok apartement yang tak terlalu luas tersebut mencari sosok seseorang dan tak ia temukan. Ia berjalan kearah kamar mandi yang berada di sebelah kamarnya, mencoba membukanya dan ternyata pintunya tak terkunci. Lagi-lagi tak ada siapa-siapa yang ia temukan bahkan didalam kamar mandi.

“huuh..” ujarnya lesu. Yoona berjalan sedikit gontai dengan menyeret kedua kakinya kearah dapur. “padahal aku masih ingin melihatnya..” gumam gadis itu lagi.

Tiba-tiba saja langkah yoona terhenti, ia sedikit terkejut melihat potongan sandwich yang sudah terhidang di atas meja makannya lengkap dengan segelas orange juice di sampingnya. Dahi yoona berkerut melihat makanan tersebut, seingatnya ia tidak meninggalkan makanan apa-apa di atas meja semalam. Yoona berjalan mendekat kearah meja makan, dan duduk di salah satu kursi yang ada disana.

“eoh.. apa ini” ujarnya saat melihat secarik kertas yang diselipkan dibawah piring yang berisi sandwich diatasnya tersebut.

Makanlah, kau terlihat semakin kurus seperti nenek-nenek!

Foto jika piringmu sudah kosong dan kirimkan padaku, arraseo?!

Your Gamekyu ^^

 

“aish.. mwoya!”  gerutu yoona sembari mengulum senyum, dengan cepat gadis tersebut melahap sepotong sandwich yang ada di hadapannya.

“aaa..” ujarnya saat merasakan gigitan pertama sandwich buatan kyuhyun tersebut, wajahnya mengkerut dengan lidahnya yang terjulur keluar. “asin sekaliiii!!” protesnya. Yoona meraih segelas orange juice dan langsung meminumnya.

“aaak… seharusnya aku sudah tahu akan seperti ini” gumamnya sembari menatap kembali sandwich di tangannya, tiba-tiba saja senyuman datang dari wajahnya. Yoona menyeringai geli sembari memikirkan sesuatu.

“pabo..!” ujarnya sembari mengulum senyum, gadis tersebut kembali melahap sandwich buatan kyuhyun, kali ini ia memakannya sangat lahap ia tak pedulikan rasa asin pada telur yang ada didalam roti sandwich tersebut.

***

'whooa.. segar sekali" gumam seorang gadis sesaat setelah ia keluar dari kamar mandi dengan kimono pink yang membungkus tubuhnya dan tak ketinggalan sehelai handuk berwarna senada diatas kepalanya membungkus seluruh rambut coklatnya. yoona berjalan keluar dari kamar mandi kearah kamarnya untuk bersiap-siap pergi ke SM siang ini. selain ada banyak pekerjaan yang menunggunya, seseorang juga sudah mewanti-wantinya agar datang ke SM hari ini. Ya tentu saja orang tersebut adalah kyuhyun.

Yoona duduk didepan meja rias putih miliknya bernuansa classic miliknya, ia memperhatikan pantulan dirinya di cermin. Tiba-tiba saja gadis tersebut senyum-senyum tak jelas, entah apa yang ada didalam pikirannya yang jelas kali ini ia terlihat seperti seseorang yang kehilangan akal sehat. Berhenti menatap dirinya di cermin, yoona beralih memperhatikan ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja rias. ia meraih ponselnya dan berniat untuk mengecek isi ponselnya.

"Eoh" ujarnya sedikit terkejut, "banyak sekali panggilan tak terjawab" sahutnya melihat notification yang terpampang di laya ponselnya. Terdapat 20 panggilan tak terjawab beserta beberapa pesan baru disana. Pertama yoona membuka pemberitahuan penggilan tak terjawab terlebih dahulu, seketika berderat nama-nama dari ke 20 panggilan yang masuk kedalam ponselnya. Terdapapat nama kyuhyun dan eunhyuk disana, yang membuat yoona aneh panggilan tak terjawab di ponselnya didominasi oleh kontak milik enhyuk. Dahinya sedikit berkerut mencoba memikirkan ada perlu apa eunhyuk menghubunginya. Melupakan semua panggilan tersebut, yoona beralih mengecek pesan singkat yang baru saja masuk kedalam ponselnya.

dan kali bukan lagi didominasi oleh eunhyuk melainkan semua pesan untuknya berasal dari si monkey eunhyuk.

"Eunhyuk?" Gumamnya, "waeyo.." yoona membuka pesan tersebut satu persatu.

Yoona dimana kau?

Apa kau di apartementmu?

Yoona balas pesanku! ini penting!

Yoona kita harus bertemu.

Hubungi aku secepatnya!

 

Begitulah isi pesan eunhyuk. Yoona mendadak kebingungan sekaligus khawatir. Ia dapat mencium sesuatu yang tak beres. Apa ada hubungannya dengan kyuhyun? Begitulah yang pertama gadis tersebut pikirkan. Dengan secepat mungkin yoona menghubungi eunhyuk seperti perintah lelaki tersebut di pesan terakhirnya. Tak begitu lama yoona harus menunggu nada sambung di ponselnya, pada nada kedua yoona langsung dapat mendengar suara eunhyuk.

"Yoona!" Ujar seseorang disebrang sana sepertinya lelaki tersebut memang tengah menunggu-nunggu panggilan yoona.

"Waeyo eunhyuk?" ujar yoona langsung pada tujuannya menghubungi eunhyuk.

"Ayo kita bertemu! Akan kujelaskan semuanya"

"Arraseo.. Kita bertemu dimana?" Tanya yoona.

"yang pasti tidak di SM.... hmm bagaimana jika di cafe milik temanmu waktu itu?"

"Baiklah, kita bertemu disana"

"Ne.. Palliwa eoh?!"

"Mmh!" Jawab yoona diiringi dengan anggukan, ia langsung mematikan panggilannya dan tanpa berlama-lama lagi yoona bangkit dari tempatnya dan berjalan kearah lemari untuk berpakaian. Yoona benar-benar tak mengerti sebenarnya ada masalah apa lagi kali ini? Yang ia tahu masalahnya pasti sangat besar dan berhubungan dengan kyuhyun.

***

'KRING' suara khas sebuah bel yang biasa terdengar di pintu-pintu sebuah cafe selayaknya terdengar tak santai kali ini. Gadis cantik dengan wajah gusar masuk kedalam cafe yang walau ukurannya tak terlalu besar namun nuansa mewah didalamnya dengan dominasi warna merah bercampur gold dari cafe tersebut. Yoona memutarkan kepalanya 180 derajat,kedua matanya mencari-cari seseorang yang sudah ia fokuskan sebelumnya di dalam otakknya. Gadis itu bergerak seperti adegan film robocop yang tengah menerka-nerka musuh.

matanya tiba-tiba melebar saat melihat seseorang yang melambai-lambai kearahnya dari kursi paling pojok di cafe tersebut. Dengan cepat yoona berjalan menghampiri eunhyuk ditempatnya.

"Mianhae, apa kau sudah menunggu lama?" Sapa yoona sesampainya di hadapan eunhyuk, tanpa berpikir panjang gadis tersebut langsung duduk dikursi yang berada didepan tempat eunhyuk duduk saat ini.

"Kwaencana yoona" sahut eunhyuk sembari menyeringai.

"Jadi sebenarnya ada apa? Ada masalah apa?" Tanya yoona langsung pada titik permasalahannya.

"Kau tidak ingin minum sesuatu dulu?" Tanya eunhyuk.

"Ah arraseo.." ujar yoona, dengan cepat eunhyuk mengangkat tinggi-tinggi sebelah lengannya memberikan sebuah tanda untuk pelayan dicafe tersebut untuk menghampirinya.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Ujar seorang gadis muda yang merupakan pelayan di cafe tersebut.

"Kau mau minum apa yoona?" Tanya eunhyuk kepada yoona.

"Hmm.. ice latte" jawab yoona cepat.

"Ice latte satu!" Ujar eunhyuk menyampaikan pesan yoona kepada sang pelayan yang berdiri di samping meja yang mereka dudukki.

"Baik, apa ada lagi tuan?"

"Itu saja tambahannya." jelas eunhyuk.

"Baiklah, mohon tunggu sebentar" sahut pelayan tersebut sopan, ia membungkuk lalu pergi untuk menyampaikan pesanan tersebut kepada sang barista di cafe tersebut.

"Dimana kyuhyun? Bukankah hari ini ada jadwal pemotretan?" tanya yoona sedikit penasaran.

"Aku pergi duluan dari tempat pemotretan, ada sesuatu yang harus ku urus" jawab eunhyuk, "yoona.. ada suatu masalah.." Tambah lelaki tersebut, kali ini ia lebih berhati-hati di setiap kata-katanya.

"Masalah apa itu eunhyuk? Apa semua ini ada hubungannya dengan kyuhyun?" Wajah yoona mendadak berubah sangat cemas.

"Mmh..!" Jawab eunhyuk sembari mengangguk cepat, dari kedua matanya terpancar tatapan sedikit tak tega saat harus menjelaskan masalah tersebut kepada yoona.

"apa itu? Katakanlah, apa masalahnya?" Tanya yoona sedikit mendesak.

"Sebenarnya aku pun tak tahu masalah sebenarnya apa.." Ujar eunhyuk mencoba menerangkan apa masalah yang terjadi  "tiba-tiba saja so man meminta proses pembuatan album kyuhyun ditunda" kata-kata tersebut sukses membuat wanita dihadapannya tercengang.

'DEG' tiba-tiba saja jantung yoona serasa ingin berhenti saat ini juga! Ya detik ini juga! Nafasnya tersenggal di ujung kerongkongannya membuatnya sulit untuk bernafas.

"Mw..mwo.. Apa maksudmu ditunda?" Bibir yoona terasa kelu.

"ya tiba-tiba saja si tua itu meminta tim produksi untuk menunda proses pembuatan albumnya sampai waktu yang tidak ditentukan. akupun tahu kabar ini dari ketua tim, park sajangnim yang mengatakannya padaku"

Tangan yoona mengepal kuat hingga sedikit bergetar, saking kuatnya tangannya menjadi merah. Garis wajahnya berubah keras, wajah cantiknya berubah marah. Yoona menatap ke sembarang arah, kepalanya berputar keras.

"Yoona.. Apa yang harus kita lakukan?" ujar eunhyuk membuyarkan lamunan yoona, "aku belum mengatakan apa-apa pada kyuhyun, apa menurutmu ia harus tahu?" Ujarnya.

"Aniya.. Jangan beritahu apa-apa pada kyuhyun!" sahut yoona cepat, "berjanjilah padaku kau tak akan mengatakan apa-apa padanya!" Yoona menatap eunhyuk penuh harap.

"Soal masalah ini, sepertinya aku tahu apa keinginan si tua bangka lee so man!" tambah yoona, wajahnya kembali berubah penuh emosi. eunhyuk menatap yoona sedikit tak mengerti. Lelaki tersebut hanya mampu menganggukan kepalanya, mengiyakan perintah yoona untuk berjanji tak akan memberi tahu kyuhyun soal masalah ini.

***

'ishn't she lovely.. Ishn't she wonderful.. Ishn't she"

"Kyu.." Suara gadis terdengar menggantikan suara ponsel yang berdering, sesaat setelah melihat nama kontak di layar ponsel  miliknya dengan cepat ia mengangkat panggilan tersebut tanpa berpikir panjang.

"yoona odiga?" tanya lelaki di balik telfon.

"hmm.. aku sedang dalam perjalanan kesesuatu tempat, ada apa kyu? Pemotretanmu sudah selesai?" Tanya yoona, nadanya terdengar sedikit hati-hati dapat terdengar dari setiap kata yang keluar dari mulut gadis cantik tersebut.

"Kau mau kemana? Bukankah kita sudah janji mau bertemu di SM?" tanya kyuhyun terdengar khawatir.

"Tentu saja aku ingat, kau tunggu saja di SM aku pasti datang untuk menemuimu" sahut yoona.

"awas jika kau tak datang! Memangnya kau dalam perjalanan kemana?" Tanya kyuhyun.

"Mmh.. Ada sesuatu yang harus ku lakukan kyu, sudah dulu ya? Nanti ku kabari lagi" sahut yoona, dengan cepat gadis tersebut memutuskan panggilan mereka sebelum kyuhyun bertanya lebih jauh.

"Pak saya berhenti disini" sahut yoona kepada sang supir taksi yang tengah ia naikki.

"arraseo aggashi" dengan lembut sang supir taksi paruh baya tersebut menginjak pedal rem taksinya.

"ini pak" yoona memberikan uang yang harus ia bayar sesuai angka yang terpampang di argo taksi tersebut.

"ne.. kamsahamnida" ujar si supir taksi tersebut sopan.

"kamsahamnida" balas yoona sembari menyunggingkan senyuman indah dari wajahnya. dengan cepat gadis tersebut turun dari taksi berwarna biru muda tersebut.

Yoona menarik nafasnya dalam-dalam, sebuah apartement mewah dikawasan elit gangnam menjulang dihadapannya. Kesan mewah dan ekslusif bahkan terlihat walaupun dari luar sini. Gadis tersebut mengepal kedua lengannya, kedua matanya begitu berapi-api menatap kearah apartement didepannya. Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam apartement tersebut penuh percaya diri, layaknya seorang prajutit perang yang siap mengalahkan para penjajah.

***


'TINGTONG' kutekan bel yang ada disebelah pintu besar yang ada dihadapanku kini. Berharap tak harus menekan tombol kecil itu kedua kalinya untuk dibukakan pintu.

Benar saja, tak perlu membuatku menunggu lama seseorang sepertinya sudah berada dibalik pintu tersebut untuk membukakan pintu apartement sialan ini untukku. Jantungku berdegup kencang, jujur saja aku tegang saat ini tapi emosiku juga sudah memuncak di ujung kepalaku aku.

"Yoonaa..!" ujar seseorang menyapaku rama dari balik pintu besi tersebut. Wanita yang kukenal tersebut tanpa berpikir panjang langsung merangkulku, tak ada keinginan untuk menyapa pelukan wanita paruh baya ini. Aku datang kemari bukan untuk berbasa-basi.

"Apa tuan lee so man ada?" Ujarku pada istri sang pemilik SM entertainment tersebut.

"Suamiku ada, ia tengah di ruang kerjanya sedari tadi" jawab nyonya lee ramah, ia melepaskan pelukannya sembari menatapku bingung. "Yoona apa ada masalah?" Sepertinya ia dapat menebak dari raut wajahku.

"Bisakah aku berbicara dengannya nyonya lee?" pintaku.

"Tentu saja, masuklah" ujar perempuan tersebut mempersilahkan aku untuk masuk. Wanita elegant dengan gaun putih tersebut melenggang didepanku, mengantarkanku ke sebuah ruangan yang ia sebut sebelumnya adalah ruang kerja dari suaminya lee so man. Gaun putih dengan panjang sebetis tersebut terlihat mewah bahkan sangat mewah untuk dipakai hanya di sekitar apartement saja, gaun yang membentuk lekukan tubuhnya tersebut memberikan kesan seksi untuk wanita setua dia. Dari waktu terakhir aku bertemu dengan perempuan ini, sepertinta hari ini ia terlihat sangat berbeda tentu saja bagian pinggang, pinggul serta bokongnya. Sepertinya wanita yang mempunyai kebiasaan menghabiskan uang suaminya untuk melakukan beberapa oprasi pelastik ini telah melakukan sedot lemak di bagian-bagian tersebut.

"Masuklah yoona.." Sahutnya sembari tersenyum manis padaku, wanita berhenti disalah satu ruangan yang terlihat tertutup dihadapannya. Aku berjalan mendekat kearah wanita tersebut.

"Kamsahamnida" ujarku sembari membungkuk sopan padanya.

"masuklah, aku akan membuatkan minum untukmu" ujarnya lagi-lagi dengan senyuman diwajahnya.

"Ne.. Maaf merepotkanmu"

"kwaencana, ketuk saja eoh?"

Aku mengangguk, sembari membungkuk lagi. Ia menyeringai ramah lalu menepuk punggungku lembut dan melangkah pergi meninggalkanku.

Kubalikan tubuhku menatap pintu kayu yang ada dihadapanku kini. Kutarik kembali nafasku dalam-dalam, menata kembali perasaanku yang tengah bergejolak saat ini. Dengan penuh keberanian aku mengetuk pintu tersebut.

'TOK TOK TOK'

"Masuklah" sahut seseorang didalam sana.

Perlahan ku simpan sebelah tanganku di kenop pintu yang terbuat dari besi tersebut lalu tanpa berpikir panjang ku dorong pintunya sehingga kini aku dapa melihat seorang lelaki paruh baya yang tengah duduk dibalik meja kerajaannya dengan kacamata baca di wajahnya.

"Im yoona.." sapanya dengan senyum tipis khas lelaki pemilik sm tersebut.

Ku tatap lurus kearahnya dengan tatapan datar, tiba-tiba saja emosiku kembali memuncak tanpa kusadari kedua tanganku mengeras dan jantungku berdegup kencang tak terkendali.

"Masuklah.." Tambah lelaki tersebut.

Kulangkahkan kakiku masuk kedalam ruangannya sembari mencoba kembali mengatur nafasku juga menata kembali emosiku. Kusadari melawan lee so man tak bisa memakai emosi.

"ada apa kau tiba-tiba datang kemari" ujar lelaki paruh baya tersebut sembari melepaskan kacamata baca dari wajahnya. "Duduklah" tambahnya sembari menunjuk salah satu kursi kayu yang ada di depan meja kerja miliknya.

"Aku tak lama sajangnim" sahutku menolak perintahnya.

"Arraseo.. Terserah kau saja" jawabnya seolah tak peduli. "Ada apa kau datang kemar? Tentu saja kau memiliki sebuah tujuan kan?" wajahnya terlihat picik, membuat emosiku hampir meledak.

"tentu saja pasti kau tahu maksud tujuanku kemari" jawabku.

Lee so man mengerutkan dahinya menatapku, membuat keriput di wajahnya terlihat lebih jelas. ia menatapku penuh waspada.

"Aku datang kemari untuk mengabulkan permintaanmu tuan lee so man yang terhormat" sahutku dengan memberi tekanan pada kata-kataku yang terakhi.

"Apa maksudmu?" Wajah lelaki tersebut mengeras.

"Aku akan meninggalkan kyuhyun, seperti yang kau inginkan" kata-kata tersebut keluar begitu berat dari mulutku. sebisa mungkin ku kuatkan diriku, agar tak terlihat rapuh dan tengah memohon pada lelaki tua dihadapanku ini.

Lee so man menatapku sedikit terkejut, tiba-tiba saja senyum licik datang diwajahnya yang sukses membuat bulu kudukku bergidik melihatnya.

"Akhirnya kau memutuskan hal yang benar nyonya kyu" ujarnya dengan penuh arti.

"Aku akan melakukannya dengan satu syarat" Ucapku dingin.

"Syarat? Syarat apa itu? Katakanlah!" Ujarnya.

"Berhentilah bersikap kekanak-kanakan" katakku, "hentikan penundaan pembuatan album kyuhyun tanpa alasan seperti yang sedang kau lakukan saat ini" . "Kuminta agar semua proses pembuatan kyuhyun berjalan semestinya"  jelasku.

"Baiklah.. Itu bukan hal sulit toh akupun sudah mendapatkan apa yang ku mau darimu" balasnya, wajahnya begitu picik. "Lalu kapan kau akan meninggalkan kyuhyun?"

Aku terdiam sejenak, pertanyaanya membuatku tak dapat menjanjikan apa-apa. Jujur saja aku tak bisa secepat mungkin meninggalkan kyuhyun. Memikirkan untuk pergi dari lelaki tersebut saja membuatku ketakutan.

"Aku akan memberikanmu waktu, jika hal tersebut sulit bagimu" sahut lee so man memecahkan kesunyian. "Akan kuberikan waktu sampai album kyuhyun selesai dirilis, di waktu tersebut kau sudah harus pergi dari kehidupannya"

Aku menatap lee so man dengan tatapan yang aku sendiri tak mengerti. Ada rasa sedikit lega karena aku tak perlu meninggalkan kyuhyun besok atau lusa setidaknya aku masih bisa bertemu dengannya, namun ada perasaan sedih sekaligus sakit dalam hatiku memikirkan sebuah perpisahan dengan kyuhyun. Berat bagiku memikirkan cara untuk meninggalkan kyuhyun, ya tuhan tolong bantu aku..

***


Yoona berjalan keluar dari apartement mewah tersebut di temani oleh nyonya lee di belakangnya, dengan sekuat tenaga gadis kurus tersebut mencoba membuat dirinya tetap tegar seperti tak terjadi apa-apa.

“nyonya lee aku permisi dulu” ujar yoona saat sudah berada di ambang pintu.

“kau yakin tak perlu kusuruh supir mengantarmu?” ujarnya

“tidak nyonya lee.. aku bisa pulang sendiri”

“baiklah kalau begitu yoona, hati-hati” nyonya lee tersenyum ramah seperti biasa

“ne..” jawab yoona tanpa membalas senyumnya, “kamsahamnida” ia membungkukan tubuhnya sopan.

Nyonya lee mengangguk-anggukan kepalanya sembari tersenyum seperti biasa, kali ini senyumnya terlihat lebih hangat. Ia menepuk-nepuk punggung gadis kurus dihadapannya dengan lembut.

Yoona  melenggang pergi keluar dari apartement tersebut, nyonya lee hanya mengantarkannya sampai depan pintu lalu kembali masuk kedalam apartemennya. Saat itu pula tubuh yoona mulai gontai, kedu kakinya tak mampu lagi menopang tubuh kurusnya. Tubuhnya terjatuh dengan posisi berlutut, sebelah tubuhnya ia sandarkan ke tembok di lorong apartement tersebut. wajah gadis tersebut tertunduk, sebelah tangan yang lain menekan keras dada kurusnya, ujung bibirnya ia gigit sekuat tenaga ia menahan tangisannya. Yoona tak ingin menangis saat ini, mengingat ia akan bertemu kyuhyun setelah ini, yoona tak ingin kyuhyun tahu bahwa ia menangis gadis tersebut tak ingin membuat kyuhyun khawatir padanya.

***

"aish.. Kemana sebenarnya wanita itu" gerutu kyuhyun sembari terus menatap penuh harap kearah ponsel yang sedari tadi berada di dalam genggamanannya. Ponsel tersebut tak lepas dari tangannya semenjak terakhir kali ia menghubungi yoona, kyuhyun terus menerus mengecek ponselnya berharap ada sebuah panggilan atau pesan dari yoona. Namun sampai sekarang tak ada satupun yang bersarang di ponsel lelaki tersebut.

"Kenapa?" Tanya eunhyuk penasaran.

"Aniya.." Jawab kyuhyun cepat.

"Tadi siang kau bertemu dengan siapa? Tiba-tiba saja menghilang di lokasi pemotretan" tanya kyuhyun yang gantian menatap lelaki disebelahnya penasaran.

"Eoh..?" Eunhyuk terlihat terkejut mendengar pertanyaan kyuhyun yang begitu tiba-tiba, dengan keras ia memutar kepalanya mencari sebuah alasan. Mengingat permintaan yoona yang memintanya agar tak memberi tahu soal masalah yang terjadi saat ini pada artisnya tersebut. Jika eunhyuk mengatakan bahwa ia bertemu dengan yoona, sudah pasti kyuhyun akan berusaha keras memaksanya untuk mengatakan soal masalah yang kubicarakan dengan yoona.

“temanku, teman lama” jawab eunhyuk asal, lelaki itu lantas mengerutkan keningnya sesaat mengatakan alasan yang menurutnya tak masuk akal tersebut.

“teman lama?” kyuhyun memang terdengar tak percaya, “aneh sekali…” tanggapannya setelah mendengar alasan eunyuk, namun untungnya kyuhyun masih serius dengan ponsel di tangannya, ia terlihat tak terlalu peduli dengan yang eunhyuk katakan. “aku mau ke kamar mandi dulu ya, kau duluan saja ke café” sahut kyuhyun dan berjalan kearah yang berlainan dengan eunhyuk.

“hah? Ne.. ne..” jawab eunhyuk cepat. “fiuuuh..” kini ia dapat bernafas lega.

 

 

Kyuhyun berjalan ke arah kamar mandi yang terletak di ujung koridor yang ada di lantai dasar gedung SM. Ia berjalan tanpa memperhatikan sekitarnya, hanya satu yang ia perhatikan yaitu layar ponselnya yang sedari tadi tak berdering seperti yang ia inginkan.

“huuh.. gadis bodoh itu selalu membuatku menunggu seperti ini” gumamnya sedikit kecewa, ia putuskan untuk memasukan ponsel tersebut kedalam kantong celana yang sedang ia kenakan saat ini. seolah sudah pasrah untuk menunggu sebuah kabar dari gadis rusanya tersebut. pintu kamar mandi dengan gambar yang menandakan bahwa pintu tersebut merupakan pintu kamar mandi khusus pria sudah dapat ia lihat, ia mempercepat langkahnya menuju pintu tersebut namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang baru saja keluar dari dalam pintu tersebut. Mata mereka saling bertemu satu sama lain. Tatapan yang tak biasa, baik dari kyuhyun maupun dari lelaki yang kini tengah berdiri didepan pintu kamar mandi tersebut. lelaki dengan sweater maroon tersebut melangkah mendekat kearah kyuhyun,

“lama tak melihatmu, changmin” ujar kyuhyun dengan tatapan tajam miliknya.

“kau sudah kembali?” tanya changmin basa-basi dengan tatapan dinginnya.

Kyuhyun mengangkat kedua bahunya bersamaan dengan sebelah alisnya yang naik, seperti hendak menjawab pertanyaan changmin barusan. Changmin membalasnya dengan senyum tipis, ia menaikan sebelah sudut bibirnya.

“bagaimana kabarmu?” tanya changmin lagi.

“seperti yang kau lihat, aku sangat baik-baik saja kan?” jawab kyuhyun enteng, “baiklah kalau begitu, aku duluan eoh” tambah kyuhyun sembari menepuk punggung lelaki dihadapannya dan hendak pergi meninggalkannya.

“kau yakin semua baik-baik saja?” tanya changmin tiba-tiba, pertanyaannya sukses membuat kyuhyun menghentikan langkahnya dan berbalik menatap changmin. Changminpun membalikan tubuhnya menatap rivalnya tersebut.

“apa yang kau maksud?” tanya kyuhyun penasaran, ia menangkap nada yang tak biasa dari kata-kata changmin.

“apa kau yakin selama kau pergi, semua berjalan baik-baik saja disini?” pertanyaan changmin semakin membuat kyuhyun tak mengerti.

“apa yang sebenarnya ingin kau katakan?” sahut kyuhyun mulai gerang.

“kurasa yoona noona berusaha melindungimu dengan tak mengatakan apa-apa padamu”

“APA MAKSUDMU SHIM CHANGMIN” teriak kyuhyun emosi, kedua tangannya menarik ujung leher sweater yang changmin kenakan cukup kuat. Dapat terlihat wajahnya yang berubah marah, dengan kedua mata kyuhyun yang melebar.

“cho kyuhyun! Berhentilah menyakiti yoona” kata-kata tersebut terlontar dari mulut changmin penuh penekanan, wajahnya cukup tenang dalam mengatakan kalimat tersebut namun sebuah amarah yang dipendam dapat terlihat dari garis wajahnya yang tegas.

“APA YANG SEBENARNYA KAU KATAKAN..!” sebuah pukulan tak terkendali datang dari kyuhyun, pukulan tersebut mendarat cukup keras kearah wajah changmin dan sukses membuat tubuh kekar changmin terjatuh ke lantai.

Nafas kyuhyun menggebu kencang, emosinya sudah berada di puncak. Apa yang dikatakan changmin sukses membuat emosinya meledak dan membuat tangannya melayang kearah wajah rivalnya tersebut. Sebuah tetesan darah terlihat diwajah changmin, darah segar tersebut keluar dari sudut bibirnya. Kyuhyun mencoba tak peduli dengan lelaki yang kini tengah terjatuh di lantai akibat pukulannya tersebut, ia membalikan tubuhnya berniat untuk pergi dari tempat ini sebelum emosinya semakin tak dapat ia bendung.

“aku sudah tau semuanya kyuhyun..” kata-kata tersebut kembali menghentikan langkah kyuhyun, kali ini kyuhyun tak membalikan tubuhnya untuk kembali menatap lelaki yang baru saja ia pukul tersebut.

“aku sudah tahu soal pernikahanmu dengan yoona, aku sudah tahu tentang kebohongan yang kalian lakukan demi menyelamatkan kariermu tersebut..” tangan kyuhyun mengepal kuat, keningnya berkerut karena terkejut dengan kata-kata yang baru saja ia dengan tersebut. Dari mana changmin mengetahui hal tersebut yoona kah yang memberitahu semuanya pada lelaki tersebut? berbagai pertanyaan berkutat di dalam kepalanya.

“berhentilah menyakiti yoona, tak tahukah engkau yoona begitu banyak menderita demi kau? Dia rela menikah pura-pura denganmu padahal ia benar-benar memimpikan sebuah pernikahan yang sakral yang ingin ia lakukan di depan makam kedua orang tuanya?”. “bahkan yoona tak melawan saat seorang fansmu menamparnya karena marah atas rumor yang terjadi saat ini? dan ia tetap meminta maaf tak mempedulikan wajahnya yang terluka karena tamparan fansmu itu kyu?” . “ia selalu rela memasang badan demi melindungimu”

“Keumanhae kyuhyun.. bukankah kau sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan?” suara changmin kali ini melemah, nadanya terdengar seperti ia tengah memohon sesuatu.

Kedua tangan kyuhyun bergetar hebat, wajahnya memanas antara menahan emosi dan sebuah sakit yang tiba-tiba saja ia rasakan didadanya. Sesak, itulah yang tengah ia rasakan saat ini. Bibir kyuhyun kelu, ia tak dapat membuka mulutnya walaupun hanya sedikit. Benarkah selama ini yoona sangat menderita karena dirinya? Benarkah yoona merasakan banyak kesusahan karena dirinya?

“berhentilah hanya memikirkan dirimu sendiri kyu” pinta changmin, “keumanhae…” tambahnya parau.

***

Kyuhyun terduduk lemas di sebuah kursi kayu di sebuah taman kecil yang ada di bagian rooftop kantor SM entertainment. Pikirannya menerawang jauh, ia tertunduk lemas sembari memikirkan berbagai hal yang bekutat di dalam kepalanya. Setiap kata-kata yang baru saja changmin katakana padanya terekam jelas di otakknya. Lelaki tersebut tak dapat berfikir jernih, ia tak menghiraukan angin malam yang berhembus begitu kuat di sekitarnya, banyak hal yang disembunyikan yoona darinya. Changmin benar ia terlalu egois memikirkan kebahagiannya sehingga melupakan yoona yang tanpa ia ketahui telah melakukan banyak hal demi dirinya.

Sebelah tangan kyuhyun bergerak kedalam saku jas abu yang ia kenakan, merogoh sesuatu yang ada di dalamnya. Sebuah kotak kayu berada di genggamannya, ia buka kotak kayu tersebut sepasang cincin perak tertancap didalamnya. Tangannya yang lain meraih salah satu cincin yang ada disana, begitu egoisnya kah dia sampai-sampai ia sempat berfikir untuk memiliki yoona seutuhnya dan membiarkan yoona yang ternyata diam-diam banyak menderita demi dirinya.

‘salahkah jika aku benar-benar mencintainya?’

‘salahkah jika aku ingin memiliki yoona seutuhnya?’

Kyuhyun mencoba memejamkan kedua matanya, dapat ia rasakan sebuah rasa sakit yang tengah ia rasakan didalam dadanya. Yang membuatnya sulit untuk bernafas, yang membuatnya tak dapat berfikir jernih. Setiap kali mengingat yoona, hatinya akan semakin terasa sakit.

***


‘ishn’t she lovely..’ ponsel di genggamanku bergetar, tak butuh waktu lama untukku mendengar suara kyuhyun bernyanyi, dengan cepat ku angkat panggilan tersebut.

“yeobseyo..” ujarku dengan suara yang bergetar,

“yoona..” suara lelaki yang ku hafal di luar kepala

“kyu!” ujarku sedikit berbisik.

“kau dimana yoong?”

“aku sedang dalam perjalan menuju SM, tapi sepertinya aku akan terlambat kyu..” jelasku dengan nada yang sedikit tak beraturan,

“waeyo? Apa terjadi sesuatu?”

“aniya.. hanya sedikit masalah..” jawabku mencoba untuk tak membuat kyuhyun khawatir.

“dimana kau sebenarnya?” tanya kyuhyun penasaran.

‘KRING’ suara sebuah bel café berbunyi, dan kuyakin kyuhyun dapat mendengar bel tersebut dari sebrang sana.

“aku sedang menghindari seorang wartawan yang sepertinya sedari tadi mengikutiku”

“wartawan?”

“mmh.. kau tak perlu khawatir sekarang ini aku sedang diam di sebuah café yang tak jauh dari SM aku akan meneruskan perjalananku setelah wartawan itu pergi kyu..” aku duduk di salah satu meja yang ada di sebuah café kecil yang baru saja ku datangi ini. dari tempatku aku dapat leluasa melihat keluar, memperhatikan seorang wartawan yang sedari tadi mengikutiku dan sepertinya mengambil beberapa gambarku dapat ku dengar suara kamera yang ia bawa sesekali berbunyi.

“sejak dari kapan ia mengikutiku ya?” ujarku, “apa dia mengikuti sejak tadi pagi? Hmm tapi tak ada yang mencurigakan tadi pagi…”

“yoong..”

“kenapa dia tahu keberadaanku ya kyu? Debbak..”

“yoona..” nadanya berubah meninggi, namun tidak terdengar seperti tengah berteriak

“hmm..” jawabku

“apa kau lelah?” tiba-tiba saja pertanyan kyuhyun membuatku tak mengerti, aku mengkerutkan keningku memikirkan pertanyaanya.

“lelah? Apa maksudmu kyu?”

“apa kau lelah berada disampingku?” pertanyaannya benar-benar tak aku mengerti, namun ada sedikit kecemasan dari pertanyaannya kali ini. entah apa yang kucemaskan, aku merasa takut mendengar kata-katanya tersebut.

“k..kyu.. ada apa dengamu?” aku benar-benar tak dapat menebak apa yang ia maksud.

“yoona..”

“mmh..”

“bukankah kau pernah mengatakan bahwa kau tak akan meninggalkanku sampai aku yang memintamu pergi?”

‘DEG’ pertanyaanya kali ini sukses membuat hatiku sakit, entah apa yang ia tengah pikirkan sehingga ia mengatakan hal-hal tersebut, hal yang bahkan aku tak ingat aku pernah mengatakan hal bodoh seperti itu. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa sebenarnya maksud kyuhyun mengatakan hal seperti itu? Jantungku berdegup tak terkendali, ada rasa sakit di setiap degupan jantungku.

“kk..kyu..” bibirku mendadak berat untuk digerakan, aku tak tahu harus mengatakan hal apa untuk menjawab pertanyaan tersebut.

“yoona…” suara kyuhyun terdengar parau, tiba-tiba saja kedua mataku terasa panas dapat kurasakan air mata yang sebentar lagi akan membasahi wajahku. Kali ini aku tak mengeluarkan kata apa-apa.

“Ayo kita akhiri semua ini… im yoona”

***

Continue...


karena terlalu panjang untuk mengakhiri cerita the proposal ini di satu chapter, jadi saya putuskan untuk menambah satu chapter lagi untuk The proposalnya kyuna.... seneng ga? seneng ga? seneng ga? ga juga sih ya hehehehe... tunggu kisah akhir kyuna di ff The proposal mereka ya chingudeul, apa mereka akan bersama kembali? atau memang harus berpisah dan menjalani hidup mereka masing-masih seperti perjanjian pernikahan mereka? jawabannya bakal ada di chapter 13 hehehehe.. so soan bgt nih saya hahaha. 

Tunggu terus ya kelanjutannya the proposalnya kyuna ini, dan jangan lupa chingudeul untuk meninggalkan commentnya. comment chingu - chingu -chingu semua aku tungguin banget loh, so please kindaly left your comment barang sepatah atau dua patah kata yang sangat berarti untuk saya hahaha lebay juga. sekali lagi saya ga lupa meminta maaf untuk typo yang ga sengaja ada di sana sini ^^ forgive me :*

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nabiladwi19 #1
Chapter 13: aku suka ff ini, nggak pernah baca ff kyk gini sebelumnya. Chap 13 kereen, akhirnya KyuNa happy ending :)
neesstt #2
Chapter 7: Yah lgi senyum2 bca moment kyuna ehh muncul seohyun, :) tpi gk papa deh tetep keren kok ^.^
neesstt #3
Chapter 5: Duh apa ya kejutan di chap brkutnya,, penasran :) , lngsung aja deh aku bca chap 6 nya ^^
neesstt #4
Chapter 4: Aaaa jdi hubungan kyu sma appa nya kurang baik y,, ciyeee sweet bgt pernikahannya :) ;)
neesstt #5
Chapter 3: Hmm knpa kyuhyun kaget liat appanya??
neesstt #6
Chapter 2: Wah suka sma ide ceritanya,, kyk drama full house ^^ keren!!!
Warda-ssi #7
Chapter 13: Waw waw akhirnya end juga.. Suka banget sama ceritanya. Akhirnya happy ending juga. Tiap part bener* butuh waktu baca yg lama. Mungkin 3 jam non stop. Tapi aku bacanya terpotong-potong tiap part nya. Karena tiap part panjang~ banget, jadi butuh jeda yg mau baca. Biar ga suntuk. Sekitar butuh 6 jam -,-

Sekali lagi, ff nya Daebbakk :)
ChoiSuri
#8
hwaaaaaaaaa terimakasih terimakasih terimakasiiih!! seneng deh ^^ salam kenal juga manggil apa aja bebas ko hihihi :> mulai sekarang juga sering sering baca fanfic straight aku yang lain yaaaa xixixixi :P
Nara14 #9
Chapter 13: saya suka cerita nya, awal cerita di bikin gemes ama couple ini trus pas di tengah di bikin senyum-senyum sendiri eh pas mau akhir di bikin sedih, untung nya happy end coba kalo gak ah saya bakalan gak kuat. Maaf ya bru coment di chapter ini hehe. Oh,ya! Ini fanfic straight pertama loh yang saya baca, padahal saya gak suka fanfic yg straight tapi pengecualian buat fanfic ini. Gak tau kenapa liat sinopsis fanfic ini jadi pengen baca dan akhirnya fuala saya jadi suka ama fanfic ini. Oh, ok kenapa saya jdi curhat disini. Hehe Salam kenal author(saya gak tau mau manggil apa, jdi saya manggil gtu aja. Maaf klo gak suka)
yoongyuyoong #10
Chapter 13: Suka suka suka suka sukaa sukaaaaa aaaaaaaaaaaaa tapi moment kyuna nya kurang banyaaaaak hihihi ditunggu ff yg lain ^^